Senin, 20 Agustus 2012

Ke Surga secara Imajiner 03




Berkunjung ke Surga
Secara Imajiner
Seri ke-3
Oleh : mutawalli
…………….. lanjutan Bulan lalu
Kejadian di Kerajaan Planet Surga milik sang mukmin Maharaja Surga
Maka, pemandangan gudang tahanan para mukmin yang kaya itu segera hilang dari mataku, berganti dengan pemandangan kerajaan planet surga yang sangat indah. Tempat itulah yang diinginkan seluruh manusia untuk tempat tinggal mereka kelak. Kecuali orang-orang yang terlalu sibuk mengurusi dunia serta orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirot.
Kejadian di dalam Kubah Mutiara
Tempatku berada sekarang ternyata ada di bawah sebuah kubah mutiara yang sangat besar, seperti yang ada di planet surga Al-Kautsar tadi. Penampangnya sekitar seratus kilometer. Seandainya berada di Jawa Timur, kubah mutiara itu bisa mencakup seluruh Karesidenan Besuki, yang meliputi Kabupaten Situbondo, Bondowosa, Jember dan Banyuwangi. Keempat kabupaten itu terletak di sekeliling Pegunungan Ijen dan Gunung Raung.
Di bawah kubah itu terdapat pegunungan kecil dengan hutannya yang asri berwarna hijau kemerah-merahan. Semua pohon yang tumbuh di lereng pegunungan itu adalah pohon yang berbunga besar dan kecil yang indah warnanya. Kata “sang pikiranku” anginnya pun silir-silir (angin Nasim, yang berarti angin sepoi-sepoi di surga) dengan aroma harum berasal dari bunga-bunga pohon itu.
Iklim wilayah di bawah kubah itu sepenuhnya dikendalikan oleh “mesin iklim” yang sangat canggih. Cahaya matahari yang terik di luar kubah difilter oleh dinding mutiara yang transparansinya dapat dikendalikan oleh “mesin iklim” itu, sehingga cahaya matahari di bawah kubah itu tidak terasa panas,48) Juga suhu dan aliran udaranya dikontrol oleh "mesin iklim itu". Sebuah mesin lainnya yang sangat besar menyaring air laut yang ada di sekitarnya menjadi air tawar dalam jumlah yang tak terbatas. Karena hutan pohon berbunga itu berada di bawah kubah maka penyiramannya dilakukan melalui hujan buatan yang keluar dari dinding bagian bawah kubah itu. Tentu saja jumlah air hujan yang keluar, serta daerah-daerah yang menerimanya telah diprogram oleh “mesin iklim” yang canggih itu, sehingga sangat nyaman bagi kehidupan sang maharaja planet surga. “Mesin iklim” yang canggih itu dikendalikan oleh para pelayan surga “wildanun mukholladun” yang jumlahnya ada beberapa ratus ribu orang.
Wilayah di bawah kubah seluas itu bila ada di bumi pasti dihuni oleh ribuan sampai jutaan penduduk. Sedang di sini hanya dihuni oleh seorang mukmin yaitu sang maharaja planet surga. Alangkah jauh bedanya keadaan di sini dengan keadaan di bumi. Belum lagi wilayah seluas bumi yang berada di luar kubah. Di sana terdapat benua-benua yang dikelilingi oleh samudra yang luas. Di benua-benua itu terdapat gunung-gunung yang tinggi, lembah-lembah, sungai-sungai dan danau. Wilayah seluas itu di bumi dihuni oleh bermilyar-milyar penduduk. Di sini juga hanya dimiliki oleh beliau seorang. Beliau tidak pernah menggunakan kendaraan yang berjalan di darat. Untuk bepergian mengelilingi planetnya, Sang Maharaja planet surga itu menggunakan kendaraan piring terbang kecil seperti yang dipakai di planet surga Al-Kautsar dulu. Maka, di planet surga ini tidak diperlukan jalan raya seperti di bumi.
    Di luar hutan berbunga yang asri itu kulihat ada sebuah bangunan bertingkat yang sangat indah. Itulah bangunan surga yang disebut ghurof.49) Maka kujalankan “kapsul waktuku” ke arah ghurof itu. Ternyata dinding ghurof itu terbuat dari mutiara yang sangat indah. Adapun pilar-pilarnya terbuat dari permata yakut berwarna hijau dan biru. Pintu-pintu dan jendelanya lebar-lebar. Sedangkan kusen-kusennya terbuat dari emas dan perak. Tidak terlihat adanya daun-daun pintu dan jendela. Kupikir memang tidak ada gunanya. Daun pintu dan jendela rumah di dunia berfungsi untuk menjaga keamanan dan mencegah agar udara di luar rumah tidak masuk ke dalam. Tentu saja di sini tidak ada penjahat, karena semuanya sudah dimasukkan ke dalam neraka. Adapun cuaca di luar rumah sudah diatur oleh ”mesin iklim” yang sangat canggih, sehingga terasa sangat nyaman.
Kejadian di dalam Taman Buah-buahan
Aku tidak masuk ke dalam ghurof itu. Kukendarai ”kapsul waktuku” terbang mengelilingi ghurof untuk melihat halaman di sekitarnya. Terlihat di halaman itu jalan-jalan kecil untuk para pejalan kaki. Batu-batu pijakannya terbuat dari batu mulia yang sangat indah. Di kiri kanannya tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan. Pohon-pohon itu pendek-pendek sehingga buah-buahnya mudah dipetik.50) Semua jenis pohon buah yang ada di bumi tumbuh di situ. Baik pohon buah-buahan daerah tropis seperti papaya, mangga, pisang dan jambu. Oh, jadinya kok seperti nyanyian saja. Juga pohon buah-buahan daerah subtropis seperti kurma, delima, apel, peer, anggur, jeruk dan lain-lainnya. Anehnya semua buah di pohon itu sudah masak semua. Masaknya pun seragam seperti yang dijual di toko-toko buah di dunia. Sayangnya aku berada di dalam kendaraan ”kapsul waktuku” sehingga tidak dapat memetiknya, apalagi memakannya. Maka kusuruh ”sang pikiranku” untuk memetik beberapa jenis buah itu dan mencicipinya. Betullah dugaanku, kata ”sang pikiranku” rasa buah-buahan itu sangat nikmat. Selezat buah yang ternikmat di dunia !
Pohon buah-buahan itu ditanam dan dipelihara oleh pelayan-pelayan surga. Aku tidak tahu teknologi apa yang mereka pakai sehingga semua buahnya selalu bisa masak seragam. Tidak ada satu pun yang muda apalagi yang masih pentil. 
”Sang pikiranku” juga melaporkan kepadaku bahwa di dekat situ ada sungai yang sangat indah.51) Maka kuminta padanya untuk mengantarkanku pergi ke sungai itu. Betullah yang dikatakannya. Ada beberapa sungai kecil yang airnya sangat jernih. Karena posisinya ada di lereng gunung, maka aliran sungai itu cukup deras. Jalannya berkelok-kelok dengan diselingi  air terjun yang tidak begitu tinggi. Mirip foto-foto air terjun di kalender-kalender. Sedang di kanan kirinya penuh dengan tanaman bunga perdu yang sangat indah. Tentu ada pelayan-pelayan surga yang ditugaskan Alloh swt. untuk memelihara sungai itu beserta tanaman-tanaman bunga di sekitarnya.
Yang menjadi pertanyaanku adalah. Bagi siapakah Alloh swt. menciptakan taman-taman itu ? Tentu saja jawabnya adalah: ”Untuk Sang Maharaja Planet Surga”. Pertanyaanku selanjutnya adalah, apakah beliau berjalan sendirian saja?
Untuk bisa menjawabnya maka kusuruh ”sang pikiranku” terbang berkeliling untuk mencari  apakah ada orang yang berjalan-jalan di taman itu. Tidak seberapa lama dia telah kembali dan melaporkan kepadaku bahwa ada beberapa orang perempuan yang sangat cantik keluar dari pintu ghurof, kemudian berjalan-jalan di taman itu. Inilah momen yang sangat kutunggu-tunggu. Pastilah mereka adalah bidadari sorga !
Berjumpa dengan Bidadari Surga
Dengan tergesa-gesa dan gemetaran kuterbangkan ”kapsul waktuku” ke arah yang ditunjukkannya. Dari jauh kulihat ada beberapa wanita yang berjalan berdua-duaan di jalan kecil di taman itu. Kugerakkan ”kapsul waktuku” sedekat mungkin pada mereka agar bisa melihat mereka dengan jelas. Meskipun aku dapat melihat mereka tetapi mereka tidak bisa melihat ”kapsul waktuku” (karena hanya khayalan belaka !). Jarak antara ”kapsul waktuku” dengan mereka tetap kupertahankan sedekat mungkin, sampai ”kapsul waktuku” hampir menyentuh mereka. Maka aku sekarang bisa mengamati tubuh bagian depan mereka dengan jelas. Para bidadari itu betul-betul sangat cantik dan menarik.
