Senin, 20 Agustus 2012

Asal-usul Manusia 03




Penciptaan Manusia Pertama
Di Dalam Al-Qur’an
Teka-teki Surga Nabi Adam dan Buah Khuldi



Oleh : Dr. H.M. Nasim Fauzi




A. Latar Belakang Masalah


I. Pendahuluan
Setelah membahas asal-usul manusia dari sudut pandang filsafat ("Mencari Leluhur Kita Yang Sejati"), kemudian membahas penciptaan manusia di dalam Kitab Taurot ("Tafsir Baru Kisah Penciptaan Manusia di Dalam Kitab Taurot"), maka kali ini kita membahasnya berdasarkan Kitab Suci Al-Qur’an.
Dari dua makalah tadi telah dibuktikan bahwa sebelum Nabi Adam dan Hawa (Homo sapiens) turun ke dunia, bumi sudah dihuni oleh manusia-manusia yang diciptakan Alloh Swt. pada hari ke-6 yaitu Homo erectus dan Homo neanderthalensis. Terjadi interaksi negatif di antara ketiga jenis manusia itu dan berakhir dengan ditenggelamkannya kedua jenis manusia selain Bani Adam (yaitu Homo erectus dan Homo neanderthalensis) dan diselamatkannya sebagian Bani Adam yang naik bahtera Nabi Nuh yang selanjutnya berkembang-biak mendominasi bumi.
Pada makalah bulan April 2009 tahun lalu berjudul "Komentar Terhadap Asal-usul Siti Hawa di dalam Tafsir Al-Manar" telah dibahas asal-usul manusia dengan menafsirkan ayat-ayat "nafsin wahidah". Dalam makalah itu tafsir ayat ini digunakan untuk membuktikan bahwa yang dimaksud dengan proses "nafsin wahidah" (diri yang satu) adalah penciptaan Nabi Adam, bukan seperti pendapat Syaikh Rosyid Ridho dalam Tafsir "Al-Manar" yang menafsirkan "nafsin wahidah" sebagai "kesatuan kemanusiaan". Beliau memakai teori evolusi, bahwa kita Homo sapiens bukanlah keturunan Nabi Adam melainkan hasil evolusi manusia purba (yang ternyata pendapat itu tidak betul).
Pada makalah ini penulis mengutip pendapat Dr. Maurice Bucaille tentang asal-usul manusia di dalam Al-Quran sesuai dengan sain modern. Beliau adalah seorang dokter ahli bedah Perancis yang juga menguasai Kitab Bibel dan sejarahnya, kemudian membandingkan isinya dengan Kitab Al-Qur-an.
Selain membahas tentang proses penciptaan dan bumi dalam enam hari serta penciptaan manusia pertama, di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa proses penciptaan manusia pertama (nafsin wahidah) itu sama dengan proses kebangkitan manusia dari dalam kubur di hari kiamat kelak. Selanjutnya dibahas proses perkembang-biakan manusia yang dimulai dengan proses pembuahan sel telur oleh sel sperma, bersatunya kedua inti selnya menjadi zygote (nuthfah) lalu berkembang menjadi bayi di dalam rohim seorang ibu, yang diakhiri dengan kelahirannya. Bayi itu lalu tumbuh menjadi manusia dewasa yang menua lalu mati. Selama di dunia ini Bani Adam berkembang biak dengan cara ini (perkawinan sepasang manusia yaitu ayah dan ibu), bukan dengan cara "nafsin wahidah" (tanpa ayah dan ibu / secara asexual).
Pada makalah ini penulis mencoba membahas :
1. (a) penciptaan nabi Adam dan
(b) kebangkitan manusia di hari kiamat secara "nafsin wahidah",
2. teka-teki buah Khuldi dan
3. teka-teki apa dan dimanakah surga Nabi Adam itu.

II. Dasar-dasar ljtihad Tafsir,
Dasar-dasar ijtihad dalam menafsirkan Al Qur'an adalah:
1. Memakai Kaidah Bahasa Al Qur'an/ bahasa Arob Klasik,
2. Dengan Al Qur-an sendiri (tafsir Qur-an dengan Qur-an dan ayat dengan ayat),
3. Sunnah Nabi, utamanya hadis sohih,
4. Ijma' atau konsensus,
5. Pendapat sohabat atau Ahli tafsir
6. Qias atau analogi, dan
7. Akal /ilmu pengetahuan modern.

