Senin, 20 Agustus 2012

Asal-usul Manusia 01




Mencari Leluhur Kita

Yang Sejati






Oleh: mutawalli







BAB I : Pendahuluan



Latar Belakang Masalah
Isu tentang asal-usul manusia selalu menarik karena membahas tentang diri kita sendiri. Di kalangan akademik terdapat 2 aliran besar yang pandangannya bertarung sampai sekarang.
Pandangan pertama adalah Creationisme di mana alam semesta beserta mahluk penghuninya dipercayai telah diciptakan Tuhan dalam masa enam hari, serta manusia adalah merupakan ciptaan khusus dan berkedudukan istimewa.
Pandangan kedua adalah: Evolusionis yang berpendapat bahwa alam semesta ini diciptakan pada waktu yang sangat jauh di masa silam (4,5 milyard tahun yang lalu). Kehidupan bermula dari organisme sel tunggal purba yang sangat sederhana, kemudian berevolusi selama berjuta-juta tahun, akhirnya berkembang menjadi aneka ragam makhluk hidup termasuk manusia yang menghuni bumi sekarang.
Di dalam tulisan ini penulis berusaha menghindari pertentangan tentang asal-usul manusia modern ini dengan jalan memutus hubungan kekerabatan kita dengan binatang yang mirip dengan manusia yang hidup sekarang ataupun dengan manusia purba pada masa silam yang fosilnya kita temukan di dalam bumi. Penulis berusaha menggunakan data-data yang pasti dan meyakinkan serta disepakati oleh semua golongan di seluruh dunia.
Dasar pemikiran atau filsafat yang kita pakai adalah:
Yang kita yakini hanyalah satu hal : bahwa KITA betul-betul ADA. Pemikiran dan pendapat lainnya kita anggap bersifat teoretis yang kebenarannya masih harus dibuktikan. Bukti-bukti tersebut harus betul-betul kuat serta dicari hubungannya dengan keberADAan KITA, MANUSIA modern. Selain itu keabsahan bukti-bukti ini harus diakui oleh seluruh MANUSIA di dunia dari bermacam ras dan golongan.
Dasar Filsafat: Dimulai Dari Diri Kita Sendiri.
Satu-satunya yang pasti dan meyakinkan adalah ADAnya DIRI kita sendiri. Kita tidak mungkin meragukan ADAnya DIRI kita sendiri, atau yakin bahwa diri kita tidak ada. Kalau saya tidak ada maka pemikiran ini juga tidak ada.
Setelah kita lahir di dunia, yang kita kenali lebih dulu adalah ADAnya seorang mahluk besar yang merawat dan menyusui kita yaitu ibu kita. Bila kita tidak dipelihara oleh ibu kita sendiri, yang kita kenal dahulu adalah ibu atau bapak asuh kita. Kemudian kita mengenal ADAnya benda-benda mati di sekeliling kita dan ADAnya orang-orang lain yaitu ayah dan saudara-saudara kita.
Setelah kita bisa berjalan atau kita dibawa oleh ibu kita ke tetangga-tetangga, kita mengenal ADAnya masyarakat lain di sekeliling kita. Akhirnya, setelah kita bisa berbicara, kita mempunyai dunia baru yaitu dunia KESADARAN atau alam pikiran ! Kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang mempunyai nama, keluarga dan masyarakat. Kita menyebut diri kita AKU atau SAYA. Kita menyebut lawan bicara kita kamu, dan seterusnya. Bertambah majunya cara berfikir kita akan membentuk logika dan filsafat. Bisa membedakan benar dan salah, baik dan buruk, indah dan jelek, ramah dan jahat, merasakan senang dan susah, enak dan tidak enak, adil dan zalim, yang pasti dan meragukan dan seterusnya.
Kita yakin bahwa kita ADA. Kita yakin bahwa kita ADA itu benar. Keber-ADA-an kita adalah kebenaran yang meyakinkan dan disepakati oleh semua orang.
Selanjutnya kita bersekolah yang memperluas pengetahuan dan wawasan kita. Kita menggunakan alat komunikasi jarak jauh yang menghubungkan kita dengan orang lain yang tempat tinggalnya jauh. Di masa modern ini alat komunikasi canggih yang sangat membantu memperluas pandangan kita adalah televisi. Bahkan juga bagi seorang yang buta huruf! Dengan televisi kita bisa mengenal ADAnya masyarakat manusia yang lebih jauh, bahkan di seluruh dunia. Kita lihat di televisi itu bahwa semua manusia itu sangat mirip dengan masyarakat di sekeliling kita yang dekat.
Maka dengan menggunakan televisi arti kata "KITA" yang mula-mula berarti saya dengan anda berubah menjadi saya dan seluruh manusia yang tinggal di planet bumi ini.
Termasuk Filsafat Eksistensial
Dasar pemikiran ini penulis namakan filsafat Kepastian Existensi Manusia. Bila diteliti secara systematis filsafat ini dapat digolongkan dalam Filsafat Existensial yang khusus dipakai dalam Ontologi (Filsafat tentang Hal-Ihwal Ada).
Bab II Permasalahan
Setelah kita meyakini keber-ADA-an kita dan melihat di pesawat TV bahwa seluruh manusia di bumi ini merupakan kesatuan, kita juga menyaksikan bahwa selain keberadaan manusia di muka bumi ini juga ADA mahluk-mahluk hidup lain yaitu tumbuh-tumbuhan dan hewan. Maka timbullah pertanyaan-pertanyaan dalam fikiran yaitu:
1. Siapakah KITA itu ?
2. Apa hubungan KITA dengan mahluk-mahluk hidup di sekeliling kita ?
3. Dari manakah asal KITA atau siapakah leluhur kita yang sebenarnya ?
Pertanyaan pertama adalah pertanyaan yang sangat besar. Para sarjana dari bermacam-macam disiplin ilmu telah berusaha menjawabnya, tetapi masih belum tuntas. Di dalam makalah ini penulis tidak berusaha untuk menjawabnya karena terlalu luas. Jawaban yang penulis kemukakan hanyalah bersifat partial, hanya dipakai untuk menjawab pertanyaan ke 2 dan ke 3.