Pakaian mereka terbuat dari kain yang sangat halus, dengan model yang tak kalah indahnya dengan baju muslimah para celebritis di dunia. Mereka memakai perhiasan anting-anting, kalung, gelang tangan dan kaki, serta cincin yang terbuat dari emas yang bertaburkan permata dan batu mulia. Kulit tubuh mereka sangat putih dan halus bak mutiara. Matanya yang lebar dengan bulu mata lentiknya berkerlap-kerlip waktu dikerdipkan. Alis matanya melengkung indah sekali. Hidungnya mancung. Bibirnya yang bentuknya penuh dan berwarna kemerah-merahan itu sangat sensual (merangsang nafsu seksual). Sewaktu tertawa tampak barisan gigi putih mereka yang rapi itu memantulkan sinar yang indah. Semua bagian wajahnya, termasuk dahi dan pipinya sangat serasi. Waktu kuamati wajah bidadari itu lebih teliti, ternyata mereka tidak memakai kosmetik. Semuanya serba alami. Juga tak ada bulu-bulu halus yang tumbuh di kulit wajah mereka, termasuk di lubang hidungnya. Kecuali tentu saja, bulu alis dan bulu mata di pelupuk mata atas dan bawahnya. Mirip boneka Barbie saja, tetapi jauh lebih cantik. Waktu kutengok lebih ke bawah, kulihat buah dadanya yang sangat montok itu menonjol di balik bajunya. Sangat sensual. Oh, andaikan aku bisa melihat bentuk aslinya di balik baju itu.
Kemudian kupindahkan ”kapsul waktuku” ke belakang mereka. Kali ini aku bisa mengamati tubuh mereka dari belakang. Kulihat leher mereka yang jenjang itu tertutup oleh rambut hitam berombak yang sangat indah. Sewaktu kulayangkan pandanganku lebih ke bawah lagi, kulihat bokong mereka berlenggang lenggok sewaktu berjalan, sangatlah sensualnya. Seperti terbius, mata dan kepalaku ikut tergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti gerak bokong itu. Kaki mereka yang jenjang, serta betis mereka yang sekali-sekali tersingkap, berkilau bak batu pualam.
Sementara ”kapsul waktuku” bergerak perlahan-lahan mengikuti mereka, kukeluarkan semua ilmuku tentang bidadari surga untuk menganalisa mereka.
Bidadari surga adalah manusia-manusia buatan (android) berjenis perempuan yang diciptakan Alloh swt. untuk melayani kebutuhan seksual sang Maharaja Surga. Alloh swt. telah melengkapi surga dengan segala macam keindahan dan kenikmatan bagi para penghuninya. Kenikmatan surga yang tertinggi adalah melihat wajah Alloh swt. Pada saat pengadilan di padang Mahsyar dahulu, seluruh manusia telah diadili oleh Alloh swt. sendiri, sehingga semua orang bisa melihat wajah Alloh swt. dengan jelas. Namun, karena semua orang dilanda rasa ketakutan, maka suasananya sangat tidak nyaman. Sehingga orang-orang itu tidak bisa menikmati wajah Alloh swt. Lain halnya dengan suasana di surga sekarang. Para mukmin yang berada di surga ini bisa ”menikmati” wajah Alloh swt. setiap pagi dan sore dengan tenang dan gembira.
Kenikmatan tertinggi kedua di surga adalah menikmati pelayanan seksual para bidadari. Sebagian besar manusia selama hidup di dunia tentu pernah berhubungan seksual. Kenikmatan seksual bisa diperoleh bila tercapai fase orgasmus. Rasa nikmatnya akan lebih besar lagi bila bisa mendapatkan multi-orgasmus. Namun tidak semua orang bisa memperolehnya. Kalau pun pernah mendapatkannya, frekwensinya jarang-jarang saja atau hanya sebentar.
   Maka dalam usaha memaksimalkan kenikmatan seksual ini, Alloh swt. menciptakan bidadari dalam bentuk yang sempurna. Yaitu sangat cantik dan menarik (berdaya tarik seksual tinggi).
Kecantikan bidadari yang disebut-sebut di dalam Al Qur-an dan hadits Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut: 52)
1. Umurnya selalu muda
2. Cantik paras wajahnya
3. Kulitnya putih, halus seperti kulit telur dan cemerlang seperti mutiara.
4. Matanya lebar dengan selaput pelanginya yang indah.
5. Pandangan matanya tidak liar
6. Berbudi pekerti mulia, tutur katanya sopan santun dan sangat hormat pada suaminya yaitu para mukmin penghuni surga itu.
Kok mirip wanita Barat ya ? Tentu saja. Mana ada orang Negro yang kulitnya putih. Mana ada orang Mongol yang matanya jeli. Sedang hidung wanita Melayu yang asli kebanyakan juga tidak mancung. Memang, kebanyakan wanita cantik di dunia adalah wanita Barat dan Timur Tengah.
Sedangkan bagian tubuh bidadari yang menarik secara seksual di dalam Al Qur-an dan Hadits adalah:53) payudaranya montok, selangkangannya wangi karena mereka tidak kencing atau buang air besar dan tidak bermenstruasi. Vaginanya selalu kencang seperti masih perawan. Mungkin mereka tidak punya anus dan lubang kencing ya ? Adanya cuma vagina doang.
Maka di dalam surat Yasin ayat 55 dikatakan bahwa para penghuni surga itu selalu sibuk melayani para istri bidadarinya yang cantik dan menarik itu.54)
Kenikmatan selanjutnya adalah makanan dan minuman yang disediakan di surga sangat lezat cita rasanya.55)
Dan masih banyak lagi kenikmatan yang lainnya, di antaranya menikmati pemandangan di dalam sorga yang indah.
***
Perjalanan para bidadari itu terus kuikuti. Sewaktu melewati pohon buah-buahan yang buahnya sangat mudah dijangkau itu, ternyata tidak ada seorang bidadari pun yang memetiknya. Ini karena mereka adalah manusia android yang tidak membutuhkan makan dan minum. Energi mereka dan kebutuhan android lainnya dicukupi oleh para pelayan surga ”wildanun mukholladun”. Mereka tidak pernah menjadi tua. Selalu sehat, segar dan cantik.
Nyanyian Bidadari di Tepi Sungai Surga
      Akhirnya mereka sampai di tepi sebuah sungai kecil yang indah. Di situ mereka berhenti. Mereka lalu menyanyi.56) Tetapi aku tidak bisa mendengar suara mereka, karena ”kapsul waktuku” kedap suara. Maka aku suruh ”sang pikiranku” mendengarkan nyanyian mereka kemudian menceritakannya padaku. Inilah nyanyian para bidadari itu :Kami adalah wanita-wanita yang baik akhlaknya dan cantik rupanya. Kami adalah wanita-wanita abadi dan kami tidak mati. Kami bahagia dan tidak sengsara. Kami ridho dan tidak cemberut. Berbahagialah bagi orang yang menjadi milik kami dan kami menjadi miliknya. Kami adalah isteri-isteri dari suami-suami kami yang mulia, yang pandangannya menyejukkan hati. Kami wanita-wanita abadi dan kami tidak membuatnya mati. Kami memberi keamanan dan kami tidak membuatnya takut. Kami tetap tinggal di sini dan tidak akan pernah meninggalkannya.”.
 Suara mereka sangat merdu dan membahana di dalam taman itu.
Kejadian di dalam Ghurof
Selesai menyanyi mereka kemudian kembali pulang ke ghurof. Akupun mengikuti mereka masuk ke dalam ghurof itu melalui pintu gerbangnya. Sementara itu kusuruh “sang pikiranku” terbang melihat-lihat seluruh ruangan di bagian dalam ghurof itu. Setelah selesai berkeliling dia melapor padaku bahwa luas setiap lantai ghurof itu sekitar satu hektar. Ghurof itu terdiri dari tujuh lantai. Lantai terbawah merupakan ruang pertemuan dan ruang tamu. Lima lantai di atasnya ditempati oleh para bidadari, yang setiap tingkatnya ada dua orang. Maka semuanya ada sepuluh orang bidadari yang tinggal di ghurof itu. Sedang tingkat ketujuh adalah tempat parkir kendaraan untuk sarana bepergian sang maharaja surga.