III. Penciptaan Langit dan Bumi Dalam Enam Hari
Dan Sesungguhnya Telah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam hari, dan kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan. (QS. Qof / 50:38).
Tidak seperti yang disebut dalam Kitab Kejadian, setelah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (dari hari Ahad sampai hari Jum’at), Tuhan beristirohat pada hari Sabbat karena lelah. Dengan dasar ini bangsa Yahudi tidak boleh bekerja pada hari Sabtu. Berbeda dengan kaum Nasroni, mereka menghitung penciptaan langit dan bumi sejak hari Senin sampai Sabtu sehingga mereka libur dan beribadah pada hari Minggu. Sekte Advent hari ke-7 mengoreksinya menjadi seperti kaum Yahudi (yaitu libur pada hari Sabtu).
Di dalam Al-Qur-an, setelah menciptakan langit dan bumi Alloh Swt. langsung bersemayam di atas arsy mengatur segala sesuatunya tanpa beristirohat terlebih dahulu.
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy [1453] dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid / 57:4)
[1453] bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1454] yang dimaksud dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan do´a-do´a hamba.
Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
Dan dia membuat di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. dia memberkahinya dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat hari. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Kemudian ("tsumma", menurut Dr. Maurice Bucaile berarti "di samping itu") Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
Maka dia menjadikan tujuh langit dalam dua hari. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fushilat /41:9-12).

Komentar
Pada ayat Al-Quran di atas disebutkan bahwa proses penciptaan bumi bukan merupakan bagian dari penciptaan langit, tetapi diciptakan tersendiri. Setelah bumi selesai diciptakan barulah langit yang waktu itu masih berupa asap dikembangkan lebih lanjut menjadi bintang-bintang dan matahari, lalu keduanya disatukan ("Datanglah kamu keduanya").
Dalam ilmu Falak atau Kosmologi, diperkirakan bahwa alam semesta terbentuk pada 12-14 milyard tahun yang lalu dalam bentuk sebuah titik sebesar beberapa milimeteri yang sangat padat dan panas. Titik ini meledak, memuai dan mendingin menjadi kosmos / alam semesta dimana bumi yang kita diami sekarang berada di dalamnya (teori Dentuman Besar atau The Big Bang Theory). George Gamow telah meramalkan adanya sisa-sisa ledakan berupa radiasi tirai kosmik yang terbentuk 300.000 tahun pasca ledakan.Pada tahun 1965 Amo Penzias dan Robert Wilson telah menemukan radiasi tirai kosmik ini, sehingga Teori Dentuman Besar ini telah diterima kebenarannya oleh para ahli kosmologi.
Sedang bumi menurut teori G.P. Kuiper (1950), terbentuk dari kabut gas purba yang memampat dan memanas akhirnya menjadi galaksi, bintang-bintang dan matahari beserta planet-planetnya, satu di antaranya adalah bumi kita ini.
Pemampatan asap adalah proses fisik, dimana asap itu tetap berupa unsur hidrogen. Setelah padatan asap itu memanas akhirnya terjadilah proses thermonuklir yaitu atom hidrogen (1 proton) berfusi menjadi atom helium (2 proton) serta terjadi energi berupa cahaya matahari. Bumi yang terdiri dari 92 macam unsur itu tidak mungkin berkembang dari matahari yang hanya terdiri dari unsur hidrogen dan helium itu.
Bumi mungkin saja berasal dari ledakan supernova yang sering terjadi di langit lalu terlempar dan ditangkap oleh matahari kita, lalu menjadi planet anggota sistem matahari kita sekarang.
Pada bintang yang besarnya 10x matahari atau lebih, setelah fusi hidrogen menjadi helium dilanjutkan dengan fusi helium menjadi carbon. Selanjutnya dengan cara yang sama berfusi menjadi neon, magnesium, belerang dan kemudian menjadi besi (jumlah semuanya ada 7 unsur). Masing-masing membuat lapisan dengan teras besi sebagai lapisan terdalam. Bintang itu terus mengerut sampai inti-inti atomnya runtuh dan bersatu serta memanas. Panas itu menimbulkan ledakan yang kekuatannya tak terhingga disebut supernova yang sinarnya sangat cemerlang menyamai ratusan juta terang sinar matahari.
Dalam satu galaksi rata-rata terjadi satu ledakan supernova setiap beberapa abad. Supernova yang sangat terkenal adalah yang meledak dan terlihat di Cina pada tanggal 4 Juli 1054. Cahayanya yang sangat cemerlang sampai terlihat pada siang hari selama 2 tahun. Sisa supernova itu sekarang menjadi nebula Kepiting (Crab nebula) yang dapat dilihat dengan teropong bintang. Dengan spectroscop nebula ini terdiri dari elektron, hidrogen, nitrogen, oksigen dan unsur-unsur lain yang lebih berat.
Badan langit supernova inilah yang diketahui mempunyai unsur-unsur (7 unsur) seperti yang ada di bumi. Namun unsur-unsur di bumi jauh lebih banyak lagi, yakni sampai 92 macam !
Jadi, supernova bukanlah asal dari bumi. Dari manakah asal bumi itu ? Tentu saja bukan dari supernova karena supernova masih termasuk bagian dari langit. Telah disebutkan pada awal komentar bahwa bumi oleh Alloh Swt. diciptakan sendiri yang terpisah dari penciptaan langit.
Bila pemikiran bahwa bumi diciptakan terpisah dari penciptaan langit itu benar, maka di alam semesta ini hanya bumilah (bersama dengan system mataharinya) satu-satunya tempat yang dapat dihuni oleh manusia. Tidak ada planet lain yang sepertinya baik di galaksi Bimasakti ini atau di galaksi-galaksi lainnya. Lalu, bila UFO memang ada, dari manakah asal UFO dan makhluk cerdas yang ada di dalamnya itu ?
Bila penciptaan 7 unsur pada supernova saja sudah begitu hebatnya (sinarnya sangat cemerlang menyamai ratusan juta terang sinar matahari), bagaimana pula penciptaan 92 unsur itu ?
Wallohu Akbar.

