Senin, 20 Agustus 2012

Definisi Jihad dalam Al-Quran


Direvisi 20 Agustus 2012
 

Menelusuri Pengertian J i h a d 

di Dalam Masyarakat.

Sudah Sesuaikah Dengan Definisinya di Dalam Al-Quran ?

 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dilampiri dengan kutipan Rencana Kerajaan Inggris pada abad ke-19 untuk memecah belah serta menguasai Khilafah Usmaniyah Turki dan Kerajaan Islam Mogul India dalam waktu 1 abad dan berhasil !

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Oleh : mutawalli







A. Pendahuluan
Jihad merupakan bagian yang terpenting dalam ajaran Islam. Sejarah awal Islam penuh dengan suasanajihad. Berbagai ulama cenderung berpendapat bahwa seandainya ada rukun Islam yang keenam, maka itu adalah jihad. Hal ini telah dilaksanakan oleh ajaran Syi'ah yang telah memasukkannya sebagai rukun Islam yang keenam. (Ensiklopedi Al-Qur'an).
Di dalam makalah “Mencegah Terorisme Islam Radikal Dengan Menafsirkan Kembali Ayat-ayat Hukum Jihad” yang lalu, penulis telah membahas secara sekilas tentang definisi jihad, khususnya dipandang dari sudut sejarah awal Islam di semenanjung Arabia. Makalah itu dibuat dalam tahun suasana kekhawatiran masyarakat akan adanya teror pemboman di Indonesia, yang dilakukan oleh sekelompok orang Malaysia dan Indonesia yang menamakan dirinya Jamaah Islamiyah.
Pada tayangan video pelatihan para pelaku Bom Bali II yang kita saksikan di televisi, mereka mengatakan bahwa tujuan membunuh orang-orang asing di tempat umum itu adalah dalam rangka melaksanakan jihad fi sabilillah.
Sehingga istilah jihad ini oleh masyarakat dikaitkan dengan aksi teror yang jelek (jihad itu jahat).
Mengantisipasi pengertian jihad yang salah ini pemerintah telah meminta kepada para ulama agar memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang arti jihad yang sebenarnya.
Kemudian para ulama melalui multimedia, khutbah-khutbah Jum'at dan pengajian memberi penjelasan tentang arti jihad ini. Penjelasan mereka ternyata tidak seragam. Sebagian mengatakan bahwa jihad adalah perang agama, sebagian mengatakan bahwa jihad bukanlah perang agama tetapi bersungguh-sungguh dalam mengerjakan kebaikan.
Akhirnya pada tanggal 10 Nopember 2005 Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan Fatwa Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Terorisme, di mana terdapat definisi jihad di dalamnya.
Menurut MUI, jihad mengandung dua pengertian:
a. Segala usaha dan upaya sckuat tenaga serta kcsediaan untuk menanggung kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala bentuknya. Jihad dalam pengertian ini juga disebut al-qital ataual-harb.
b. Segala upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk menjaga dan meninggikan agama Allah (li i'laai kalimatillah).
Ternyata setelah keluarnya Fatwa MUI ini di mass media masih saja terdapat pengertian- pengertian lain tentang jihad.
Maka penulis berusaha melalui studi kepustakaan mencari definisi tentang jihad pada zaman pertengahan, zaman dimana sumber-sumber hukum Islam masih murni berasal dari dalam masyarakat muslim sendiri. Kemudian dibandingkan dengan definisi jihad pada zaman penjajahan dan kemerdekaan, dimana pikiran Barat utamanya Yahudi dan Nasroni telah mempengaruhi pemikiran ummat Islam. Bila memang terdapat perbedaan maka dicarikan jalan keluarnya yaitu mengembalikan masalahnya kepada Allah dan Rosul.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-Nisa' / 4:59)
B. Analisa Masalah
 I. Definisi Jihad pada Zaman Pertengahan (Zaman Kejayaan Islam)
Yang dimaksud dengan zaman pertengahan adalah zaman pasca para mujtahid mendirikan madzhab yang lima, dan pasca zaman pengumpulan hadits shahih oleh para ulama pengumpul hadits, sekitar tahun 1000-1500.
Para pendiri madzhab tersebut adalah :
1. Imam Abu Hanifah. Lengkapnya: Abu Hanifah Nu'-man ibn Tsabit At-Taimi (80 - 150 H. = 699 - 767 M.). Madzhabnya bernama madzhab Hanafi.
2. Imam Malik ibn Anas (95-179 H. = 713-789 M.). Mazhabnya bernama madzhab Maliki. Kitab karyanya Al-Muwaththa, berisi kumpulan hadits yang disusunnya.
3. Imam Asy-Syafi'i. Lengkapnya, Muhammad ibn Idris Asy-Syafi'i (150-204 H. = 757-820 M.). Mazhabnya bernama madzhab Syafii. Mencapai suatu prestasi yang tinggi dalam bidang ilmiah, beliau telah mampu merumuskan suatu metode yang mempersatukan Qur'an, Sunnah, Ijma' dan Qiyas. Asy-Syafi'i mempunyai dua qoul (pendapat). Pertama, ketika beliau bermukim di Bagdad, namanya Qoul Qodim (pendapat lama). Kedua, ketika beliau tinggal di Mesir, namanya Qoul Jadid (pendapat baru). Selama hayatnya beliau telah menulis sejumlah 113 buah kitab tentang Tafsir, Fiqhi, Kesusastraan dan lain-lainnya. Kitabnya yang paling terkenal ialah Al-Umm.
4. Imam Ahmad ibn Hanbal (164-241 H. =780-855 M.). Madzhabnya bernama Madzhab Hambali. Beliau telah menyusun sebuah musnad, yang di dalamnya terkumpul 40.000 buah hadits.
Para ulama pengumpul hadits.
Mereka ada 8 orang terdiri dari 2 Imam Besar yang terdahulu yaitu 1. Imam Malik (95-179 H.=713-789 M.) dan 2. Imam Ahmad bin Hanbal (164-241 H. =780-855 M.), serta para penulis 6 Kitab Hadits Shohih (Kutubus Sittah) yang hidup antara tahun 194-303 H. = 814-923 M yaitu 1. Imam al-Bukhori, 2. Imam-Muslim, 3. an- Nasa'i, 4. Abu Daud, 5. at-Turmudzi dan 6. Ibnu Majah.
Selanjutnya para ulama pengikut imam-imam madzhab ini mengarang kitab-kitab hukum Islam sesuai kriteria madzhabnya masing-masing. Bagi para ulama yang hidupnya setelah masa imam pengumpul hadits, mereka juga bisa merujuk pada kitab-kitab hadits shohih yang sudah ada.

1. Definisi Jihad di Dalam Kitab-kitab Fikih Klasik

Definisi jihad di dalam beberapa kitab fiqh Syafii adalah
a. Matan Taqrib, dikarang oleh Abu Syuja' Ahmad bin Husen bin Ahmad al-Asfihani pada tahun 1540. Pada Baabul Jihaad wa syarooitho wujuubihaa disebutkan

Syarat-syarat wajib jihad ada tujuh macam, Islam, baligh, berakal, merdeka, laki-laki, sehat dan kuat untuk berperang.
----------------------------------------------------------------------------
Di dalam Matan Taqrib arti al-jihad sama dengan al-qital, perang.
-----------------------------------------------------------------------------
b. Kifayatul Akhyar, dikarang oleh Al-Imam Taqiyuddin Abubakar Alhusaini pada tahun 1451. Jihad / perang hukumnya fardhu kifayah.
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. (Q.S. An-Nisa / 4:95)
Hukum perang tidak sampai fardhu ain sebab kalau setiap orang diwajibkan perang kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha dalam bidang sosial menjadi sepi, perekonomian macet.

-------------------------------------------------------------------------
Di dalam Kifayatul Akhyar arti al-jihad sama dengan al-qital, perang.
-------------------------------------------------------------------------

c. Fatchul Mu'in, dikarang oleh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibary pada tahun 1591.
    Jihad (-perang sabilillah-) hukumnya fardlu kifayah untuk setiap tahunnya walaupun hanya satu kali, bila orang-orang kafir (-musuh-) berada di daerah mereka sendiri, dan fardlu ain, apabila mereka telah memasuki daerah kita, sebagaimana yang akan diterangkan di belakang (di dalam buku itu pen.).
------------------------------------------------------------------------------
Di dalam Fatchul Mu'in arti al-jihad sama dengan al-qital, perang.
-------------------------------------------------------------------------------
d. Kitab al-Jihad, ditulis oleh Syekh Ali al-Sulami. Dalam naskah Kitab yang diringkas oleh Niall Christie, al-Sulami mengutip ucapan Imam al-Shafi'i dan al-Ghazali tentang jihad. Di antaranya al-Ghazali menyatakan, bahwa jihad adalah fardu kifayah. Jika satu kelompok yang berjuang melawan musuh sudah mencukupi, maka mereka dapat berjuang keras melawan musuh. Tetapi, jika kelompok itu (misalnya di Palestina, pen.) lemah dan tidak memadai untuk menghadapi musuh dan menghapuskan kejahatannya, maka kewajiban jihad itu dibebankan kepada negara terdekat, seperti Syria, misalnya. Jika musuh menyerang salah satu kota di Syria, dan penduduk di kota itu tidak mencukupi untuk menghadapinya, maka adalah kewajiban bagi seluruh kota di Syria untuk mengirimkan penduduknya untuk berperang melawan penjajah sampai jumlahnya memadai.
------------------------------------------------------------------------------
Di dalam Kitab al-Jihad arti al-jihad sama dengan al-qital, perang.
-------------------------------------------------------------------------------


Keempat kitab di atas adalah kitab yang bermadzhab Syafi'i.
Sedang kitab-kitab dari madzhab lain adalah sebagai berikut
e. Al Imam Muhammad Asy Syaukani yang hidup sekitar abad ke 14, bermadzhab Hambali dalam kitabnyaNailul Authar Syarh Muntaqa Al Akhbar min Ahadits Sayyid Al Akhyar Juz VIII menulis:
Jihad, menurut pengarang kitab "Al Fath", ditinjau dari arti bahasa ialah masyaqqat/ kesengsaraan /penderitaan. Dicontohkan: JAAHADTU JIHAADAN, artinya: saya sampai pada keadaan masyaqqat. Sedangkan menurut syara' (agama), ialah: mencurahkan segala kemampuan untuk memerangi orang-orang kafir.
Jihad juga diartikan: memerangi nafsu, setan dan orang-orang fasik. Adapun memerangi nafsu adalah dengan cara mempelajari urusan-urusan agama, lalu mengamalkannya, kemudian mengajarkannya.
Adapun memerangi setan ialah dengan cara menolak perkara-perkara syubhat yang datang kepadanya dan beberapa keinginan rendah yang menghiasinya.
Sedang memerangi orang-orang kafir maka bisa dengan tangan, harta, mulut dan hati.
f. Penulis Kitab Majama'u 'l-Anhar fi Syarhi Mulafaqa 'l-Abhur telah menetapkan hukum jihad menurutmadzhab Hanafi:
Jihad, secara bahasa dapat diartikan menggunakan sesuatu secara maksimal, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Menurut istilah syara', jihad ialah memerangi kaum kafir dan lainnya yang identik dengan pengertian perang, seperti memukul, merampas harta benda, merubuhkan tempat ibadah mereka, dan menghancurkan sesembahan mereka. Yang dimaksud dengan jihad di sini ialah memperkuat agama dengan cara memerangi kaum kafir harby maupun dzimmy -apabila mereka ini merusak perjanjian dengan kaum muslimin-, kaum murtad; golongan terakhir ini disebabkan telah merusak ikrar sebagai muslim.


g. Penulis Kitab Bulghatu 's-Salik li Aqrabi '1-Masalik fi Madzhabi 'l-Imam Malik mengatakan:
Jihad untuk meninggikan Kalimatullah, hukumnya fardhu kifayah pada setiap tahunnya. Apabila sebagian umat Islam telah melakukan kewajiban ini, maka bagi umat Islam lainnya gugur kewajibannya. Dan jihadini hukumnya fardhu 'ain apabila Imam (pemerintah) memerintahkannya, sehingga hukumnya sama dengan shalat, puasa dan lain sebagainya. Kewajiban jihad sebagai fardhu 'ain ini bisa juga disebabkan adanya serangan musuh terhadap salah satu wilayah Islam. Karenanya bagi siapa saja yang tinggal atau berdekatan dengan wilayah tersebut, berkewajiban melaksanakan jihad, walaupun dalam keadaan yang kurang mampu. Hukum ini juga berlaku untuk wanita dan hamba, sekalipun dilarang oleh pihak suami atau tuan-tuan mereka. Begitu pula bagi orang berhutang yang dihalang-halangi oleh orang yang memberi hutang.

----------------------------------------------------------------------------
Di dalam ketiga kitab di luar madzhab Syafi'i ini al-jihad dalam pengertian syara' sama dengan al-qital, perang melawan kaum kafir. Kecuali Imam Asy-Syaukani, seorang ahli hadits bermadzhab Hambali, beliau memasukkan memerangi setan dan hawa nafsu sebagai bentuk al-jihad juga.

Mungkin terpengaruh oleh hadits dhoif dari Jabir tentang jihad akbar/besar dan jihad asghor/kecil (yang akan dibahas di bawah).
-------------------------------------------------------------------------------------------
2. Fenomena Ihya' Ulumuddin Al-Ghazali
Kitab Ihya' Ulumuddin sangat terkenal di Indonesia. Isinya sering dikutip oleh semua golongan Islam hampir tanpa kritik. Al-Ghazali (1058-1111), dikenal sebagai seorang pemikir besar, teolog terkemuka, filosof, faqih, sufi, dsb. Ia menulis banyak buku yang mencakup aqidah, fiqih, ushul fiqih, filsafat, kalam, dan sufisme.
Dalam kitab fiqihnya yang beraliran Syafii, Al-Wasit fi al-Madhahib, al-Ghazali menjelaskan tentang makna jihad sebagai qital /perang.
Menurut ulama ash-Shafi'iyyah, jihad adalah perang melawan kaum kafir untuk menolong Islam. Mengutip hadits Rasulullah saw, "Jahid al-mushrikina bi amwalikum wa anfusikum wa alsinatikum"
 ----------------------------------------------------------------------------
Al-Zuhayly menyebutkan definisi jihad adalah mengerahkan segenap kemampuan untuk memerangi kaum kafir dan berjuang melawan mereka dengan jiwa, harta, dan lisan mereka.
 Dalam Kitab Ihya Ulumudddin bab Amar Ma'ruf Nahi Munkar al-Ghazali menyebutkan sejumlah hadits atau athar tentang jihad. Misalnya ucapan Ibnu Mas'ud: "Lakukan jihad terhadap kaum kafir dengan tanganmu. Jika kamu tidak mampu, kecuali hanya dengan meludahi muka mereka, lakukan itu!"
Ia juga mengutip ayat al-Quran yang menyebut tentang kewajiban jihad bagi kaum Muslim, seperti firman Allah SWT:
"Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan dirinya atas orang-orang yang duduk." (QS An-Nisa : 95)