Bab III Pemecahan Masalah
1. Pertanyaan Pertama: Siapakah KITA Itu ?
KITA adalah manusia, lebih khusus lagi KITA adalah manusia modern. Ilmu yang mempelajari manusia dari segenap aspeknya adalah Anthropologi (ilmu tentang manusia). Di dalam antropologi nama Leakey adalah sangat terkenal, mereka adalah keluarga penemu fosil yang luar biasa, terdiri dari Louis, isterinya Mary dan anaknya Richard.
Menurut Richard Leakey yang dimaksudkan dengan "manusia seperti KITA", adalah Homo sapiens modern, yaitu manusia dengan ciri-ciri :
- Mampu berbicara.
- Berkesadaran dan mawas-diri.
- Mempunyai rasa moral.
- Trampil, menguasai teknologi dan inovasi yang tinggi.
- Berkecakapan artistik.
Apakah Seluruh Manusia di Dunia Ini Sama ?
Kita tidak menyangsikan "kemanusiaan" dan "kemodernan" manusia-manusia yang berada di pusat-pusat peradaban yang tiap hari kita lihat di televisi.
Akan tetapi, manakah yang disebut pusat-pusat peradaban itu, dan manakah pinggiran-pinggirannya?
Secara antropologis wilayah asal-usul manusia di dunia berbentuk segi empat yang dibatasi oleh Taung di Afrika Selatan (tempat ditemukannya fosil Australopithecus africanus/ Bocah Taung oleh Raymond Dart tahun 1924), Jurang Neander di Jerman (tempat ditemukan fosil Homo neanderthalensis tahun 1856), Zoukoudian di Cina (tempat ditemukan fosil Homo erectus/ Manusia Peking oleh Franz Weidenreich tahun 1920) dan Trinil di Pulau Jawa (tempat ditemukan fosil Homo erectus/ Manusia Jawa oleh Eugene Dubois tahun 1891), atau lebih sempit dari itu, karena manusia-manusia yang fosilnya ditemukan di keempat tempat itu tidak semua ahli setuju mengakui mereka sebagai leluhur KITA. 
Beberapa bangsa di zaman modern sekarang yang dianggap primitif karena kehidupan mereka yang sangat sederhana (sebagai pemburu dan pengumpul), serta "berwajah tidak modern" serta tempat tinggalnya terpencil yaitu suku Bushman di padang pasir Kalahari Afrika Selatan dan Suku Aborigin Australia, ada yang menganggap mereka tidak termasuk manusia modern (bukan termasuk KITA).
Betulkah demikian ?
Untuk mengujinya marilah kita kembali kepada definisi manusia modern dari Richard Leakey, di antaranya adalah berkecakapan artistik.
Pada penggalian di Zimbabwe Timur dan di Australia Selatan para ahli antropologi telah menemukan lukisan/ ukiran gua yang sangat indah berumur puluhan ribu tahun, yang dibuat oleh para pelukis leluhur Suku San/ Bushman Afrika Selatan dan Suku Aborigin Australia. Keindahan lukisan mereka setara dengan lukisan/ukiran gua bawah tanah yang dibuat oleh para seniman Manusia Modern jenis Cro Magnon di Eropah puluhan ribu tahun yang lalu. Dari bukti-bukti ini tak pelak lagi bahwa kedua suku bangsa ini sudah termasuk manusia modern semenjak ribuan tahun yang lalu.
Lalu bagaimana dengan masyarakat manusia yang kediamannya sangat jauh dari pusat peradaban itu?
Manusia modern sekarang telah menempati seluruh relung kehidupan di seluruh dunia. Lokasi yang terjauh adalah di Tanjung Horn, Tierra del Fuego, Amerika Selatan. Leluhur Suku Indian datang ke tempat ini setelah menempuh ratusan ribu kilometer dari Siberia, Asia, melalui dangkalan Bering bermigrasi ke Alaska pada 30.000 tahun yang lalu. Selanjutnya mereka melintasi keseluruhan benua Amerika sampai ke ujungnya yang paling selatan.
Adanya peninggalan sejarah peradabannya yang tinggi yaitu Kebudayaan Maya di Mexico dan Inka di Peru adalah bukti sifat modern Bangsa Indian Amerika, termasuk Suku Indian di Tierra del Fuego ini.
Charles Darwin sang pencetus teori Seleksi Alam (evolusi) yang terkenal itu dalam ekspedisi ilmiahnya mengelilingi dunia, sewaktu melewati Amerika Selatan pada tahun 1931, telah menjumpai suku ini. Pada tahun 1908 jumlah mereka masih 170 orang, tetapi kini hanya tinggal 6 orang saja. Bahasa yang mereka gunakan sangat rumit, terdiri dari 32.000 kosa kata. Ini menambah bukti kemodernan manusia dari ujung dunia ini.
Dari bukti-bukti antropologis diatas dan dari kenyataan kependudukan ternyatalah bahwa seluruh manusia di dunia termasuk dalam 1 spesies biologis yaitu Homo sapiens. Spesies adalah suatu populasi alamiah yang saling dapat kawin dan menghasilkan keturunan.
Secara antropobiologis Presiden negara paling kuat di dunia sekarang, George "Bush" sama derajatnya dengan seorang "Bush-man" yang sama sekali tidak mempunyai kekuasaan. (Penulis tidak bermaksud mengecilkan nama Bush, tapi ini hanya untuk pembanding saja).
Bukti-bukti genetika molekuler
Persamaan yang kita lihat pada manusia di seluruh dunia sebenarnya bersifat relatif, terlihat di permukaan saja. Untuk mengetahui persamaan atau perbedaan manusia secara absolut kita harus membandingkan susunan molekul genetiknya yaitu DNA (Deoxyribo Nucleic Acid).
Manusia (termasuk KITA) terdiri dari banyak sel (multicellular) yang pada orang dewasa berjumlah sekitar 60 triliun. Sel-sel ini berasal dari sebutir sel (zygote) hasil pertemuan sperma dan ovum yang kemudian membelah diri berjuta-juta kali.