IV. Tafsir Ayat dengan Ayat atas "Nafsin Wahidah".
Metode tafsir ayat dengan ayat ini diperkenalkan oleh Toshihiko Izutsu" (Profesor, ahli bahasa Arab kuno di Universitas Keio, Tokyo dan Mc Gill University Canada), dimana suatu kata yang tidak jelas artinya di satu ayat akan diterangkan / didefinisikan pada ayat-ayat lain yang mengandung kata tersebut. Menurut Izutsu, bahasa yang dipakai Al-Qur’an adalah bahasa Arob kuno yang sering berbeda artinya dengan bahasa Arob modern. Misalnya kata "r-z-q" dalam bahasa Arob modern diartikan dengan "penghasilan" yang bisa berarti uang, materi dan kekayaan. Tetapi di dalam bahasa Arob kuno "r-z-q" berarti makanan dan minuman. Oleh karena itu bila kita berdoa memohon rizqi yang barokah dengan maksud ingin kaya, secara bahasa Arob Qurani sebenarnya yang kita mohon adalah agar kita tidak sampai kekurangan makanan dan minuman.
Menurut Izutsu sesuatu kata di dalam Al-Qur’an hanya mempunyai satu arti saja. Sedang pada kitab-kitab tafsir pada umumnya, suatu kata bisa berarti ganda, misalnya kata "n-f-s" di dalam tafsir surat Al-Maidah (5: 32) berarti "jiwa", dalam surat Al-Fajr (89: 27) berarti "nafsu", dalam surat Al-Ankabut (29: 57) berarti "nyawa/ roh", bahkan dalam surat Asy-Syura (42: 11) "n-f-s" menjadi asal-usul binatang. Menurut Izutsu semua kata "n-f-s" tadi hanya mempunyai satu arti, dalam bahasa Arab kuno artinya adalah "diri atau badan".
Untuk bisa mengetahui artinya dalam bahasa Arob kuno tadi, Izutsu mempelajarinya dari syair-syair Arob kuno yang dikumpulkannya.
Prosedur tafsir ayat dengan ayat ini adalah : mula-mula kita kumpulkan semua ayat yang mengandung akar kata yang sama (dalam hal ini "n-f-s") kemudian dianalisa: apa yang dimaksud Sang Pencipta Kitab ini (Alloh swt.) terhadap akar kata itu.
Untuk mencari ayat-ayat tersebut kita bisa menggunakan Kamus Al-Qur'an. Di pasar sudah ada kamus-kamus ini yang berbahasa Indonesia, di antaranya adalah Qomus Al-Quran karangan Abdulqodir Hasan dan Konkordansi Qur'an karangan Ali Audah.
Dengan cara ini ditemukan 5 ayat yang mengandung kata majemuk "nafsin wahidah" sebagai berikut:

