Senin, 20 Agustus 2012

Sholat Setiap 3 Jam



Marilah Kita Mendirikan Solat Setiap 3 Jam


Oleh mutawalli

I. Pendahuluan


Sebagai orang Islam kita sudah terbiasa mengerjakan solat, khususnya solat-solat wajib. Umumnya kita melaksanakannya sendiri-sendiri di rumah atau di tempat kerja, kecuali solat Jum'at dan dua solat Hari Raya kita melaksanakannya berjama'ah di masjid.
Dalam makalah ini penulis mengajak kita membiasakan solat-solat sunnat dengan menggabungkannya dengan solat-solat wajib.
Namun demikian, penulis tidak bermaksud membuat sesuatu yang baru (bid'ah), tetapi hanya membuat yang sudah ada menjadi lebih sistematis.
Tujuannya adalah agar kita bisa menciptakan rutinitas yang mudah diingat sehingga ibadah kita menjadi lebih sempurna baik dalam solat 5 waktu dan solat-solat sunnatnya.
Menurut bahasa, solat berarti "doa". Sedangkan menurut syara' berarti 'ibadah yang berupa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta mempunyai beberapa persyaratan tertentu.
Solat adalah tiang agama.
Alloh swt. berfirman, "Sesungguhnya sholat dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar". (QS. Al-Ankabut [29] :45).

II. Solat-solat Wajib
Kita diwajibkan melaksanakan solat lima waktu dalam 24 jam, yaitu shubuh, zhuhur, 'ashor, maghrib, dan 'isya'.

Waktu-waktu Solat Wajib
Alloh swt. berfirman dalam Al-Qur'an,
"Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman". (QS. An-Nisa’ [4] :103).

Adapun ketentuan solat 5 waktu diterangkan dalam

Hadits 1, “Dari Jabir bin Abdulloh, bahwa Nabi saw didatangi oleh Jibril as, lalu Jibril mengatakan kepadanya, “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, Kemudian Nabi sembahyang zhuhur ketika matahari sudah tergelincir. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu ‘ashor, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashor ketika bayangan sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu maghrib, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang maghrib ketika matahari terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu ‘isya’, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahtyang ‘isya’ ketika cahaya merah telah lenyap. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu fajar, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang shubuh ketika fajar menyingsing, atau ia berkata ketika fajar memancar. Kemudian esok harinya Jibril mendatangi (Nabi) kembali pada waktu zhuhur, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang zhuhur ketika bayangan segala sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ashor, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashor ketika bayangan segala sesuatu menjadi dua kali. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu maghrib, dalam waktu yang sama dengan yang pertama, tidak bergeser daripadanya. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ‘isya’, ketika pertengahan malam telah lewat, atau ia berkata: sepertiga malam telah lewat, lalu Nabi sembahyang ‘isya’. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu sudah terang benderang, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang shubuh. Kemudian Jibril berkata: Apa-apa yang di antara kedua waktu ini, itulah waktu sembahyang.” (HR. Ahmad dan Al-Nasa’i. Dan Al-Tirmidzi meriwayatkan seperti itu. Al-Bukhori berkata: Hadits ini adalah hadits yang paling shah dalam menerangkan waktu-waktu sembahyang) Dikutip dari Nailul Author jilid 1 halaman 685.
Sebagai tanda telah masuknya waktu solat wajib adalah dikumandangkannya adzan di masjid-masjid.

Solat pada (awal ?) Waktunya
H. Sulaiman Rosyid dalam bukunya Fiqh Islam menulis: "Yang lebih baik hendaklah solat itu dikerjakan di awal waktunya, dan haram menta'hirkan (melalaikan) solat sampai habis waktunya, dan makruh tidur sesudah masuk waktu solat sedang ia belum solat."
Pendapat ini adalah sebagai tafsir atas surat Al Ma'un ayat 4-5:
"Neraka Wail-lah bagi orang-orang yang sholat. Yang melalaikan sholatnya (sampai habis waktunya)".
Penulis tidak menemukan hadits yang mendukung anjuran solat pada awal waktu. Pada hadis I di atas malahan Malaikat Jibril mengajak Nabi melaksanakan solat pada akhir waktu pada hari ke-2.
Hadits nomor 2 di bawah menyuruh kita solat pada waktunya (boleh solat pada awal waktu atau akhir waktu).
Hadits 2: Nabi saw ditanya tentang amal perbuatan yang paling disukai Alloh, maka beliau menjawab, "Sholat pada waktunya." (HR. Bukhori dan Muslim).
III. Solat-solat Sunnat
Solat-solat sunnat adalah semua solat yang dikerjakan selain solat fardhu 5 waktu. Solat-solat sunnat di antaranya adalah solat 2 hari raya (solat 'Id), solat gerhana, solat istisqa' (solat minta hujan), solat dhuha, solat tahajjud, solat sunnat Jum'at, solat tahiyyatul masjid, solat witir, solat tarawih, solat istikharah, dan solat jenazah.
Solat sunnat Jumat adalah soalat sunnat sesudah selesai melakukan solat Jum'at.
Dalam  Hadits 3: dinyatakan bahwa Rosulullah saw. melakukan solat 2 raka'at sesudah solat Jum'at di rumah beliau (HR. al-Bukhori dan Muslim).

Solat-solat Rawatib di Rumah
Solat sunnat rowatib adalah solat sunnat yang dilakukan sebelum atau sesudah mengerjakan solat fardhu yang 5.
Hadis 4:  Dari Abdulloh bin Umar ra. yang berkata, "Saya ingat pesan Rosulullah Saw. tentang solat sunnat rowatib, yaitu 2 roka'at sebelum zhuhur, 2 roka'at sesudah zhuhur, 2 roka'at sesudah maghrib, 2 roka'at sesudah isya', dan 2 roka'at sebelum shubuh" (HR. al-Bukhori dan Muslim).