Untuk sarana bepergian di wilayah yang berada di bawah kubah, sang Maharaja surga menggunakan kuda bersayap berwarna merah.57) Kuda itu bukanlah binatang kuda seperti di bumi, melainkan seekor kuda android (makhluk buatan). Karena itu mereka tidak bisa mengeluarkan kotoran karena tidak makan rumput. Energi penggeraknya dihasilkan oleh reaksi massa-anti massa seperti piring terbang kecil di planet surga Al-Kautsar dulu. Saat berkendara, sang Maharaja duduk di atas punggungnya seperti naik kuda sungguhan. Bahkan seluruh bagian badannya dapat bergerak-gerak seperti kuda hidup. Hebatnya kuda itu dapat memahami ucapan pengendaranya sehingga untuk menggerakkannya cukup dengan mengucap kata-kata misalnya: ” Wahai kuda, antarkanlah aku ke gunung di sebelah utara itu”. Begitu mudahnya.
Sedang piring terbang kecil yang sudah kita kenal itu, beliau pakai untuk bepergian ke wilayah di luar kubah mutiara, tetapi masih dalam lingkup planet kerajaan surga ini. Kecepatannya bisa dipacu sampai beberapa kali kecepatan cahaya. System gravitasi piring terbang itu terpisah dari gravitasi planet surga. Sehingga dari posisi diam piring terbang itu bisa langsung melesat dengan kecepatan tinggi. Lalu bisa langsung berhenti dan berbalik arah. Semua gerakan itu tidak berpengaruh terhadap penumpang yang ada di dalamnya. Untuk menjangkau semua bagian planet itu diperlukan waktu hanya kurang dari satu menit. Tidak lebih lama dari berjalan kaki di dalam ruangan yang luasnya satu hektar itu.
Sewaktu masih berada di planet surga Al-Kautsar dahulu, sang maharaja ini oleh Alloh swt. dikaruniai dua buah planet surga yang letaknya berada di tata surya yang berbeda, namun masih termasuk di dalam galaksi yang sama. Untuk pergi ke kerajaan planet surganya yang lain itu, sang Maharaja menggunakan kendaraan transporter. Transporter itu bergerak melalui saluran lubang cacing (worm hole dalam fisika kuantum), sehingga sangat cepat bahkan berlangsung seketika.
  Begitulah system transportasi yang digunakan oleh sang Maharaja surga itu, yang semuanya serba sangat cepat.
***
Selain terdapat hanggar pesawat, di lantai tujuh itu juga terdapat fasilitas rekreasi, di antaranya adalah kolam renang. Selain digunakan oleh sang Maharaja planet surga, tentu saja para bidadari itu sering berenang di kolam itu. Sewaktu berenang mereka tidak pakaian longgar seperti di halaman ghurof. Bahan pakaian itu warnanya agak gelap serta menutupi seluruh aurat mereka. Memang bentuk pakaian renang itu sengaja dibuat sangat ketat, agar tidak menghambat laju renang mereka di dalam air. Maka dengan pakaian itu, lekuk liku tubuh mereka kelihatan sangat jelas. Namun hal Itu tidak mengapa, karena tidak ada laki-laki selain sang Maharaja yang dapat melihat tubuh mereka.
Kejadian di Ruang Pertemuan Ghurof
Cerita “sang pikiranku” itu menjadikanku ingin segera melihat para bidadari itu di tempat tinggalnya di dalam ghurof. Tetapi tunggu dulu. Sampai sekarang aku masih belum berjumpa dengan sang Maharaja planet surga itu. Setelah aku mencarinya di dalam ruangan pertemuan di lantai satu itu, ternyata sang maharaja ada di situ juga. Dan tempatnya tak seberapa jauh dari “kapsul waktuku”. Rupa-rupanya saking asyiknya aku berbicara tentang bidadari di dalam ghurof ini dengan “sang pikiranku”, aku sampai lupa akan keberadaan sang Maharaja itu.
Segera kugerakkan “kapsul waktuku” mendekati sang Maharaja planet surga itu. Rupa-rupanya sang maharaja sedang asyik bercakap-cakap dengan teman-temannya yang ada di planet surga lain menggunakan pesawat TV interaktif. Kulihat beliau sekarang telah mengenakan mahkota dari logam emas dan perak bertaburkan permata yang besar-besar. Jauh lebih bagus dari mahkota yang dikenakan oleh ratu inggris dengan permata “Ko Hi Noor”nya itu. Gelang yang beliau kenakan bukan lagi terbuat dari perak seperti di surga planet Al-Kautsar, melainkan sudah diganti dengan gelang emas yang bertaburkan mutiara. Sementara itu berpuluh-puluh pelayan surga asyik melayani sang maharaja. Mereka menyediakan buah-buahan yang dipetik dari halaman ghurof. Disertai minuman berupa susu, kopi jahe dan arak yang tidak memabukkan.58) Minuman-minuman itu tinggal diambil dari kran minuman yang ada di dinding ruangan itu. kemudian ditempatkan dalam piala-piala emas dan perak yang halus laksana kristal. Selain itu mereka juga menyediakan daging burung panggang bagi sang maharaja.59) Kata “sang pikiranku”, di sekitar ghurof itu banyak burung yang beterbangan. Bila sang maharaja menghendakinya, beliau tinggal menunjuk kepadanya, maka burung itu pun segera datang ke pangkuan sang maharaja itu. Lalu beliau serahkan kepada pelayan surga untuk diolah. Oh ya, ini yang penting. Di muka sang maharaja juga duduk dua orang istri bidadarinya menemani beliau. Karena posisinya ada di muka TV interaktif maka keberadaan mereka bertiga terlihat jelas oleh teman sang maharaja yang diajak berkomunikasi itu. Sehingga sang maharaja itu malu untuk berbuat yang “tidak-tidak” terhadap isterinya. Cukup hanya memandangi wajah cantik mereka berdua dan tubuh mereka yang seksi. Aku pun ikut-ikutan memandangi tubuh sang bidadari itu. Badanku terasa panas dingin melihat gerak-gerik mereka, mengamati kedipan mata mereka dan menikmati sunggingan senyumnya. Cukup begitu saja.
Setelah selesai mengamati maharaja planet surga itu beserta kedua isteri bidadarinya, kulanjutkan pengamatanku pada isi ruangan pertemuan itu. Lantai seluas itu dilapisi dengan karpet yang tebal dari dinding ke dinding. Tempat duduknya berupa sofa-sofa yang tebal dan empuk yang rangkanya terbuat dari emas bertaburkan permata.60) Ruangan itu dihiasi dengan pohon-pohon mini (bonsai) yang sangat artistik. Bermacam-macam pohon dari seluruh dunia yang telah dibonsai ada di situ. Kepandaian para pelayan sorga dalam membonsaikan tanaman dan memeliharanya sungguh luar biasa. Semuanya asli, tidak ada satupun yang dibuat dari plastik.
Di satu meja ada sebuah bola dunia (globe) besar yang menggambarkan planet surga ini. Sedang pada dinding di sampingnya terdapat peta besar wilayah yang berada di bawah kubah. Setelah kuamati isi peta itu, ternyata di wilayah itu masih ada enam buah ghurof lagi dengan susunan gedung dan penghuninya yang sama dengan ghurof ini. Juga terdapat jadwal kunjungan sang Maharaja ke masing-masing ghurof itu. Maka jumlah semua isteri sang maharaja itu ada 7 x 10 orang per ghurof, totalnya 70 orang ! 61) Setiap hari beliau berdiam di satu ghurof beserta sepuluh orang isterinya. Maka dalam waktu seminggu selesailah mereka semua digilir.
Kejadian di tempat Tinggal Bidadari
Cukup sudah kunjunganku ke ruang pertemuan ini. Maka kuteruskan perjalananku ke tingkat-tingkat berikutnya. Untuk pergi ke tingkat yang berada di atasnya sangatlah mudah karena semua pintu dan jendelanya selalu terbuka. Maka “kapsul waktuku” kumasukkan ke tingkat ke-2 dari luar melalui jendelanya. Setelah sampai di dalam terlihatlah pemandangan yang sangat indah. Ruangan seluas satu hektar itu merupakan kebun bunga dengan segala macam jenisnya yang ada di dunia. Di kelompok sini adalah kelompok bunga tropis seperti sedap malam, mawar, melati, kenanga dan kamboja. Semuanya indah. Ah itu kan bunyi syair lagu anak-anak. Di kelompok lainnya ditanam bunga-bunga subtropis seperti tulip, chrisant, lely, herbra dan lain-lainnya. Juga bermacam-macam anggrek yang berwarna-warni. Pendeknya semua macam anggrek yang ada di seluruh dunia, baik di Asia, Afrika dan Amerika ada di sini. Selain itu ada juga pohon-pohon bunga yang biasanya tumbuh di tepi laut misalkan bunga pandan berduri. Juga bunga yang tumbuh di kolam seperti bunga teratai dan  bakung. Taman itu diatur bertingkat-tingkat, bertanah tinggi dan rendah. Jalan setapaknya juga indah seperti taman yang ada di halaman ghurof. Di sini juga terdapat sungai-sungai. Namun bentuknya lebih kecil sehingga dapat disebut sungai mini. Alangkah romantisnya seandainya yang berjalan-jalan di sini adalah aku diiringi oleh isteri-isteri bidadariku yang cantik-cantik.