1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari "badan yang satu" ("nafsin wahidah"), dan dari padanya Allah membentuk isterinya; dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrohim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian. (QS. An Nisa /4:1)
2. Dialah Yang menciptakan kalian dari "badan yang satu" ("nafsin wahidah" di "surga Nabi Adam") dan dari padanya Dia membentuk pasangannya (zaujaha berarti pasangannya, sedang isterinya adalah "zaujatuha", pen.), agar dia merasa senang kepadanya. Maka (di bumi, pen.) setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami/ isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (Al-A'raaf 7:189).
3. Ia menciptakan kalian dari "badan yang satu" ("nafsin wahidah" di "surga Nabi Adam"), kemudian Dia jadikan dari padanya pasangannya; dan (di bumi, pen.) Ia mengadakan untuk kamu binatang-binatang ternak dengan delapan ekor: (empat) pasangan (jantan dan betina). Ia menjadikan kalian dalam kandungan ibu kalian kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang demikian (kekuasaan-Nya) ialah Allah Tuhan kalian; Tuhan yang mempunyai kerajaan; tiada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kalian dapat dipalingkan (dari mematuhi perintah-Nya)? (Az-Zumar 39:6)
4. Dan Dialah yang menciptakan kalian dari "badan yang satu" ("nafsin wahidah di "Surga Nabi Adam"), maka (di bumi - bagi kalian) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui. (Al-An'aam 6:98).

Komentar :
Pada keempat ayat di atas dikatakan bahwa kita semua / Homo sapiens berasal dari "nafsin wahidah" yang pada kitab tafsir biasanya diterjemahkan dengan "diri yang satu" yaitu Nabi Adam. Kemudian dari bagian badan Nabi Adam itu diciptakan-Nya pasangannya (zaujaha) yaitu Hawa. Kedua nenek moyang kita itu ditempatkan di dalam jannah (yang berarti kebun = surga). Semua isi surga itu boleh dinikmati oleh mereka berdua kecuali buah pohon (sajaroh) itu. Atas godaan Iblis keduanya kemudian memakan buah itu (menurut iblis buah itu namanya khuldi = kekal). Karena melanggar larangan Alloh Swt. keduanya beserta sang penggoda yaitu Iblis dikeluarkan dari surga diturunkan ke bumi. Di atas bumi kita ini keduanya tinggal, kawin dan beranak-pinak.
Proses perkembang-biakan ini terjadi melalui saling cinta, kemudian kawin dan bercampur, mengandung dan melahirkan.

5. Tidaklah Allah menciptakan (Nabi Adam, pen.) dan membangkitkan kalian (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (membuat dan membangkitkan) "badan yang satu" ("nafsin wahidah") saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Melihat.(QS. Luqman /31:28)

V. Penciptaan Manusia di Dalam Al-Qur’an Menurut Dr. Maurice Bucaille
(disertai komentar-komentar penulis)
Dr. Maurice Bucaille adalah seorang dokter ahli bedah Perancis yang mendapat hidayah Islam dari Alloh Swt.
Ia terpilih untuk melakukan penelitian atas mummi Pharaoh Merneptah. Dalam memenuhi tugas itu ia tertarik untuk mempelajari Al-Qur-an. Untuk itu dia berkunjung ke Saudi Arabia. Di sana dia mendapat penjelasan dari Raja Faisol sendiri tentang Islam dan Kitab Suci Al-Quran yang sangat sesuai dengan sains modern.
Tentang mayat phiraun di dalam Al-Qur-an disebutkan : Maka pada hari Ini kami selamatkan badanmu[704] supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami. (QS. Yunus / 10:92) 
[704] yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir'aun itu tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir tahun 1898 lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di musium Mesir,
Keterangan ini sangat cocok dengan kenyataan yang didapatnya di Mesir. Berbeda dengan riwayatnya di dalam Bibel bahwa Pharao tenggelam di laut tanpa keterangan tentang mayatnya.
Dia mempelajari Al-Quran dan tafsirnya itu melalui buku-buku terjemahan. Tetapi cara ini tidak memuaskannya karena menurut Bucaille para penafsir Al-Qur’an dan penerjemahnya itu tidak menguasai sains dan bahasa Arab (kuno) sehingga terjemahannya tidak pas. Maka dia lalu mempelajari bahasa Arab agar bisa membaca Al-Qur’an tentang sains dari sumber aslinya. Akhirnya dia menemukan keunggulan dan kebenaran Al-Qur’an dari penelitiannya itu.
Di dalam buku "Bibel, Qur-an dan Sains Modern" dikatakannya bahwa ayat-ayat tentang sains letaknya terserak di seluruh Al-Qur’an sehingga untuk membahasnya ayat-ayat itu harus dikumpulkan terlebih dahulu menurut temanya. Dalam ilmu Tafsir cara ini dikenal dengan nama Tafsir tematis.
Di dalam "Asal-usul Manusia Menurut Bibel, Al-Quran Sains" uraian tentang asal-usul manusia menurut Bucaille terbagi atas :