Sel-sel mahluk yang lebih rumit (eukaryot) misalnya rumput, semut, ular dan manusia terdiri dari cytoplasma (mirip jelly yang dibungkus membran sel) dan inti, yang di dalamnya terkandung DNA. DNA adalah bahan kimia organik yang berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik. Dapat dianggap sebagai bahasa kehidupan yang terdiri dari 4 huruf. Huruf-huruf ini terbuat dari basa organik yaitu (1) Adenina, (2) Timina, (3) Guanina dan (4) Sitosina disingkat A, T, G, S. Empat huruf ini membentuk 4 kata yaitu (1) AT, (2) TA, (3) GS dan (4) SG. Dengan 4 kata ini dibentuklah ribuan kalimat instruksi genetik yaitu gen. Dalam setiap inti sel manusia terdapat kira-kira 31.000 gene yang mengontrol lebih dari 31.000 fungsi tubuh.
Kalimat-kalimat bahasa genetik dalam bentuk gen ini dikelompokkan dalam makalah-makalah yang disebut kromosom. Dalam keadaan biasa kromosom tidak terlihat karena larut di dalam inti sel. Pada waktu pembelahan sel (mitosis dan meiosis) kromosom ini memadat sehingga dapat terlihat di bawah mikroskop dan dapat dipotret, disebut karyotype.
Kromosom manusia ada 23 pasang, terdiri dari 22 pasang kromosom tubuh dan 1 pasang kromosom sex. Kromosom sex terdiri dari X yang besar dan Y kecil, dimana XY terdapat pada laki-laki dan XX perempuan.
Dibandingkan dengan 26 huruf Latin A-Z + 10 Angka Arab 0-9 (dijumlahkan menjadi 36), 4 huruf kehidupan ini lebih sederhana, tetapi jumlahnya masih lebih banyak dibanding huruf digital komputer yahg hanya 2 (binari), yaitu 0 dan 1. Lebih mirip huruf morse yang terdiri dari 3 huruf: panjang, pendek dan spasi. Ketiga macam huruf ini (2 huruf binari komputer, 3 huruf Morse dan 4 huruf genetik), meskipun hanya sedikit, namun gabungannya dapat membentuk kata-kata dan kalimat yang jumlahnya tak terbatas. 
Dengan analisa kimia (electroforesis) kita dapat mengetahui susunan DNA seorang manusia yang dapat dibandingkan dengan DNA orang lain atau dengan DNAnya sendiri yang terdapat dalam serpihan tubuhnya. Contoh yang populer adalah di bidang kriminal. Polisi tahu bahwa serpihan tubuh di suatu Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah milik atau bukan milik seorang tersangka dengan membandingkan DNAnya.
DNA Mitochondria
Karena rumitnya struktur DNA di dalam inti sel (disingkat DNA inti) tentulah lebih sukar membandingkannya antar manusia. Maka para sarjana berpaling kepada DNA yang lebih sederhana yaitu DNA mitochondria (mtDNA) .
Mitochondria adalah suatu suatu badan (organel) berbentuk bulat panjang seperti sosis di dalam cytoplasma sel. Fungsinya mirip pembangkit tenaga listrik dimana molekul gula (glukose) dirubah menjadi ATP (Adenosin Tri Phosphat) sebagai sumber tenaga kehidupan sel. Dalam satu menit sebuah mitochondria bisa memproduksi ratusan ribu ATP.
Secara genetik struktur mitochondria ini menyerupai kuman (prokaryot). Tidak mempunyai inti, mempunyai DNA yang larut di dalam sitoplasmanya (mtDNA). Seperti halnya DNA inti, mtDNA juga merupakan bahasa genetik, tetapi strukturnya jauh lebih sederhana daripada DNA inti sehingga mudah dibandingkan antar manusia.
Mitochondria manusia dan binatang diwaris dari pihak ibu, karena mitochondria sel zygote berasal dari sel telur ibu, sedang mitochondria sel sperma dari ayah ditinggal di luar sel.
Mutasi DNA
Semua DNA makhluk hidup dalam perjalanan hidupnya mengalami perubahan/mutasi akibat dari sinar ultraviolet matahari, pengaruh bahan kimia tertentu dan perubahan alami. Mutasi mtDNA berlangsung 10 kali lebih cepat dari pada DNA inti. Dengan menghitung kecepatan perubahan ini dalam setahunnya, dan membandingkan perbedaan antara 2 populasi manusia dapat dihitung berapa tahun yang lalu mereka berasal dari seorang ibu yang sama.
Douglas Wallace dan rekan-rekannya di Emory University dan Allan Wilson dan rekan-rekannya di University of California, Berkeley pada tahun 1991 telah meneliti 4000 sampel mtDNA MANUSIA dari seluruh dunia (Afrika, Asia, Australia, Eropa, dan New Guinea), ternyata mtDNA mereka betul-betul mirip satu sama lain, menyiratkan asal-usul bersama dan baru. Selain DNA seluruh MANUSIA di dunia ini sangat mirip satu sama lainnya, ternyata semuanya berasal dari seorang ibu leluhur yang sama !
Perbedaan kecil di antara mtDNA-mtDNA itu adalah akibat dari mutasi-mutasi. Setelah dihitung ternyata semua MANUSIA di dunia ini berasal dari seorang ibu yang sama antara 142,500 - 285,000 tahun lalu (sekitar 200.000 tahun, kira-kira 10.000 generasi), kemungkinan besar di Afrika. Pendapat ini disebut teori Ibu Hawa.
Bukti-bukti dari DNA inti
Dengan adanya kemajuan teknologi genetik maka para ahli bisa menganalisa jejak mutasi pada DNA inti yang menghasilkan informasi bahwa leluhur manusia modern berasal dari Afrika 200.000 tahun yang lalu. Mereka masuk ke benua Asia 112.000 tahun yang lalu, kemudian membentuk ras Australia (Aborigin) pada 50.000 tahun yang lalu, akhirnya pecah menjadi ras Eropa pada 30.000 tahun yang lalu.
Sekarang kita telah mempunyai petunjuk tentang asal-usul leluhur MANUSIA yang akarnya bermula ratusan ribu tahun di masa silam.
Sebelum kita mencari jejak leluhur KITA di masa lalu, baiklah kita terlebih dulu mencari di manakah tempat MANUSIA di dalam dunia kehidupan di masa kini.
2. Pertanyaan kedua :
Di Manakah Tempat MANUSIA di Dalam Alam Kehidupan?