Di dalam ruangan yang luas setinggi kira-kira lima belas meter ini, juga ada sebuah rumah cukup besar yang didiami oleh dua orang bidadari. Tentu saja mereka bukan pasangan lesbi karena mereka tidak seperti perempuan di dunia. Tugas mereka semata-mata hanyalah melayani suami mereka saja, yaitu sang maharaja sorga. Tugas lainnya yang biasanya dikerjakan oleh para isteri di dunia, semua dikerjakan oleh para pelayan sorga secara sangat profesional.
Kumasukkan “kapsul waktuku” ke dalam rumah itu melalui pintunya yang lebar. Oh kok tidak ada orangnya ya. Tentu rumah ini adalah tempat tinggal bidadari yang sekarang sedang menemani suaminya di ruangan pertemuan di bawah tadi. Tentu saja lantainya juga berlapis karpet yang tebal nan empuk seperti di ruangan bawah tadi. Kursi dan sofanya juga sangat empuk dan ergonomis. Sedang tempat tidurnya berkasur tebal nan indah. Semua perabotan itu rangkanya terbuat dari emas bertaburkan permata. Tetapi anehnya di sini tidak ada lemarinya. Kupikir memang tidak perlu ada lemari, karena semua keperluan para penghuninya dilayani langsung oleh para pelayan surga. Di atas meja telah tersedia buah-buahan yang diletakkan di atas piring emas, dan minuman di dalam piala perak sehalus kristal untuk sang maharaja. Tentu saja berpuluh-puluh pelayan yang tidak pernah tidur dan berjalan hilir mudik di dalam rumah itu selalu siap melayani keperluan sang maharaja dan kedua orang bidadari itu. Meskipun pintu dan jendelanya selalu terbuka, sama sekali tidak ada lalat dan nyamuk di dalamnya, apalagi kecoak. Alloh swt. tidak menciptakan serangga, amfibi, reptile dan binatang mengerat di dalam ghurof ini. Yang aneh lagi adalah di sini tidak ada kamar kecilnya, karena para bidadari itu tidak memerlukannya. Mereka adalah makhluk android yang tidak makan dan minum sehingga tidak perlu kencing dan buang air besar. Sedang sang maharaja meskipun makan dan minum sebanyak-banyaknya, setelah sampai di dalam perut semuanya hilang begitu saja sehingga beliau juga tidak perlu kencing dan buang air besar.
Untuk mengetahui apa yang dikerjakan para bidadari di dalam ruangannya maka kugerakkan “kapsul waktuku” ke tingkat ke-3. Setelah sampai ke ruangan itu ternyata kedua orang penghuninya berada di luar rumah, sedang berjalan-jalan di taman bunga. Mereka bernyanyi dengan wajah yang gembira. Itulah yang mereka kerjakan setiap harinya tatkala tidak ada suaminya di rumah. Berjalan-jalan di taman bunga yang ada di ruangan ini atau pergi ke taman yang ada di bawah, di halaman ghurof. Mereka turun ke taman itu lewat lift terbuka yang menempel di dinding luar.
Mungkin mereka tidak pernah merasa sedih karena Alloh swt. memang tidak memprogramnya. Juga mereka tidak direpotkan dengan masalah anak. Akibat dari tidak bisa bermenstruasi maka mereka juga tidak bisa hamil. Sungguh sangatlah ringan dan menyenangkan tugas para bidadari itu.
Kejadian di Ghurof Lantai ke-7
Selanjutnya kuterbangkan “kapsul waktuku” ke lantai ke-7 untuk melihat para bidadari yang sedang mandi di kolam. Aku tidak tertarik pada kendaraan kuda bionik, piring terbang dan transporternya. Yang ingin kulihat adalah para bidadari yang berpakaian ketat. Ada empat orang bidadari yang mandi di situ. Sungguh pakaian mereka yang ketat itu tidak bisa menyembunyikan lekuk liku tubuh mereka seperti di taman dan di ruangan-ruangan di bawah tadi. Bentuk buah dada, perut, pinggang, bokong, bahkan selangkangan mereka terlihat dengan jelasnya. Aku jadi kerasan berada di situ. Sekarang kukeluarkan ilmuku tentang matematika kecantikan terhadap mereka. Menurut seorang ahli bedah kecantikan, kriteria tubuh cantik itu berlaku universal. Bisa diterapkan kepada semua orang dan bangsa. Selain kriteria-kriteria yang telah dibahas tadi, juga ada ukuran obyektifnya. Pertama-tama kedua bagian tubuh mereka harus betul-betul simetris. Perbedaan beberapa milimeter saja akan mengurangi nilai kecantikannya. Selanjutnya seluruh bagian tubuhnya harus serasi. Keserasian ini ditentukan oleh nilai pembagi emas yaitu angka 1,618. Contoh:
Jarak dari pusar ke ujung kepala : Dari pusar ke ujung kaki = 1 : 1,618
Jarak dari mata ke ujung kepala : Dari mata ke ujung dagu = 1 : 1,618
Jarak dari pentil susu ke bahu : Dari pentil susu ke bokong = 1 : 1,618
Jarak dari lutut ke bokong : Dari lutut ke telapak kaki = 1 : 1,618
Lebar hidung : Lebar mulut = 1 : 1,618
Lebar gigi ke-2 : Lebar gigi ke-1 = 1 : 1,618
Panjang ruas ke-1 jari tangan : ruas ke-2 dan 3 = 1 : 1,618
Jarak dari ujung mulut ke ujung pipi : Lebar mulut = 1 : 1,618
Lebar dasar segitiga hidung : Sisi miringnya = 1 : 1.618
Sewaktu nilai pembagi emas ini kutrapkan pada para bidadari yang sedang mandi itu, ternyata semuanya cocok. Maka secara matematis mereka betul-betul cantik.
Kejadian Malam di Ghurof
Tugas selanjutnya adalah menghitung berapa lama waktu yang dihabiskan oleh sang maharaja untuk menggilir para isterinya. Maka kutempatkan “kapsul waktuku” di taman bunga di lantai ke-2 ghurof. Kutunggu tibanya waktu malam. Sekitar jam tujuh malam kulihat sang raja naik eskalator menuju ke ruangan itu bersama kedua isteri bidadarinya. Ketiganya kemudian masuk ke dalam rumahnya. Sekitar dua jam kemudian sang maharaja keluar dari kamarnya lalu naik eskalator ke lantai tiga. Akupun ikut naik di dalam “kapsul waktuku” mengikuti beliau, lalu kutunggu di dalam taman bunga. Kejadian yang sama terjadi di rumah itu. Begitulah kejadian itu berulang-ulang di tingkat selanjutnya sampai selesai sekitar jam lima pagi. Buah-buahan dan minuman yang ada di atas meja di dalam rumah itu beliau makan habis semua. Selanjutnya beliau naik ke lantai ke-7 untuk mandi di kolam. Selesai mandi lalu sarapan dengan menu daging dan sayuran, disertai minuman dan buah-buahan yang telah disediakan oleh para pelayan surga. Beliau tampak gembira setelah semalam melayani kesepuluh istri bidadarinya. Sama sekali tak tampak tanda-tanda kelelahan pada wajah beliau. Begitulah Alloh swt. telah menganugerahi stamina yang hebat pada beliau.62) 
Berangkat Menuju Ghurof ke-2
Sesuai dengan jadwal yang telah ditulis di ruang pertemuan kemarin, hari itu beliau akan berkunjung ke ghurof berikutnya dengan mengendarai kuda terbang yang berwarna merah. Beberapa orang pelayan surga menuntun tali kuda merah itu ke pada sang maharaja. Kemudian beliau naik ke punggung kuda itu dengan gagahnya. Setelah lari sebentar di lantainya kemudian kuda itu melompat sambil mengepakkan sayapnya. Maka terbanglah beliau menuju ke ghurof ke-2.  Segera kukendarai “kapsul waktuku” terbang di belakang beliau.