3. Kontroversi Istilah Jihad Kecil dan Jihad Besar
Karena Kitab Ihya' Ulumuddin bukan kitab Fiqh, tetapi mengarah ke tasawuf, maka perang yang dipandang sebagai jihad kecil kurang ditekankan, sebaliknya sangat menekankan pentingnya jihad al-nafs yang dipandang sebagai jihad besar, merujuk kepada sejumlah hadits Rasulullah saw:
"Raja'na min al-jihad al-asghar ila al-jihad al-akbar." (Kita baru kembali dari jihad kecil menuju kepada jihad yang lebih besar). (H.R. Baihaqy, diriwayatkan dari Jabir)
Al-Iraqiy menyatakan, ada kelemahan dalam isnad-(periwayat)nya. Bahkan Imam Bayhaqiy sendiri dalam karyanya Zuhud al-Kabir menyatakan bahwa hadits itu da'if. Isnadnya ialah al-Bayhaqiy, 'Ali b. Ahmad b. Abdan, Ahmad b. Ubayd, Tamtan (Hatim b. Salim), Aisyah b. Ibrabim, Yahya b. Ya'la al-Layth, 'Ata', Jabir.
Dalam Al-Asror al-Maudhu'ah Imam Ibnu Hajar Al Asqalani menyatakan bahwa hadits itu sebenarnya adalah ucapan Ibrahim bin Ablah.
Konon, hadits itu diucapkan Nabi Muhammad s.a.w. sepulangnya dari perang Badar (th. 624). Dalam perang tersebut umat Islam menang. Padahal mereka hanyalah bertahan dari serangan musuh yang jumlahnya berlipat ganda. Kemenangan itu adalah hasil perjuangan yang luar biasa berat, sebab ketika itu kaum Muslim belum biasa berperang dan persenjataannya sangat lemah. Kemenangan ini tidak bisa dicapai tanpa semangat jihad. Tetapi ketika telah selesai berperang, Nabi s.a.w. menyebutkan hadits itu ("Raja'na min....)
Pada bagian lain dari Ihya' al-Ghazali menyebutkan teks lain, bahwa Rasulullah saw berkata kepada satu kelompok orang yang baru kembali dari jihad:
"Marhaban bikum qaddamtum min al-jihad al-asghar ila al-jihad al-akbar (Selamat datang. kalian baru datang dari jihad kecil menuju kepada jihaad yang lebih besar). Mereka bertanya kepada Rasulullah saw.: "Wa ma al-jihad al-akbar?" (Apa jihad akbar itu?) Rasulullah saw. menjawab: "Jihad an-nafs"
Dalam hadits ini malahan terdapat kelemahan pada matan-(isi)nya, karena Nabi Muhammad s.a.w. yang memimpin perang Badar tidak mungkin mengucapkan "Selamat datang pada kalian" (marhaban bikum) pada pasukannya sendiri.
Imam Al-Ghazali memang bukan seorang ahli hadits. Menurut Ismael Hussein Sengcndo, dalam disertasi doktoralnya di ISTAC Kuala Lumpur bulan Oktober 2002, di dalam Kitab Ihya' Ulumuddin ditemukan hadits-hadits lemah.
 Komentar Hasan Al-Banna (pendiri Ikhwanul Muslimin Tahun 1929) tentang istilah Jihad Kecil dan Jihad Besar
Banyak disinyalir bahwa jihad memerangi musuh agama adalah termasuk jihad kecil (jihadu 'l-ashghar). Sedang yang dikatakan sebagai jihad besar (jihadu 'l-akbar) adalah memerangi hawa nafsu. Sebagian umat Islam berupaya mengalihkan pandangan umat Islam terhadap pentingnya jihad, mempersiapkan diri, berniat melaksanakan dan mengamalkannya. Andaikan hadits ini shahih, makna yang dikandung bukan berarti mengenyampingkan persoalan jihad. Sebab, jihad itu dilakukan adalah di dalam rangka melakukan langkah penyelamatan terhadap negara Islam atau menolak serangan musuh dari wilayah Islam. Tetapi yang terkandung dalam hadits tersebut ialah wajib melawan hawa nafsu, sehingga sikap hati menjadi ikhlas hanya karena Allah. Camkanlah!
Dan sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai jihad, di antaranya ialah amar ma'ruf nahi munkar. Terdapat suatu hadits yang mengatakan:
"Sesungguhnya jihad yang paling besar adalah mengatakan kebenaran di depan penguasa yang lalim".
----------------------------------------------------------------------------------------------
Tetapi pada prinsipnya, bagi pelakunya (jihad akbar tadi, pen.) tidak akan mendapatkan syahadah kubra dan pahala sebagai mujahid. Sebab, pahala ini sangat dikhususkan kepada mereka yang gugur di medan pertempuran fi sabilillah.
----------------------------------------------------------------------------------------------
 4. Definisi Jihad di Dalam Kitab Tafsir Klasik
 a. Tafsir Qur'anul Adzim, dikarang oleh murid Ibnu Taimiyah, Ibnu Katsir (1302-1373) yang bermadzhab Syafi'i.
Nama lengkapnya adalah Imamul Jalil Al-Hafizh Imaduddin Abu Fida' Ismail bin Umar Ibnu Katsir bin Dhau'ul Bashary Ad-Dimsyiki. Dipandang sebagai tafsir bil ma'tsur / tafsir berdasar riwayat terbaik di bawah tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabary.
Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ke-218 surat Al-Baqoroh
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
menyebutkan asbabun nuzul (riwayat penyebab turunnya ayat) dari ayat ini adalah : pertanyaan dari Abdulloh bin Jahsy --pemimpin pasukan yang menyerang kafilah perdagangan kafir Quraisy-- apakah penyerangannya itu mendapat pahala orang yang berjihad. Dijawab Allah dengan ayat ini. Sedang peristiwa penyerangan itu sendiri menyebabkan turunnya ayat sebelumnya yaitu surat ke-217 yang membicarakan tentang berperang pada bulan harom.
-------------------------------------------------------------------
Jadi jihad menurut Ibnu Katsir artinya adalah berperang.
--------------------------------------------------------------------
b. Tafsir Jalalain dikarang oleh Jalaluddin Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Ibrohim Al Mahally (1389-1459) yang mengarang bagian pertamanya dan ditamatkan oleh Jalaluddin Abdurrahman ibn Abi Bakar ibn Muhammad As Sayuthi (1445-1505).
Dalam menafsirkan ayat 41 Surat At-Taubah:
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,
ditulis :
41. (berangkatlah kalian baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat) dalam keadaan bersemangat ataupun dalam keadaan tidak bersemangat. Menurut penafsiran lain dikatakan bahwa arti ayat ini ialah: baik dalam keadaan berkecukupan maupun dalam keadaan kekurangan. Akan tetapi ayat ini dimansukhkan oleh firman Allah swt. yang lain, yaitu: Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah ... (Q.S., 9 At Taubah, 91)
(dan berjihadlah dengan harta dan diri kalian di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui) bahwasanya hal ini lebih baik bagi diri kalian, oleh sebab itu jangan sekali-kali merasa berat. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap orang-orang munafik yaitu mereka yang enggan berperang.
--------------------------------------------------------------------
Dalam Tafsir Jalalain jihad ditafsirkan dengan berperang
---------------------------------------------------------------------
II. Definisi Jihad pada Zaman Penjajahan (Zaman Kemunduran Islam).
Zaman penjajahan di Timur Tengah dimulai pada tahun 1798 dengan jatuhnya Mesir ke tangan Kaisar Napolean. Pada tahun 1920 Timur Tengah sepenuhnya telah dikuasai Inggris dan Perancis.
Dalam buku "Confession of a British Spy" / "Pengakuan Mata-mata Inggris dalam Menghancurkan kekuatan Islam", disebutkan bahwa cara yang dipakai penjajah adalah dengan politik divide et impera, memecah belah dan menguasai. Yaitu memecah Kesultanan Usmaniah Turki menjadi negara-negara nasional dengan jalan menanamkan fanatik kesukuan Arab, Mesir dan Persia. Mereka menginfiltrasi Kerajaan Safawi di Iran sertamenciptakan Gerakan Wahabi di Semenanjung Arabia, aliran Ahmadiyah dan Jamaatul Islamiyah di India.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Mata-mata Inggris yang menyamar sebagai ulama disusupkan ke dalam pusat-pusat pendidikan Al-Azhar, Istambul, Najaf dan Karbala. Pengertian jihad dimanipulasi agar perlawanan terhadap penjajah berkurang.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Uraian yang lebih lengkap tentang Rencana Kerajaan Inggris untuk memecah belah dan menguasai Khilafah Usmaniah dan Kerajaan Mogul India selama 1 abad dapat anda baca di bab Lampiran.
-------------------------------------------------------------------------
1. Racun yang ditanamkan Inggris dalam ajaran Ahmadiyah terlihat dalam buku Mawlana Muhammad 'Ali,The Religion of Islam. Dalam buku itu, pendiri Gerakan Ahmadiyah Lahore tersebut berusaha meluruskan pengertian berbagai pengarang Barat mengenal jihad yang mengidentikkannya sebagai perang.
Baginya, ini adalah soal mendasar, karena ia melihat bahwa pengertian seperti itu akan merembet kepada pengertian yang salah bahwa "Islam itu disebarkan dengan pedang."
Menurut dia, maksud sebenarnya dari pengertian jihad adalah dakwah yang padanannya dalam bahasa Inggris yang dikenal di lingkungan Barat atau Kristen sebagai evangelism. Jika di lain pihak jihaddiidentikkan dengan perang, maka hal ini akan mudah sekali menimbulkan salah pengertian bahwa Islam adalah agama kekerasan. Padahal menurut dia, dalam al-Qur'an s. al-Baqarah 2:256, dikatakan bahwa :
"tiada paksaan dalam agama, karena sesungguhnya yang benar itu sudah jelas bedanya dengan yang salah."
----------------------------------------------------------------
Tulisan buku Muhammad 'Ali di atas mempunyai dua tujuan:
a. Agar umat Islam takut melaksanakan perang jihad.
b. Makna jihad bukanlah perang melainkan da'wah.
-----------------------------------------------------------------
2. Seorang ulama pujangga India dan negarawan yang sangat dihormati oleh Nehru, Mawlana Abu al-Kalam Azad, melihat pula distorsi yang berkembang di sekitar pengertian jihad. Karena itu, ia merasa perlu mengoreksinya. Dalam tulisannya yang membahas soal-soal khilafah atau pemerintahan ia menulis,
Mengenai pengertian jihad, telah terjadi kesalahpahaman yang serius. Banyak orang mengartikan,jihad itu ialah berperang (kekerasan). Orang-orang yang memusuhi Islam juga terlibat dalam kesalahpahaman ini. Padahal, dengan pengertian ini berarti membatasi arti dari hukum yang amat luas lagi suci dan luhur. Dalam istilah Qur'an dan sunnah, jihad artinya usaha keras untuk mengatasi kepentingan pribadi guna kepentingan kebenaran. Usaha ini dilakukan dengan lisan, dengan harta, dengan membelanjakan waktu, umur, dan sebagainya dengan memikul macam-macam kesukaran dan juga dengan menghadapi pasukan menumpahkan darah. Untuk menghadapi pasukan musuh diperlukan waktu tertentu, tetapi untuk menghadapi diri pribadi bagi seorang mukmin ialah usaha seumur hidup, jihad pagi dan sore...
----------------------------------------------------------------------------------------------
Di situ, Azad mengatakan bahwa definisi jihad adalah :
"Usaha keras untuk mengatasi kepentingan pribadi guna kepentingan kebenaran, dilakukan pagi dan sore selama hidup. Perang hanyalah bagian kecil dari jihad."
----------------------------------------------------------------------------------------------
III. Definisi Jihad di Zaman Kemerdekaan (Zaman Kebangkitan Islam)
Setelah Perang Dunia ke I dan II sebagian besar negeri berpenduduk muslim memperoleh kemerdekaannya dari penjajah Barat baik melalui perjuangan bersenjata atau secara damai.
Penjajahan Barat yang lama ini meninggalkan pengaruh besar pada para cendekiawan di negara-negara Muslim, di antaranya pada pengertian jihad.
1. Pandangan Para Ulama / Sarjana Islam Modern Tentang Jihad
a. Dr. Ziauddin Sardar, dalam bukunya Rekayasa Masa Depan Peradaban Islam (1979), mengatakan bahwa seorang Muslim akan selalu berusaha untuk menumbuhkan karakternya dengan Nabi s.a.w. sebagai teladan. Tetapi ini adalah suatu proses yang membutuhkan jihad yang dapat dikembangkan melalui pembentukan kelompok-kelompok kekeluargaan yang terdiri dari empat atau lima orang. Dalam kelompok yang disebutnya "usroh" ini, setiap anggotanya akan berinteraksi dalam ber-jihad, yang tiada lain adalah "perjuangan yang dapat memberikan kualitas spiritual dan moral kepada manusia." Itulah yang disebutjihad fi sabili l-lah atau berjuang di jalan Allah. Sedangkan perang, walaupun bisa merupakan suatu bentuk jihad, sifatnya defensif. Itu pun banyak aturan-aturan moral dan etisnya yang bersifat membatasi.
----------------------------------------------------------------------------
Menurut Sardar jihad fi sabilillah bukan perang. Sedang perang yang sifatnya defensif hanya merupakan sebagian saja dari jihad.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Pada zaman modern ini, timbul predikat-predikat baru di belakang kata jihad, seperti jihad al-da'wahatau jihad al-tarbiyah, yang mengatakan semangat jihad dapat diwujudkan dalam bentuk da'wah dan pendidikan. Sejalan dengan itu, di samping ada jihad bi al-sayf atau da'wah dengan pedang, ada juga jihadbi al-lisan atau jihad bi al-qalam, yakni jihad dengan perantaraan lisan dan pena. Jihad dapat pula dilakukan dengan harta benda yang disebut jihad bi al-mal. Dalam kata-kata itu, jihad bukan sekali-kali diartikan sebagai perang, melainkan perjuangan tanpa senjata.
Jihad bisa pula berbentuk perjuangan moral dan spiritual. Kesemuanya itu termasuk ke dalam jihad fisabil-i 'l-lah atau perjuangan di jalan Allah, yakni jalan kebenaran. (Ensiklopedia Qur'an)
b. Abuya A.R. Sutan Mansur, seorang tokoh dari Sumatera Barat yang pernah menduduki jabatan Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 1952-1957, mengartikan jihad dengan "bekerja sepenuh hati." Di sini ia tidak memakai istilah "berjuang," melainkan "bekerja." Ketika masih menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah, ia berusaha membangkitkan semangat kerja warga Muhammadiyah dengan roh jihad ini, tidak sekadar hanya dengan melontarkan pandangannya ini lewat pidato-pidatonya saja, melainkan malahan melalui kursus-kursus yang mengambil tema jihad ini. Diakuinya bahwa jihad bisa berbentuk perang, tetapi baginya "perintah perang adalah terbatas." Ia berpendapat bahwa jihad di waktu damai itu lebih berat. "Jihad di waktu damai itu artinya membangun, menegakkan dan menyusun."