Jawaban Dari Ilmu Biologi
Untuk mengetahui tempat MANUSIA di dalam alam kehidupan, kita menggunakan ilmu biologi dan meminjam jalan fikiran para ahlinya.
Para ahli biologi modern menggunakan teori evolusi yang dibangun oleh Charles Darwin dengan seleksi alamnya sebagai dasar ilmu biologi modern. Semua kehidupan di bumi termasuk manusia saling berkaitan dan mempunyai leluhur yang sama di masa purba. Keterkaitan ini dapat digambarkan sebagai pohon evolusi dengan pokoknya pada makhluk pertama bersel tunggal berjuta-juta tahun yang lalu, kemudian berevolusi, bercabang lalu memecah lagi menjadi ranting dan berakhir pada pucuk. Sekali-sekali cabang dan ranting ini patah (musnah/tidak berketurunan). Kehidupan sekarang adalah pucuk-pucuknya yang tertinggi yang dipangkas rata, lalu digolong-golongkan atau diklasifikasikan menurut kemiripannya. Pohon evolusi ini juga dinamakan Pohon Famili.
Kemiripan yang dimaksud adalah meliputi kemiripan anatomis, fisiologis, biokimia atau genetik/ DNA serta perilaku.
Taxonomi atau Klasifikasi Makhluk Hidup
Ilmu yang membahas penggolongan mahluk hidup ini disebut Taxonomi. Taxonomi modern dipelopori oleh Carolus Linnaeus. Klasifikasi hewan tersebut dalam bukunya Systema Naturae pada tahun 1735. Semua makhluk di dunia yang berjumlah 10 juta - 13 juta diberi nama ilmiah yaitu 2 nama dalam bahasa Latin (binomial nomenclatur), dimana yang muka adalah nama Genus dan nama belakangnya menerangkan sifat-sifatnya. Nama ini selalu diberi garis bawah atau italic (huruf miring), misalnya manusia modern disebut Homo sapiens atau Homo sapiens. Homo adalah nama genus yang berarti manusia dan sapiens berarti bijaksana.
Makhluk hidup terbagi atas Kingdom/Dunia Tumbuhan dan Dunia Binatang.
Dunia binatang terbagi atas 10 Filum dari yang terendah nomor 1 Protozoa, binatang satu sel, sampai termaju nomor 10 Chordata (binatang berbatang belakang/ notochord).
Filum Chordata terbagi atas 5 kelas:
1. Ikan atau Pisces.
2. Amphibia misalkan katak.
3. Reptilia misalkan buaya, ular.
4. Burung atau Aves.
5. Mammalia yaitu binatang menyusui, misalkan sapi.
Kelas Mammalia terbagi atas 12 Ordo dari ke 1 Binatang Berparuh sampai ke 12 yaitu Ordo Primata.
Ordo Primata adalah kumpulan binatang yang paling mirip manusia.
Ordo Primata
Ciri-ciri primata adalah :
01. Memiliki anggota tubuh yang panjang dan luwes, tulang-tulangnya dihubungkan secara bebas.
02. Tangan dan kakinya besar dengan kuku-kuku yang pipih, bukan cakar. (Tupai yang bercakar dulu termasuk Ordo Primata tetapi sekarang dimasukkan dalam ordo Scandentia.)
03. Ibu jarinya dapat dipertemukan dengan keempat jari lainnya sehingga bisa memegang dan tangkas. Primata juga bisa memegang dengan jari-jari kaki kecuali manusia.
04. Jari tangannya beralur-alur yang meninggalkan bekas pada benda yang dipegangnya.
05. Mempunyai tulang selangka (clavicula).
06. Hidupnya sebagian besar di pohon, bergerak berpindah dengan jalan memanjat, berlari dan meloncat di antara dahan-dahan, kecuali manusia yang berjalan di atas tanah. 
07. Matanya terletak di bagian depan kepala sehingga mempunyai pandangan 3 dimensi.
08. Dapat melihat warna.
09. Matanya dilindungi tonjolan tulang yang kuat.
10. Kepalanya dapat berputar pada lehernya dengan mudah.
11. Rahangnya pendek dan tulang tempurung otaknya besar.
11. Giginya terdiri dari beberapa tipe.
12. Makanannya terutama terdiri dari tumbuh-tumbuhan, kadang-kadang serangga dan binatang kecil.
13. Dibanding tubuhnya proporsi otaknya sangat besar, dengan lobus temporal yang menonjol, otak pembau/ olfactorius yang kurang berkembang, lobus penglihatan/ occipital yang maju dengan fisur-fisur khusus misalnya fissura calcarina.
14. Bentuk lambungnya sederhana.
15. Hanya punya 2 payudara.
16. Setiap kali hanya melahirkan 1 anak.
Ordo Primata dibagi menjadi 5 Famili yaitu:
1. Lemur
2. Monyet Dunia Baru
3. Monyet Dunia lama
4. Kera Antropoid atau Kera besar.
5. Manusia
Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan kedudukan manusia di dalam dunia kehidupan sebagai berikut:
1. Termasuk dalam Dunia Binatang, yang berarti manusia tidak melakukan fotosintesis tetapi hidup dengan memakan mahluk hidup lain.
2. Termasuk Filum Chordata yaitu mempunyai sebuah saluran saraf belakang, sebuah notochord dan sewaktu embryo mempunyai insang.
3. Termasuk Kelas Binatang Menyusui yaitu berdarah hangat, mempunyai rambut, melahirkan dan menyusui bayinya.
4. Termasuk Ordo Primata, mirip monyet dengan jari-jari yang luwes, otak besar, penglihatan 3 dimensi dan dapat melihat warna.
5. Termasuk Famili Manusia/Hominidae, mirip Kera Besar Famili Pongidae, berbeda dalam caranya berpindah tempat (locomotion), wajahnya lebih kecil dan otaknya lebih besar.
6. Termasuk Genus Homo/Manusia, volume otaknya lebih dari 800 cc, wajah dan giginya lebih kecil dan badannya lebih besar, contoh fosilnya adalah Australopithecin.
7. Termasuk Spesies Homo sapiens, otaknya lebih dari 1000 cc, wajah dan giginya paling kecil dibanding dengan fosil manusia purba yaitu Manusia Jawa dan Manusia Peking (Homo erectus).