1. Asal-usul Kehidupan,
Bahwa Semua Kehidupan Berasal dari Air.
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al-Anbiya’ [21] :30).
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (QS.Toha [20] :53)
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah membuat apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. An-Nur [24] :45)
2. Keberlangsungan Kehidupan,
Alloh Swt. Menciptakan Tumbuh-tumbuhan Berpasang-pasangan.
Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan [765], Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Ar-Ro’d 13:3)
[765] yang dimaksud berpasang-pasangan, ialah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar kecil dan sebagainya.

3. Makna Spiritual Pemciptaan Manusia dari Tanah.
Dan Allah menumbuhkan kamu sebagai suatu tumbuhan dari tanah,
Kemudian dia mengembalikan kamu (setelah mati, pen.) ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) sebagai suatu keluaran baru.
 (QS. Nuh 71:17-18)
Dari (unsur-unsur, pen.) bumi itulah kami menjadikan kamu dan kepadanya (setelah mati dan dikubur, pen.) kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain, (pada hari kiamat, pen.) (QS. Toha / 20:55)
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Sholeh. Sholeh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia Telah menciptakan kamu dari (unsur-unsur, pen.) bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya [726], Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (QS. Hud / 11:61)
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
Komentar :
Makna spiritual dari tanah di sini adalah materi / unsur-unsur yang dapat diekstraksi dari tanah, meliputi berbagai unsur atom yang membentuk molekul-molekul sebagai bagian terkecil tubuh manusia. Kadar unsur-unsur ini di dalam tanah bervariasi dari sangat sedikit (micro) sampai banyak. Unsur-unsur di dalam tanah yang berperan penting bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia adalah : 1. Carbon (C), 2. Oksigen (O), 3. Hidrogen (H), 4. Nitrogen (N), 5. Sulfur (S), 6. Phosphor (P), 7. Chlorine (Cl), 8. Silicon (Si), 9. Potassium / Kalium (K), 10. Calcium (Ca), 11. Magnesium (Mg), dan 12. besi / Ferrum (Fe).

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan (nenek moyang, pen.) kamu dari tanah gemuk (soil), Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari sesuatu yang bergantung (alaqoh), Kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. Nuh / 22:5)
Dialah yang menciptakan (nenek moyang, pen.) kamu dari lempung, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Allaoh Swt. sendirilah mengetahuinya yaitu hari kiamat, pen.), Kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit dari kubur pada hari kiamat). (QS. Al-An’am / 6:2).
Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (As-Sajdah / 32:7)
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa [1273] yang Telah kami ciptakan itu? (langit dan bumi, pen.)" Sesungguhnya kami Telah ciptakan (nenek moyang, pen.) mereka dari tanah liat. (As-Shoffat /37:11).
[1273] Maksudnya: malaikat, langit, bumi dan lain-lain.

Dia membentuk manusia (nabi Adam, pen.) dari tanah kering seperti tembikar, (QS. Ar-Rohman / 55:14).
Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. Al-Hijr / 15:26).
Dan Sesungguhnya kami Telah meciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (QS. Al-Mu’minun / 23:12)

4. Transformasi-transformasi Manusia Sepanjang Berabad-abad.
Sesungguhnya kami Telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu, Kemudian kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. dia tidak termasuk mereka yang bersujud .(QS. Al-A’rof / 7:11)
Komentar :
Di dalam ayat ini penciptaan Nabi Adam ada 2 proses, pertama-tama dibuat dari unsur-unsur tanah, kemudian diproses membentuk tubuhnya.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,
Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan Telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud[796].
(QS. Al-Hijr / 15:28-29).