Solat-solat sunnat ini sebaiknya dilakukan di rumah.
Hadits 5: Sabda Rasulullah saw.: "Hai manusia solatlah kamu di rumahmu masing-masing, sesungguhnya sebaik-baik solat seseorang dikerjakan di rumahnya, kecuali solat 5 waktu (maka di masjid lebih baik)”. (Riwayat Bukhori dan Muslim).
IV. Antara Solat Fardhu Berjama'ah di Masjid dan di Rumah.
Para ulama telah sepakat bahwa "menegakkan jama'ah solat (5 waktu) di mesjid itu, adalah setinggi-tinggi tho'at, seteguh-teguh ibadat dan sebesar-besar syi'ar Agama Islam." Ia telah dikerjakan oleh Rosulullah saw. secara rutin, dan diikuti oleh para Kholifah sesudahnya.
Alloh swt. berfirman:
"Bertasbihlah kamu kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya,..." (QS. An-Nur: 36).
Para ulama berselisih pendapat dalam hal: Apakah hukumnya wajib atau sunnat mustahabbah (sunnat yang dianjurkan).
Umat Islam di Indonesia dan Asia Tenggara menganut madzhab Syafi'i, yang menghukumi solat berjama'ah di masjid sebagai fardhu 'ain hanya untuk solat Jum'at saja (bagi lelaki dewasa). Sedang bagi solat-solat wajib yang 5, sebagian besar ulama'nya menghukumi sunnat muakkadah atau fardhu kifayah.
Demikian juga madzhab Hanafi dan Imamiah (Syi'ah) menghukumi solat 5 waktu berjama'ah adalah sunnat muakkadah.
Sedang madzhab Hambali mengatakan: Solat berjama'ah itu hukumnya wajib atas setiap individu yang mampu melaksanakannya (fardlu 'ain). Tetapi kalau ditinggalkan dan ia solat sendiri, maka ia berdosa, sedangkan solatnya tetap sah. (M. Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab).

Berikut ini penulis kutipkan hadits-hadits yang bersangkutan dengan solat berjamaah di masjid:
Hadits 6: Sabda Nabi saw.: "Sholat berjama'ah itu lebih afdlol daripada sholat sendirian dengan (selisih) 27 derajat". (HR. Bukhori dan Muslim dari riwayat Ibnu Umar).
Hadits 7: Sabda Nabi saw.: "Tiada 3 orang di desa ataupun kota yang tiada dikerjakan di situ sholat (berjamaah) melainkan setan akan menguasai mereka. Maka hendaklah kamu sekalian menetapi (sholat) berjama'ah, karena sesungguhnya serigala itu hanya memangsa kambing yang menyendiri." (Kifayatul Akhyar karangan Al Imam Taqiyuddin Abubakar Alhusaini).
Hadits 8: Diberitakan oleh Abu Huroiroh ra., bahwasanya Nabi saw. tiada mendapati beberapa orang pada beberapa sholat jama'ah, maka bersabdalah beliau: 'Sungguh aku telah berkemauan akan menyuruh mengumpulkan berkas-berkas kayu api kemudian aku menyuruh mendirikan sholat; lalu di adzankan untuknya. Kemudian aku menyuruh seorang buat menjadi Imam. Sesudah itu, akupun pergi kepada mereka yang tidak menghadiri jama'ah, lalu aku bakar rumahnya bersama-sama dengan mereka di dalamnya." (HR. Al-Bukhory, Muslim dan selainnya, Taisierul Wushul 2 : 226).
Hadits 9: Abu Huroiroh ra. berkata: "Telah datang kepada Nabi saw seorang buta (yaitu Umar ibnu Ummi Maktum) lalu ia berkata : 'Ya Rosulullah!, sesungguhnya saya tidak punya penuntun yang bisa menuntun ke masjid.' Maka ia (Nabi Saw.) beri kelonggaran baginya, tetapi setelah ia berpaling (hendak) pergi, ia (Nabi Saw.) panggil dia lalu bertanya: 'Adakah engkau dengar adzan untuk sholat?' Ia menjawab: 'Ada.' Sabdanya: 'Kalau begitu hendaklah engkau datang.' (HR. Muslim.)
Hadits 10: Riwayat Ahmad dari Mihyan bin Abro' yang sholat di rumah, lalu ia datang ke masjid dan tidak turut berjama'ah maka sabda Rosulullah kepadanya: "Apabila engkau datang di tempat yang orang bersholat berjamaa'ah, turutlah kerjakan, dan jadikanlah dia sholat sunnat."
Hadits 11: Rosulullah Saw. bersabda, "Sholat seorang laki-laki bersama seorang laki-laki lebih banyak pahalanya daripada ia sholat sendiri, dan sholat seorang laki-laki bersama 2 orang laki-laki lebih banyak daripada ia sholat bersama seorang laki-laki saja. Manakala jama'ah sholat lebih banyak, maka jama'ah itu lebih dicintai Allah" (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasa'i).
Sholat Berjama'ah di Masjid Bagi Wanita.
Bagi perempuan solat di rumah lebih baik karena lebih aman bagi mereka.
Hadits 12: Sabda Rosulullah saw. : "Janganlah kamu melarang perempuan-perempuan ke masjid, walaupun rumah mereka lebih baik bagi mereka buat beribadah". (HR. Abu Daud).
Hadits 13: "Janganlah kamu melarang orang perempuan pergi ke masjid Allah. Dan hendaklah mereka pergi ke masjid tanpa memakai bau-bauan." (HR Ahmad dan Abu Dawud)
V. Menggabungkan Solat Wajib dan Solat Sunnat
Dengan memisahkan antara shalat wajib dan solat sunnat menjadikan kita cenderung meremehkan solat sunnat sehingga tidak membiasakan melaksanakannya. Padahal solat sunnat fungsinya sangat penting, yaitu sebagai cadangan solat-solat wajib yang tidak sempurna.
Hadits 14: Diriwayatkan oleh Abu Huroiroh r.a., bahwa Nabi Saw. bersabda: "Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah sholat. Rabb kita berfirman kepada para malaikat dan Dia lebih Mengetahui, 'Lihatlah sholat hamba-Ku, apakah lengkap atau dikurangi?' Apabila lengkap (sempurna), maka dicatat lengkap. Adapun bila ada kekurangan sedikit saja, Allah berfirman, 'Lihatlah, apakah hamba-Ku mempunyai sholat tathowwu' (sholat sunnat) ?' Jika ternyata ada, maka Dia berfirman, 'Lengkapilah sholat fardu hamba-Ku (yang kurang itu) dengan sholat-sholat tatawwu'nya. Kemudian diperhitungkan amalan-amalan tersebut atas dasar itu." (HR Abu Daud).
VI. Dzikir dan Wirid.
Dzikir berasal dari kata Arab dzikr berarti mengingat, menyebut dan mengucapkan. Dalam agama Islam dzikir adalah mengingat dan menyebut-nyebut asma Alloh atau keagungan sifat-sifatnya, yaitu tasbih, tahmid, tahlil atau tauhid dan takbir (subhan Alloh wa l-hamdulilah wa laa ilaah illalloh walloohu akbar). Termasuk berdo'a, mengucapkan Asma al-Husna dan membaca al-Qur'an.
Wirid adalah mengucapkan dzikir, baik di dalam hati atau secara lisan.