Setelah kita mengetahui kedudukan manusia di dalam dunia kehidupan menurut klasifikasi yang dibuat oleh para ahli biologi, marilah kita sekarang menengok kepada Famili binatang yang paling mirip manusia yaitu Famili Kera Antropoid.
Famili Kera Antropoid
Kata antropoid berarti seperti manusia, yaitu:
1. Dapat berdiri tegak dengan tungkai belakangnya.
2. Lengannya lebih panjang daripada tungkainya. Sewaktu berjalan lengan ini berfungsi sebagai kaki muka.
3. Tangannya sangat cekatan.
4. Tidak mempunyai kantung pipi.
5. Tidak berekor.
Antropoid ini hanya ada di Dunia Lama khususnya Afrika dan Asia yaitu:
1. Siamang, anggota wau-wau yang paling besar, tingginya sekitar 60 cm. Mempunyai kantung suara yang menghasilkan suara dan teriakan yang sangat keras. Hidup di hutan-hutan di Sumatera dan Semenanjung Malaya.
2. Wau-wau, terkecil di antara kera-kera besar, tingginya antara 38 - 75 cm. Sosoknya langsing dan pandai berakrobat, tangannya jauh lebih panjang daripada kakinya. Terdapat di hutan-hutan Asia Tenggara.
3. Orangutan, sosoknya kekar, berwarna coklat kemerah-merahan, tingginya 1,4 meter. Orang-utan muda sangat mirip anak manusia, tetapi dengan beranjak dewasa dahinya tumbuh miring ke belakang, lubang hidungnya besar dan lehernya membengkak seperti gondok. Terdapat di hutan Sumatera dan Kalimantan.
4. Simpanse adalah Antropoid yang cerdas. Bisa menggunakan alat ranting dan batu. Tingginya sekitar 1,6 meter, terdapat di hutan tropik Afrika Barat.
5. Gorila, yang terbesar di antara Antropoid, tingginya sekitar 1,8 meter dan beratnya sampai 204 kilogram. Biarpun tampaknya galak, tetapi sesungguhnya kera ini jinak. Terdiri dari gorila gunung yang warnanya kelabu dan gorila dataran rendah yang warnanya hitam. Keduanya terdapat di Afrika Tengah dan Barat.
Pada pembicaraan asal-usul leluhur MANUSIA nanti kita akan mempelajari fosil-fosil manusia purba yang ciri-cirinya berada di antara kera besar dan MANUSIA modern. Karena itu kita perlu meninjau dulu perbedaan MANUSIA dengan kera antropoid di atas. Pada tulisan di bawah yang dimaksudkan dengan kera adalah kera anthropoid.
Perbedaan Antropoid dan MANUSIA
1. Tungkai bawah: Kaki MANUSIA dipakai untuk berjalan sedang kaki kera dipakai untuk memanjat sehingga telapak kaki kera mirip bentuk tangan. Ibu jari kaki MANUSIA diikat oleh tendon dengan keempat jari lainnya sedang ibu jari kaki kera bebas.
2. Panggul, tulang belakang dan dada: panggul MANUSIA lebih lebar agar dapat menampung kepala bayi yang lebih besar serta untuk tempat kaki yang lebih kuat. Tulang belakang MANUSIA berbentuk S untuk menyangga tubuh waktu berdiri dan berjalan, sedang pada kera lurus. Tulang iga MANUSIA berjumlah 12 sedang kera 13.
4. Tungkai atas. Sendi bahu MANUSIA lebih luas gerakannya, penting untuk bekerja. Tungkai atas kera jauh lebih panjang daripada MANUSIA, digunakan untuk berayun dan berjalan.
5. Kepala: batok kepala MANUSIA lebih besar daripada wajah, sebaliknya kera bagian wajah lebih kekar dengan otot pengunyah yang besar dan kuat. Juga tulang geraham dan giginya lebih besar dengan taring yang menonjol. Rahang MANUSIA berbentuk U sedang kera V. Pada kera tulang keningnya menonjol sedang tulang dahinya rendah, sedang pada MANUSIA tulang dahinya tinggi yang menunjukkan bahwa lobus frontalis (bagian otak yang dipakai untuk berfikir) besar. Langit-langit MANUSIA lebih tinggi daripada kera sehingga MANUSIA mudah tersedak. Langit-langit tinggi ini berguna untuk membentuk bunyi yang kompleks sewaktu berbicara. Tulang belakang MANUSIA masuk ke tengkorak (di foramen magnum) tepat di tengah-tengah sehingga stabil pada posisi berdiri, sedang pada kera masuk di bagian belakang, sehingga memerlukan otot tengkuk yang besar.
6. Otak. MANUSIA modern berbeda dengan kera karena KITA jauh lebih cerdas. KITA dapat berbicara dan menulis, mempunyai fikiran yang selalu berkembang dan diajarkan kepada keturunannya, selanjutnya membentuk kebudayaan MANUSIA modern yang merupakan perkembangan sejak zaman batu baru (neolithicum) 10.000 tahun yang lalu, yaitu sejak kemunculan manusia Cro Magnon sampai sekarang.
Perbedaan ini terletak pada otaknya, pertama dari segi besarnya, pada kera 500-600 gram dan pada MANUSIA 2-3x lebih besar yaitu 1000 cc - 2000 cc. Meskipun berat otak MANUSIA hanya 3x berat otak kera tetapi dari jumlah sel (neuron) jauh lebih banyak, yaitu pada kera ada 1 milyard, sedangkan pada MANUSIA ada 10 milyard (10x lipat). Kedua, dari segi bagian otak yang mengurusi bahasa, luas otak KITA 10x kera. Bagian-bagian itu adalah: area 39 dan 40 di lobus parietal bagian bawah (pusat bicara, membaca dan menulis), lobus frontalis yaitu area 44 dan 45 ("pusat bicara Broca") dan daerah temporal, area 41 (pendengaran bicara). Boleh dikatakan MANUSIA 10x lebih cerdas dibanding kera.
7. Biokimia dan genetika. Jumlah kromosom MANUSIA ada 23 pasang, sedang pada kera 24 pasang. Pada simpanse 12 kromosomnya sama dengan MANUSIA. Golongan darah kera sama dengan MANUSIA. Transfusi darah golongan A MANUSIA dapat diterima oleh simpanse.