[796] dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.

Komentar :
Pada ayat ini penciptaan Nabi Adam ada 4 tingkat,
(i) pertama-tama dibuat dari bahan dasar tanah, kemudian
(ii) dibentuk lalu
(iii) disempurnakan, akhirnya
(iv) ditiupkan ruh.
Yang Telah menciptakan kamu (di dalam kandungan ibu, pen.) lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,
Dalam bentuk apa saja yang dia kehendaki, dia menyusun tubuhmu. 
(QS. Infithoor /82:7-8).
Komentar :
Begitu juga penciptaan manusia di dalam kandungan ibu (in vivo). (i) Dari bahan dasar air dan unsur-unsur tanah, lalu (ii) dibentuk dan (iii) disempurnakan kejadiannya dalam beberapa tingkat (morfogenesis). (iv) Pada umur 100 hari ditiupkan-Nya ruh dan ditentukan takdirnya.
Perbedaannya dengan penciptaan Nabi Adam adalah bila kita diciptakannya di dalam kandungan ibu (in vivo), berasal dari sepasang benih yaitu spermatozoa dan sel telur (= 2), yaitu reproduksi secara sexual (kawin), maka Nabi Adam diciptakan di luar kandungan ibu (in vitro), bukan dibuat dari dua sel benih, yaitu tanpa perkawinan (asexual), tetapi secara "Kun fayakun" langsung jadi satu sel "nafsin wahidah" ( =1), tumbuh-kembang dan disempurnakan. Akhirnya ditiupkan Ruh-Nya.
Sesungguhnya kami Telah membuat manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . (QS. At-Tin / 95:4)
Padahal dia Sesungguhnya Telah membentuk kamu dalam beberapa tingkatan kejadian [1519]. (QS. Nuh / 71:14)
[1519] lihat surat Al Mu'minun ayat 12, 13 dan 14.
Kami Telah membentuk mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila kami menghendaki, kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka. (QS. Al-Insan : 28).
Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rohmat. jika dia menghendaki niscaya dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana dia Telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain.(QS. Al-An’am 6:133).


VI. Reproduksi Manusia
Dia Telah membentuk manusia dari nuthfah (=zygote atau calon manusia), tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (QS. An-Nahl/ 16:4).
"Nuthfah" berarti ‘jatuh bertitik atau menetes'.
Bukankah (manusia) dahulu adalah nuthfah yang berasal dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim, dan bersatu dengan sel telur, pen.), (QS. Al-Qiyamah/ 75:37).