Dzikir Syari'at dan Dzikir Thoriqot
Dzikir syari'at adalah dzikir yang memang secara tekstual diajarkan di dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi baik dari sisi lafal maupun cara mengamalkannya. Rosulullah dan para sohabat mengamalkan dzikir tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dzikir ini, tidak ada ikhtilaf di kalangan ulama dan ummat mengenai kesohihan pengamalannya.
Sedangkan dzikir thoriqoh adalah lafal dan amaliah dzikir yang secara khusus diajarkan dalam tasowwuf, khususnya thoriqat. Dzikir ini terdiri dari lafal-lafal tertentu yang dibaca dengan jumlah hitungan tertentu dan waktu pengamalan khusus. Pada masing-masing toriqot lafal-lafal, cara dan waktu mengamalkannya berbeda-beda. Misalnya dzikir toriqot Naqsabandiyah berbeda dengan Qodiriyah, Tijaniyah, dll. Sebagian ulama berpendapat, dzikir thoriqoh adalah bid'ah karena tidak diajarkan oleh Rosulullah.

Wirid/dzikir Syari'at setelah Solat Fardhu
Sesudah selesai memberi salam dari tiap-tiap sembahyang fardhu disunnatkan membaca:
Hadits 15: Astaghfirullooh hal-'azhiim 3 x. Allohumma antassalaam Waminkassalaam tabaarokta yaa dzaljalaali wal-ikroom.
Artinya: "Saya minta ampun kepada Alloh yang Maha Besar (3 x). Ya Alloh sejahteralah Engkau, dari dan pada Engkaulah kesejahteraan, Engkaulah yang kuasa memberi berkah yang banyak. Ya Tuhanku, yang mempunyai sifat kemegahan dan kemuliaan". (Bacaan ini dikerjakan oleh Rosulullah saw. menurut riwayat Muslim).
(Bacaan dzikir dan do'a di atas dan berikutnya ini kami tulis dengan huruf latin untuk membantu pembaca yang tidak lancar membaca huruf Arab. Ada kemungkinan salah baca bisa merubah artinya. maka silahkan melihat transliterasi di halaman terakhir)
Hadits 16: Dari Mughiroh bin Syu'bah, bahwa setiap selesai dari sholat fardhu, Rosulullah saw biasa mengucapkan: 'Laa ilaaha illallooha wahdahuu laa syariikalah, lahu 'l mulku walahu 'l hamdu wahuwa 'alaa kulli syay'in qodiir. Allohumma laa mani'a limaa a'thoita walaa mu'thiya limaa mana'ta, walaa yanfa'u dza'ljaddi minka'ljaddu'. (Tiada Tuhan melainkan Alloh, Tunggal tiada berserikat; bagi-Nyalah kerajaan dan puji-pujian, dan Ia Kuasa berbuat segala sesuatu. Ya Alloh, tiadalah yang dapat menahan apa-apa yang Kauberikan, tiadalah pula yang dapat memberikan apa-apa yang Engkau tahan, dan tiadalah bermanfaat kepada orang yang mempunyai kebesaran, kebesaran-Nya itu)." (H.R. Ahmad, Bukhori dan Muslim)
Hadits 17: Dari 'Ali r.a., bahwa Nabi saw. bersabda: "Siapa-siapa yang membaca ayat Kursi (QS. al-Baqoroh 255) setiap akhir sholat fardhu, maka ia berada dalam lindungan Alloh sampai datangnya sholat yang lain." (H.R. Thobroni dengan isnad yang hasan)
Hadits 18: Dari 'Uqbah bin 'Amir, katanya: "Saya dititah oleh Rosulullah saw agar membaca dua mu'awwidzah ("Qul Huwallohu Ahad" dan "Qul A'uudzu bi Robbil Falaq") setiap selesai sholat. "Sedang kalimat Ahmad dan Abu Daud berbunyi: 'Agar membaca mu'awwidzat ("Qul Huwallohu Ahad"). (H.R. Akhmad, Bukhori dan Muslim)
Hadits 19: Dari Abu Huroiroh, bahwa Nabi saw. bersabda: "Barang siapa membaca tasbih (subhanalloh /Maha Suci Alloh) sebanyak 33 x setiap akhir sholat, lalu membaca tahmid (al-hamdu lillaah /segala puji-pujian bagi Alloh) 33 x pula, dan takbir (Alloohu-akbar /Allah Maha Besar) 33 kali, hingga jumlahnya 99 kali, kemudian untuk mencukupkan 100 dibacanya 'Laa ilaaha illallooha, wahdahu la syarika lah, lahu 'l mulku wa lahu 'l hamdu, wahuwa 'ala kulli syay'in qodir' (lihat hadits 16), maka diampunilah kesalahan-kesalahannya, walau sebanyak buih di laut sekalipun." (H.R. Ahmad, Bukhori, Muslim dan Abu Daud)
Dzikir Syari'at Imam Ghozali
Dzikir Syariat yang dianjurkan oleh Imam Ghozali ini dikutip oleh Endang Mintarja dari Khulashoh At-Tashonif fi At-Tashowwuf, jilid IV h. 173-174, Mengenal Toriqot Sufi bagi Pemula, (Jakarta: Azan, 2002).
Dalam uraian solat setiap 3 jam berikut kami menggabungkannya dengan dzikir ini.

VII. Solat Setiap 3 Jam

Pada uraian berikut yang dipakai ialah jam istiwa' dimana jam 12 siang adalah sewaktu matahari ada di puncak orbitnya.