8. Perilaku. Pada kera betina terdapat fase birahi, pada fase itu simpanse dan gorila kelaminnya membengkak dan berubah warna, sedang pada MANUSIA tidak ada (yang berarti WANITA sewaktu-waktu dapat mengalami birahi).
9. Yang terakhir, MANUSIA lebih cakap dan lebih cantik daripada kera.
3. Pertanyaan Ketiga:
Siapakah Leluhur KITA Yang sejati itu ?
Setelah kita mempelajari posisi MANUSIA modern di kalangan mahluk hidup terutama dengan kera antropoid, marilah kita meneruskan perjalanan menelusuri leluhur MANUSIA ke masa silam.
Menurut para ahli antropologi, leluhur MANUSIA timbul pada sekitar zaman es.
Zaman Es atau Zaman Glasial
Zaman KITA berada sekarang adalah zaman pasca glasial, disebut Zaman Holocene yang dimulai 10.000 tahun yang lalu.
Pada kira-kira 2 juta tahun yang lalu suhu bumi menurun 5-7o Celcius, menjadikan Kutub Utara dan Selatan, belahan utara Eropa, Rusia, Siberia dan Amerika Utara (luasnya sekitar 8 juta km2), diliputi lapisan es ratusan sampai ribuan meter. Selain itu lapisan es ini juga meliputi puncak-puncak gunung yang tinggi di dunia, sehingga permukaan laut turun sampai 150 m. Zaman glasial yang dingin ini diselingi dengan beberapa kali masa kenaikan suhu sehingga sebagian dari lapisan es mencair, disebut masa interglasial. Zaman es berakhir 10.000 tahun yang lalu.
Pada zaman pra-glasial dan glasial inilah binatang menyusui berkembang, termasuk jenis-jenis kera dan manusia purba, di antaranya adalah Australopithecin.
Australopithecin
Sekitar 5 juta tahun yang lalu muncullah jenis kera besar yang dapat berdiri dan berjalan di atas 2 kaki dan gigi taringnya lebih kecil dari pada kera besar. Kadang-kadang mereka masih memanjat pohon. Ibu jari tangannya lebih panjang daripada kera (mirip manusia). Mengecilnya gigi ini karena fungsinya untuk pertahanan (mengancam dan menggigit lawan) serta untuk memotong makanan telah digantikan oleh tangannya yang bebas. Tetapi ciri-ciri kera lainnya masih ada yaitu batok kepala dan otaknya kecil (390 - 550 cc) dan wajahnya menonjol. Berat badannya antara 27 - 49 kg, yang jantan tingginya 1,5 m dan yang betina 1,2 m. Wilayahnya adalah di Afrika Selatan, Afrika Timur dan Chad (di seluruh Afrika). Fosil pertama Australopithecus africanus ditemukan di Taung Afrika Selatan (bocah Taung) oleh Raymond Dart pada tahun 1924. Ada 6 species Australopithecus: A. anamensis, A. afarensis, A. africanus, A. robustus, A. boisei, and A. bahrelghazalia. Makhluk jenis ini musnah sekitar 1 juta tahun yang lalu dan mereka tidak meninggalkan bekas-bekas kebudayaan.
Manusia-manusia Purba
Setelah kita membicarakan kera purba yang berdiri tegak di atas, selanjutnya kita akan membicarakan tentang manusia purba.
Otak manusia purba ini lebih besar daripada kera sehingga lebih cerdas dan meninggalkan bekas-bekas kebudayaan purba yaitu kebudayaan batu.
Kebudayaan Palaelolithicum
Kebudayaan batu purba dimulai dengan Palaeolithicum Awal kira-kira 500.000 tahun yang lalu. Diciptakan oleh Homo habilis di Afrika Timur yaitu di lembah Oldovai, maka budayanya dinamakan kebudayaan Oldowan. Kemudian dilanjutkan oleh Homo erectus yang lebih maju dengan kapak batunya, disebut dengan kebudayaan Acheulean.
Jenis manusia yang lebih maju dari Homo erectus yaitu Homo neanderthalensis pada 100-150.000 tahun yang lalu menghasilkan alat-alat batu yang lebih baik, disebut Kebudayaan Mousterian atau Paleolithicum Tengah. Kedua jenis kebudayaan paleoliticum ini berubah sangat lambat, memakan waktu selama 350.000 tahun.
Akhirnya, setelah muncul manusia modern Cro Magnon, budaya batu berubah menjadi sangat halus yang segera diikuti oleh budaya alat tulang dan logam sampai dengan zaman teknologi modern sekarang. Perubahan budaya ini berjalan sangat cepat, mirip ledakan. Semuanya terjadi hanya dalam waktu 10.000 tahun.
Ini menandakan sangat berbedanya kecerdasan manusia Cro Magnon dibanding pendahulunya. Kalaupun kedua Homo ini ada hubungannya (yaitu Homo neandertalensis menurunkan Cro Magnon) tentulah telah terjadi loncatan evolusi. Namun, secara teoritis tidak mungkin terjadi loncatan evolusi karena hakekat evolusi selalu berjalan lambat. Jadi manusia Cro Magnon tidak ada hubungannya dengan manusia Neander.
Jenis-jenis manusia purba.
1. Homo erectus
Manusia purba jenis ini sangat luas penyebarannya di dunia yaitu di Afrika dan Eurasia. Pemburu ulung yang sukses. Selain membuat alat-alat batu mereka juga bisa membuat dan memakai api. Di Cina ditemukan bekas-bekas perilaku kanibal. Jenis-jenisnya antara lain:
a. Homo habilis
Hidup antara 2,4 juta - 1,5 juta tahun yang lalu di Afrika timur. Besar otaknya antara 590 - 690 cc. Menciptakan budaya batu awal atau Oldowan. Fosilnya di Afrika Timur ditemukan bersamaan tempat dan masanya dengan Australopithecus, sehingga tidak dapat dikatakan mereka sebagai leluhur Homo erectus.
b. Homo rudolfensis
Fosilnya ditemukan di sekitar Danau Rudolf (sekarang Danau Turkana), berumur 2 juta - 1,8 juta tahun yang lalu. Tinggi badannya 1,5 m dengan berat badan 52 kg. Besar otaknya sekitar 750 cc.
c. Homo ergaster
Timbul di Afrika sekitar 2 juta tahun yang lalu, hidup semasa dengan Australopithecin. Tengkoraknya bulat dengan besar otak antara 800-850 cc. Tulang alisnya menonjol dan giginya kecil. Sosoknya kecil tinggi (1,8 m) dengan berat badan 68 kg, kuat berjalan jauh. Pada 1,8 juta - 1,5 juta tahun yang lalu mereka keluar dari Afrika mengikuti hewan buruannya sampai ke Pulau Jawa.
d. Homo erectus dari Jawa dan Cina
Di Jawa fosilnya pertama kali ditemukan di Trinil, Ngawi, di pinggiran Bengawan Solo oleh Eugene Dubois pada tahun 1891.