Komentar
Nuthfah -yang selanjutnya berkembang menjadi manusia- di dalam kitab-kitab tafsir Al-Qur-an biasanya diterjemahkan atau merupakan padanan dari mani atau sel bibit laki-laki. Padahal manusia diciptakan bukan hanya dari sel bibit laki-laki (spermatozoa) saja tetapi merupakan kombinasi sel bibit laki-laki dan wanita (ovum). Proses kombinasi antara ovum dan spermatozoa ini disebut fertilisasi atau pembuahan. Hasil pembuahannya disebut zygote. Maka terjemahan nuthfah bukanlah mani, tetapi zygote (sel calon manusia).
Pada mammalia dan manusia fertilisasi ini terjadi di dalam saluran telur (tuba Fallopii). Kemudian zygote ini didorong masuk ke dalam rongga rohim (uterus). Dalam perjalanan itu "sel tunggal" zygote atau nutfah tersebut membelah diri (mitosis) menjadi beberapa sel tanpa pertambahan volume. Setelah tertanam di dalam dinding uterus bagian dalam barulah terjadi pertambahan volume dan berkembang menjadi alaqoh (blastocyst).
Kemiripan "nuthfah" dengan "nafsin wahidah" atau "badan tunggal".
Kalau kita perhatikan "sel tunggal" nuthfah ini mirip dengan "nafsin wahidah" atau "badan tunggal" Nabi Adam. Bedanya adalah "sel tunggal" nuthfah adalah hasil pembuahan atau proses perkawinan (sexual) yang terjadi di dalam tubuh seorang ibu (in vivo). Sedang "nafsin wahidah" nabi Adam bukan merupakan hasil pembuahan (asexual) tetapi hasil dari proses "kun fayakun" dan terjadi di luar tubuh seorang ibu (in vitro).
Dari setetes mani, Allah membentuk (kholaqo) lalu menentukannya (faqoddarohu)[1557]. (QS. Abasa/ 80:19).
Kholaqo berarti membentuk dengan proporsi yang sesuai.
[1557] yang dimaksud dengan menentukannya ialah menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezkinya, dan nasibnya.
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur (ansyaj – dengan sel telur, pen.) [1535] yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat. (QS. Al-Insan/ 76:2).
[1535] Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.
Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (mahin). (QS. As-Sajdah/ 32:8)
Sifat hina selain diterapkan pada sifat cairan itu sendiri, juga pada fakta bahwa ia disemprotkan melalui saluran kencing.
Bukankah (manusia) dahulu adalah nuthfah (zygote) dari sejumlah kecil sperma yang ditumpahkan (ke dalam rahim, dan bersatu dengan sel telur, pen.),
Kemudian ia menjadi sesuatu yang bergantung (alaqoh), lalu Allah membentuknya (kholaqo) dalam ukuran yang tepat dan selaras. (Al-Qiyamah /75:37-38).
Merupakan fakta bahwa telur yang telah dibuahi tertanam dalam selaput lendir rahim kira-kira pada hari keenam setelah pembuahan dan secara anatomis sungguh telur itu merupakn sesuatu yang tergantung (alaqoh). Terjemah alaqoh = segumpal darah menurut Bucaille tidak tepat.
Kemudian nuthfah itu kami jadikan sesuatu yang tergantung (alaqoh), lalu alaqoh itu kami jadikan segumpal daging yang digulung-gulung (mudzghoh), dan mudzghoh itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS. Al-Mu’minun/ 23:14).

Inti dari pasal VI ini adalah :
=====================================================
adanya kemiripan antara "badan tunggal" nuthfah atau zygote yang merupakan hasil proses pembuahan sel telur oleh sel mani (proses sexual) dan berkembang di dalam rohim sorang ibu ("in vivo")

dengan

proses "nafsin wahidah" Nabi Adam yang diciptakan secara "kun fayakun" (asexual) dan berkembang tanpa bantuan seorang ibu ("in vitro").
=====================================================