1. Sebelum jam 6 pagi (dari fajar s/d terbit matahari), solat pertama, solat wajib Shubuh.

Didahului wirid berupa doa bangun tidur, kemudian melakukan solat sunnat fajar (sebelum solat shubuh). Solat sunnat fajar ini dilakukan di rumah.
Hadits 20: Apabila Rasulullah saw. berbaring di tempat tidur ia berdo'a : "Bismikallohumma ahyaa wa amuutu (Dengan menyebut asma-Nya ya Alloh aku hidup dan aku mati), dan apabila beliau bangun dari tidurnya dia berdo'a "Alhamdu lillaahilladzii ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihinnusyuur", (Segala puji bagi Alloh yang menghidupkan (membangunkan) kami kembali sesudah kami mati (tidur), kepada-Nya kami akan dikumpulkan)". (HR. Bukhoari).
Hadits 21: Dalam hadis yang diriwayatkan dari Siti Aisyah ra. dikatakan, "Tidak ada sholat sunnat yang lebih dipentingkan oleh Nabi Saw. selain dari 2 roka'at sebelum sholat shubuh". (HR. al-Bukhori dan Muslim).
Kemudian doa masuk masjid, membaca istighfar dan tasbih sambil menanti waktu shubuh. Setelah solat shubuh lalu berdoa dengan terlebih dahulu membaca solawat. Selesai berdoa dilanjutkan dengan dzikir yang diulang-ulang. Dzikir tersebut tidak usah terlalu banyak, sedikitnya 3-7 x, maksimal 70-100 x. Sedangkan yang sedang berjumlah 10 x.
Doa masuk dan keluar masjid :
Hadits 22 : Abu 'Usaid ra. mengabarkan Rosululloh saw. bersabda "Apabila kamu masuk masjid, maka ucapkanlah Alloohummaftah lii abwaaba rochmatika (Wahai Alloh, bukalah bagi kami semua pintu rahmat-Mu). Dan jika keluar (masjid), ucapkanlah Alloohumma innii as-aluka min fadhlika (Wahai Alloh, aku mohon karunia-Mu." (HR. Muslim).
Hadits 23: Dari Muslim bin Harits yang diterimanya dari bapaknya, bahwa Nabi saw. mengatakan kepada bapaknya itu: "Jika kamu melakukan sholat shubuh, maka ucapkanlah sebelum berbicara dengan siapa pun: Allohumma ajirni mina 'n naar'! (Ya Alloh, lindungilah aku dari api neraka) sebanyak 7 x, karena jika kebetulan kamu meninggal pada hari itu, maka Allah pasti akan melindungimu dari api neraka. Dan jika kamu sholat Maghrib, maka bacalah sebelum bicara dengan seorang pun: 'Allahummo innii as'aluka 'l jannah! Alloohumma ajirni mina 'n naar'! (Ya Alloh, mohon dimasukkan daku ke dalam surga! Ya Alloh, lindungi daku dari api neraka) sebanyak 7 x, maka jika kebetulan kamu meninggal pada malam itu, niscaya Alloh 'Azza wa Jalla, akan melindungimu dari api neraka!" (H.R. Ahmad dan Abu Daud)
2. Sebelum jam 9 pagi, solat ke-2, solat sunnat Dhuha.
Solat sunnat dhuha adalah solat yang dilakukan pada waktu dhuha, yakni pada saat mulai naiknya matahari di waktu pagi sekitar jam 7 pagi sampai tergelincir matahari. Bilangan Solat sunnat Dhuha adalah 2-12 roka'at.
Solat Dhuha dapat dipakai untuk sarana menambah rizki.
Hadits 24: Sebuah Hadis qudsi dari Nuwas bin Sam'an ra., bahwa nabi Muhammad saw. telah bersabda: "Alloh 'azza wa jalla berfirman: 'Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan 4 roka'at pada waktu permulaan siang (yaitu solat dhuha), niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya." (HR . Hakim dan Thobroni)
Surat Yang Dibaca Dalam Solat Dhuha
Uraian berikut ini kami kutip dari buku Keutamaan dan Keistimewaan Sholat Tahajjud, Sholat Hajat, Sholat Istikhoroh, Sholat Dhuha beserta Wirid, Dzikir, dan Doa-doa Pilihan, karangan Drs. Cholil :
Hadits 25: Dari Uqbah bin Aanur berkata Rosulullah saw bersabda: "Sholatlah 2 raka'at dhuha itu dengan membaca surat wasy syamsi wadhuhaha dan surat wadh dhuhaa".
Hadits 26: Dari Anas ra. dari Nabi saw.: "Barang siapa yang melaksanakan sholat dhuha membaca pada roka'at yang pertama surat Fatihah dan ayat kursi 10 x serta pada raka'at yang ke-2 sesudah Fatihah membaca surat Al Ikhlas 10 x, pasti ia mendapat keridloan yang terbesar dari Alloh."
Do'a Selesai Solat Dhuha
Allohumma innadhdhuhaa-a dhuhaa-uka wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaluka walquwwata quwatuka, walqudrota qudrotuka wal'ishmata 'ishmatuka. Allohumma inkaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu, wa inkaana filardhi fa akhrijhu, wa inkaana mu'siron fayassirhu wa inkaana harooman fathohhirhu, wain kaana ba'iidan faqorribhu bihaqqi dhuhaa-ika wabaha-ika wajamaalika, waquwwatika waqudrotika, aatinii maa atoita 'ibaadakash shoolihiin.
Artinya : "Ya Allah bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu; kemegahan ialah kemegahan- Mu (keagungan), keindahan itu keindahan-Mu kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasan-Mu dan perlindungan itu perlindungan-Mu. "Ya Alloh jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika harom sucikanlah jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami seperti yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh".
Uraian berikut ini untuk pembaca yang ingin membaca wirid setelah shalat dhuha:

i. Membaca istighfar
Setelah solat dhuha dilanjutkan dengan duduk yang khusyu' sambil membaca istighfar yaitu: Astaghfirullohal 'azhimi (saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Besar) 100 X

ii. Tawassul
Karena ini termasuk masalah khilafiah, maka bagi yang setuju, setelah istighfar dilanjutkan dengan tawassul yaitu membaca surat Al Fatihah yang ditujukan kepada:
a. Rosululloh saw.
b. Syech Abdul Qodir Jilani (bukan Jaelani, karena kaitannya dengan rizqi)
c. Syech Hasan Syadzali.
d. Kedua orang tua.
e. Seluruh muslim dan muslimat.

iii. Membaca Al Asmaul Husna

Yaa Kaafi - Yaa Ghoniy - Yaa Fattah - Yaa Rozzaq 100 x
Wahai Dzat yang memberi Kecukupan
Wahai Dzat yang memberi Kekayaan
Wahai Dzat yang memberi Jalan keluar
Wahai Dzat yang memberi Rizki
Setelah itu berdo'a kepada Alloh sesuai dengan hajat masing-masing.
Pada waktu ke-2 ini ada dua amalan, yaitu solat dhuha dan aktivitas sosial. Jika tidak ada aktivitas sosial yang dilakukan cukup dengan doa, dzikir, membaca Al-Qur'an dan tafakkur.
Dari waktu dhuha hingga tengah hari meliputi 2 aktivitas, yaitu bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan senantiasa mengingat Allah dan istirahat atau tidur sejenak menjelang solat dzuhur.