----------------------------------------------------------------------------
Abuya Sutan Mansur telah merubah arti jihad dari perang ke bekerja membangun negara dan agama di zaman damai.
----------------------------------------------------------------------------
c. Dalam pembahasannya mengenai "Arti dan Fungsi Tauhid" dalam acara Ramadlan di Kampus UGM (1982), Dr. M. Amien Rais menjelaskan bahwa "komitmen dan misi manusia Tauhid" hanya bisa dicapai "denganjihad, dalam arti badzl al-juhd (total endeavor) ke arah total dari seluruh tenaga, daya, dana, dan pikiran untuk mewujudkan kalimah hiya al-'ulya, yaitu terselenggaranya nilai-nilai yang diridlai oleh Allah s.w.t." (Q., S. al-Tawbah / 9:41).
Kalau kita melihat ayat Al-Qur'an yang dikutipnya :
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S. al-Taubah/9:41),
dirangkaikan dengan ayat sebelum dan sesudahnya, jihad di sini bermakna khusus yaitu perang, tetapi Amin Rais memaknainya secara umum yakni bukan hanya perang saja
----------------------------------------------------------------------------------------------
Menurut Amin Rais jihad adalah "pengerahan total dari seluruh tenaga, daya, dana, dan pikiran untuk mewujudkan nilai-nilai yang diridloi oleh Alloh s.w.t.".
---------------------------------------------------------------------------------------------
Pendapat bahwa jihad tidak hanya bermakna perang ini juga terdapat di kalangan ulama aliran tradisional.
d. K.H. Muhyiddin Abdussomad, dalam majalah N.U., Aula No. 01 Tahun XXVIII Januari 2006 menulis :
Kalau merunut dari segi bahasa, jihad berasal dari akar kata jaahada yang berarti mencurahkan segala kemampuan. Kata jaahada tersebut berasal dari kata jahada yang artinya/ sungguh-sungguh dan capek. Dalam kamus al-Munjid dijelaskan : jahada yajhudu juhdan, artinya bersungguh-sungguh dan capek, sedangkan jaahada yujaahidu mujahadatan artinya mencurahkan segala kemampuan. (Al-Munjid, 105-106).
Sedangkan pengertian secara Fiqh Islam, Al-Jurjani yang mendefinisikan jihad adalah mengajak kepada agama Islam (At-Ta'rifat, 80)
Definisi ini memberikan pemahaman bahwa jihad tidak identik dengan peperangan atau penggunaan kekerasan, tetapi semua bentuk ajakan menuju pada ajaran agama Islam itu disebut jihad. Begitu pula segala usaha untuk mengamalkan ajaran agama dengan sungguh-sungguh juga dinamakan jihad. Misalnya hadits Nabi SAW yang menyatakan bahwa haji merupakan salah satu bentuk jihad. Dari Aisyah RA, beliau berkata kepada Rasulullah SAW,
"Wahai Rasulullah, telah ditunjukkan kepada kami bahwa jihad adalah amal yang paling utama, apakah kami tidak dapat ber-jihad?" Rasulullah SAW menjawab "Bagi kalian jihad yang paling utama adalah haji mabrur" (HR. al-Bukhari).
Dari hadits ini dapat ditarik kesimpulan bahwa jihad adalah setiap usaha sungguh-sungguh yang memerlukan pencurahan tenaga dalam rangka mencapai ridha Allah SWT. Jadi jihad bukanlah semata-mata bertempur mengangkat senjata di medan perang sebab haji oleh rasulullah s.a.w. juga disebut jihad.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Menurut Muhyiddin arti jihad sama dengan dakwah. Begitu juga usaha mengamalkan ajaran agama dengan sungguh-sungguh serta hajji mabrur (termasuk jihad juga). Sedang perang hanya termasuk sebagian saja dari jihad.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Ulama yang tetap menggunakan definisi jihad sebagai perang biasanya disebut "aliran keras".
e. Menurut Abul A'la Al-Maududi pada tahun 1939 :
Kata jihad merupakan terminologi Islam yang khas. Islam dengan sengaja menolak kata 'harb dan kata-kata Arab lainnya yang artinya sama dengan 'Perang'. Islam menggunakan kata 'jihad' yang bersinonim dengan 'perjuangan', meskipun konotasinya lebih kuat dan lebih luas.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Arti kata jihad yang paling mendekati kebenaran menurut Maududi adalah: 'Mencetuskan kekerasan daya-upaya seseorang dalam mewujudkan suatu niat'.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam kenyataannya, Islam merupakan suatu ideologi dan Program revolusioner yang berusaha mengubah tatanan sosial seluruh dunia dan membangunnya kembali sesuai dengan prinsip dan cita-citanya sendiri. 'Muslim' adalah julukan bagi "Partai Revolusioner Internasional" yang diorganisir oleh Islam guna mewujudkan program revolusionernya.
------------------------------------------------------------------------------------
Dan jihad berarti perjuangan revolusioner serta pendayagunaan puncak yang dilakukan Partai Islam tersebut untuk mencapai sasarannya.
f. Menurut Sayyid Qutb (1906-1966), semangat makna jihad yang terdapat di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits serta semangat peperangan yang dilakukan umat Islam di masa pertama dan pertengahan, adalah merupakan semangat yang jelas dan gamblang.
Realitas ini sekaligus sebagai bantahan bagi mereka yang mempunyai paham mengenai jihad, yang dikatakan sebagai pasif dan negatif. Pendapat itu hanya dikemukakan oleh orang-orang yang terpengaruh oleh keadaan yang mengekangnya, dan pengaruh kaum orientalis yang berusaha menegatifkan jihad.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Menurut Quthb, orang-orang yang pernah membaca dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an, hadits Rasul dan sirah sahabat dalam masalah jihad, pasti tidak akan berpendapat bahwa jihad itu bersifat defensif, pasif dan hanya untuk kepentingan melindungi perbatasan.
----------------------------------------------------------------------------------------------
2. Definisi Jihad Dalam Kitab Fiqh Modern
Berbeda dengan pandangan para sarjana / ulama zaman sekarang yang merubah arti jihad dari arti perang di waktu zaman pertengahan menjadi arti lain, Kitab Fiqh yang dikarang pada zaman sekarang sebagian besar masih tetap menggunakan arti jihad seperti aslinya (yakni jihad bermakna perang).
a. Sayyid Sabiq di dalam kitabnya Fikih Sunnah jilid 11 (tahun 1973) menyebutkan:
Jihad berasal dari kata al juhd yaitu upaya dan kesulitan. Dikatakan jaahada, jihaadan danmujaahadatan. Artinya:
----------------------------------------------------------------------------------------------
Meluangkan segala kesulitan di dalam memerangi musuh dan menahan agresinya, yaitu yang oleh pengertian sekarang dikenal dengan sebutan al harb (perang).
----------------------------------------------------------------------------------------------
Yakni pertempuran bersenjata antara dua negara atau lebih. Hal semacam ini biasa terjadi pada masyarakat manusia...
Lebih dari itu, perang dibenarkan oleh undang-undang, atau syariat Tuhan yang terlebih dahulu (sebelum Islam).
b. Sulaiman Rasyid dalam bukunya Fiqh Islam (tahun 1954) mengartikan jihad dengan peperangan (Bab XII).
------------------------------------------------------------------------
Jihad menurut Sulaiman Rasyid adalah peperangan terhadap kafir yang dipandang musuh, karena membela agama Allah (li i'laai kalimatillah).
---------------------------------------------------------------------------
Tujuan perang yang menjadi pokok ialah untuk membela, memelihara dan meninggikan agama Allah. Islam mengizinkan berperang dengan menentukan sebab-sebab dan maksud yang dituju dari peperangan itu. Yaitu untuk menolak kezaliman, untuk menghormati tempat-tempat ibadat, untuk menjamin kemerdekaan bertanah air, untuk menghilangkan fitnah dan untuk menjamin kebebasan setiap orang memeluk dan menjalankan agama.
2. Definisi Jihad Pada Kitab Tafsir Modern
Pada tafsir modern, contohnya adalah Tafsir Al-Mishbah yang dikarang oleh Dr. M. Quraisy Shihab, seorang pakar Tafsir Al-Qur'an lulusan Universitas Al-Azhar di Cairo, Mesir. Pendidikan di Al-Azhar ditempuhnya sejak Tsanawiyah (1958), S1 jurusan Ushuluddin dan Tafsir (1967), MA jurusan Tafsir (1969) dan doktor dalam ilmu-ilmu Al-Qur'an dengan predikat Summa cum laude dengan penghargaan tingkat I pada tahun 1982.
Dalam menafsirkan ayat 15 surat Al-Hujurot:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka ber-jihad dengan harta dan diri mereka (anfusahum) pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar,
----------------------------------------------------------------------------
Jihad ditafsirkan Quraisy Shihab dengan "berjuang membela kebenaran".
------------------------------------------------------------------------------------
Kita lihat bahwa telah terjadi perubahan makna jihad di Universitas Al-Azhar. Ini adalah hasil kerja dari mata-mata Inggris yang menyamar sebagai ulama yang disusupkan ke dalam pusat-pusat pendidikan Al-Azhar, Istambul, Najaf dan Karbala. Pengertian jihad dimanipulasi agar perlawanan terhadap penjajah berkurang (dikutib dari buku "Confession of a British Spy" / "Pengakuan Mata-mata Inggris dalam Menghancurkan kekuatan Islam").
Selanjutnya mari kita lihat bagaimana tafsir kata jihad dalam Surat al-Hujurot ayat 15 itu pada kitab tafsir modern yang lain.
a. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menafsirkan jihad ini seperti perjuangan nabi-nabi yaitu Nabi Ibrohim, Nuh, Yusuf, Ayub, Musa dan Muhammad saw. Mereka mengorbankan seluruh masa hidupnya dengan taruhan harta dan nyawa. Tidak tegas-tegas jihad ditafsirkan dengan perang.
b. Teungku Muhamad Hasbi ash-Shiddieqi dalam Tafsir An-Nur menafsirkan jihad dengan perjuangan melawan hawa nafsu dan musuh Islam. Yaitu jihad kecil dan jihad besar.
c. Al-Qur’an dan Tafsirnya terbitan Departemen Agama RI menafsirkan jihad ini jangan seperti sifat Arab Badui yang hanya mengucapkan iman di mulut saja, tidak membuktikan dalam perbuatan yaitu tidak ragu-ragu berjihad dengan harta dan diri mereka pada jalan Allah.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Di dalam empat tafsir modern di atas tidak tegas-tegas jihad ditafsirkan dengan perang. Bahkan Quraisy Shihab menafsirkan dengan berjuang membela kebenaran, sedang Hasbi menafsirkan dengan berjuang melawan hawa nafsu dan musuh Islam.
-----------------------------------------------------------------------------------------
4. Definisi Jihad Dalam Ensiklopedia
a. Di dalam Ensiklopedia Indonesia ditulis :
Jihad. Menurut hukum Islam, peperangan melawan orang-orang kafir yang memusuhi kaum muslimin atau negara Islam; bertujuan untuk meninggikan dan membela agama Islam, menjamin kemerdekaan bertanah air serta memelihara keamanan dan ketentraman kehidupan kaum muslimin, antara lain dalam melaksanakan ajaran agama. Istilah ini banyak terdapat di dalam Al-Qur'an (antara lain Q. 10--93).
Jihad asghar (Ar.; perang kecil): perang melawan musuh di medan perang. Jihad akbar (Ar.; perang yang lebih besar): peperangan seseorang melawan hawa nafsunya sendiri. Kedua istilah itu diucapkan Nabi Muhammad s.a.w. sekembali dari memimpin salah satu peperangan.
b. Cyril Glasse di dalam Ensiklopedi Islam mendefinisikan jihad persis sama dengan di Ensiklopedia Indonesia : "Peperangan melawan orang-orang kafir yang memusuhi kaum muslimin atau negara Islam; bertujuan dst.
----------------------------------------------------------------------------------------
Di dalam Ensiklopedia Indonesia dan Ensiklopedia Islam jihad berarti perang agama
-----------------------------------------------------------------------------------------
c. Harun Nasution dkk. dalam Ensiklopedi Islam Indonesia menulis :
Jihad makna asalnya ialah berbuat sesuatu secara maksimal, atau mengorbankan segala kemampuan. Arti lain dari jihad ialah berjuang dengan sungguh-sungguh seperti dalam firman Allah;
Artinya: Dan berjuanglah kamu di jalan Allah dengan perjuangan yang sungguh-sungguh (QS. Al-Hajj:78).
Adapun yang dimaksud dengan jihad menurut terminologi para ulama seperti dikemukakan oleh sebagian mereka ialah: "mengerahkan segala kemampuan yang ada atau sesuatu yang dimiliki untuk menegakkan kebenaran dan kebaikan serta menentang kebatilan dan kejelekan dengan mengharapkan rida Allah.
Di antara bentuk jihad yang umum dikenal ialah perang suci yang dilakukan umat Islam terhadap orang-orang kafir (non muslim) dalam rangka menegakkan dan mempertahankan agama Islam. Ini tidak berarti bahwa kata jihad harus hanya berarti peperangan sebagaimana dianggap, sebab, seperti dikemukakan di atas, kata jihad pada dasarnya mengandung pengertian yang amat luas dan mencakup setiap bentuk perjuangan yang diridai Allah.
Termasuk ke dalam pengertian jihad memerangi hawa nafsu, bahkan perjuangan memerangi hawa nafsu seperti dinyatakan dalam salah satu Hadis Rasulullah dan menurut kesepakatan para ulama, merupakan jihad (perjuangan) yang lebih besar dan berat.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Harun Nasution menafsirkan al-Quran surat al-Hajj:78 :"Wajahidu fi sabil Allah haqqa jihadih." dengan: Dan berjuanglah kamu di jalan Allah dengan perjuangan yang sungguh-sungguh (bukan perang).
----------------------------------------------------------------------------------------------
Perubahan makna jihad ini adalah akibat pengaruh pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir pada tahun 1942. Juga Universitas Amerika, Cairo. Infiltrasi pemikiran ulama gadungan mata-mata Inggris di Cairo memang sangat mendalam.
C. Permasalahan