Di Cina fosilnya ditemukan pertama kali oleh Davidson Black di Zhoukoudian dekat Beijing pada tahun 1920. Manusia Peking ini hidupnya antara 500.000 - 250.000 tahun yang lalu.
Berjalan dan berlari tegak seperti manusia modern dengan otot-otot yang kekar. Batok kepalanya bulat, memanjang ke belakang dengan tulang kening yang menonjol, dahi rendah dan besar otaknya antara 850 - 1.250 cc (2x otak kera).
Pada Homo erectus dari Jawa telah dilakukan perhitungan ulang umur fosil oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Kanada beserta Dr. Teuku Jacob dari UGM Yogyakarta selama 4 tahun sampai tahun 1996 menggunakan test uranium dan test resonansi putaran elektron (elctron spin resonance). Fosil-fosil yang ditemukan di aliran Bengawan Solo itu setelah dihitung ulang berumur antara 1,8 juta tahun sampai 27.000 dan 53.000 tahun yang lalu.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Ternyata mereka (Homo erectus) hidup pada tempat dan zaman yang sama dengan manusia modern (Homo sapiens), maka tidak mungkin mereka menjadi leluhur manusia modern.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Homo neanderthalensis
Manusia Neanderthal dulu ada di Eropah Barat, Timur Tengah sampai Asia Tengah pada 200.000 tahun yang kemudian musnah secara tiba-tiba antara 36.000 - 24.000 tahun yang lalu. (Mungkinkah mereka tenggelam sewaktu banjir Nabi Nuh ?). Fosilnya ditemukan pertama kali pada tahun 1856 di Gua Feldhover di Lembah Neander Jerman.
Mereka lebih maju daripada Homo erectus, otaknya lebih besar antara 1.200-1.800 cc. Sama, bahkan lebih besar dari otak manusia modern. Tetapi tengkoraknya lebih tebal, dahinya rendah menandakan otak lobus frontalisnya kecil (bagian ini adalah pusat berfikir), sehingga kurang cerdas dibanding manusia modern. Perawakannya gempal.
Di gua Skhul dan Qafzeh di Palestina/ Israel ditemukan fosil-fosil manusia modern bertetangga dengan fosil Homo neanderthalensis.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada tahun 1980-an oleh tim Inggris dan Perancis dilakukan perhitungan umur fosil-fosil tersebut dengan metode baru, ternyata umur fosil manusia modern lebih tua daripada kebanyakan fosil Neanderthal, sekitar 40.000 tahun. Maka tidak mungkin manusia modern ini adalah keturunan dari Homo neanderthalensis.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada tahun 1990an, telah berhasil dipulihkannya mtDNA dari fosil Homo neanderthalensis di Jerman. Ternyata mtDNAnya sama sekali tidak mirip mtDNA manusia modern. Secara genetis berbeda sekitar 600.000 tahun.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selain sangat berbedanya budaya mereka dengan Cro Magnon, bukti-bukti di atas memastikan bahwa Homo neanderthalensis bukanlah merupakan leluhur manusia modern.
4. Manusia Cro Magnon
Fosil manusia Cro Magnon ditemukan pertama kali di Perancis pada tahun 1968.
Dibanding Homo neanderthal wajahnya lebih modern yaitu dahinya tinggi dan dagunya jelas. Mereka berada di Eropah dan Timur Tengah antara 8.000-2.000 tahun yang lalu. Manusia Cro Magnon jelas termasuk jenis manusia modern.
5. Homo sapiens dari Kibish.
Fosilnya ditemukan pada tahun 1967 dalam ekspedisi yang dipimpin oleh Richard Leakey sang pemburu fosil tersukses di dunia, di tebing sungai Kibish Ethiopia. Umurnya sekitar 130.000 tahun. Tulang alisnya menonjol dan dahinya agak kebelakang.
Menilik umurnya ada kesesuaian dengan umur leluhur manusia modern yang dihitung dari mtDNA yaitu 142.500 - 285.000 (sekitar 200.000 tahun yang lalu) maka para antropolog mengira mereka adalah leluhur manusia. 
Tetapi ini belum pasti karena belum dibuktikan kesamaan DNAnya.
Sampai disini selesai sudah perjalanan mencari leluhur KITA menggunakan metode filsafat eksistensial yang hasilnya adalah:
1. Seluruh manusia di bumi sekarang (KITA) adalah satu spesies.
2. Menurut perhitungan pada mtDNA leluhur KITA adalah seorang ibu yang berada di Afrika antara 142.500 - 285.000 tahun yang lalu (teori ibu Hawa).
3. Dengan perhitungan DNA inti didapatkan bahwa: leluhur KITA keluar dari Afrika masuk ke benua Asia pada 112.000 tahun yang lalu, kemudian membentuk ras Australia (Aborigin) pada 50.000 tahun yang lalu, akhirnya pecah menjadi ras Eropa pada 30.000 tahun yang lalu.
4. Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan sebelum 285.000 tahun yang lalu (dengan perhitungan mtDNA) adalah:
a. Manusia Cro Magnon sudah termasuk manusia modern yang berada di Eropah dan daerah sekitarnya.
b. Homo neanderthalensis dari data mtDNA terbukti bukan leluhur KITA.
c. Homo sapiens dari Kibish belum terbukti secara genetis sebagai leluhur KITA.
d. Homo erectus terbukti dari perhitungan umur fosil di sekitar Bengawan Solo bukan leluhur KITA.