3. Sekitar jam 12 siang, solat ke-3, solat wajib Dzuhur atau melaksanakan Solat Jum'at.

Amalan saat selesai solat dzuhur, setelah melakukan solat rawatib dilanjutkan dengan do'a, dzikir, baca Al-Quran dan tafakkur.

Solat Jum'at 
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli" (QS. Al-Jumu’ah [62] :9).
Hadits 27: "Sholat Jum'at itu hak yang wajib dikerjakan oleh setiap orang Islam secara berjama'ah, kecuali 4 golongan, yaitu hamba sahaya, wanita, anak-anak, dan orang sakit" (HR. Abu Dawud dan Hakim).
4. Sekitar jam 3 sore, solat ke-4, solat wajib Ashor.
Saat menjelang waktu ashor, melakukan i'tikaf di masjid, memperbanyak dzikir dan solat sunnat atau memperbanyak perbuatan terpuji lainnya hingga datang waktu ashor.
Amalan di waktu ashor, melaksanakan solat sunnat 4 rokaat, melaksanakan solat ashar dilanjutkan dengan amalan wirid seperti sebelumnya.
5. Sekitar jam 6 malam, solat ke-5, solat wajib Maghrib.
Menjelang maghrib, selain wirid sebelumnya juga disunnatkan membaca istighfar, surah Asy-Syams serta Al-Lail dengan membaca ta'awudz terlebih dahulu.
Adapun amalan wirid pada malam hari meliputi, setelah solat maghrib, melakukan rowatib 2 roka'at dengan membaca Al-Kafirun pada roka'at pertama dan Al-Ikhlas pada roka'at ke-2. Dilanjutkan solat 4 roka'at agak lebih lama dan diakhiri dengan bacaan ringan hingga habis waktu maghrib.
6. Sebelum jam 9 malam, solat ke-6, solat wajib Isya'.
Hadits 28: Dari Aisyah ra., katanya : "Para sohabat melakukan sholat Isya' di antara terbenamnya mega merah sampai 1/3 malam yang pertama. Telah bersabda Rosulullah saw.: "Kalau tidaklah akan memberatkan ummatku, tentu kusuruh mereka mengundurkan Isya' sampai 1/3 (jam 9 malam, pen.) atau 1/2 malam (jam 12 malam, pen.)." (Fikih Sunah jilid 2 karangan Sayyid Sabiq).
Solat Isya' yang dilaksanakan di masjid Nabawi sekarang, dalam rangka solat arba'in (solat wajib 40 waktu yang dilakukan oleh para jama'ah hajji) adalah solat di awal waktu (sekitar jam 7 malam). Bila kita ingin melaksanakan keinginan Nabi (mengundurkan solat Isya sampai jam 9 atau jam 12 malam), maka kita harus membentuk jama'ah sendiri.
Urutan-urutan wiridnya yaitu, melaksanakan solat sunnat 10 raka'at, dengan rincian 4 raka'at sebelum solat 'isya' antara adzan dan iqomat, 6 roka'at sesudahnya dengan 2 roka'at salam dan 4 roka'at salam (?, pen). Bacaan Al-Quran pada solat tersebut sebaiknya surat-surah tertentu, seperti penutup suroh Al-Baqoroh, ayat Kursi, permulaan surah Al-Hadid dan permulaan surah Al-Hasyr.

-------------------------------------------------------------------------------------------------
Shalat malam 13 rakaat atau witir sebelum tidur dikerjakan jika tidak terbiasa bangun malam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika tidur dilakukan dengan menjaga etika yang baik, dapat dikategorikan sebagai wirid dan merupakan ibadah. Dalam Al-Ihya', Al-Ghozali menuliskan etika menjelang tidur, di antaranya berwudhu, gosok gigi, menghadap kiblat, berdo'a sebelum dan sesudah tidur (lihat Hadits 21).
7. Setelah jam 12 malam, solat ke-7, solat sunnat Tahajjud.
Hadits 29: "Dari Abu Huroiroh: "Tatkala ditanya orang nabi saw.: 'Apakah sholat yang lebih utama selain sholat fardhu 5 waktu? Jawab beliau: "Sholat tengah malam (jam 12 malam, pen.)." (Riwayat Muslim dan lainnya).
Pengertian tahajjud.
Berkata Asy-Syafi'y : "Sholat malam baik sebelum tidur maupun witir dinamai "tahajjud." Berkata Ibnu Faris: Mutahajjid, jalah "orang yang mengerjakan sholat di malam hari". (Pedoman Solat, oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy)
Alloh Swt. berfirman dalam Al-Qur'an,
"Dan pada sebagian malam hari bersholat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji". (QS. Al-Isro’ [17] :79).
Didahului dengan Solat Iftitah (2 rakaat yang pendek)
Hadits 30: "Nabi saw. membuka sholat malam dengan 2 rokaat yang ringan. Sesudah itu beliau mengerjakan 10 raka'at sholat tahajjud dengan 5 salam, dan sesudah itu beliau mengerjakan sholat witir 1 roka'at.
Sebagaimana keterangan hadist diatas, maka solat Tahajjud dilaksanakan 2 raka'at - 2 raka'at dan sebagai penutup dari Tahajjud adalah Witir (solat ganjil). Solat tahajjud banyaknya roka'atnya tidak terbatas, sedang jumlah yang dikerjakan Nabi saw. adalah antara 8-12 roka'at (Pedoman Sholat, oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy).

Keistimewaan Solat Tahajjud (Drs. Cholil, Keutamaan dan Keistimewaan Sholat .....)

1. Wajahnya akan memancarkan cahaya keimanan
2. Akan dipelihara oleh Alloh dirinya dari segala macam mara bahaya
3. Setiap perkataannya mengandung arti dan diturut oleh orang
4. Akan mendapatkan perhatian dan kecintaan dari orang-orang yang mengenalnya
5. Dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah yang bercahaya
6. Diberi kitab amalnya di tangan kanannya
7. Dimudahkan hisabnya
8. Berjalan di atas shiroth (jembatan di atas neraka) bagaikan kilat

Surat Yang Dibaca Dalam Shalat Tahajjud
Biasanya surat yang dibaca dalam solat Tahajjud adalah surat Al Ikhlas pada rokaat pertama dan surat Al Kafirun pada rakaat ke-2.