Setelah kita bandingkan definisi jihad pada zaman kejayaan Islam dengan definisi pada zaman modern ternyata terdapat perbedaan / perubahan makna. Pada zaman kejayaan Islam, sebagian besar ulama menafsirkan jihad sebagai perang (agama), pada zaman modern, sebagian besar ulama dan sarjana Islam menafsirkannya bukan perang, atau perang yang sifatnya terbatas adalah sebagian saja dari jihad. 
 Permasalahan yang dapat kita petik adalah, manakah di antara 2 definisi itu:
1. Jihad berarti perang (agama).
2. Jihad mencakup semua bentuk perjuangan yang diridhoi Allah swt.,
yang lebih sesuai dengan maksud Alloh swt. di dalam Al Qur-an ?
D. Pemecahan Masalah
I. Mencari Definisi Jihad Dengan Ilmu Tafsir
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-Nisa' / 4:59)
Pada ayat di atas, Allah memberi petunjuk kepada kita yang benar-benar percaya kepada Allah SWT. dan hari pembalasan, bila terjadi perbedaan pendapat tentang sesuatu, agar dikembalikan kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits.
II. Antara Tafsir dan Ta'wil Al-Qur'an ; antara Ayat-ayat Muhkamat dan Ayat-ayat Mutasyabihat
Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Q.S. Ali-Imron / 3:7)
Di dalam Ilmu Al-Qur'an terdapat banyak tentang definisi tafsir dan ta'wil, serta definisi tentang ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat. Agar keempat kata itu saling berhubungan maka penulis mengambil definisi sebagai berikut:
Tafsir adalah ilmu yang menerangkan tentang sesuatu yang sudah jelas artinya di dalam Al-Qur'an (dan hadits) yaitu ayat-ayat muhkamat. Arti ayat-ayat ini tidak perlu diperjelas lagi dengan ijtihad.
Ta'wil adalah ilmu tentang sesuatu yang belum jelas di dalam Al-Qur'an yaitu ayat-ayat mutasyabihatsehingga memerlukan penjelasan.
Pada zaman kebesaran Islam, arti jihad menurut para ulama sudah sangat jelas yaitu perang. Ayat-ayat jihad terutama di surat Al-Anfal dan At-Taubah adalah ayat-ayat yang muhkamat (jelas).
Hadits-hadits tentang masalah jihad juga sangat banyak sehingga tidak perlu ijtihad lagi untuk mencari-cari maknanya.
Dalam hal ini ijtihad hanya digunakan untuk menerangkan tata-cara pelaksanaannya.
Akibat ulah para penjajah yang berusaha memadamkan semangat jihad umat Islam untuk memuluskan dan melanggengkan penjajahan mereka di dunia Islam, mereka menciptakan ulama-ulama gadungan untuk memasukkan pikiran penjajah ke dalam pemikiran umat Islam. Istilah jihad yang berarti perang tadi dikaburkan dengan mengetengahkan ayat-ayat yang mutasyabihat (yang artinya tidak jelas).
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. (Q.S. Ali-Imron / 3:7)
III. Menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an
Untuk mencari definisi jihad di dalam Al-Qur'an kita menggunakan Ilmu Tafsir. Tafsir Al-Qur'an dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Tafsir klasik yang terdiri dari
a. Tafsir bil ma'tsur atau bir riwayah yaitu tafsir yang menafsirkan Al-Qur'an berdasarkan nash-nash baik dengan ayat-ayat Al-Qur'an sendiri, dengan hadits Nabi, dengan aqwal sahabat, maupun dengan aqwal para tabi'in,
b. Tafsir bil-ra'yi atau bid-dirayah yaitu menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan ijtihad menggunakan logika (akal),
c. Tafsir bil-isyarah yaitu tafsir sufi yang didasarkan pada tasawuf praktis yaitu menta'wilkan ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan isyarat-isyarat tersirat (samar) yang tampak oleh sufi dalam suluknya.
2. Tafsir modern, di antaranya yang terkenal adalah tafsir maudhu'i / tematis.
Seperti disebut pada nomor 1.a. di atas, menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an termasuk dalamtafsir bil ma'tsur atau bir riwayah. Metode ini merupakan tafsir tertinggi yang tidak dapat diperbandingkan dengan sumber lain.
Manusia pertama yang melakukannya dan mengajarkannya kepada kita adalah Rasulullah saw. sendiri, saat seorang sahabat membaca firman Allah SWT dalam surat al-An'am,
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-An'am: 82).
Para sahabat merasa khawatir dan gelisah serta takut terhadap diri mereka. Karena zahir ayat itu menjelaskan bahwa tidak ada keimanan dan tidak hidayah bagi orang yang keimanannya tercampur dengan suatu kezaliman. Oleh karena itu, mereka bertanya, "Wahai Rasulullah saw, siapa dari kami yang tidak pernah berbuat zalim kepada dirinya?" Rasul menjelaskan makna "al-Dhilm" itu adalah "syirik" (menyekutukan Allah). Pengertian ini sudah pernah dijelaskan pada ayat lain dalam Al-Qur'an sebagai "dhulm" ....
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah), sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar". (QS. Luqman / 31:13).
Metode menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an ini juga dipakai oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Qur'anul Adzim di atas. Dasar dari metode ini adalah dalam Al-Qur'an satu bagian saling membenarkan dengan bagian lainnya dan satu bagian menafsirkan bagian lainnya,
"... Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisa': 82)
Yang diungkapkan secara global pada satu tempat diperinci di tempat lain. Yang samar pada satu tempat dijelaskan di tempat lain. Yang mutlak pada satu tempat dipersempit pada tempat lain. Yang diungkapkan secara umum pada satu redaksi dikhususkan pada redaksi yang lain.
Ayat-ayat / nash dikonfirmasikan satu sama lain, sehingga pemahaman menjadi sempurna dan dapat ditangkap maksud dari nash itu.
Dengan cara ini masalah menjadi jelas.
Metode menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an ini meskipun dinilai merupakan metode terbaik dan telah dikenal lama, tetapi dalam penggunannya masih menghasilkan pengertian jamak / tidak seragam.
Maka kita mencari cara lain yang lebih tajam yaitu :
IV. Menafsirkan Al-Qur’an secara Kata Dengan Kata (Metode Prof. Toshihiko Izutsu).
Sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh Nabi Muhammad saw. dan kaumnya,  Alloh swt. menurunkan Kitab Suci Al Qur-an kepada beliau dalam bahasa Arob.
Bahasa terdiri dari kumpulan "kata-kata". Pada semua bahasa di dunia, setiap “kata” umumnya mempunyai beberapa “arti”. Tak terkecuali bahasa Arob. Di dalam kamus bahasa Arob modern akar kata “j-h-d” mempunyai beberapa arti di antaranya adalah: “berusaha”, “usaha keras”, “berjuang /berperang”, “perjuangan /peperangan”, “kekuatan /kemampuan”, “pejuang /militer” (Elias dan H. Ali Al-Maskatie B.A., Kamus Saku Arab, Inggris, Indonesia, 1983). Sedang dalam Qamus Al-Quran karangan Abdul Qadir Hasan, 1981, akar kata “j-h-d” hanya mempunyai dua arti yaitu: “bersungguh-sungguh” dan “berjihad /berperang”. Dalam uraian nanti terbukti bahwa Qamus ini bukanlah Qamus Al Quran melainkan adalah Qamus Bahasa Arob Kuno. Yaitu bahasa yang dipakai oleh orang-orang Arob pada zaman Nabi Muhammad saw. Sedang Bahasa (Arob) Al Qur-an dapat dicari dengan metode yang ditemukan oleh seorang muallaf ahli bahasa Arob kuno bernama Prof. Toshihiku Izutsu yang akan diuraikan di bawah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Bahasa Arob ada tiga macam yaitu:
1. Bahasa Arob modern.
2. Bahasa Arob kuno.
3. Bahasa Arob Al Qur-an.
Prof. Toshihiko Izutsu adalah seorang pakar bahasa Arab kuno (zaman turunnya Al-Qur'an).
Menurut Izutsu kata-kata di dalam Al-Qur'an berasal dari bahasa Arab kuno dengan makna tertentu.
1. Makna asli kata itu dapat diperoleh dari syair-syair yang diciptakan pada zaman jahiliah.
2. Makna asli kata-kata bahasa Arab di dalam Al-Quran tidak bisa diperoleh dari kamus bahasa Arab modern yang sering berbeda dengan bahasa Arab kuno.
3. Kata-kata bahasa Arab kuno ini setelah dipakai oleh Al-Qur'an maknanya menjadi berubah dari aslinya.
4. Untuk bisa memahami Al-Quran dengan tepat, kita harus mengetahui makna baru kata-kata itu.
Adapun prosedur untuk menggali makna baru itu adalah :
1. Mula-mula kita kumpulkan semua ayat yang mengandung akar kata yang sama --biasanya terdiri dari 3 huruf mati--, misalnya "j-h-d". Untuk mencari ayat-ayat tersebut kita bisa menggunakan Kamus Al-Qur'an. Di pasar sudah ada kamus-kamus ini yang berbahasa Indonesia. Kamus yang dipakai oleh penulis adalah Qamus Al-Quran karangan Abdulqadir Hasan, Konkordansi Qur'an karangan Ali Audah dan Indeks Al-Qur'an karangan Sukmajaya dkk, dll.
2. Kemudian dianalisa: apa yang dimaksud Sang Pencipta Kitab ini (Allah SWT.) terhadap akar kata itu dengan membanding-bandingkan kata tersebut satu dengan lainnya sambil mengacu pada makna aslinya.
3. Maka akan diperoleh definisi (baru) dari kata tersebut di dalam Al-Qur'an .
4. Berbeda dengan metode menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an yang menghasilkan beberapa definisi dari kata yang ditafsirkan,
----------------------------------------------------------------------------------------------
Menurut Izutsu semua kata dengan akar kata yang sama di dalam Al-Qur'an tadi hanya mempunyai satu arti (yang sama).
----------------------------------------------------------------------------------------------
V. Analisa Kata-kata Dengan Akar Kata j-h-d di dalam Al-Qur'an Dengan Metode Toshihiko Izutsu
Di dalam Al-Qur'an terdapat 17 kata jadian dengan akar kata j-h-d yaitu :
1. Jaahada (2 yaitu 9:19, 29:6),
2. Jahadaka (2 yaitu 29:8, 31:15),
3. Jaahadu (11 yaitu 2:218, 3:142, 8:72, 8:74, 8:75, 9:16, 9:20, 9:88, 16:110, 29:69, 49:15)
4. Jahda (5 yaitu 5:53, 6:109, 16:38, 24:53, 35:42),
5. Jaahid-hum (25:52)
6. Jaahidi (2 yaitu 9:73, 66:9),
7. Jaahidu (4 yaitu 5:35, 9:41, 9:86, 22:78),
8. Jihaadan (2 yaitu 25:52, 60:1),
9. Jihaadihi (22:78),
10. Jihaadin (9:24),
11. Juhdahum (9:79),
12. Yujaahidu (29:6),
13. Yujaahiduu (9:44, 9:81),
14. Yujaahiduuna (5:54),
15. Mujaahidiina (3 yaitu 4:95, 4:95, 47:31),
16. Mujaahiduuna (4:95),
17. Tujaahiduuna (61:11)..
Jumlah seluruhnya ada 41 kata.
Bila kita teliti dari ayat-ayat jihad di atas, perintah jihad ini hanya ditujukan kepada kaum mukminin (dan kaum munafik) saja.
Sedangkan dari 17 kata jadian ini sebagian berhubungan dengan selain kaum mukmin yaitu
nomor 2 :jahadaka, 
nomor 4 : jahda dan
nomor 11 : juhdahum.
Maka ketiga kata jadian ini kita keluarkan dari analisa, sehingga tinggal 14 kata jadian dan jumlahnya tinggal 33.
Kita coba menggunakan definisi MUI tentang jihad yang mempunyai dua arti yaitu :
a. Segala usaha dan upaya sekuat tenaga serta kcsediaan untuk menanggung kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala bentuknya. Jihad dalam pengertian ini juga disebut al-qital ataual-harb.
b. Segala upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk menjaga dan meninggikan agama Allah (li i'laai kalimatillah).
Karena menurut Toshihiko j-h-d hanya mempunyai satu arti maka kita memilih salah satu (a atau b).
Kita menggunakan jalan pikiran Sayid Quthb di atas yaitu : orang-orang yang pernah membaca dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an, hadits Rasul dan sirah sahabat dalam masalah jihad, pasti tidak akan berpendapat bahwa jihad itu bersifat defensif, pasif dan hanya untuk kepentingan melindungi perbatasan.
Maka kita memilih definisi a. yaitu :
----------------------------------------------------------------------------------------------
Segala usaha dan upaya sckuat tenaga serta kcsediaan untuk menanggung kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala bentuknya.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Kita memasukkan pengertian definisi ini ke dalam 35 kata jadian dengan akar kata j-h-d di dalam Al-Qur'an dan menganalisa apakah cocok dengan keseluruhan kalimat. Bila belum jelas maka kita hubungkan dengan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya.
Ke 33 kata itu adalah :
1. Jaahada (2 yaitu 9:19, 29:6)
9:19. Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian sertaberjihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
29:6. Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
2. Jaahadu (11 yaitu 2:218, 3:142, 8:72, 8:74, 8:75, 9:16, 9:20, 9:88, 16:110, 29:69, 49:15)
2:218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
3:142. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.
8:72. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindung dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang Telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
8:74. Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.
8:75. Dan orang-orang yang beriman sesudah itu Kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu Maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
9:16. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
9:20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
9:88. Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
16:110. Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, Kemudian mereka berjihad dan sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
29:69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
49:15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.
3. Jaahidhum (25:52)
25:52. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.
4. Jaahidi (2 yaitu 9:73, 66:9),
9:73. Hai nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
66:9. Hai nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.
5. Jaahidu (4 yaitu 5:35, 9:41, 9:86, 22:78),
5:35. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
9:41. Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.
9:86. Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu): "Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya", niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata: "Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk".
22:78. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.
6. Jihaadan (2 yaitu 25:52, 60:1),
25:52. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.
60:1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), Karena rasa kasih sayang; padahal Sesungguhnya mereka Telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu Karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, Karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya dia Telah tersesat dari jalan yang lurus.
7. Jihaadihi (22:78),
22:78. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.
8. Jihaadin (9:24),
9:24. Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
9 Yujaahidu (29:6),
29:6. Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
10. Yujaahiduu (9:44, 9:81),
9:44. Orang-orang yang beriman ke pada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.
9:81. Orang-orang yang ditinggalkan (Tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka Mengetahui.
11. Yujaahiduuna (5:54),
5:54. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yangberjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
12. Mujaahidiina (3 yaitu 4:95, 4:95, 47:31)
dan
13. Mujaahiduuna (4:95),
4 : 95. Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,
47:31. Dan Sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yangberjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
14. Tujaahiduuna (61:11).
61:11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.
Definisi MUI ini setelah disesuaikan dengan ayat-ayat jihad di atas menghasilkan definisi jihad sebagai berikut :
===============================================================
Jihad adalah segala daya dan upaya, sekuat-kuatnya (22:78), melebihi segalanya (9:24), dengan kesabaran (16:110), dalam keadaan ringan ataupun berat (9:41), serta kesediaan untuk mengorbankan harta dan raga (syahid) di jalan Allah (4:95 dll.), dalam memerangi kaum kafir dan memerangi kaum munafik (yang memerangi kaum mu'minin) dan bersikap keras pada kedua golongan itu (66:9), serta menahan agresi musuh dalam segala bentuknya (22:39), sesuai etika Al-Qur'an (25:52). dengan mengharapkan ridho (60:1), ampunan dan rohmat serta rizki-Nya yang mulia /surga (4:95).
=============================================================
Kalimat "serta menahan agresi musuh dalam segala bentuknya" yang berasal dari definisi MUI, ayatnya (Al-Hajj / 22:39) bukan termasuk ayat jihad melainkan ayat qital / perang, karena musuh yang melaksanakan agresi terhadap umat Islam tidak berjihad tetapi berperang.
Sebagian dari pedoman Al-Qur'an untuk melaksanakan jihad ini telah kami tulis dalam makalah "Mencegah Terorisme Islam Radikal Dengan Menafsirkan Kembali Ayat-ayat Hukum Jihad"
D. Kesimpulan / Penutup
Demikianlah telah dibahas makalah “Menelusuri Pengertian Jihad di Dalam Masyarakat, Sudah Sesuaikah Dengan Definisinya di Dalam Al-Quran ?”, yang penulis bagi ke dalam 3 zaman yaitu : (i) Zaman Pertengahan / Kejayaan Islam, (ii) Zaman Penjajahan dan (iii) Kemerdekaan.
Ternyata terdapat perbedaan / perubahan makna jihad pada ketiga zaman itu.
Untuk mengatasi masalah ini penulis menggunakan Ilmu Tafsir.
Karena methode Penafsiran Al-Qur’an dengan Methode Klasik masih menghasilkan makna jamak, maka penulis memakai Penafsiran Al Qur-an Kata dengan Kata di dalam Al-Qur’an dengan Methode Prof. Toshihiko Izutsu.
Dengan acuan definisi (a.) yang dibuat oleh MUI Pusat pada methode ini, diperoleh definisi jihad yang lebih tepat dan komprehensif.
Mudah-mudahan dapat diterima oleh khalayak ramai.
Kami yakin tulisan ini tidak sempurna. Bagi pembaca yang menemukan kekurangannya dan kesalahannya sudilah memberitahukan kepada kami untuk diadakan perbaikan seperlunya.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wal ‘lloohu ‘lmuwaffiq ilaa aqwamith thorieq
Jember, 28 Desember 2008
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl. Gajah Mada 118
Tilpun (0331) 481127
Jember, Jawa Timur.
Kepustakaan
01. Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV. Asy Syifa, Semarang,
02. Prof. M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur'an, Paramadina, Jakarta, 1996.
03. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Terorisme, Majelis Ulama Indonesia, 2005.
04. H. Moch. Anwar, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, PT. Al-Maarif, Bandung, Cetakan 10 tanpa tahun.
05. Drs. Moh. Rifa'i dkk., Terjamah Khulashah Kifayatul Akhyar, CV. Toha Putra, Semarang, 1982.
06. Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al Malibariy, Fatchul Mu'in jilid 3, diterjemahkan oleh Drs. Aliy As'ad, Menara, Kudus, 1979.
07. Adian Husaini, MA. Memahami Hadits Jihad Al-Nafs Dalam karya Al-Ghazali, Majalah Al-Insan Nomor 2 Volume 1, 2005.
08. Abul 'A'la Maududi, Hasan Al-Banna dan Sayyid Quthb, Jihad (Perang Suci Islam), penerjemah Asep Hikmat dkk., Penerbit Risalah, Bandung, 1984.
09. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir,, jilid 1, diterjemahkan oleh H. Salim Bahreisy dkk., PT. Bina Ilmu, Surabaya, 2004.
10. Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, jilid 2, diterjemahkan oleh Bahrun Abubakar, LC, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2003.
11. Martin van Bruinesen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, Mizan, Bandung, 1995.
12. Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Nailul Authar jilid 8, CV. Asy-Syifa', Semarang, 1994.
13. Muhammad Siddiq Gunnus, Pengakuan Mata-mata Inggris dalam menghancurkan Kekuatan Islam, disadur oleh Masduki, Al-Ikhlas, Surabaya, 1999.
14. Dikutip dari Muhyiddin Abdussomad, Majalah Aula, No. 01 Tahun XXVIII Januari 2006.
15. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, jilid 11, terjemah H. Kamaluddin A. Marzuki, PT. Al-Maarif, Bandung, 1996.
16. H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Penerbit Djajamurni, Djakarta, 1954.
17. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah volume 13, Lentera Hati, Jakarta 2002.
18. Hassan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, P.T. Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta, tanpa tahun.
19. Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, penerjemah Ghufron A. Mas'adi,, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002.
20. Prof. Dr. H. Harun Nasution dkk., Ensiklopedia Islam Indonesia, Jambatan, Jakarta, 1992.
21. Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur-an / Tafsir, Bulan Bintang, Jakarta, 1980.
22. Dr. Yusuf Al-Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur'an, penerjemah Abdul Hayyi Al-Kattani, Gema Insani, Jakarta, 1999.
23. Drs. Rosihon Anwar, M.Ag. Ilmu Tafsir, Pustaka Setia, Bandung, 2000.
24. Dr. Ahmad Syurbasyi, Studi Tentang Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur'an Al-Karim, Penterjemah Drs. Zufran Rahman, Kalam Mulia, Jakarta, 1999.
25. Dr. Thameem Ushama, Metodologi Tafsir Al-Qur'an, Diterjemahkan oleh Drs. Hasan Basri, MA. dkk., Riora Cipta, Jakarta, 2000.
26. Toshihiko Izutsu, Konsep-konsep Etika Religius dalam Quran, PT Tiara Wacana, Yogjakarta, 1993.
27. Ali Audah, Konkordansi Qur'an, Mizan, 1991.
28. Abdulqadir Hassan, Qamus Al-Quran Yayasan Al-Muslimun, Bangil, 1991.
29. Sukmadjaja Asyarie dkk. Indeks Al-Qur'an, Pustaka, Bandung, 1984.