Kira-kira satu jam kemudian sampailah sang Maharaja dan aku ke ghurof kedua itu. Kuda bionik sang maharaja mendarat di lantai teratas ghurof itu, lalu dikandangkan oleh para pelayan surga. Kemudian beliau turun ke ruang pertemuan menggunakan lift yang menempel di dinding luar ghurof. Sedang aku langsung saja memasukkan “kapsul waktuku” ke dalam ruangan pertemuan yang ada di lantai pertama. Beliau disambut oleh dua orang istri bidadarinya di pintu keluar lift lalu berjalan bersama masuk ke dalam ruang pertemuan. Suasana ruangannya ternyata tidak jauh berbeda dengan ghurof sebelumnya.
Reuni Keluarga 63)
Di papan tulis yang tertempel di atas dinding tertulis rencana kerja beliau yang ditulis oleh pelayan surga. Hari ini beliau akan mengadakan pertemuan keluarga dengan para keluarga dekat beliau sewaktu masih hidup di dunia. Tentulah hanya mereka yang masuk surga saja. Di situ tertulis daftar namanya sewaktu masih berada di dunia. Rupanya mereka itulah yang beliau hubungi kemarin sewaktu aku hadir di ghurof itu. Aku terkejut mengetahui bahwa beliau dulu di dunia adalah seorang ibu yang mempunya lima orang anak dan mempunya tujuh orang saudara kandung. Bila ditambah dengan seorang suaminya, maka jumlah semuanya ada tiga belas orang. Dari semua itu yang masuk surga hanya lima orang. Tiba-tiba ada tilpun dari seorang maharaja yang ternyata dulunya adalah ayah bekas ibu yang sekarang menjadi maharaja ini. Agak ruwet memang. Maka ada enam orang termasuk sang maharaja yang ikut reuni keluarga di dalam ruang pertemuan ini. Karena mereka menggunakan transporter, dalam beberapa menit saja mereka sudah sampai dan mendarat di tingkat atas gedung ini. Maka sang maharaja menunggu di pintu keluar lift. Setelah kelima orang ini keluar dari lift sungguh sangat mengharukan situasinya. Mula-mula mereka saling mengucapkan salam: “Subhnakallohumma, assalamu ‘alaikum”.64)  Selanjutnya mereka berangkul-rangkulan sambil menangis. Tetapi mereka tidak mengetahui siapa yang mereka rangkul itu, karena semuanya telah berobah menjadi lelaki muda yang sangat ganteng. Setelah mereka masuk dan duduk di sofa segera mereka menyebutkan identitas masing-masing sewaktu masih hidup di dunia. Untuk memperkuat identitasnya mereka menghubungi malaikat yang menjadi saksi di pengadilan padang Mahsyar dahulu, agar mengirimkan foto digital mereka ke pusat informasi ghurof. Setelah foto-foto itu ditayangkan di tivi maka mereka segera mengenali identitas semua orang yang hadir di situ. Sekali lagi tangisan mereka pecah saking gembiranya. Namun sewaktu melihat foto keluarga yang dulu semasih hidup di dunia berjenis kelamin perempuan, lalu membandingkan dengan wajah laki-lakinya sekarang tangisan mereka berganti menjadi tawa.
Kulihat kedua orang bidadari yang tadi duduk di situ sudah tidak ada lagi. Tentu mereka sudah pulang ke rumahnya sendiri. Para bidadari itu adalah termasuk milik pribadi yang sebaiknya tidak dilihat oleh orang selain pemiliknya.
Setelah makan dan minum hidangan yang disediakan oleh para pelayan sorga, kemudian sang Maharaja bersama sanak keluarganya berjalan-jalan ke taman buah di halaman ghurof sambil bernostalgia. Sore hari mereka baru pulang ke planet masing dengan rasa sangat puas. Mereka berjanji akan mengadakan pertemuan lagi di tempat yang berganti-ganti. “Alhamdulillaahi robbil ‘alamin”, ucap mereka bersama-sama.
Setelah menyaksikan reuni keluarga sang Maharaja itu aku jadi termangu-mangu. Aku sama sekali tak mengira bahwa sang Maharaja itu dulunya adalah seorang ibu yang pernah melahirkan lima orang anak. Bahkan seorang anak perempuannya yang pernah dikandungnya, dilahirkan, disusui lalu dididiknya sampai besar, sekarang juga telah berubah menjadi seorang laki-laki yang gagah yang sangat macho. Kalau tak ada bukti foto-fotonya di TV itu, rasa-rasanya seperti mustahil.
Melakukan “Tugas Rutin”
 Setelah matahari tenggelam dan malam mulai merangkak kulihat sang maharaja itu sudah tidak sabar lagi untuk “menunaikan tugas rutinnya” melayani para isteri bidadarinya “all night long” sampai menjelang pagi. Tugas rutin yang sangat nikmat.
Berangkat Menuju Ghurof ke-3
 Setelah mandi di kolam yang terletak di lantai teratas ghurof itu dan sarapan, sang maharaja kemudian berangkat menuju ke ghurof ke-3 dengan mengendarai kuda sembraninya. Akupun menguntit di belakang beliau dengan mengendarai “kapsul waktuku”. Entah kejutan apa lagi yang akan terjadi di sana nanti.
Sama halnya dengan hari sebelumnya sang Maharaja mendarat di lantai teratas ghurof kemudian menyerahkan kuda sembraninya untuk dikandangkan oleh pelayan surga. Lalu turun ke ruang pertemuan di lantai bawah. Sedang aku sendiri tidak ikut mendarat di lantai itu. Hanya melihat beliau dari atas sebentar, kemudian langsung masuk ke dalam ruang pertemuan melalui pintu gerbangnya.
Setelah masuk ke ruang pertemuan itu sang Maharaja lalu melihat daftar acaranya hari ini. Ternyata hari ini adalah hari Jum’at. Semua planet surga di seluruh alam semesta surga oleh Alloh swt. diatur seperti planet bumi sebelum terjadi kiamat. Rotasi planetnya terjadi sekali setiap dua puluh empat jam. Tiap planet surga itu dilengkapi dengan sebuah planet satelit bulan yang berputar mengelilingi planet surganya sekali setiap 29,5 hari. Sedang planet surganya sendiri menjalani revolusi mengelilingi sebuah mataharinya dalam waktu 365 hari. Maka perhitungan hari, bulan dan tahunnya juga seragam yaitu sama dengan di bumi. Demikian juga model kalender, huruf dan angka-angkanya, nama-nama hari, nama-nama bulannya semuanya sama dengan di bumi. Tepatnya sama dengan kalender Islam di bumi.
Hari itu hari Jum’at. Semua Maharaja surga di seluruh alam semesta surga tahu bahwa hari itu Alloh swt. mengundang mereka semua berkumpul di satu planet surga khusus. Termasuk para Nabi, para syuhada’ dan shiddiqin (orang-orang yang jujur).
Pergi ke Planet Surga Khusus, Memenuhi Undangan Alloh swt. 65)
Segera sang Maharaja pergi menuju ke pesawat transporternya yang terletak di puncak ghurof, menggunakan lift yang dipakai beliau sebelumnya. Pesawat transporter itu ternyata telah disiapkan oleh para pelayan surga di muka pintu lift dengan beberapa orang awak pelayan surganya. Sedang “kapsul waktuku” oleh “sang pikiranku” yang menciptakannya, telah dilengkapi dengan teknologi transporter yang prinsipnya menggunakan saluran “lubang cacing” (worm hole dalam mekanika kuantum). Segera aku berancang-ancang berangkat bersama sang Maharaja surga menuju ke planet surga khusus tempat pertemuan itu.   
Pesawat transporter yang ditumpangi sang Maharaja segera lenyap dari pandanganku. Mesin “lubang cacingku” segera kuaktifkan. Maka seketika itu juga “kapsul waktuku” telah sampai di planet surga khusus, tempat berkumpul seluruh Maharaja planet surga yang ada di alam semesta surga, bersama para Nabi, syuhada’ dan shiddiqin.
 Tempat pertemuan itu berada di bawah kemah berbentuk kubah yang dindingnya terbuat dari mutiara yang transparan itu. Bentuknya bulat mirip stadion yang dipergunakan untuk event-event olahraga di dunia. Para Nabi, syuhada’ dan shiddiqin berkumpul bersama di satu tribun khusus, dengan posisi para Nabi duduk di deretan terdepan. Para Maharaja planet surga duduk di sofa-sofa empuk yang rangkanya terbuat dari emas bertatahkan permata dan mutiara. Di atas meja emas yang terletak di muka sofa itu terhidang segala macam makanan baik makanan Barat, Timur dan Timur Tengah, bahkan ada juga makanan Indonesia. Kesempatan ini dipakai oleh para maharaja itu untuk bernostalgia masakan yang mereka makan sewaktu mereka hidup di dunia sebelumnya.