Doa Sesudah Shalat Tahajjud
Hadits 31: Dalam hadits Bukhori dinyatakan, bahwa Rosulullah saw. jika bangun tidur di tengah malam, kemudian bertahajjud dan membaca doa sebagai berikut:
Allohumma lakalhamdu, anta qoyyimus samaawaati wal-ardhi waman fiihinna, walakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi waman fiihinna, walakal hamdu, nuurus samaawaati wal-ardhi walakal hamdu antalhaqqu wawa'dukal haqqu waliqoo-uka haqqun waqouluka haqqun waljannatu haqqun wassaa'atu haqqun, allohumma laka aslamtu, wabika aamantu, wa'alaika tawakkaltu wailaika anabtu wabika khooshamtu, wailaika haakamtu, faghfirli maa qoddamtu wamaa akhkhortu wamaa asrortu wamaa a'lamtu antal muqoddimu wa antal muakhkhiru laa ilaaha illa anta aw laa ilaaha ghoiruka wa laa haula wa laa quwwata illa billahi.

Artinya:
"Ya Alloh bagimu segala puji Engkau penegak langit dan bumi dan alam semesta, serta segala isinya, bagimulah segala puji, Engkau Raja Penguasa langit dan bumi. Bagimulah segala puji, Engkaulah yang hak dan janjimu adalah benar, dan perjumpaanmu adalah hak benar dan firmanmu adalah benar, dan surga adalah benar dan neraka adalah benar, nabi Muhammad pun benar, demikian pula datangnya hari kiamat juga benar. Ya Alloh kepada-Mu aku menyerah, kepadamu aku beriman, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu, kepada-Mu pula aku mohon keputusan. Karena itu ampunilah dosa-dosaku yang terdahulu serta yang akan datang, yang kusembunyikan maupun yang kutampakkan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir, tiada Tuhan melainkan Alloh yang patut disembah, serta tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh."

Setelah itu bacalah doa ini:

Robbana aatinaa fiddun-yaa hasanatan wa fil aakhiratu hasanatan waqinaa 'adzaabannaari. Artinya: "Wahai Tuhan kami berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirot dan jauhkanlah kami dari siksa neraka."

Bagi anda yang ingin membaca wirid setelah solat tahajjud, berikut ini yang kami kutip dari buku Keutamaan dan Keistimewaan Sholat Tahajjud, Sholat Hajat, Sholat Istikhoroh, Sholat Dhuha beserta Wirid, Dzikir, dan Doa-doa Pilihan, karangan Drs. Cholil :

i. Membaca istighfar 100 kali
Astaghfirullohal 'azhiimi wa-atuubu ilaihi. Artinya : "Kami memohon ampun kepada Alloh Yang Maha Agung dan kami pun bertaubat kepadanya.
Adapun istighfar yang lebih lengkap (sempurna) lagi yang biasa dibaca oleh Rosulullah saw. ialah :
Allohumma anta rabbi, laa ilaaha illa anta, kholaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mas-tatho'tu a'uudzubika min syarri maa shona'tu abuu-ulaka bini'matika 'alayya wa abu-u bidzanbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.
Artinya:
"Ya Alloh, Engkaulah Tuhan kami tiada Tuhan melainkan Engkau, Engkau Dzat yang telah menjadikan kami dan kami adalah hamba Engkau, dan kamipun dalam ketentuan Engkau, serta janjimu sedapat yang kami kerjakan kami mohon perlindungan-Mu dari kejahatan apa yang kami lakukan kami mengakui kenikmatan yang telah Engkau limpahkan kepada kami dan kami juga mengaku akan dosa kami karena itu berilah ampunan kepada kami, sesungguhnya tidak ada yang memberi pengampunan kecuali Engkau sendiri.".

ii. Membaca solawat Nabi Muhammad saw 100 kali
Allohumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad wa'alaa ali sayyidina Muhammad.
Artinya: "Ya Alloh berikanlah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.

iii. Lalu tawassul
Karena termasuk khilafiah, maka bagi yang setuju, mengirim al-Fatihah kepada:
a. Rosulullah saw beserta sohabat dan keluarga beliau
b. Syekh Abdul Qodir Jaelani
c. Syech Ahmad Ad Darhoby
d. Kedua orang tua
e. Seluruh muslimin dan muslimat

iv. Membaca Al AsmauI Husna:

Yaa lathiif - yaa muiizz - yaa hamiid - yaa jaliil 140 X
Artinya:
Wahai Dzat yang memberi kelembutan
Wahai Dzat yang memberi kemuliaan
Wahai Dzat yang Maha Terpuji
Wahal Dzat yang mempunyai kebesaran