Lampiran :
Kutipan dari buku :
PENGAKUAN MATA-MATA INGGRIS
DALAM MENGHANCURKAN KEKUATAN ISLAM
Dikarang oleh :
Muhammad Siddiq Gumus (alias Hempher)
Penerbit :
Hakikat Kitabevi, Istanbul, Turki
Saat saya mau menghadap Kementrian untuk menerima perintah selanjutnya, saya bertemu dengan sekretaris dengan wajah berseri-seri, ceria serta menyenangkan. Dia langsung menjabat tanganku, menyambut kedatanganku dengan sambutan yang hangat dan dengan penuh keramahan. Dia mengatakan pada saya, "Demi perintah mentri dan komite yang membiayai urusan kolonial, saya akan mengungkap dua rahasia negara untuk kamu. Yang pasti kamu nanti akan banyak bisa mengambil manfaat dari rahasia tersebut.
Tak seorangpun bisa mengetahui rahasia itu kecuali orang-orang yang memang benar-benar bisa menerima kepercayaan."
Sambil menggandeng tanganku, sekretaris membawa saya ke sebuah ruangan Kementrian. Di dalam ruangan tersebut saya menemui orang-orang yang cukup menarik perhatian saya.
S-e-p-u-l-u-h orang duduk mengelilingi meja bundar. Orang p-e-r-t-a-m-a menyamar sebagai khalifah Turki Usmani dengan segala atribut yang dipakainya. Tentunya sudah menguasai bahasa Turki, bahasa kekhilafahan Utsmani dan Inggris karena memang bahasanya sendiri. Yang k-e-d-u-a mirip seperti Syaikhul Islam di Istambul, baik dari pakaian, cara bicara maupun sikapnya. Yang ke t-i-g-a memakai pakaian serta atribut seperti atribut yang dipakai Syah Iran. Yang ke-e-m-p-a-t menyamar sebagai Perdana Mentri di Istana Iran. Sedang yang ke-l-i-m-a menyamar seperti Ulama besar Syi'ah di Najaf. Tiga orang terakhir ini menguasai bahasa Inggris dan Persi.
Setiap satu dari lima orang ini mempunyai asisten yang duduk di samping mereka dan menulis apa saja yang ingin mereka sampaikan. Asisten-asisten ini memberikan informasi yang diperlukan oleh lima orang ini dengan mencari tahu secara pasti atas tipe-tipe mereka di Istambul, Iran dan Najaf.
Sekretaris berkata, "Lima orang ini mewakili lima orang tipe yang ada di sana. Untuk mengetahui tipe pemikiran orang di sana, kami telah mendidik dan melatih orang-orang ini dan persis sama dengan tipe, gaya, dan sikap serta pemikiran orang di sana. Kami telah mendalami informasi yang kami dapat tentang keaslian mereka di sana, Istambul, Teheran dan Najaf terhadap orang-orang ini. Dan dalam hal ini lima orang ini, menyerupakan diri, membayangkan diri mereka menjadi orang-orang asli daerah tersebut. Kami juga telah melakukan gladi bersih terhadap hasil penyamaran ini. Kami berani menjamin bahwa penyamaran ini tujuh puluh persen sesuai dengan tipe kondisi orang yang ada di sana.
"Jika perlu, Anda boleh memberikan penilaian dengan mengajukan pertanyaan terhadap mereka. Anda sendiri telah bertemu Ulama besar Syi'ah di Najaf dan menanyakan sejumlah pertanyaan." Saya mengiakan kata-kata sekretaris tersebut karena memang benar bahwa saya bertemu dengan Ulama besar Syi'ah di Najaf. Saya mengambil sejumlah pertanyaan yang pernah kuajukan kepada Ulama di Najaf dan kemudian saya ajukan kepada orang yang menyamar sebagai U-l-a-m-a Najaf tersebut, "Guru, bolehkan kita mengadakan perlawanan terhadap pemerintah karena alasan pemerintahan tersebut Sunni dan karena mereka itu fanatik?" Dia berfikir sejenak dan kemudian menjawab, "Tidak, tidak boleh kita mengadakan perlawanan terhadap pemerintah hanya karena alasan mereka itu Sunni. Semua orang Islam itu bersaudara. Kita boleh bangkit berperang melawan mereka hanya jika mereka melakukaan kezaliman, penganiayaan serta penindasan terhadap Umat Islam.
Dan bahkan dalam hal ini kita mesti mengacu pada prinsip Amar ma'ruf dan Nahyi mungkar. Kita harus mengadakan gencatan senjata segera setelah mereka berhenti melakukan penindasan."
Saya bertanya lagi, "Guru, bolehkah saya tahu akan pendapat bapak tentang apakah benar bahwa orang Yahudi dan Kristen itu curang?" Dia menjawab, "Ya, mereka curang," dia meneruskan kata-katanya, "Perlu bagi kita untuk menjauhi mereka semua." Ketika saya tanyakan alasannya, dia menjawab, "Hal yang demikian ini dilakukan adalah sebagai pembalasan atas penghinaan mereka. Mereka mencap kita sebagai orang kafir dan mengingkari Nabi kita Muhammad. Karena itu, kita mengadakan pembalasan atas sikap mereka." Saya menanyakan permasalahan lain dengan mengatakan, "Guru, bukankah kebersihan itu termasuk sebagian dari iman? Kendati pada kenyataan jalan utama dan jalan-jalan di sekitar Sahnis-Syarief (1) tidak terjaga kebersihannya.
______________________________
(1) Tempat di sekitar makam Ali bin Abu Thalib.
Bahkan sekolah, tempat mereka belajar, tidak memenuhi sebagai dikatakan bersih." Dia menjawab, "Ya, itu benar adanya bahwa kebersihan itu sebagian dari iman, walaupun orang Syi'ah sendiri banyak yang kurang memperhatikan soal kebersihan."
Benar-benar menakjubkan, jawaban-jawaban yang diberikan anak buah Kementrian yang ada dalam ruangan tersebut benar-benar sesuai dengan jawaban-jawaban yang telah saya terima dari Ulama Syi'ah di Najaf.
Keakuratan sikap, pemikiran, dan identitas yang benar-benar persis ini, yaitu antara orang dari Kementrian dan Ulama di Najaf sangat membuat saya terheran-heran. Selain itu, orang ini pinter bahasa Persi.
Sekretaris mengatakan, "Jika Anda menemukan tipe lain yang belum dimiliki oleh empat orang lain, Anda bisa berbincang-bincang dengan orang-orang ini, dan untuk memberikan contoh bagaimana tipe kepribadiannya, lalu perlu ditest agar orang-orang ini benar-benar bisa menyamarkan diri dengan tipe kepribadian orang asli di sana. Ketika saya katakan, "Saya kenal betul bagaimana cara berpikir Syaikhul Islam di Istambul. Karena guru saya Ahmad Efendi memberikan keterangan yang cukup jelas gambaran- gambaran Syaikhul Islam kepada saya." Kata sekretaris, "Kalau begitu Anda bisa berembuk dengan orang dari Kementerian tersebut dan mendiskusikan bagaimana baiknya."
Saya mendekat dan bertanya kepada model yang menjadi S-y-a-i-k-h-u-l Islam, begini,. "Apakah merupakan kewajiban untuk mentaati Khalifah?" "Ya, hal itu wajib," jawabnya. "Apakah itu wajib mentaati Allah dan Nabi?" Ketika saya menanyakan dalil yang mendasari akan keharusan menaati Allah dan Nabi ini, dia menjawab, "Tidakkah anda pernah mendengar ayat Al-Qur'an yang menyatakan,
"Taatilah kamu sekalian terhadap Allah, Rasul-Nya dan Ulil amri di antara kamu sekalian."(1)
_____________________
(1) Surat Annisa, ayat: 59
Saya katakan, "Apakah ini berarti Allah menyuruh kita untuk taat kepada Khalifah Yazid, yang memberi perintah kepada prajuritnya untuk menyerang penduduk Kota Madinah dan membunuh cucu Muhammad dan juga Walid yang hobi meneguk minuman keras?"
Jawabannya begini: "Anakku! Yazid adalah Amirul mu'minin atas izin Allah. Dia tidak mengeluarkan perintah untuk membunuh Husain, cucu Nabi. Jangan percaya kebohongan orang-orang Syi'ah! Bacalah buku sejarah dengan benar! Dia memang pernah berbuat salah. Tapi kemudian dia bertobat, minta ampunan Allah atas kesalahannya. Memang benar Yazid memerintahkan untuk menyerang penduduk Madinah. Karena penduduk tidak mau patuh dan tidak bisa dikendalikan. Sedang masalah khalifah Walid ya, memang dia itu berdosa. Dalam hal minum minuman keras. Kita tidak wajib mengikuti apa yang diperbuat, tapi mematuhi perintahnya dengan tuntutan syari'ah itu tetap wajib." Saya telah menanyakan pertanyaan yang sama ini kepada guru saya Muhammad Efendi dan jawaban yang saya terima ini hanya terdapat sedikit perbedaan.
Kemudian saya bertanya kepada sekretaris, "Apa tujuan pokok alasan mempersiapkan model-model orang semacam ini?" Dia menjawab, "Dengan metode semacam ini kita bisa membuat satu perkiraan atau barometer sampai sejauh kapasitas mental khalifah dari kekhilafahan Turki Usmani, Ulama mereka baik itu Sunni maupun Syi'ah. Kita sekarang ini sedang mencari satu barometer yang tepat, yang akan bisa membantu kita untuk menguasai dan menaklukkan mereka. Contoh sederhana, jika saja anda tahu persis dari arah mana datangnya musuh, tentu Anda akan bisa membuat persiapan yang benar-benar efektif tanpa harus membuang banyak biaya dan tenaga. Segala sesuatu yang sia-sia bisa ditekan sekecil mungkin, dan Anda bisa menempatkan pasukan pada posisi yang tepat sehingga bisa membikin kocar-kacir pertahanan musuh. Berbeda jika Anda tidak mengetahui dari arah mana datangnya serangan musuh, tentu Anda menempatkan pasukan sembarangan di sana sini dan pada akhirnya bertekuk lutut, kalah. Sama saja jika Anda mengetahui secara betul dasar hukum dan dalil-dalil yang membuktikan kebenaran agama yang mereka anut, mazhah yang mereka ikuti, akan memungkinkan Anda bisa menyiapkan dalil-dalil tandingan yang bisa menangkis argumentasi dalil yang mereka pegang dan dengan demikian Anda bisa mengalahkan mereka, juga dengan dasar yang mereka pegangi."
Sekretaris memberi saya sebuah buku setebal seribu halaman yang berisi tentang hasil dari suatu proyek penelitian yang dilaksanakan oleh lima perwakilan di atas sejumlah tempat atau departemen, seperti kemiliteran, perekonomian, pendidikan dan agama. Sekretaris berkata, "Silakan baca di rumah dan bila sudah selesai, segera kembalikan lagi kepada saya." Saya bawa buku tersebut ke rumah dan saya baca dengan serius, dengan segenap perhatian saya selama masa liburan tiga minggu.
Ternyata buku tersebut isinya benar-benar menakjubkan.
Dokumen-dokumen penting dalam buku tersebut yang merupakan hasil kerja keras yang dalam pelaksanaannya banyak mengalami hambatan itu, isinya benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Menurut saya sendiri, informasi yang disampaikan oleh lima perwakilan yang merupakan copi dari tipe orang di Timur Tengah itu tujuh puluh persen sesuai dengan fakta lapangan.
Makanya tidak berlebihan jika sekretaris mengeluarkan komentarnya bahwa yang dikatakan oleh lima perwakilan tersebut 70% benar.
Dengan membaca buku tersebut, sekarang percaya diri yang dimiliki negeri saya semakin bertambah besar dan kuat dan mulai saat itu juga saya bisa mengetahui dengan pasti bahwa rencana Pemerintahan Kolonial Inggris dalam usaha untuk meruntuhkan, memporak porandakan, melumpuhkan, dan menghancurkan kekhilafahan Turki Usmani yang direncanakan dalam jangka waktu kurang satu abad tersebut benar-benar telah dipersiapkan dengan matang. Sekretaris juga mengatakan, "Di ruangan yang sama lainnya, kita juga mempunyai ruangan meja bundar serupa yang dimaksudkan untuk negara-negara yang sudah dijajah dan negara-negara yang masuk daftar Waiting list untuk dijajah."
Ketika saya menanyakan kepada Sekretaris di mana ditemukan orang yang begitu cerdas dan berbakat tersebut, dia menjawab, "Agen rahasia kita di seluruh dunia selalu siap siaga dalam menyiapkan intel yang handal. Sebagaimana Anda melihat sendiri, lima perwakilan yang menjadi model ini benar-benar expert dalam bidang mereka. Bisa diambil pelajaran, jika Anda diberi informasi atau keterangan yang dipunyai oleh orang yang memang punya reputasi, Anda mestinya mempunyai cara berpikir seperti orang tersebut dan kemudian membuat pernyataan ataupun keputusan seperti yang dia buat. Karena Anda sekarang akan mengcopi atau yang akan menjiplak tipe cara berpikir dan sikap pribadinya."
Sekretaris melanjutkan pembicaraannya dengan mengatakan, "Ya begitulah rahasia pertama dari negara kita yang bisa saya sampaikan pada Anda. Rahasia ke dua akan saya berikan pada Anda nanti bulan depan kalau Anda selesai membaca buku yang saya pinjamkan tadi dan mengembalikannya kepada saya."
Saya baca buku tersebut bagian demi bagian dari awal hingga akhir, dengan melibatkan seluruh perhatian saya. Buku tersebut bisa menambah pengetahuan saya tentang siapa sesungguhnya pengikut Muhammad tersebut, apa kelemahan mereka, apa kelebihan mereka, apa yang membuat mereka berkuasa, punya kekuatan yang begitu hebat dan bagaimana menempatkan kekuatan mereka itu satu titik yang paling rawan.
Titik kelemahan orang Islam sebagaimana yang tertera dalam buku tersebut adalah sebagai berikut:
01. Konflik yang mengakar antara Sunni-Syi'ah, perselisihan antara pejabat dan rakyat, ketidak-akuran Pemerintah Turki dan Pemerintah Iran, percekcokan antar suku dan permusuhan Ulama dengan pemerintahan.
02. Dengan sedikit pengecualian bahwa orang Islam itu tidak disiplin, tidak patuh, dan tidak terpelajar
03. Kekuatan spiritual cukup minim, rendahnya pendidikan, dan tidak mempunyai keseriusan.
04. Mereka benar-benar telah hanyut dengan permasalahan yang berkaitan dengan akhirat, sementara mengabaikan dan tidak memperhatikan urusan-urusan dunia. (1)
_______________________________
(1) Sesungguhnya apa yang dikatakan "Britsh spy" dalam hal ini tidak benar.
Dalam hadits (?) dikatakan, "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu mati besuk."
05. Fara khalifah adalah diktator yang zalim.
06. Jalan-jalannya tidak nyaman dan pengaturan lalu lintas acak-acakan.
07. Tidak ada tindakan pencegahan yang diambil penyakit menular yang mewabah seperti kolera, yang bisa mematikan ribuan rakyat kecil setiap tahunnya, serta kebersihan air tidak dijaga.
08. Pengaturan tata kota kurang dan tidak ada pelayanan air bersih untuk minum.
09. Tidak ada pasukan yang secara khusus ditugaskan untuk mengatasi para pemberontak dan pengacau. Di sana ada kerancuan hukum, tatanan Al-Qur'an yang mereka banggakan hampir bisa dikatakan tidak terlihat dalam kehidupan mereka.
10. Perekonomian runtuh.
11. Angkatan bersenjata tidak terorganisir secarab rapi, juga tidak punya perlengkapan persenjataan yang memadai, kalaupun ada itu adalah persenjataan dibilang sudah kuno.
12. Terjadi pelanggaran hak-hak para wanita.
14. Lingkungan tidak sehat dan tidak bersih.
Setelah menerangkan tentang kelemahan dan titik rawan yang ada pada orang Islam, kemudian buku tersebut memberikan informasi tentang hakikat Islam yang sesungguhnya.
01. Islam menyuruh bersatu dan melarang perpecahan serta menganjurkan kerja sama. Hal ini telah dinyatakan dalam Al-Qur'an.
"Berpeganglah kamu sekalian pada tali Allah dan jangan bercerai-berai." (1)
(1) Surat Ali Imron :103
02. Islam memerintahkan agar umatnya berpikir dan mengadakan penelitian. Sebagaimana tersebut dalam Qur an:
"Berjalanlah kamu di muka bumi." (2)
________________________
(2) Surat Ali Imran; ayat: 107.
03. Islam menyuruh umatnya agar menuntut ilmu. Hal ini dinyatakan dalam hadits yang berbunyi "Menuntut ilmu itu wajib bagi orang muslim dan muslimat."
04. Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja giat dalam urusan dunia, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an:
"Dan di antara mereka ada yang berdoa: Tuhanku berilah bagi kami kebaikan di dunia dan akhirat." (1)
_________________________
(1) Surat Albaqarah, ayat: 201
05. Dalam setiap permasalahan, Islam memerintahkan untuk mengadakan musyawarah. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur'an:
"Sedang urusan mereka diputuskan dengan musya'warah di antara mereka." (2)
_________________________
(2) Surat Asyura, ayat: 38
06. Islam memerintahkan untuk membangun jalan. Sebagaimana Al-Qur'an mengatakan:
"Berjalanlah kamu sekalian di muka bumi." (3)
______________________
(3) Surat Almulk, ayat:15
07. Orang Islam dituntut agar memperhatikan bidang kesehatan. Hadits meriwayatkan: "llmu itu atas 4 bagian:
(1) Ilmu fiqih untuk menjaga keimanan,
(2) Ilmu kedokteran untuk menjaga kesehatan,
(3) Ilmu nahwu dan shorof untuk menjaga bahasa,
(4) Ilmu astronomi untuk mengetahui waktu."
08. Islam memerintahkan adanya perkembangan. Sebagaimana tertera dalam Al-Qur' an:
"Allah menciptakan apa-apa yang ada di bumi untuk kamu." (4)