Menikmati Wajah Alloh swt. 66)
Acara utama pertemuan itu adalah menikmati wajah Alloh swt. sepuas-puasnya, karena Alloh swt. sengaja memperlihatkan diri-Nya selama pertemuan itu. Sayang aku tidak bisa menikmatinya karena aku tidak bisa melihat Alloh swt. akibat mata “model dunia” yang kupakai waktu itu.
Menikmati Suara Merdu Nabi Daud as. 67)
  Suara Nabi terindah sepanjang masa adalah suara Nabi Daud as. Tatkala beliau menyanyi, konon gunung-gunung, pohon-pohon dan binatang-binatang ikut bernyanyi bersama beliau. Maka semua hadirin menunggu-nunggu acara itu. Sekarang inilah waktunya. Kulihat Nabi Daud as. yang ada di tribune sedang turun ke tengah-tengah stadion. Nyanyian beliau itu diiringi oleh orkes surga yang dimainkan oleh para malaikat. Syair lagu-lagu beliau isinya adalah puji-pujian terhadap kebesaran Alloh swt., tentang sifat-sifat-Nya yang jumlahnya ada 20, nama-nama-Nya yang berjumlah 99. Serta puji-pujian terhadap keindahan ciptaan-Nya yang ada di langit dan bumi surga. Tatkala beliau bernyanyi suaranya membahana ke angkasa. Kemudian menukik ke bumi menembus kalbu para hadirin. Iringan musik malaikat menambah suasana khidmatnya. Meskipun beliau menyanyi dalam bahasa Iberani, Alloh swt. menerjemahkannya langsung di dalam otak masing-masing hadirin sehingga isinya dapat difahami. Akibatnya para hadirin itu seakan-akan fly, menangis tersedu-sedu. Bahkan sebagian ada yang turun ke lapangan lalu menari seperti darwis Persia. Setelah beliau mengakhiri nyanyiannya, suasananya menjadi hening, terdengar lamat-lamat beberapa isak tangis yang belum reda. Para hadirin sangat puas akan ”nyanyian tunggal Nabi Daud as. yang diiringi oleh orkestra malaikat surga” itu.
Pertemuan itu diakhiri dengan acara bersalam-salaman di lapangan rumput stadion surga, Semua orang sama berkumpul di lapangan di muka tribun para Nabi, syuhada’ dan shiddiqin, berkenal-kenalan terutama dengan dua puluh lima Nabi yang namanya tersebut di dalam Al-Qur-an.
Pesta Hidangan Favorit
Acara selanjutnya adalah berpesta menyantap hidangan yang sudah tersedia. Makanan itu dimasak oleh para pelayan surga yang kepandaiannya mengalahkan para ahli masak di dunia. Dengan dibantu oleh ribuan pelayan surga, masing-masing Maharaja surga itu mencari makanan favorit mereka masing-masing sewaktu masih ada di dunia. Mereka memuji-muji kelezatan makanan favorit masing-masing.
Pertemuan berakhir. Kemudian semuanya pulang ke tempat tinggalnya masing-masing.
Pergi Berbelanja ke Pasar Surga 68)
Sebelum pulang para Maharaja surga itu mampir terlebih dahulu ke Pasar Surga.
Pasar Surga itu ada di bawah kubah mutiara di sebuah planet surga. Di situ ada sebuah gedung yang sangat besar yang dikelola oleh para malaikat. Semua barang yang dibutuhkan oleh masyarakat surga ada di situ. Bermacam-macam pohon buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan pohon bunga. Bermacam-macam gambar baik berupa lukisan atau foto, foto-foto seni ataupun foto obyek riel yang ada di dunia dahulu. Beragam jenis film yang pernah dibuat di dunia. Bermacam meubelair berupa kursi, meja, sofa dan tempat tidur. Bermacam tekstil. Bermacam kendaraan baik kuda sembrani, piring terbang kecil dan transporter. Bermacam TV dan alat komunikasi.
Dan yang mengejutkan adalah, disini juga tersedia bermacam-macam model bidadari. Dengan berbagai warna selaput pelangi mata. Ada yang hitam, abu-abu, coklat dan biru. Dengan bermacam warna rambut, hitam, abu-abu dan pirang. Asli, bukan dicat seperti di bumi. Juga dengan bermacam warna kulit, dari sangat putih, kuning sampai coklat muda. Sedang bidadari yang ada di rumah ghurof umumnya berkulit putih, berambut hitam dan berselaput pelangi blonde atau hitam. Bila mereka merasa bahwa jumlah bidadari di rumah sudah terlalu banyak, mereka bisa ditukar dengan bidadari yang ada di sini. Hal itu sah-sah saja, tidak melanggar peri kebidadarian. Karena para bidadari itu adalah manusia android yang diciptakan Alloh swt. dengan teknologi yang sangat canggih.
Saking banyaknya barang yang tersedia dan sangat luasnya pasar itu, untuk masing-masing Maharaja disediakan permadani terbang seperti yang dipakai oleh Aladin di dalam film, untuk sarana berkeliling.
Selain barang-barang yang sudah mereka kenal, juga tersedia barang-barang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya (ma la ainun roat),, mereka dengar (wa la udzunun sami'at) atau belum terpikirkan sebelumnya (wa la khathoro bibali).
Semua benda yang mereka inginkan itu diberikan dengan cuma-cuma. Lalu dikirim oleh perusahaan ekspedisi surga melalui lubang cacing sehingga akan sampai pada tujuannya seketika itu juga.
Tidak pernah terjadi kekurangan stok barang di pasar surga ini, karena jumlahnya tak terbatas.
Memang sangat menarik, sehingga para Maharaja itu berlama-lama di situ. Akan tetapi, karena mengingat masih ada ”tugas rutin” yang menunggu mereka nanti malam, sewaktu matahari sudah condong ke barat para Maharaja itu segera pulang.
Sewaktu sang Maharaja itu sampai di rumah, barang yang mereka pesan itu pun segera tiba. Selanjutnya di antar ke tempat yang dikehendaki oleh sang Maharaja planet surga itu.
Melihat Alloh swt. setiap Pagi dan Sore
Telah dibahas sebelumnya bahwa kenikmatan tertinggi di surga adalah bisa melihat wajah Alloh. Swt.
Pada siang hari banyak acara yang dijalani oleh Maharaja planet surga itu. Di antaranya adalah pertemuan dengan para famili dan sahabat. Berkomunikasi dengan sesama ahli surga menggunakan TV interakltif. Atau dengan bekas teman dan famili yang sekarang ada di neraka. Atau berekreasi menggunakan piring terbangnya melihat gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai besar yang airnya jernih, laut dan samudera serta melihat pemandangan pantai yang indah di pulau-pulau kecil. Sedang pada malam harinya waktunya dihabiskan untuk melayani para isteri bidadarinya di rumahnya masing-masing.
Maka waktu kosong para Maharaja surga itu hanya tinggal waktu pagi dan sore. Pada kedua waktu itu Alloh swt. berkeliling ke planet-planet surga untuk memperlihatkan diri-Nya kepada para Maharaja sorga. Meskipun jumlah Alloh swt hanya satu, tapi Dia bisa memecah dirinya dalam jumlah yang tak terbatas sehingga semua Maharaja itu bisa melihat Alloh swt. dalam waktu yang bersamaan. Munculnya Alloh swt. ditandai dengan terlihatnya berkas cahaya yang terang mendekat kepada tempat Maharaja itu berada.69) Memang saat itu telah ditunggu-tunggu. Maka pada kedua waktu itu sang Maharaja sengaja keluar dari ghurof untuk melihat wajah Alloh swt. yang terlihat di atas langit. Para penghuni surga sangat gembira dan puas tatkala mereka melihat wajah Alloh swt.
Bidadari yang ditawarkan secara berkeliling 70)
Untuk memperbaharui stok bidadari yang ada di dalam ghurof, bisa dengan cara mendapatkannya di pasar sorga. Selain itu malaikat pengusaha pasar sorga itu juga membuat cabang-cabangnya yang letaknya ada di dekat ghurof, yaitu di hulu sungai di atas gunung. Pada waktu-waktu tertentu malaikat pengusaha pasar itu mengirim beberapa orang bidadari ke tempat itu dan memberitahukannya pada sang Maharaja planet surga. Maka beliau pun datang ke tempat itu mengendarai kuda sembraninya. Bila bidadari itu cocok pada selera beliau maka dicoleknya bidadari yang diinginkannya itu, maka ikutlah dia. Selanjutnya bidadari itu diantarkan oleh malaikat bagian ekspedisi ke rumahnya di dalam ghurof.