v. Berdoa sesuai dengan apa yang dihajatkan

Solat tahajjud yang dilakukan oleh Rosulullah saw.
Hadits 32: Dari Abu Salamah bin Abdurrohman bahwa ia bertanya kepada 'Aisyah ra, bagaimana sholat Rosulullah saw. di bulan Romadlon? 'Aisyah menjawab: "Rosululah saw. tidaklah melebihi dari 11 raka'at, baik di bulan Romadlan maupun di bulan lainnya, beliau sholat 4 raka'at dan janganlah ditanyakan tentang kebaikannya dan panjangnya, kemudian beliau sholat 4 rakaat, jangan ditanyakan kebaikannya maupun panjangnya, selanjutnya beliau sholat 3 raka'at. Lalu 'Aisyah berkata, aku bertanya kepada Rosulullah saw.: "Wahai Rosulullah, apakah engkau tidur lebih dahulu sebelum mengerjakan witir ?" Beliau menjawab: "Wahai 'Aisyah, kedua mataku tidur, tetapi hatiku tidaklah tidur." (Muttafaq alaih - kitab Al-Lu'lu wal-Marjan).
Dari hadis di atas kita lihat bahwa solat tahajjud Rasulullah saw. begitu lama (sangat lama berdirinya), karena yang dibaca setelah al-Fatihah adalah surat-surat yang panjang-panjang, sehingga bersambung dengan shalat witir (jam 12 sampai jam 3 malam !). Sangat sedikit ummat beliau yang dapat menirunya !
Sebelum melaksanakan shalat witir beliau tidur lebih dahulu. Solat tahajjud (seperti dikatakan Imam Syafii) boleh dilaksanakan sebelum tidur malam (yaitu jam 12) tetapi solat witir dilakukan setelah tidur malam (jam 3 malam).
8. Setelah jam 3 malam, solat ke-8, solat sunnat Witir.
Pengertian Witir.
Berkata sebahagian ahlul tahqieq : "Witir adalah nama bagi 1 raka'at yang diasingkan dari yang sebelumnya, atau nama bagi sholat yang ganjil roka'atnya yakni : shalat 5 roka'at, 7 roka'at, atau 9 roka'at yang bersambung-sambung." Dan sholat witir ini, adalah menjadi penutup bagi sholat malam." (Pedoman Salat, oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy).
Hadits 33: Rosulullah Saw. bersabda, "Sholat witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakannya 5 rokaat, kerjakanlah siapa yang suka mengerjakannya 3 rokaat, laksanakanlah dan siapa yang suka mengerjakannya 1 rokaat, lakukanlah". (HR. Abu Dawud dan an-Nasa'i).
Surat-surat Yang Dibaca Pada Sholat Witir
Berikut ini penulis kutip dari buku Melaksanakan Qiyamullail karangan Abdul Aziz Salim Basyarahil :
Hadits 34: Dari Aisyah r.a. dari Ali bin Abi Tholib r.a. berkata: "Dalam Al Qur'an tidak ada sesuatu (ayat atau surat) yang dijauhkan (tidak didengar Allah), maka bacalah dalam sholat witir apa saja yang kamu sukai." Namun yang lebih mustahab, apabila berwitir dengan tiga rokaat, pada rokaat pertama setelah membaca Al Fatihah, kita membaca: "Sabbihisma Rabbikal A'la", dan pada rakaat ke-2 "Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun", pada rakaat ke-3 "Qul Huwallaahu Ahad", "Qul A'uudzu bi Rabbil Falaq", serta "Qul Atuudzu bi Rabbin Naas", (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi)
Wirid Setelah Shalat Witir
Wirid setelah solat witir pada waktu solat malam = wirid yang dibaca setelah solat witir pada waktu kita melaksanakan solat tarowih, yaitu : Subhaana l'maliku l'qudduus ...dst.

Hubungan Solat Tahajjud/ Solat Malam (Qiyamullail) dan Witir.
Abdul Aziz Salim Basyarahil menyamakan sholat tahajjud dengan sholat witir. Beliau menulis:

Qiyamullail (sholatullail), witir, tahajjud, dan tarowih adalah 4 nama untuk sholat yang sama. Penyebutan nama-nama ini tergantung pada kondisi waktunya.
1). Dinamakan witir karena solat tersebut dilakukan sesudah solat isya' atau pada tengah malam dengan jumlah rakaat 1, 2, 3, 5, atau 7 dan satu salam. Imam Syafi'i rohimahullah membatasi witir dengan 3 rakaat yang masing-masing 2 rakaat pertama dan 1 rakaat terakhir (2 kali salam).
2). Dinamakan sholatullail atau qiyamullail karena dikerjakan pada malam hari.
3). Dinamakan sholat tahajjud karena dikerjakan tengah malam (jam 12) sesudah bangun tidur: Arti (hajada) ialah bangun tidur tengah malam dengan maksud mengerjakan sholat.
4). Dinamakan sholat tarowih karena awam kaum muslimin beristirohat setelah selesai 4 rakaat. Dan mereka mengerjakan langsung sesudah shalat isya.
5). Tidak ada seorang ulama yang berani menetapkan (berfatwa) mana yang lebih afdhol: banyaknya rokaat atau lamanya waktu sholat tarowih. (?, pen. Lihat hadits 35 di bawah)
Hadits 35: Rosulullah Saw. ditanya, "Bagaimana sholat yang paling afdhol?" Beliau menjawab, "Yang lama berdirinya." (HR. Muslim)
6). Cara membaca surat dalam solat witir, tahajjud, atau tarowih boleh dengan jahri (lantang) ataupun sirri (perlahan). (Abdul Aziz Salim Basyarahil, Melaksanakan Qiyamullail)
Komentar Penulis atas pendapat Abdul Aziz Salim Basyarahil
Kalau kita kaji hadis 'Aisyah ra berikut:
Hadits 36: "Bahwa Rasulullah saw. apabila bangun dari tidur bersiwak, lalu berwudlu, kemudian sholat 8 roka'at, beliau duduk pada setiap 2 roka'at serta memberi salam. Setelah itu mengerjakan witir sebanyak 5 roka'at tidak duduk dan tidak mengucapkan salam kecuali pada roka'at yang ke-5 (sambung-menyambung)." (Diriwayatkan oleh Ahmad, Nailul Author, Juz III bab keutamaan sholat sunnah dua-dua).
Dalam hadis ini terlihat bahwa solat tahajjud (8 rokaat 4 salam) t e r p i s a h dari solat witir (5 rokaat 1 salam), namun demikian, baik solat tahajjud maupun solat witir, kedua-duanya termasuk bagian dari solat malam (qiyamullail).

Shalat Malam Yang Paling Singkat (dan effisien)
Hadits 37: "Rosulullah saw. menyuruh kami mengerjakan sholat malam dan menggerakkan kami kepada mengerjakannya. Beliau berkata: Hendaklah kamu mengerjakan sholat malam walaupun hanya 1 roka'at." (HR. At-Thobarony; At-Targhib I : 394).
Hadits 38: "Apabila tersisa 1/3 dari malam hari (jam 3 malam, pen.) Allah Azza Wa Jalla turun ke langit bumi dan berfirman, "Adakah orang yang berdo'a kepada-Ku, akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa-dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?' Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (shubuh)." (HR. Ahmad)
i.  Dengan mengkaji 2 hadis di atas, solat malam yang paling singkat adalah solat witir 1 rokaat pada jam 3 malam.
ii.  Bila mampu bangun atau kita belum tidur pada jam 12 malam maka kita bisa menambahkan solat tahajjud 2 rokaat atau kelipatannya.
iii. Lalu tidur seperti tidur Nabi sebagaimana Hadis di bawah:
(Hadits 32): Dari Abu Salamah bin Abdurrohman bahwa ia bertanya kepada 'Aisyah ra, bagaimana sholat Rosulullah saw. di bulan Romadlon? 'Aisyah menjawab: ..... dst. Lalu 'Aisyah berkata, aku bertanya kepada Rasulullah saw.: "Wahai Rosulullah, apakah engkau tidur lebih dahulu sebelum mengerjakan witir ?" Beliau menjawab: "Wahai 'Aisyah, kedua mataku tidur, tetapi hatiku tidaklah tidur." (Muttafaq alaih - kitab Al-Lu'lu wal-Marjan).