_________________________
(4) Surat Albaqarah, ayat: 29
09. Islam memerintahkan adanya ketertiban dan kerapian. Al-Qur'an menyebutkan:
"Dan Kami tumbuhkan segala sesuatu menurut ukurannya." (1)
___________________
(1) Surat Alhijr, ayat:19
10. Islam menyerukan untuk membangun ekonomi yang kuat. Dalam Al hadist (?) disebutkan: "Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu hidup selamanya dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan kamu mati besuk."
11. Islam menyuruh umatnya agar membangun kekuatan bersenjata yang kuat. Al-Qur'an menyatakan:
"Persiapkanlah kekuatan sebaik mungkin untuk menghadapi mereka." (2)
_________________________
(2) Surat Al-anfal, ayat: 60
12. Islam menyuruh untuk memperhatikan hak para wanita. Sebagai mana disebutkan dalam Al-Qur'an:
"Sebagaimana laki-laki punya hak terhadap para wanita, begitu juga para wanita punya hak terhadap laki-laki." (3)
________________________
(3) Surat Albaqarah ayat: 228
13. Islam sangat memperhatikan terhadap kebersihan. Hal tersebut diriwayatkan dalam hadits:"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman."
Selanjutnya dalam buku tersebut menyarankan agar menghancurkan dan sebisa mungkin merusak serta menghilangkan kekuatan yang dimiliki orang Islam. Kekuatan basis penyangga Islam yang mesti dirusak atau dihapuskan tersebut adalah sebagai berikut:
01. Islam tidak mengenal perbedaan ras, bahasa, tradisi, adat, dan kedaerahan.
02. Bunga bank, lintah darat, prostitusi, minuman keras dan katak semuanya itu dilarang dalam Islam.
03. Orang muslim pada dasarnya benar-benar taat terhadap Ulama mereka.
04. Mayoritas orang Sunni bisa menerima keberadaan Khalifah sebagai yang mewakili Nabi. Mereka berpendapat bahwa wajib mentaati khalifah sebagaimana wajibnya mentaati Allah dan Rasul.
05. Jihad atau perang membela Islam adalah wajib.
06. Menurut sebagian orang Syi'ah, semua orang segolongan mereka yaitu Sunni dan non-muslim adalah curang.
07. Semua muslim meyakini bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang benar.
08. Mayoritas muslim yakin bahwa wajib hukumnya mengusir orang Yahudi dan Kristen dari Semenanjung Arab.
09. Mereka benar-benar serius dalam melaksanakan ibadah.
10. Orang Syi'ah yakin bahwa haram hukumnya membangun gereja di negara-negara Islam.
11. Orang Islam rata-rata berpegang kuat terhadap prinsip keimanan mereka.
12. Menurut Syi'ah wajib memberikan seperlima humus, harta yang diperoleh dari rampasan perang kepada Ulama.
13. Muslim sangat memperhatikan pendidikan anak-anak mereka, sehingga mereka tidak mungkin meninggalkan cara hidup yang ditempuh orang tua mereka.
14. Wanita muslim memakai jilbab yang menutupi badan mereka, sehingga sulit bagi orang yang punya niat jahat terhadap mereka.
15. Muslim mayoritas melaksanakan shalat secara berjama'ah, yang bisa membawa kebersamaan lima kali dalam sehari.
16. Karena menurut mereka makam Rasul dan makam Ali itu tempat yang keramat, mereka berziarah ke tempat-tempat ini.
17. Ada sejumlah orang yang merupakan keturunan Nabi Muhammad, yang bemama Sayid dan Syarief, yang mengingatkan muslim terhadap Nabi dan ini akan tetap hadir dalam ingatan muslim.
18. Saat muslim berada dalam satu perkumpulan, para mubalig selalu membarui iman dan menyuruh mereka untuk menambah ketaqwaan.
19. Wajib bagi setiap muslim untuk ber'amar-ma'ruf dan nahyi-mungkar.
20. Merupakan anjuran untuk menikahi wanita lebih dari satu orang agar bisa menambah populasi umat Islam.
21. Mengajak satu orang untuk masuk Islam itu lebih baik dan lebih bernilai dari pada dunia dan isinya.
22. Hadits mengatakan, "Barang siapa menciptakan suatu kebajikan, maka baginya pahala dan pahala orang yang mengikuti melakukan kebajikan tersebut"
Hadits ini sangat terkenal di kalangan umat Islam.
23. Orang Islam menjadikan Al-Qur'an dan Hadits sebagai rujukan umat dalam kehidupan mereka. Mereka meyakinkan betul bahwa hanya berperang pada kedua sumber hukum inilah satu-satunya jalan untuk mencapai surga.
Informasi selanjutnya dari buku setebal seribu halaman tersebut adalah advise untuk merobohkan sikap fanatik orang Islam terhadap prinsip yang mereka pegangi di mana ini merupakan kekuatan penyangga utama Islam juga saran untuk mempopulerkan kelemahan-kelemahan mereka. Ini digambarkan secara jelas dan rinci, sekaligus bagaimana hal ini bisa dilaksanakan secara baik.
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk menggiring muslim menuju satu kondisi yang mudah dihancurkan adalah tertulis seperti tersebut di bawah ini.
01. Ciptakan konflik dengan memancing rasa permusuhan di antara aliran sekte yang berselisih paham, menciptakan perasaan saling curiga, dan dengan media massa untuk tindak lanjut memperuncing konflik tersebut
02. Kapan saja kondisi memungkinkan, halangi sekolahan dan media massa yang ada serta bakar buku literatur yang mereka punya. Pastikan bahwa anak-anak orang Islam tetap dalam kebodohan dengan menimbulkan fitnah pada pribadi pemuka agama dan kemudian mencegah orang tua muslim dari mengirim anak-anak mereka ke pusat pendidikan agama.
03. Junjung akan pentingnya mendapatkan kenikmatan surga di hadapan mereka dan yakinkan bahwa mereka tidak perlu banyak mengurusi urusan dunia. Perluas kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tasawuf. Giring mereka agar hanyut dengan persoalan akhirat dengan mendorong mereka untuk aktiv membaca buku-buku yang menganjurkan zuhud, seperti buku "Ihya Ulumuddien" karangan Imam Ghozali, buku "Mesnevi" karangan Maulana dan buku yang sejenis karangan Muhyidin Arabi. (1)
_______________________________
(1) Zuhud yang dianjurkan dalam buku-buku tasawuf, tidak berarti mengabaikan urusan dunia. Tapi itu mempunyai makna bahwa orang Islam tidak boleh terlalu mencintai dunia. Dengan kata lain, bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah termasuk ibadah yang berpahala.
04. Bujuk para khalifah agar berbuat kezaliman dan dengan hasutan kata-kata seperti ini: Tuan adalah khalifah Tuhan di bumi. Pada sesungguhnya Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Bani Umayah, dan Bani Abasiah, semuanya bisa berkuasa dengan menggunakan kekuatan senjata dan mereka semua bisa berdaulat.
Contohnya, Abu Bakar menjadi khalifah atas bantuan Umar dan dengan melalui cara membakar rumah-rumah orang yang tidak mau mentaatinya, seperti rumah Fatimah. (1)
________________________________
(1) Saat Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, salah seorang sahabat, Abu Sufyan datang ke rumah Ali, menawarkan bantuan jika Ali mau menjadi khalifah, tapi itu ditolak oleh Ali.
Dan Umar menjadi khalifah atas dasar keputusan dari Abu Bakar. Utsman, di sisi lain, menjadi khalifah atas surat perinutah dari Umar Sedang Ali, menjadi khalifah dengan dipilih oleh para penyamun. (?) Mu'awiyah menjadi khalifah dengan mengangkat senjata. Kemudian pada zaman Bani Umayah berkuasa, kepemimpinan Islam berubah menjadi warisan yang diberikan secara turun-temurun. Begitu juga halnya dengan Bani Abasiyah. Ini semua merupakan bukti bahwa dalam Islam kekuasaan dibentuk melalui keputusan tunggal, kediktatoran, dan bukan lewat pemilihan.
05. Hapuskan hukum mati dari kitab perundang-undangan. Rintangi, cegah aturan yang menghukum para preman dan perampok. Pastikan bahwa perjalanan tidak bisa memberi kenyamanan bagi musafir dengan cara mempersenjatai para preman dan perampok tersebut.
06. Kita bisa menggiring mereka pada kondisi kehidupan yang tidak sehat, dengan program seperti berikut:
Segala sesuatu itu tergantung pada taqdir Allah. Pengobatan tidak akan mempunyai arti dalam menyembuhkan suatu penyakit. Bukankah telah dinyatakan dalam Al-Qur'an,
"Tuhanku yang memberi makan dan minum saya. Dan dialah yang menyembuhkan saya ketika saya sakit. Dan dia sendiri mematikan aku, kemudian menghidupkan kembali (1)
Jadi tidak ada seorang pun mati tanpa kehendak Allah.
_______________________________
(1) Surat Asyura, ayat: 79-80-81
07. Ciptakan pernyataan seperti berikut dalam mendorong kezaliman: Islam adalah agama yang amat mengurusi permasalahan ibadah. Urusan negara adalah di luar Islam. Nabi Muhammad dan khalifah penggantinya tidak pernah mengangkat mentri atau menetapkan hukum-hukum kenegaraan.
08. Kemunduran ekonomi adalah konsekwensi logis hasil propaganda tersebut nomor 07. Kita bisa menghentikan pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan kebun, menenggelamkan kapal yang digunakan sebagai alat utama roda perdagangan, membakar pasar, membikin bobol bendungan yang digunakan sebagai irigasi dengan serangan, sehingga pusat lahan pertanian dan industri yang tertinggal tergenang air, yang pada akhirnya mencemari air minum yang dialirkan lewat pipa-pipa.
09. Menggiring para pejabat pemerintahan untuk hobi main perempuan, alkohol, berjudi, korupsi, kolusi, dan penipuan serta mengajari mereka caranya mencuri harta negara untuk kepentingan pribadi. Dorong juga rakyat kecil untuk berbuat demikian dan berilah orang-orang ini hadiah.
     Dalam buku tersebut diberikan satu catatan: Agen mata-mata yang melaksanakan tugas ini agar benar-benar waspada dan hati-hati agar semua rahasia ini tidak bocor ke tangan orang luar, yang bisa berakibat fatal, mata-mata bisa saja ditangkap warga muslim.
10. Populerkan macam-macam riba. Karena riba tidak hanya meruntuhkan tatanan ekonomi, tapi lebih dari itu membiasakan orang Islam dan mengabaikan norma aturan Islam. Sekali orang melanggar satu hukum, ini akan mudah baginya untuk cenderung melakukan pelanggaran yang lainnya. Mereka harus diberi pengertian bahwa bunga uang atau riba itu bisa haram hanya jika berlipat. Karena hal itu telah dinyatakan dalam Al-Qur'an: Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda. (1) Karena itu, tidak setiap bentuk interest rate (bunga uang) itu haram.
_____________________________
(1) Surat Ali Imran, Ayat: 130.
11. Sebarkan sikap terbalik dari warga muslim yaitu, dari menghormati para Ulama menjadi membenci mereka dengan cara menimpakan fitnah terhadap pribadi Ulama, sehingga umat Islam akan dengan terang-terangan mencaci terhadap tingkah laku yang dilakukan para Ulama, yang padahal itu adalah sandiwara yang kita buat, agar umat menjauhi pemimpin mereka, yaitu para Ulama. Untuk merealisasikan ini kita akan menurunkan beberapa orang yang sudah digodok, dilatih yang bertugas menyamar sebagai ulama. Kemudian pada gilirannya orang-orang kita ini menyerupakan diri dengan sedemikian rupa, sehingga mereka ini benar-benar persis seperti Ulama dilihat dari segala sudut. Berikut, orang-orang ini melakukan satu tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh Ulama. Sehingga orang-orang Islam akan bingung dengan tindakan para Ulama, melihat kondisi yang ada. Dan setiap Ulama akan memendang satu sama lain dalam kecurigaan. Kemudian orang-orang yang menyamar sebagai Ulama, yaitu dari mata-mata kita tadi disusupkan masuk ke sentral pendidikan Al-Azhar, Istambul, Najaf, dan Karbala.
     Tindakan selanjutnya, kita membuka sekolah-sekolah dan sejumlah universitas dalam rangka menjauhkan muslim dari pemuka mereka, Ulama. Di sekolah-sekolah ini kita didik anak-anak dari Bizantium, Yunani, dan Armenia. Dan menjadikan mereka semua sebagai musuh-musuh orang Islam. Sedang anak-anak orang Islam, kita mesti memasukkan satu pemikiran pada mereka ini dengan satu keyakinan bahwa orang tua mereka adalah orang-orang yang bodoh. Untuk membawa agar anak-anak muslim ini benci terhadap khalifah, ulama, dan pejabat-pejabat pemerintahan mereka sendiri. Kita akan memberi penjelasan secara gamblang apa yang menjadi kesalahan khalifah, ulama, dan pejabat-pejabat mereka, meyakinkan mereka bahwa khalifah, pejabat dan ulama tersebut hanya disibukkan dengan apa yang menjadi hobi mereka. Bersenang-senang dengan para gundik mereka, menyalahgunakan harta rakyat dan tidak lagi memperhatikan bahwa mereka itu adalah penerus Nabi yang mestinya tidak berbuat begitu.
12. Untuk menyebarluaskan fitnah bahwa Islam tidak atau kurang menyukai keberadaan wanita, kita bisa mengambil dasar dan ayat Al-Qur'an itu sendiri yang menyatakan
"Allah melebihkan laki-laki atas perempuan," (1)
dan hadits: "Perempuan adalah sumber kejahatan."
_________________________
(1) Surat Annisa, ayat: 34
13. Kotor adalah sebuah akibat kurangnya air. Maka dari itu, kita berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi suplai air dengan jumlah yang cukup.
Langkah-langkah yang perlu diambil yang disarankan oleh buku seribu halaman tersebut dalam menghancurkan benteng pertahanan muslim adalah seperti berikut di bawah.
01. Berilah rangsangan seperti membangkitkan jiwa patriotik ras dan nasionalis di antara umat Islam, semisal menarik kembali perhatian mereka terhadap kepahlawanan jaman pra Islam. Munculkan kembali model kepemimpinan Fir'aun saat berkuasa di Mesir, periode Magi di Iran, periode orang Babilonia di Iraq, zaman tirani Attila dan Dzengiz di Turki.
02 Selanjutnya kemungkaran harus dimasyarakatkan baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, seperti minum-nimuman keras, judi, prostitusi atau pelacuran, dan daging babi. Untuk memastikan agar hal tersebut bisa berhasil dengan baik, warga Kristen, Yahudi, penganut leluhur Iran, dan non-muslim dimanfaatkan secara maksimal. Bagi mereka yang bekerja dalam bidang ini harus digaji dengan bayaran yang lebih tinggi dari gaji yang ada di tempat tersebut. Dan tentunya disediakan oleh Kementrian Persemakmuran.
03. Tebarkan kerancuan pengertian di kalangan muslim terhadap apa sesungguhnya jihad. Tanamkan pada mereka bahwa jihad itu merupakan suatu perintah dalam Islam yang bersifat temporer atau sementara, dan untuk saat ini tidak berlaku, sudah usang. Hilangkan satu pendapat yang telah mengakar di penganut Syi'ah bahwa orang Kristen dan Yahudi adalah curang. Untuk meyakinkan bahwa pendapat demikian ini salah, angkat ke permukaan ayat Al-Qur'an yang mengatakan,
"Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan orang-orang yang diberi kitab yaitu Yahudi dan Kristen itu halal bagimu, dan makanan kamu juga halal pula bagi mereka," (1)
_____________________________
(1) Surat Almaidah, ayat : 05
Dan tunjukkan pada mereka contoh kongkrit dari sejarah bahwa Nabi Muhammad memperistri seorang wanita Yahudi yang bernama "Shofiyah" dan wanita Kristen yang bernama "Mariya Alqibti" dan isteri Nabi tersebut juga orang-orang yang baik.
05. Tanamkan keyakinan pada mereka orang muslim bahwa apa yang pernah dikatakan Nabi dengan Islam adalah sebuah agama yang sempurna, sehingga pengertian ini bisa mencakup keseluruhan agama baik itu Yahudi, Kristen maupun Islam. Perkokoh keyakinan tersebut dengan alasan dasar berikut: Al-Qur'an itu memberi istilah 'Muslim' untuk keseluruhan penganut agama samawi. Contohnya, disebutkan dalam riwayat Nabi Yusuf Alaihissalam pernah mengajukan permohonan terhadap Allah,
"Ya Allah, matikan saya dalam keadaan menjadi seorang Muslim,"
Dan Nabi Ibrahim bersama Ismail ketika sedang berdoa mengatakan,
"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang Muslim (orang yang tunduk patuh) terhadap Mu dan (jadikanlah) anak cucu kami menjadi Muslim (tunduk patuh) kepada Engkau dan tunjukkanlah ke pada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami," (1)
__________________________
(1) Surat Al Baqarah, ayat: 128.
Dan juga Nabi Ya'kub pernah memberi wejangan terhadap anaknya,
"Janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (2)
___________________________
(2) Surat Al Baqarah, ayat:132.
Itu semua menunjukkan bahwa yang dicakup dalam istilah 'Islam' merujuk kesemua agama samawi.