Cara beribadah sang Maharaja planet surga
Penempatan para mukmin di dalam surga adalah merupakan balasan terhadap amal ibadah mereka selama hidup di dunia.
Di surga ini mereka tinggal memetik hasilnya, tidak perlu beramal lagi. Tidak usah mengerjakan sholat, puasa, zakat dan berhajji. Mereka cukup berzikir saja memuji-muji Alloh swt. dan berterima kasih atas segala kenikmatan yang dikaruniakan-Nya di dalam surga itu.
Pulang kembali ke Jember
Akhirnya usailah sudah perjalanan imajinerku yang sangat jauh itu. Maka akupun pulang kembali ke tempat asalku di Jember. Jalan yang ku tempuh pun sama dengan jalan sewaktu pergi ke sini. Mula-mula aku keluar dari system alam semesta surga itu pergi ke shiroth. Kemudian kubalik waktu pada ”kapsul waktuku” menuju masa silam. Setelah sampai pada masa adanya alam semesta dunia lalu aku terbangkan ”kapsul waktuku” dari shiroth masuk ke alam semesta dunia, tepatnya pergi ke planet bumi yaitu pada posisi kota Jember. Selanjutnya kuputar terus mesin waktu itu pergi ke masa silam pada tahun 2012. Sekarang sampailah ”kapsul waktuku” itu di dalam kamarku lagi. Selanjutnya kusuruh ”sang pikiranku” untuk memusnahkan ”kapsul waktu” itu. Lalu ”sang pikiranku” pun masuk kembali ke dalam otakku. Maka kembalilah situasinya seperti sediakala.
Selamat tinggal surga, aku selalu merindukanmu.


Catatan Kaki :

48) Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya". (QS. Thoha [20] :119)
 49) “Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka mendapat ghurof, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi. (Al-Furqon : 75).
50) Setiap kali mereka diberi rizqi buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan, ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu’ (mirip dengan buah-buahan di dunia tapi jauh lebih lezat, pen.) Mereka diberi buah-buahan yang serupa (sama baiknya, tak ada yang cacat) ... (Al-Baqoroh [2]:25)
51) Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di  dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imron [3] :15)
52) Ummu Salamah r.a. berkata "Saya pernah bertanya kepada Rosululloh s.a.w. , "Terangkan kepadaku tentang firman Alloh Azza wa Jalla 'huurun 'in'. Jawab Nabi saw. 'Huurun maksudnya adalah (kulitnya) putih dan 'in maksudnya adalah matanya besar dan berwarna blonde (kekuning-kuningan). Wanita hauro' itu seperti sayap burung nasar (elang).Aku berkata, Wahai Rosululloh, terangkan kepadaku maksud firman Alloh Azza wa Jalla, Seakan-akan mereka adalah permata yang tersimpan dengan baik.' Jawab Rosululloh saw., Warna putih kulit mereka seperti warna putih mutiara yang ada di dalam kerang dan tidak pernah disentuh oleh tangan siapa pun."Aku berkata Wahai Rosululloh, terangkan kepadaku maksud firman Alloh Azza wa Jalla, 'Di dalam surga-surga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." Jawab Rosululloh saw., 'Mereka adalah wanita yang mulia akhlaknya dan cantik rupanya.'Aku berkata Wahai Rosululloh, terangkan kepadaku maksud firman Alloh Azza wa Jalla, 'Seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan baik.' Jawab Rosululloh saw., 'Kelembutan dan ketipisan kulit mereka mirip kelembutan dan ketipisan kulit yang engkau lihat pada kulit dalan telur." (HR. Thobroni).
53) Abu Sa'id Al-Khudri Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya jika penghuni surga usai menggauli istri-istrinya (bidadari), maka mereka langsung kembali perawan lagi (selaput daranya yang pecah utuh kembali)." (Diriwayatkan Thabrani).
         Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri (bidadari) yang suci dan mereka kekal di dalamnya (surat Al-Baqarah 2:25). " Sabda beliau, "Wanita (bidadari) tersebut suci dari menstruasi, tinja, najis dan ludah."
54) Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (QS. Ya Sin [36] :55)
56) Di dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. (QS. Shood [38]:51)
57) Dari Ishaq bin Nu’man yang berkata bahwa Rosululloh s.a.w. bersabda:  “Sesungguhnya di Surga, terdapat masyarakat bidadari yang bermata jelita. Mereka melantunkan suara emasnya yang tidak pernah didengar seluruh mahluk sebelumnya. Mereka berkata ‘Kami adalah wanita-wanita abadi dan kami tidak mati. Kami bahagia dan tidak sengsara. Kami ridho dan tidak cemberut. Berbahagialah bagi orang yang menjadi milik kami dan kami menjadi miliknya’. (H.R. Tirmidzi).
      58) dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS. Al-Waqi’ah [56] :21)
59) Dari Jabir bin Abdulloh r.a dari Nabi Muhammad s.a.w. yang bersabda: “Jika penghuni sorga telah memasuki surga, maka datanglah kepada mereka kuda-kuda dari mutiara yakut yang berwarna merah. Kuda-kuda tersebut mempunyai sayap, tidak kencing dan tidak pula mengeluarkan kotoran (kuda mekanik). Para penghuni surga duduk di atas kuda-kuda tersebut kemudian kuda-kuda itu terbang membawa penghuni surga di surga. Alloh Al-Jabbar menampakkan diri kepada mereka. Ketika mereka melihat-Nya, maka mereka langsung sujud. Alloh Al-Jabbar berkata kepada mereka, ‘Angkatlah kepala kalian! Sekarang bukan hari untuk beramal. Sekarang adalah hari bersenang-senang dan mendapat kemuliaan!’ Mereka pun mengangkat kepalanya dan Alloh menurunkan aroma wangi kepada mereka. Lalu mereka berjalan melewati bukit pasir kasturi dan pada saat yang sama Alloh mengirimkan angin kepada bukit kasturi tersebut. Angin bertiup di bukit pasir kesturi hingga ketika mereka pulang (dengan mengendarai kuda terbang tadi) menemui isteri-isteri(bidadari)nya dalam keadaan rambut yang acak-acakan. (Riwayat Abu Syaikh).
60) (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? (QS. Muhammad [47] :15)
61) Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, (QS. Al-Waqi’ah [56] :15)
62) Itu adalah sebuah istana dari mutiara di surga. Di dalam istana itu terdapat 70 rumah dari permata merah. Dalam setiap rumah terdapat 70 kamar dari zamrud hijau. Dalam setiap rumah (kamar ?, pen.) juga terdapat 70 ranjang. Di atas setiap ranjang terdapat 70 kasur dari segala warna. Di atas setiap kasur terdapat 70 orang (seorang ?, pen.) bidadari. Di setiap rumah terdapat 70 hidangan, dan di setiap hidangan terdapat 70 macam makanan. Di setiap rumah juga terdapat 70 muda mudi (pelayan surga, pen.). Dan, di setiap pagi Alloh memberikan kepada seorang mukmin kekuatan untuk menikmati semua itu.” (H.R. Ibnu Mubarok).
        Dari Abu Hurairah R.a. yang berkata, "Rasulullah S.a.w. pernah ditanya, 'Apakah penghuni surga bisa menggauli istri-istrinya (bidadari)?' Jawab Rasulullah S.a.w. "Dan demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, dengan penis yang tidak pernah lemas, vagina (bidadari) yang tidak pernah kendor dan syahwat yang tidak pernah padam'."