iv. Kemudian pada jam 3 malam melaksanakan shalat witir 1 rakaat.
Membangunkan isteri
Hadits 39: Sabda Rosulullah Saw.: "Apabila suami membangunkan isterinya pada malam hari lalu keduanya sholat 1 atau 2 rokaat bersama-sama, mereka akan dicatat sebagai orang-orang yang banyak menyebut (nama) Allah." (HR. Abu Daud)
Kiat Agar dapat Bangun Solat Malam dan Berjamaah Subuh
1. Memulai tidur lebih awal, sebelum larut malam, karena Rosulullah saw membenci tidur sebelum sholat Isya' dan bercakap-cakap sesudahnya. Hal itu dikecualikan oleh Imam Nawawi dalam kitab Syaroh Muslim Imam Nawawi (boleh) untuk percakapan yang ada maslahatnya.
2. Berwasiat kepada orang di sekitarnya seperti keluarganya, kedua orang tuanya, kerabatnya dan tetangganya yang bangun lebih dulu agar membangunkannya. Apabila sudah bangun, janganlah merasa berat dan bermalas-malasan sehingga terkena sifat orang munafik yang melaksanakan solat dengan malas.
3. Membina hati dengan iman dan amal sholeh. Setiap muslim wajib menjauhi sesuatu yang menjadikan hati kasar seperti berlebihan dalam makan minum, percakapan, penglihatan, dan pendengaran.
4. Menjauhi maksiat dengan berpaling dari sesuatu yang harom dipandangnya demikian pula menjaga lisan, pendengaran dan semua anggota badannya dengan segala perbuatannya.
5. Mengetahui keutamaan shalat malam dan shalat Fajar (Shubuh) berjamaah.
Hadits 40: Diriwayatkan oleh Utsman bin Affan ra, katanya: "Saya mendengar Rosulullah saw. bersabda: "Barangsiapa sholat Isya' dengan berjama'ah maka laksana ia sholat seluruh malam dan barangsiapa sholat Shubuh dengan berjama'ah maka laksana ia sholat semalam penuh." (HR. Malik dan Muslim; bunyi hadits ini dari Muslim).
Hadits 41: Sohabat Abdulloh ibn Salam berkata, "Aku mendengar Rosululloh Saw. bersabda: "Wahai manusia, sebar luaskanlah ucapan salam, berilah santunan makanan, hubungkanlah tali silaturrohim, dan kerjakanlah sholat malam pada saat orang-orang lain sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan tenteram." (HR Al Hakim, lbnu Majah, dan Tirmidzi).
 Hadits ini adalah hadits pertama yang diucapkan Nabi sesampainya beliau hijroh di Madinah.
Setelah kita melaksanakan solat witir pada jam 3 malam selesailah siklus solat setiap 3 jam hari itu, dilanjutkan dengan siklus 3 jam hari berikutnya.
VI. Mereka Yang Diberi Keringanan Untuk Tidak Bangun Malam (Qiyamullail)
Alloh telah memberi keringanan untuk tidak melaksanakan sholat malam pada 3 golongan yaitu:
1. Orang yang sedang menderita sakit
2. Orang yang terlalu payah bekerja
3. Orang yang sedang berperang
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa-sanya kamu berdiri (sholat) kurang dari 2/3 malam, atau 1/2 malam atau 1/3nya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Alloh mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an.
Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Alloh sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Alloh; sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Q.S. Al-Muzammil : 20]


VII. Penutup
Demikianlah telah dibahas pelaksanaan gabungan shalat wajib dan sunnat setiap 3 jam. Mudah-mudahan dapat diterima oleh khalayak ramai.
Kami yakin tulisan ini tidak sempurna, bagi pembaca yang menemukan kekurangannya dan kesalahannya sudilah memberitahukan kepada kami untuk diadakan perbaikan seperlunya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wal ‘lloohu ‘lmuwaffiq ilaa aqwamith thorieq.


Daftar Kepustakaan
01. Abdul Aziz Salim Basyarahil, Melaksanakan Qiyamullail, penyunting Solihat, Gema Insani Press, Jakarta 1994.
02. Abdullah bin Jarallah, Keutamaan Shalat Berjamaah, penerjemah Drs. Muhtar Nashir, CV Pustaka Mantiq, Solo, 1994.
03. Al-Imam Muhammad Asy-Syaukani, Nailul Authar jilid 1, Penerbit Asy-Syifa’, Semarang, 1994.
04. Al Imam Taqiyuddin Abubakar Al Husaini, Kifayatul Akhyar jilid 1, terjemahan Anas Tohir Syamsuddin , PT Bina Ilmu, Surabaya, 1984.
05. Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV. Asy Syifa, Semarang, 1999.
06. Drs. Cholil, Keutamaan dan Keistimewaan Shalat Tahajjud, Shalat Hajat, Shalat Istikharah, Shalat Dhuha beserta Wirid, Zikir, dan Doa-doa Pilihan, Penerbit Ampel Suci, Surabaya , 1995.
07. Endang Mintarja, Arifin Ilham, Tarikat, Zikir, dan Muhammadiyah, Penerbit Hikmah, Jakarta, 2004
08. H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Penerbit Djajamurni, Djakarta, 1954.9. Ibnu Hajar al 'Asqalani, Bulughul Maram, diterjemahkan oleh A. Hassan, Pustaka Tamaam, Bangil, 2001.
10. Ibnu Idzam, Mengatur Wirid & Shalat Malam, C.V. Putra Fajar, Gresik, 1999.
11. Martin van Bruinesen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, Mizan, Bandung, 1995.
12. Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab: Ja'fari, Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali, penterjemah Masykur A.B. dkk., PT Lentera Basritama, Jakarta, 2004.
13. Prof. Dr. H. Harun Nasution dkk., Ensiklopedi Islam Indonesia, Jambatan, Jakarta, 1992.
14. Prof. Dr. Taufik Abdullah dkk., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Ajaran, PT Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, 2003.
15. Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, Jakarta, 1951.
16. Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Do’a, Bulan Bintang, Jakarta, 1977.
17. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah jilid 1, alih bahasa oleh Mahyudin Syaf, Penerbit Maarif, Bandung, Cetakan Pertama 1973, Cetakan ke 22 tanpa tahun.
18. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah jilid 2, alih bahasa oleh Mahyudin Syaf, Penerbit Maarif, Bandung, Cetakan Pertama 1976, Cetakan ke 17 tanpa tahun.
19. Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Hadits, Bogor, 2004.