06. Katakanlah kepada mereka berulang-ulang bahwa membangun gereja itu tidak haram. Adalah Nabi Muhammad dan Khalifah penggantinya tidak pernah menghancurkan gereja malah sebaliknya menghargai keberadaan gereja. Dalam Al-qur'an dinyatakan,
"Sekiranya saja Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya disebut nama Allah." (1)
______________________
(1) Surat Alhaj, ayat: 40.
Ayat tersebut menunjuk bahwa Islam menghormati tempat-tempat ibadah, bukan mcnghancurkannya, dan Islam menjaga tempat-tempat tersebut dari siapa saja yang bermaksud mau menghancurkan.
07. Kacaukan pengertian tentang hadits yang mengatakan, "Buanglah orang-orang Yahudi dari Semenanjung Arab," dan hadits "Dua agama tidak akan bisa berjalan bersama-sama di Semenanjung Arab." Kata “Seandainya dua hadits ini memang benar adanya tentu Nabi tidak akan memperisteri orang Yahudi dan Kristen. Juga tidak akan membuat suatu perjanjian dengan orang Nasrani dari Najran."
08. Cobalah untuk menghalangi orang-orang Islam dari kegiatan peribadatan mereka dan taburkan kebimbangan tentang manfaat dan kegunaan ibadah dengan mengatakan, "Allah itu tidak membutuhkan ibadah seseorang."
Cegah mereka dari melaksanakan Haji juga dari bentuk-bentuk ibadah lainnya yang membawa mereka menuju kebersamaan. Demikian juga, cobalah untuk merintangi mereka dari membangun masjid-masjid, makam-makam, sekolah-sekolah, dan perbaikan Ka'bah.
09. Kacaukan pengertian yang ada di kalangan orang-orang Syi'ah tentang hukum seperlima dari harta ghanimah yang diperoleh dari musuh dalam peperangan yang diberikan kepada Ulama dan beri penjelasan bahwa seperlima itu milik harta rampasan yang diambil dan Daarul-Harb. Dan hal tersebut tidak ada kaitannya dengan harta komersial atau perdagangan di mana Ulama dalam hal ini masuk pada golongan fi sabilillah yang berhak penerima zakat yang dikeluarkan dari harta komersial tersebut. Kemudian tambahkan bahwa humus hanya bisa diberikan kepada Nabi atan Khalifah, bukan kepada Ulama karena Ulama sudah diberi perumahan, hewan peternakan dan perkebunan. Karena itu, tidak pada tempatnya untuk memberikan humus kepada Ulama.
10. Masukkan bid'ah ke dalam ajaran Islam dan berikan kritik yang pedas karena Islam adalah agama yang senang melakukan teror. Jelaskan secara tegas bahwa Negara-negara Islam berada dalam kondisi sekarat dan sekarang ini sudah pada posisi akan runtuh. Kemudian lakukan untuk membuat mereka umat Islam keluar dari konsep hukum Islam.
11. Sangat penting! Jauhkan para generasi muda yang dipegangi para orang tua, kemudian asingkan pendidikan generasi tua sebelum mereka. Kita didik generasi muslim tersebut, dan konskwensinya, pada saatnya nanti mereka itu akan benar-benar terpisah dari ajaran pendidikan orang tua mereka. Usahakan bagi mereke agar tidak punya lagi waktu untuk menyentuh yang berkaitan dengan keimanan, ibadah, dan yang membuat mereka dekat dengan para Ulama.
12. Pancinglah para wanitanya untuk bisa membuang jauh-jauh adat menutup aurat. Berilah alasan palsu yang seperti, "Menutup aurat itu bukan merupakan ajaran Islam yang sesungguhnya. Hal itu adalah tradisi yang muncul ke permukaan pada masa pemerintahan Abbasiah. Dulunya, orang-orang bisa melihat para isteri Nabi dan wanita-wanita lain ikut serta dalam segala macam kegiatan sosial dalam masyarakat." Setelah kita bisa menelanjangi para wanita, gadis muslim dari tradisi kebiasaan menutup aurat, ciptakan suatu kegiatan yang memungkinkan para pemuda Islam bisa berkumpul dan menyatu dengan wanita-wanita tersebut, Ini akan membuat mereka terdorong untuk menjalin hubungan dan berbuat di luar norma-norma aturan Islam. Inilah cara paling ampuh dan mujarab untuk menjerat pemuda pemudi Islam sebagai jalan untuk meruntuhkan kekuatan penyangga utama Islam. Untuk pertamanya sebagai pioner dalam hal ini peralat wanita non-muslim, dalam jangka waktu tertentu para wanita muslim secara otomatis akan mengikuti budaya pergaulan yang ada dan dekadensi moral barang tentu akan menjadi pemandangan yang umum.
13. Pergunakan setiap ada kesempatan untuk menghentikan mereka melaksanakan shalat secara berjamaah dengan menyebutkan kekurangan para imam masjid, melalui cara mengungkapkan kesalahan para imam masjid. Dan dengan cara memancing perselisihan dan perpecahan di antara para imam dan para jamaah yang selalu mengikuti mereka di belakang saat shalat berjamaah.
14. Tanamkan perasaan skeptis di kalangan umat Islam serta bimbang terhadap yang mana sesungguhnya yang dikatakan Sayyid, yang merupakan keturunan Nabi Muhammad. Campur adukkan para Sayyid yang biasa berpakaian serban hitam dan serban hijau tersebut dengan orang non-Sayyid yang sudah dibuat sedemikian rupa agar bisa membuat bingung umat Islam, sehingga pada gilirannya nanti perlahan tapi pasti, bisa sedikit demi sedikit mengikis respek serta kepercayaan mereka terhadap Sayyid tersebut. Lucuti serban yang merupakan ciri para pemuka Islam dan ciri khas para Sayyid, sehingga dengan demikian bisa mengaburkan silsilah keturunan Nabi Muhammad dan yang ada tidak lagi punya pamor di mata rakyat biasa. (1)
_________________________________
(1) Sayyid Abdul Hakim Arwasi, dalam bukunya yang berjudul, "Ashhabil kiram", yang beliau tulis di Istambul, Turki mengatakan, "Fatimah, putri Rasulullah, dan keturunannya sampai akhir zaman tetap merupakan Ahlu u bukan muslim yang taat. Menyintai, membantu dengan segenap jiwa dan raga kita serta memperhatikan hak mereka akan bisa menyebabkan mati dalam keadaan beriman. Dulu pernah ada sebuah badan hukum yang secara khusus mengurusi para Sayyid yang berada di Hama, sebuah kota kecil di Siria. Pada masa pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah di Mesir, para keturunan Hassan diberi gelar Sarief dan sudah menjadi keputusan bahwa mereka ini memakai serban putih. Sedang keturunan Husein diberi gelar Sayyid dengan memakai serban hijau. Setiap anak lahir dari dua keturunan ini dicatat di hadapan Jaksa dan disaksikan oleh dua orang. Semenjak rezim Sultan Abdul Majid Khan, Rasyid Pasha, antek Inggris yang menjadi perdana mentri, mencabut badan hukum ini atas saran dari bosnya pemerintah Inggris. Orang muslim biasa yang tidak diketahui silsilahnya dipanggil Sayyid. Para sayyid palsu dari Iran bermunculan di sana-sini.
     Juga disebutkan dalam buku Fatawa alkhaditsiah bahwa di masa permulaan Islam, mereka yang keturunan Nabi diberi gelar Syarif. Hanya ketika Bani Fatimiyah berkuasa di Mesir keturunan Husain dan Hasan diberi ciri khas tersendiri.
15. Kampanyekan kepada umat Islam bahwa keberadaan bangunan makam yang besar, yang indah dan menara yang ada di sekelilingnya seharusnya dihancurkan, serta diratakan dengan tanah. Dengan satu alasan bahwa bangunan makam yang besar dan dihias seperti itu tidak pernah ada pada zaman Rasulullah. Perbuatan membangun tersebut jelas merupakan bid'ah yang ada dalam Islam. Selain itu, cegahlah setiap muslim yang ingin berziarah ke makam Nabi makam Khalifah dan Ulama dengan mengemukakan kepada mereka bukti-bukti yang meyakinkan bahwa ziarah tersebut bukan merupakan ajaran Islam yang sesungguhnya. Serta putar balikkan fakta yang sebenarnya seperti dengan mengatakan, Sesungguhnya yang benar itu makam Nabi Muhammad berada di dekat makam ibunya, sedang makam Abu Bakar dan Umar berada di sebuah pekuburan yang bernama Baqi. Makam Utsman, khalifah ketiga umat Islam tidak diketahui di mana letaknya. Husain yang merupakan cucu nabi, kepalanya ditanam di Hanana. Sedang jasad cucu Nabi tersebut tidak seorangpun tahu di mana letaknya. Pekuburan yang berada di daerah Kazimiyah yang diyakini orang Syi'ah sebagai makam keturunan Nabi yang bernama Syaikh Qasim dan Syaikh Jawwad adalah makam dua khalifah. Satu makam yang berada di kota Tus, yang menurut mayoritas muslim diyakini sebagai makam Syaikh Ali Ridha, itu sesungguhnya hanyalah makam seorang muslim yang bernama Harun.
Makam-makam yang ada di kota Sammarah adalah pekuburan Bani Abbasiyah, bukan makam Syaikh Hadi, Syaikh Asy'ari dan Syaikh Mahdi, yang disebut-sebut sebagai keturunan Nabi.
Semua tindakan membangun makam-makam dan menara-menara tersebut adalah tidak mengikuti ajaran Islam. Oleh karena itu, keberadaannya harus dihilangkan di seluruh wilayah kekuasaan Islam.
16. Katakan kepada mereka bahwa wajib untuk menghancurkan tempat bangunan yang digunakan ritual perkabungan masal oleh muslim Syi'ah dengan alasan hal tersebut merupakan penyimpangan ajaran Islam. Orang-orang harus dihalangi dari ikut menghadiri kegiatan ritual perkabungan masal di tempat tersebut. Jumlah penceramah yang biasa memberikan semangat dalam acara tersebut harus dikurangi. Untuk mendukung tujuan ini bagi penceramah dan yang mempunyai tempat yang digunakan sebagai pusat kegiatan ritual perkabungan masal ini harus ditarik pajak. Hal ini sedikit menghambat jalannya kegiatan. Yang jelas kegiatan yang bersifat membuat mereka menuju kebersamaan harus ditekan atau dikurangi.
17. Dengan menggunakan dalih love of freedom (cinta kebebasan), yakinkan kepada setiap muslim bahwa setiap orang bebas untuk melakukan apa saja yang ia suka. Tidak wajib hukumnya melaksanakan amar-ma'ruf nahyi mungkar atau mengajari prinsip-prinsip Islami. Selain itu tanamkan satu pemikiran bahwa orang Kristen akan tetap berada pada posisi memeluk agama Kristen dan Yahudi begitu juga akan berada pada keimanan mereka dalam beragama Yahudi. Tidak seorangpun bisa mempengaruhi hati orang lain. Urusan hati adalah tergantung pada Tuhan.
    Kendati sudah diajak masuk Islam seribu kali, kalau Tuhan tak memberi hidayah, hal ini tidak akan bisa terjadi. Dan amar-ma'ruf nahyi-mungkar itu sendiri adalah tugas para ulama dan Khalifah.
18. Untuk menghambat laju pertambahan populasi umat Islam, kelahiran bayi mesti dibatasi dan poligami dilarang. Masalah pernikahan harus tunduk terhadap hukum. Misalnya, harus ada aturan suku bangsa Arab tidak boleh menikahi suku bangsa dari Iran, sebaliknya orang Iran tidak boleh nikah dengan orang Arab juga orang Turki tidak boleh nikah dengan orang Arab.
19. Pastikan untuk menghentikan perambatan dan masuknya orang di luar Islam ke agama Islam. Siarkan sebuah konsep bahwa Islam adalah agama yang hanya dikhususkan untuk suku bangsa Arab saja. Untuk mendukung konsep ini angkat ayat Al-Qur' an berikut ini, Ini adalah sebuah Dzikir (Islam) untuk kamu dan orang-orang kamu."
20. Lembaga-lembaga pendidikan yang mengacu kepada pembentukan iman harus dibatasi melalui hukum dan dikurangi, hanya pendidikan dan sekolah negeri yang diizinkan. Orang yang bersifat pribadi atau lembaga swasta harus ditekan agar tidak bisa mendirikan lembaga pendidikan semacam sekolah-sekolah atau pesantren.
21. Munculkan keraguan akan keautentikan Al-Qur'an dan cetak serta publikasikan terjemahan Al-Qur'an yang memuat pembredelan sebagian ayat, penambahan dan penyisipan dan katakan pada orang-orang ini, "Copian Al-Qur'an yang ada sekarang sudah tidak layak lagi untuk dijadikan rujukan. Satu ayat di satu Al- Qur 'an tidak ada di Al-Qur'an lain.
Buanglah ayat-ayat yang memojokkan keberadaan Yahudi, Nasrani, dan non muslim lainnya dan juga ayat yang memuat perintah jihad, amar-ma'ruf nahyi-munkar. Terjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa lain, seperti ke dalam bahasa Turki, Persi, dan India. Sehingga, dengan cara begini kita bisa mencegah orang di luar Negara Arab mempelajari bahasa Arab. Dan dalam hal adzan, sholat dan do'a usahakan untuk tidak menggunakan bahasa Arab. Demikian juga, orang-orang Islam harus dibuat ragu akan keberadaan hadits-hadits Nabi yang ada. Sejumlah terjemahan, kritik, dan penyisipan sebagaimana yang telah dilakukan terhadap Al-Qur'an bisa diaplikasikan juga terhadap Hadits.
Setelah saya selesai membaca keseluruhan isi buku yang berjudul "How Can We Demolish Islam" (Bagai mana cara kita bisa menghancurkan Islam), saya benar-benar kagum dan terkesan atas isi yang terkandung di dalamnya.
Benar-benar hebat. Buku tersebut merupakan yang sangat berharga bagi studi yang akan saya jalankan. Saya mengembalikan buku tersebut kepada sekretaris dan berterima kasih kepadanya. Saya katakan buku tersebut benar-benar sangat membantu misi yang akan saya jalankan. Sekretaris berkata kepada saya, "Pasti sekarang Anda yakin bahwa dalam melaksanakan tugas ini. Anda tidak sendirian. Kami telah merekrat tenaga kerja yang cukup banyak dalam melaksanakan satu pekerjaan yang sama, seperti pekerjaan yang akan Anda jalankan. Kementrian kita telah menandatangani lebih dari lima ribu orang dalam menjalankan misi ini.
Kementerian memprediksi ada kemungkinan jumlah tersebut akan bertambah dan mencapai seratus ribu orang. Bila kita sudah bisa mencapai jumlah tersebut tadi, dipastikan kita bisa membawa seluruh wilayah kekuasaan Islam ke dalam payung kekuasaan Inggris Raya."
Beberapa waktu kemudian sekretaris mengatakan, " Ada berita bagus untukmu! Kementrian kita paling lama membutuhkan waktu satu abad untuk merealisasi program ini. Kita boleh jadi tidak bisa melihat dan menikmati hari-hari yang menyenangkan itu, tapi anak-anak kita yang pasti akan menikmati hari-hari yang menyenangkan tersebut. Betapa indahnya perkataan ini: "Saya telah menikmati apa yang telah orang tua dulu tanam, dan begitu juga sekarang saya sedang menanam untuk dinikamti generasi kami selanjutnya." Program yang dilaksanakan pemerintah Inggris ini secara tidak langsung telah membuat senang seluruh Umat Nasrani dan telah bisa menyelamatkan mereka semua dari abad kedua belas, yaitu abad kegelapan masyarakat Eropa."
Selanjutnya sekretaris memberi komentarnya tentang realita sejarah seperti berikut, "Expedisi Pasukan Salib yang berlangsung selama satu abad sama sekali tidak menghasilkan sesuatu yang berarti. Begitu juga apa yang telah dilakukan Pasukan Mongol dari Timur yang dipimpin oleh Jengis Khan, tidak bisa menghancurkan kekuatan Islam. Hal tersebut dikarenakan sistem kerja mereka secara tiba-tiba, tidak sistematis dan tidak kuat mengakar ke tanah. Sehingga dengan begitu kekuatan musuh masih bisa bangkit. Konsekwensinya mereka menjadi kecapekan dalam waktu yang cukup singkat. Tetapi kini para pemegang admimstrasi kita yang sudah expert dalam bidangnya, sedang merobohkan kekuatan utama penyangga Islam memakai taktik planing yang bagus, yang benar-benar disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dan dengan memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi. Kita juga harus menggunakan kekuatan militer, namun harus digunakan pada episode paling akhir. Yaitu setelah kita benar-benar bisa menguasai kekuatan Islam, setelah kita bisa menghalau dan menghadang gerak langkah umat Islam dari segenap penjuru dan membuatnya sama sekali tidak berdaya dan lumpuh, yang tidak pernah akan sembuh dan bangkit melawan kita."
Kata-kata terakhir yang diucapkan sekretaris begini: "Para agen intelejen tinggi yang telah kita posisikan di Istambul adalah intel yang cerdas dan cekatan. Mereka melaksanakan planning kita secara tepat. Anda tahu apa yang mereke lakukan? Mereka melebur, menyatukan diri dengan masyarakat muslim yang membangun sekolah-sekolah untuk anak-anak mereka. Mereka juga membangun gereja. Mereka benar-benar sukses di dalam memasyarakatkan minuman keras, perjudian, kemesuman, dan membikin mereka menjadi kelompok-kelompok kecil melalui hasutan. Para intel tersebut menanamkan kebimbangan pada generasi muda Islam. Mereka membangkitkan khilafiyah yang memang sudah ada sebelumnya dan membakar mereka agar melawan pemerintah.