63) Orang-orang yang beriman dan diikuti oleh anak-anak cucu mereka dengan beriman pula, Kami akan pertemukan anak cucu mereka itu dengan mereka (di Surga). Dan Kami tidak akan kurangkan sedikit pun dari amal mereka padahal tiap-tiap orang bergantung dengan yang ia lakukan. Kami tambahkan bagi mereka buah-buahan dan daging yang mereka inginkan. Mereka saji menyajikan gelas minuman yang tak ada sisa padanya dan tidak pula dosa. Dan akan melayani mereka anak-anak (pelayan Surga) seolah-olah mutiara-mutiara yang tersimpan. Sebagian mengunjungi yang lain bertanya-tanya. Sebagian mereka berkata: “Sesungguhnya dahulu kami pernah menghawatirkan nasib keluarga kami. Tetapi Alloh memberi taufiq pada kami, dan ia peliharakan kami dari siksa yang sangat panas. Sesungguhnya kami dahulu pernah berdoa kepada-Nya, sesungguhnya Alloh itu sangat banyak berbuat kebaikan dan Maha Pengasih.” (Q.S. Ath-Thur 21-28)
64) Doa mereka di dalamnya ialah: Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka ialah: "Salam". Dan penutup doa mereka ialah: Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamin." (QS. Yunus [10] :10)
65) Kemudian mereka makan minum sepuasnya dan mengenakan pakaian indah. Anas bin Malik r.a. berkata: Jibril datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dengan membawa kaca cermin dan di dalamnya terdapat sesuatu yang sangat sederhana”. Kata Nabi Muhammad s.a.w., “Apa itu Dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Jika penghuni surga telah bertempat tinggal di surga, maka datanglah malaikat yang berkata kepada mereka. ‘Sesungguhnya Alloh Azza wa jalla memerintahkan kalian untuk berkunjung kepada-Nya!’ Mereka pun (dari planetnya masing pergi ke suatu planet untuk, pen.) berkumpul. Lalu Alloh Tabaroka wa Ta’ala memanggil Daud a.s. lalu Daud  memperdengarkan suaranya dengan tasbih dan tahlil. Setelah itu maidatul khuldi (jamuan abadi) dihidangkan.” Para sohabat bertanya, ‘Wahai Rosululloh, apa yang dimaksud dengan maidotul khuldi tersebut ?” Jawab Rosululloh s.a.w., “Salah satu sudut maidotul khuldi tersebut lebih luas ketimbang antara timur dan barat.” Jibril?” Jawab Jibril, “Ini adalah hari Jum’at yang diberikan  khusus kepadamu dan kepada umatmu. Pada hari tersebut banyak orang Yahudi dan Nasroni yang menjadi pengikutmu.Pada hari tersebut , disediakan bagi kalian sebaik-baik waktu. Jika seorang Mukmin meminta sesuatu kepada Alloh pada hari tersebut, maka Alloh mengabulkan permintaannya. Hari Jum’at bagi kami adalah Yaumul Mazid (Hari Penambahan).” Kata Rosululloh s.a.w. , “Apa yang dimaksud dengan Yaumul Mazid (Hari Penambahan)?” Jawab Jibril, “Sesungguhnya Tuhanmu menjadikan di Surga Firdaus sebuah lembah di dalamnya terdapat bukit pasir  dari kesturi yang amat harum.
         Pada hari Kiamat , Alloh tabaroka wa ta’ala menerjunkan jumlah tertentu yang Dia kehendaki dari kalangan malaikat. (Pada hari Jum’at semua penghuni/ maharaja planet-planet surga diundang ke situ, pen.) Di sekitar lembah tersebut terdapat mimbar dari cahaya yang diduduki para Nabi. Mimbar-mibar tersebut dikelilingi mimbar-mimbar dari emas dan direnda dengan mutiara dari yakut dan mutiara zabarjad yang diduduki para syuhada’ dan shiddiqun (orang-orang yang jujur).
          Para syuhada’ dan shiddiqun duduk di belakang para nabi di bukit  pasir kesturi tersebut. Alloh Tabaroka wa Ta’ala berfirman kepada mereka, ‘Kalian telah membenarkan janji-Ku, maka silakan minta apa saja, niscaya permintaan kalian Aku penuhi.’ Mereka menjawab, ‘Ya Tuhan kami, kami hanya minta keridhoan-Mu.’ Firman Alloh Tabaroka wa Ta’ala, ‘Aku telah meridhoi kalian. Kalian berhak memimpikan apa saja yang kalian inginkan. Aku mempunyai tambahan yang banyak!’
         Kata Jibril, “Pada hari Jum’at, mereka mendambakan Alloh memberi mereka sebagian dari kebaikan tambahan tersebut. Pada hari Jum’at tersebut, Alloh bertahta di atas Arasy. Hari Jum’at adalah hari diciptakannya Adam. Dan pada hari Jum’at pula kiamat terjadi.
66)Kata mereka, “Semuanya sudah dan hanya tinggal melihat wajah Alloh azza wa jalla yang belum.” Maka Alloh langsung memperlihatkan Diri kepada mereka dan mereka pun langsung sujud kepada-Nya. Dikatakan kepada mereka, “Kalian sekarang tidak berada di negeri  tempat kerja (di dunia, pen.). Namun sekarang sedang berada di negeri pembalasan.” (H.R. Abu Nu’aim).
67) Dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Jika penghuni surga telah bertempat tinggal di surga, maka datanglah malaikat yang berkata kepada mereka. ‘Sesungguhnya Alloh Azza wa jalla memerintahkan kalian untuk berkunjung kepada-Nya!’ Mereka pun (dari planetnya masing pergi ke suatu planet untuk, pen.) berkumpul. Lalu Alloh Tabaroka wa Ta’ala memanggil Daud a.s. lalu Daud  memperdengarkan suaranya dengan tasbih dan tahlil. Setelah itu maidatul khuldi (jamuan abadi) dihidangkan.” Para sohabat bertanya, ‘Wahai Rosululloh, apa yang dimaksud dengan maidotul khuldi tersebut ?” Jawab Rosululloh s.a.w., “Salah satu sudut maidotul khuldi tersebut lebih luas ketimbang antara timur dan barat.” Kemudian mereka makan minum sepuasnya dan mengenakan pakaian indah.
68) Pada suatu hari Sa’id bin Al-Musayyah bertemu dengan Abu Huroiroh (di pasar). Abu Huroiroh berkata : ‘Saya mohon kepada Alloh, mudah-mudahan Alloh mempertemukan kita nanti di pasar’. Berkata Sa’id: ‘Adakah di dalam Surga pasar?’ Abu Huroiroh menjawab: ‘Ada, Rosululloh mengabarkan kepada saya’. Selanjutnya dalam hadits itu juga Abu Huroiroh menerangkan, “Ahli Surga pada hari tertentu, hampir sama dengan hari Jum’at pada kita di dunia sekarang ini, (setelah pulang dari menghadiri undangan Alloh s.w.t., pen.) sama-sama pergi ke pasar. (Hadits panjang, pen.) .......... Dikatakan bahwa mereka pergilah ke satu pasar yang dikelilingi penuh oleh malaikat. Di dalam pasar itu terdapat benda-benda yang belum pernah dilihat mata (mala ainun roat), dan belum pernah didengar oleh telinga sebelumnya (wala udzunun sami'at) dan tidak pernah terlintas dalam hati (wala khathoro bibali). Dikatakan, apa saja yang diingini oleh orang itu dibawakan kepadanya, tidak dijual dan tidak dibeli (gratis semuanya).
69) Dari Jabir ibnu Abdulloh, dia berkata, Rosululloh s.a.w. bersabda: “Ketika para penghuni surga berada dalam kenikmatan mereka, tiba-tiba muncullah cahaya menyinari mereka. Maka mereka pun mendongakkan kepala mereka, dan ternyata atas karunia-Nya Alloh Azza wa Jalla telah menghampiri mereka dari atas, seraya mengucapkan, ‘Asalamu’alaikum, hai sekalian penghuni surga.’” Rosul bersabda: “Itulah yang dimaksud pada firman Alloh Azza wa Jalla, ‘Salamun qoula min Robbir Rohiim’ (Q.S Yasin [36]:58) “. Rosul bersabda (melanjutkan): “Maka Alloh memandang  kepada segenap penghuni surga, dan mereka pun memandang kepada-Nya, sehingga Alloh tidak terlihat lagi oleh mereka. Tetapi masih ada tertinggal, yaitu cahaya dan berkah-Nya atas mereka dalam rumah-rumah mereka.” (HR. Ibnu Majah dalam Sunannya 1/65, 66.)
70) Ibnu Abbas berkata (dari Nabi Muhammad ?), ‘Sesungguhnya di Surga terdapat sebuah sungai yang bernama Al-Baidakh. Di atas sungai Baidakh terdapat  kubah dari mutiara yakut dan di bawahnya terdapat bidadari-bidadari yang bermata jelita. Penghuni Surga berkata, ‘Mari kita pergi ke sungai Baidakh!’ Lalu mereka memanggil wanita-wanita tadi. Jika ada salah seorang penghuni Surga tertarik kepada salah seorang dari wanita tersebut, maka ia memegang pergelangan tangannya. Lantas wanita (bidadari) tersebut pun ikut padanya.” (Diriwayatkan Abu Nu’aim).