---------------------------------------------------------------------------------------
Dengan metode filsafat eksistensial terbukti bahwa KITA, manusia modern yang hidup di muka bumi sekarang, semuanya termasuk spesies Homo sapiens, bukan keturunan Homo erectus atau Homo neanderthalensis, melainkan keturunan seorang ibu leluhur yang hidup + 200.000 tahun yang lalu di Afrika (Teori Ibu Hawa).
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Teori-teori Tentang Asal-usul Manusia di luar Filsafat Eksistensial
Di luar metode eksistensial ini terdapat teori-teori tentang leluhur manusia yang tidak sama. Perbedaan faham ini berasal dari perbedaan filsafat ketuhanan/theologi yaitu tentang adanya Tuhan dan peran-Nya pada penciptaan alam semesta dan manusia.
Perbedaan pandangan filsafatnya adalah sebagai berikut.
1. Golongan Atheis, memandang bahwa alam timbul dengan sendirinya, manusia adalah merupakan hasil evolusi.
2. Golongan Agnotis, memandang bahwa setelah Tuhan menciptakan alam lengkap dengan hukum-hukumnya, alam berjalan sendiri tanpa campur tangan Tuhan, manusia adalah hasil proses evolusi.
3. Golongan Secular memisahkan antara urusan agama dan dunia. Ilmu pengetahuan adalah urusan dunia yang tidak boleh dihubungkan dengan Tuhan. Dalam faham penciptaan alam dan manusia sama dengan golongan 1 dan 2. Alam berjalan menurut hukum-hukum alam dimana biologi termasuk di dalamnya, dan manusia merupakan hasil evolusi.
4. Golongan dengan pedoman Kitab-kitab Langit yaitu Agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Tuhan selalu ikut campur dalam penciptaan alam dimana dalam Kitab-kitab Langit disebutkan bahwa alam semesta diciptakan dalam 6 hari. Manusia diciptakan dari unsur tanah dan diberi roh.
Dari 4 golongan ini menghasilkan 2 faham.
Faham pertama : mencari kebenaran secara ilmiah dengan cara induktif, menghasilkan faham Evolusionis.
Faham kedua : mencari kebenaran berdasarkan keimanan atau secara deduktif, menghasilkan faham Creationis.
Asal-usul Manusia Menurut Faham Evolusionis.
Karena manusia adalah merupakan hasil evolusi makhluk hidup maka manusia mempunyai hubungan kerabat dengan semua makhluk hidup lainnya baik tumbuh-tumbuhan ataupun hewan. Hubungan ini digambarkan dalam Pohon Kekerabatan (Family Tree) seperti digambarkan pada pembahasan Klasifikasi Makhluk Hidup di atas. Binatang-binatang dalam lingkup klasifikasi yang lebih kecil, lebih dekat hubungan kerabatnya dibanding binatang-binatang dengan lingkup klasifikasi yang lebih besar. Dengan urutan: Species => Genus => Famili => Ordo => Kelas => Filum => Dunia.
Maka manusia modern atau Homo sapiens berhubungan kerabat sangat dekat dengan Homo neandertalensis dan Homo erectus karena termasuk satu Genus.
Hubungan kerabat manusia dengan kera-kera yang termasuk satu Famili, lebih jauh lagi. Leluhur bersama manusia dan kera dapat dihitung dengan melihat perbedaan DNAnya. Ternyata dari perhitungan ini ditemukan bahwa leluhur manusia berpisah dengan leluhur kera sekitar 5 juta tahun yang lalu atau lebih. Leluhur bersama kera dan manusia ini menurunkan kera jenis Australopithecus dan kera-kera purba yang berdiri tegak lainnya di Afrika. Selanjutnya mereka menurunkan Homo purba. Homo purba ini menurunkan berjenis-jenis Homo erectus dan Homo neanderthalensis. Salah satu keturunan Homo purba ini adalah seorang wanita yang hidup pada sekitar 200.000 tahun yang lalu di Afrika dan menjadi leluhur KITA, yaitu seluruh manusia yang sekarang mendiami planet bumi.
Di antara keturunan wanita itu adalah Homo sapiens dari Kibish dan manusia Cro Magnon.
Asal-usul Manusia Menurut Kitab-kitab Langit.
Pendapat kedua ini (faham Creationis) akan ditulis dalam makalah tersendiri karena terlalu luas.
Bab IV Kesimpulan
Demikian makalah tentang asal-usul manusia yang penulis buat berbeda dengan tradisi sebelumnya, yakni memakai faham Evolutionis atau Creationis. 
Di sini penulis menggunakan Filsafat eksistensialisme yang ditrapkan dalam bidang Ontologi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan metode ini kita menemukan ancar-ancar leluhur manusia yaitu seorang ibu leluhur yang hidup di Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu (Teori Ibu Hawa).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
Hubungan kekerabatan dengan manusia-manusia purba kecuali manusia Cro Magnon ditolak karena tidak terbukti secara meyakinkan. Jadi masih merupakan misteri. Misteri ini adalah merupakan bagian misteri manusia yang lebih besar. Misteri ini harus selalu diusahakan untuk diungkap dengan memakai bermacam disiplin ilmu.
Jember, 21 Februari 2004
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl. Gajah Mada 118, tilpun (0331) 481127 Jember.
Kepustakaan :
1. Agus Miradi, Siapakah Manusia Pertama Itu ?, Yayasan Tunas Daud, Jakarta, 2001.
2. Berling et al, Pengantar Filsafat Ilmu, Penerbit Tiara Wacana, Yogyakarata, 1986.
3. Charles Darwin, The Origin of Species – Asal Usul Spesies, Ikon Teralitera, Yogyakarta, 2002.
4. Geffrey Pope, Antropologi Biologi, CV. Rajawali, Jakarata, 1984.
5. John W. Kimball, Biologi Jilid 3, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992.
6. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1985.
7. Louis Leahy, Siapakah Manusia, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2001.
8. Prof. Dr. T. Jacob Ms. M.D. dkk., Evolusi Manusia dan Konsepsi Islam, Penerbit Risalah, Bandung, 1984.
9. Richard Leakey, Asal Usul Manusia, KPG, Jakarta, 2003.
10. Salvador E. Lucia et al, A View of Life, The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., San Fransisco, 1981.
11. William A. Haviland, Antropologi Jilid 2, Penerbit Erlangga, 1988