Mereka menciptakan demonstrasi di mana-mana. Mereka merusak mentalitas pemegang administrasi dan para negarawan dengan menggunakan jebakan wanita yang diberi tugas merayu dan mengajak menikmati surga dunia. Dengan menggunakan pola kerja semacam ini, kekuatan utama ummat Islam hancur dan tentu akan meninggalkan ajaran agama yang selama ini mereka jadikan pedoman. Dan memecah belah persatuan mereka.Setelah hal itu berhasil, saatnya baru menggunakan kekuatan militer." (1)
_________________________________
(1) Pemerintah Inggris menggunakan dua puluh satu langkah tersebut dalam program menghancurkan dua negara Islam yaitu Kesultanan India dan kekhilafahan Turki Utsmani. Mereka mendirikan aliran-aliran Islam seperti: Wahabi, Qodiyani, Tabligh Jamaat, dan Jamaatul Islamiyah di India. Kemudian dengan mudah mereka menginvasi India, menghancurkan administrasi secara keseluruhan, memenjarakan sultan dan menyembelih dua putranya. Barang-barang yang berharga serta harta benda lainnya yang telah berabad-abad menjadi hak rakyat India dijarah dan dikapalkan ke London. Mereka mengambil batu-batu permata seperti berlian, jamrud, merah delima dan hiasan dinding makam terkenal Taj mahal yang dibangun oleh Sultan Syah Jihan pada tahun 1041 Hijriyah (1631 M) di atas kuburan isterinya, Arjumen Beghum di Aghra, yang dilapisi dengan intan.
Sebagaimana kata Allah,
"Barang siapa berbuat makar terhadap Allah, maka Allah juga berbuat makar kepada mereka".
Balasan muncul ketika Perang Dunia ke dua pecah. Karena takut diinvasi Jerman, para pastur, pejabat negara dan sejumlah orang serta harta benda yang cukup banyak dikapalkan. Dalam perjalanan menuju Amerika, ranjau diluncurkan dari kapal perang Jerman, Graf Von Spee dan dua kapal penyergap sejenis. Serangan itu mampu menenggelamkan kapal mereka. Keseluruhan awak kapal dan penumpang serta harta benda yang mereka angkut tenggelam masuk ke dasar lautan Atlantik. Setelah Perang Dunia kedua berakhir, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan deklarasi Hak Asasi Manusia (The Human Rights Declaration) yang menolak adanya penjajahan di seluruh dunia. Deklarasi tersebut dikeluarkan di New York. Pemerintah Inggris kehilangan sumber utama pemasukan negara yang sudah mereka nikmati selama berabad-abad. Akhirnya, mereka mencopot gelar Great Britain.
BAGIAN KE TUJUH
Dengan mengetahui rahasia negara yang pertama saya ingin untuk segera mengetahui rahasia negara yang ke dua. Akhirnya, pada suatu hari sekretaris memberi penjelasan rahasia negara yang ke dua yang telah ia janjikan tempo dulu.
Rahasia ke dua ini termuat dalam sebuah dokumen yang isinya satu rancangan yang terdiri dari lima puluh halaman yang dipersiapkan bagi para pejabat teras atas yang bekerja pada kementrian yang bertugas menghancurkan Islam secara menyeluruh dalam kurun waktu satu abad. Rancangan ini terdiri atas empat belas alinea. Dokumen yang berisikan rancangan jamgka panjang tersebut betul-betul disimpan rapi agar jangan sampai bocor keluar apa lagi jatuh ke tangan muslim.
Berikut ini adalah rancangan yang terdiri atas 14 alinea ini:
1. Kita harus membenuk suatu pendirian aliansi yang baik dan perjanjian yang saling menguntungkan dengan orang Rusia Tsar untuk menginvasi Bukhoro, Tajikistan, Armenia, Khurasan dan tetangganya. Dan lagi genderang kesepakatan itu harus didirikan dengan pemerintahan Rusia agar bisa menginvasi tetangganya, Turki.
2. Kita menjalin kerja sama yang baik dengan Perancis dalam menghancurkan dunia Islam, baik dari luar maupun dari dalam.
3. Kita mesti menyuburkan persengkatan yang ada dan pertikaian pemerintahan Turki dan Iran, serta menanamkan fanatik kebangsaan dan kesukuan pada kedua negara tersebut. Selain itu, semua suku bangsa dan negara muslim yang bertetangga harus dibuat agar saling bermusuhan. Keseluruhan sekte-sekte agama, termasuk yang sudah mati dihidupkan lagi dan dipancing untuk saling menyerang satu sama lain.
4. Bagian bawah dari pemerintahan negara Islam harus diambil alih oleh masyarakat non-muslim. Contohnya, Madinah harus diberikan kepada Yahudi, Alexandria kepada Nasrani, Imarah kepada Saiba, Kermansyah kepada sekte Nusairiyah, yaitu aliran yang mengkultuskan Ali bin Abu Talib, Mousul kepada sekte Yazidis, Teluk Iran kepada Hindus, Kars kepada sekte Alawis, Masqat kepada Khawarij. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mempersenjatai kelompok-kelompok tersebut, sehingga setiap dari mereka akan menjadi onak dalam tubuh Islam. Wilayah-wilayah mereka harus diperluas sampai kekuasaan, pemerintahan Islam berantakan dan kacau balau.
5. Sebuah jadwal harus dibuat sedemikian rupa untuk memecah belah Islam dan Pemerintahan Turki Utsmani menjadi negara-negara kecil yang terpisah dari Pemerintahan pusat, yang selalu cekcok satu sama lain. Contoh kongkrit dari hal ini adalah India saat ini. Dengan teori yang sudah tak asing lagi di telinga kita "Break, and you will dominate, and break, and you will destroy." (Dengan memecah belah Anda akan bisa menguasai, dan dengan memecah belah juga Anda akan bisa menghancurkan).
6. Perlu adanya langkah untuk memalsukan pokok-pokok ajaran Islam dengan menyisipkan sekte-sekte ke dalamnya. Kita harus menempuh dan menggunakan cara-cara yang halus, sehingga penyisipan ajaran tersebut benar-benar sesuai dengan nurani dan aspirasi dari orang-orang yang akan kita jadikan sasaran.
Kita akan menumbuhkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam aliran Syi'ah:
(1) sekte yang mengagungkan Husain
(2) sekte yang mengagungkan Syaikh Ja'far Shadiq
(3) sekte yang mengagungkan Imam Mahdi
(4) sekte yang mengagungkan Ali Ridha.
Yang pertama sesuai untuk Karbala, yang ke dua untuk Isfahan, yang ketiga cocok untuk Sammarah, sedang yang ke empat sesuai untuk Khurasan. Dalam waktu yang sama juga kita harus membikin keberadaan empat madzhab yang ada menjadi sekte-sekte yang berdiri sendiri bukan dalam satu naungan Sunni. Setelah ini semua bisa terlaksana, kita mendirikan satu sekte baru dalam Islam di Najd, dan kita kemudian menghasut sekte-sekte yang ada tersebut agar terjadi kerusuhan berdarah di antara mereka. Kita selanjutnya menghapus keberadaan literatur-literatur milik empat mazhab tersebut, sehingga setiap sekte dari sekte-sekte yang ada menganggap bahwa dirinyalah satu-satunya kelompok Islam yang benar dan memandang serta menganggap sekte lain sebagai ahli bidah yang boleh dibunuh.
7. Tanamkan kebiasaan yang bisa menimbulkan kejahatan dan kebencian, seperti kemesuman, homoseksual, alkohol, dan judi, semua ini harus disebarkan di tengah-tengah umat Islam. Non muslim yang tinggal di negara-negara muslim bisa dipekerjakan untuk membantu merealisasi tujuan ini.
8. Kita harus mengerahkan segala daya upaya untuk melatih dan mendidik para pmimpim yang tegas dan komandan militer yang kejam di wilayah kekuasaan Islam, dan menjadika mereka berkuasa, sehingga dengan begitu akan mengabaikan hukum syari'ah. Kita meletakkan mereka pada posisi di mana mereka akan tmduk terhadap apa yang diperintahkan Kementerian Persemakmuran dan sebaliknya apa yang mereke tuntut sudah sepantasnya dipenuhi oleh Kementrian. Melalui mereka kita harus bisa memaksakan kehendak kita kepada orang Islam dengan menggunakan para pejabat penegak hukum. Kita harus menciptakan gaya hidup dalam masyarakat. Yaitu semacam kegiatan ibadah yang keluar dari ajaran Islam yang sebenarnya, sebagai langkah mundur praktek keagamaan mereka. Kita jebak mereka agar memasuki kedalam pemilihan pemimpin yang kandidatnya berasal dari non muslim. Untuk mencapai tujuan ini, kita harus menyamarkan sejumlah intel sebagai Ulama dan meletakkan mereka menduduki posisi pemerintahan yang memungkinkan mereke bisa melaksanakan planing-planing kita.
9. Lakukanlah sebisa mungkin untuk mencegah mereka mempelajari Bahasa Arab. Masyarakat bahasa-bahasa selain Arab seperti Parsi, Kurdi, dan Pashto. Populerkan bahasa-bahasa tersebut di negara-negara Arab dan dialek-dialek lokal yang ada untuk menghapus keberadaan literatur dan sastra Arab yang menjadi bahasa Al-Qur'an dan Hadits.
10. Tempatkan orang-orang kita untuk duduk di sekitar pejabat-pejabat pemerintahan. Kita nanti secara berangsur-angsur bisa mendudukkan mereka menjadi sekretaris pejabat negara tersebut dan melalui mereka kita bisa melaksanakan apa yang menjadi program kementrian kita. Cara termudah dalam hal ini adalah dengan siasat perdagangan budak. Pertama-tama kita harus memberikan latihan yang cukup terhadap mata-mata yang akan dikirim yang disamarkan sebagai para budak dan para gundik. Kemudian kita menjual mereka itu kepada keluarga-keluarga terdekat para pejabat pemerintahan. Contohnya kepada anak-anak mereka, isteri-isteri mereka, orang-orang yang disukai para pejabat dan orang-orang yang terpandang. Budak-budak ini setelah kita jual kepada mereka, akan secara perlahan mendekati para pejabat negara. Dengan adanya mereka menjadi ibu-ibu yang mengasuh dan mengajari anak-anak mereka, benar-benar akan bisa mengepung para pejabat muslim seperti gelang yang sudah terpasang di pergelangan tangan.
11. Areal lapangan para missionaris harus diperluas sehingga bisa menembus sampai ke seluruh tingkatan kelas atas, menengah maupun kelas bawah dan ke seluruh departeman, khususnya kedokteran, permesinan dan media massa. Kita harus membuka pusat-pusat propaganda dan penerbitan di bawah lindungan nama gereja, sekolah, rumah sakit, perpustakaan dan lembaga-lembaga sosial di negara-negara Islam dan menyebarluaskan mereka ke seluruh penjuru. Kita mesti mendistribusikan sejumlah bukti tentang agama Kristen secara cuma-cuma. Kita harus menerbitkan sejarah tentang agama Kristen dan hukum-hukum kenegaraan di samping sejarah Islam. Kita harus harus menyamarkan mata-mata kita sebagai pastur dan biarawati yang ada. Kita angkat mereka semua menjadi pimpinan-pimpinan pergerakan nasrani. Orang ini pada saat yang bersamaan punya tugas mendeteksi seluruh pergerakan dan kecenderungan perubahan yang terjadi pada dunia Islam.
Kita harus membentuk satu pasukan dari orang-orang Nasrani di bawah naungan embel-embel nama Profesor, Ahli science. Peneliti, yang akan membelokkan dan memutar balikkan sejarah Islam, mempelajari yang sebenarnya cara hidup orang Islam, akhlaq dan prinsip-prinsip agama yang mereka pegangi dan kemudian membumi hanguskan keseluruhan buku-buku penting mereka serta membasmi pengajaran Islam.
12. Kita harus membuat bimbang dan bingung otak-otak generasi muda Islam dan membangun keraguan pada mereka tentang Islam. Kita harus benar-benar bisa menguliti moral yang Islami dari badan mereka lewat sekolah, buku-buku, majalah-majalah. Dan dalam hal ini, intel yang melasanakan tugas berat ini harus benar-benar terlatih dengan matang.
Adalah suatu prasarat dalam membuka kegiatan bawah tanah untuk mendidik dan melatih warga Yahudi, Nasrani dan generasi muda non muslim lainnya, dan menjadikan mereka sebagai umpan pemikat untuk menjebak generasi muda Islam.
13. Tindakan provokasi harus diambil untuk memancing timbulnya perang sipil dan pemberontakan. Orang Islam dibuat sedemikian rupa agar saling berperang, menyerang satu sama lain, bahkan terhadap non muslim lainnya, agar energi mereka benar-benar terkuas, terbuang sia-sia sehingga tidak mungkin bagi mereka untuk bisa mengadakan perbaikan dan rekonsiliasi. Kondisi mental dinamis serta sumber finansial harus dibinasakan. Prasarana dan segala sesuatu yang bisa meremajakan dan mengaktifkan mereka kembali harus dijauhkan. Ketentraman yang ada pada mereka harus diubah menjadi terror dan anarkhi.
14. Perekonomian mereka harus benar-benar diruntuhkan sama sekali. Sumber pemasukan utama dan areal pertanian harus dirusak. Jaringan irigasi yang mengairi areal pertanian dan kanal harus dihancurkan dan bila mungkin sungai dibikin kering. Orang-orang harus dibuat enggan dalam melaksanakan shalat dan bekerja. Kemalasan harus dimasyarakatkan. Lokasi tempat bermain harus dibuka bagi orang-orang yang malas. Narkotik dan alkohol harus dijadikan makanan sehari-hari mereka. (1)
_______________________________
(1) Dalam alenia ini keterangan dilengkapi dengan peta gambar dan grafik.
Saya sangat berterima kasih atas diberinya salinan dokumen rahasia negara tersebut.
Setelah selama satu bulan tinggal di London, saya menerima sebuah pesan dari Mentri Persemakmuran yang menyuruh saya agar balik ke Iraq untuk kembali melihat Muhammad Annajd. Saat saya berpamitan untuk berangkat melaksanakan misi saya, sekretaris berpesan , "Jangan sembrono terhadap Muhammad Annajd! Sebagaimana diketahui dari lapotan yang dikirim secara berantai oleh mata-mata kita sampai sekarang, Muhammad Annajd adalah sebuah sosok pribadi yang sangat tepat untuk merealisir tujuan kita".
"Katakan secara terus terang kepadanya. Intel kita telah berbicara panjang dengan dia dan mengatakan secara blak-blakan di Isfahan. Muhannnad Annajd bisa menerima sejumlah draft persetujuan yang kita inginkan. Dia menyepakati draft tersebut dengan mengajukan prasyarat bahwa dia harus disokong dengan biaya yang memadai dan persenjataan yang melindungi dia dari ancaman masyarakat dan pemuka Islam yang berniat mau menyerang dia karena peluncuran gagasan-gagasan dan pandangannya yang independen terhadap Islam. Sebuah kerajaan nantinya akan didirikan kendati dalam skala kecil di negerinya. Mentri Persemakmuran bisa menerima apa yang dia ajukan sebagai prasasti!
Mentri Persemakmuran telah menemukan program yang tepat yang harus dilaksanakan berkenaan dengan Muhammad Annajd. Program-program itu sebagai berikut.
1. Dia akan mengumumkan bahwa semua orang Islam yang tidak mengikuti alirannya adalah kafir , yang halal darahnya dan boleh harta bendanya diambil, serta hak kemerdekaannya dihilangkan. Yang laki-laki dijadikan budak yang bisa dijual di pasar budak, sedang yang perempuan bisa dijadikan jariyah.
2. Dia akan mengeluarkan statemen bahwa Ka'bah adalah berhala dan karena itu harus dihancurkan. Untuk menghapus pelaksanaan ibadah haji, dia akan memprovokasi sejumlah suku untuk menyerang dan menjarah barang milik jamaah muslim yang akan melakukan ibadah haji dan membunuh mereka.
3. Dia akan berusaha keras menghasut rakyat untuk tidak mengindahkan, tidak mentaati khalifah. Dia akan memancing mereka agar melawan pemerintah pusat. Untuk tujuan ini dia akan mempersiapkan sejumlah pasukan bersenjata. Dia akan menggunakan setiap kesempatan untuk menyebarluaskan satu keyakinan bahwa perlunya tindakan diambil untuk melawan Ulama terkemuka Hijaz.
4. Dia akan mengeluarkan pernyataan bahwa bangunan besar di atas makam, menaranya, dan tempat-tempat keramat di wilayah kekuasaan Islam termasuk hal yang mengacu kepada tindakan yang menyebabkan seseorang musyrik, dan karena itu keberadaan bangunan-bangunan tersebut harus dihancurkan. Dia akan melakukan yang terbaik untuk menciptakan setiap kesempatan untuk memojokkan posisi Nabi Muhammad, Khalifah penggantinya dan para Ulama mazhad terkemuka.
5. Dia akan melakukan dengan sepenuh hati untuk mengadakan pemberontakan, demonstrasi dan perbuatan yang mengarah anarkhi di wilayah kekuasaan Islam.
6. Dia akan mencoba untuk menerbitkan salinan Qur'an yang telah sebagiannya disisipi, ditambahi dan penghilangan sebagian ayat, sebagaimana yang akan juga dilakukan terhadap keberadaan hadits.
Setelah menerangkan enam pharagrap di atas, sekretaris menambahkan pesan, "Jangan panik dengan program yang terlihat sangat kontroversi ini. Karena bagaimanapun tujuan kita adalah menghancurkan kekuatan Islam. Nanti ada generasi di belakang kita yang akan menyempurnakan tugas ini.