VII. Hikayat Nabi Adam di Dalam Al-Qur’an
Dia-lah Allah, yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (membentuk) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang kholifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (kholifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 
(Al-Baqoroh / 2:29-30)
Komentar:
Pertanyaan para malaikat kepada Alloh Swt. mengapa akan membuat kholifah (manusia) di muka bumi yang suka menumpahkan darah menunjukkan bahwa para malaikat mengetahui watak manusia yang jahat karena menurut Kitab Kejadian, sebelum Alloh Swt. menciptakan Nabi Adam setelah hari ke-7, pada hari ke-6 telah diciptakan-Nya manusia lain di bumi (Homo erectus dan Homo neanderthalensis) yang wataknya jahat. Pada gua bekas hunian Homo erectus di dekat Peking terdapat bekas-bekas kanibalisme (manusia membunuh dan memakan manusia lainnya). Masalah ini bisa dibaca pada makalah bulan Desember 2009 berjudul "Tafsir Baru Kisah Penciptaan Manusia Di Dalam Kitab Taurot".
Sesungguhnya kami Telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu, Kemudian kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al-A’rof / 7 :11-12)
Dan (ingatlah) ketika kami Berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", Maka mereka sujud kecuali iblis. ia membangkang.
Maka kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi pasanganmu (zaujika), Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.
 (QS. Thoha / 20:116-117)
Dan (ingatlah), tatkala kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. dia berkata: "Apakah Aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"
Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan Aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".
Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, Maka Sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.
Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka [861].
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". (QS. Al-Isro / 17:61-65)
[861] maksud ayat Ini ialah Allah memberi kesempatan kepada Iblis untuk menyesatkan manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya. tetapi segala tipu daya syaitan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan membuat seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,
Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan Telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud [796].
Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama,
Kecuali iblis. ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu.
Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"
Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau Telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"
Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, Karena Sesungguhnya kamu terkutuk,
Dan Sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".
Berkata Iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) Maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan [797].
Allah berfirman: "(Kalau begitu) Maka Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
Sampai hari (suatu) waktu yang Telah ditentukan [798],
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis [799] di antara mereka".
Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya) [800].
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.
Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang Telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. (QS. Al-Hijr / 15 :28-43)
[796] dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.
[797] maksudnya Iblis memohon agar dia tidak diazab dari sekarang melainkan diberikan kebebasan hidup sampai hari berbangkit.
[798] yakni waktu tiupan pertama tanda permulaan hari kiamat.
[799] yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang Telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.
[800] maksudnya pemberian taufiq dari Allah s.w.t. untuk mentaati-Nya, sehingga seseorang terlepas dari tipu daya syaitan mengikuti jalan yang lurus yang dijaga Allah s.w.t. jadi sesat atau tidaknya seseorang adalah Allah yang menentukan.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".
Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".
Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya,
Kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.
Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang Telah Ku-bangun dengan kedua tangan-Ku. apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (QS. Shad / 38:71-75)
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan Aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".
Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,
Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan".
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah Aku sampai hari mereka dibangkitkan".
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
Sampai kepada hari yang Telah ditentukan waktunya (hari kiamat)".
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka [1304].
Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan Hanya kebenaran Itulah yang Ku-katakan".
Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. (QS. Shad / 38:76-85)
[1304] yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang Telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana [35]."
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Dan kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini [37], yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqoroh / 2:31-35)
[35] Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, Karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana Karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.
[36] sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, Karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.
[37] pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
(dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Al-A’rof / 7:19).
Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. tatkala keduanya Telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (QS. Al-A’rof / 7:22)
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi [948] dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia [949]. (QS. Thoha / 20:120-121)
[948] pohon itu dinamakan Syajaratulkhuldi (pohon kekekalan), Karena menurut syaitan, orang yang memakan buahnya akan kekal, tidak akan mati, pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
[949] yang dimaksud dengan durhaka di sini ialah melanggar larangan Allah Karena lupa, dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. dan yang dimaksud dengan sesat ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. kesalahan Adam a.s. meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, Karena tingginya martabat Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang Bagaimanapun kecilnya.
Kemudian Tuhannya memilihnya [950] Maka dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. (QS. Thoha / 20:122)
[950] Maksudnya: Allah memilih nabi Adam a.s. untuk menjadi orang yang dekat kepada-Nya.
Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.(QS. Thoha / 20:123)

VIII. Hakekat Kun Fayakun
Di alam semesta ini hanya ada dua keadaan :
1. Alloh Swt. sebagai kholiq dan
2. selain Alloh adalah makhluq-Nya.
Di dalam kitab-kitab agama kholaqo diterjemahkan sebagai mencipta. Ini sesuai dengan yang tertulis di dalam kitab kejadian (Kitab Taurot) dimana Alloh Swt. menciptakan langit, bumi, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang dari tidak ada langsung menjadi ada dan sempurna.
Dalam hal penciptaan manusia, Alloh Swt. membentuknya seperti membuat patung tanah liat lalu ditiupkan-Nya ruhnya, maka patung tanah liat itu langsung menjadi manusia yang hidup.
Menurut Dr. Maurice Buceille prosesnya tidak demikian. Dari air dan mineral yang ada di dalam tanah Alloh Swt. memprosesnya (sesuai hukum Alloh Swt.) selama beberapa waktu menjadi manusia. Sebagaimana Allah Swt. membuat langit dan bumi dalam enam masa dimana masa disini bukan masa yang pendek, melainkan proses astrofisika yang lamanya berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar tahun.
Maka kata "kholaqo" yang biasanya diterjemahkan sebagai "mencipta" untuk menghindarkan kesan "langsung jadi" seperti bermain sulap, Dr. Maurice Buceille menggunakan kata "membentuk" atau "membuat".
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila dia berkehendak (untuk membuat) sesuatu, Maka (cukuplah) dia Hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia (kun fayakun). (QS. Al-Baqoroh /2:117)
Pada mulanya alam semesta itu tidak ada, kemudian dengan "kun fayakun" terciptalah materi, ruang dan waktu berupa ledakan dari sebuah titik (Teori Ledakan Besar - Big Bang Theory). Titik ini berkembang dengan proses astrofisika yang berlangsung sangat-sangat lama menjadi alam semesta. Alam semesta ini terus berkembang sampai sekarang.
Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin Aku mempunyai anak, padahal Aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah membuat apa yang dikehendaki-Nya. apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, Maka Allah hanya cukup Berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah Dia. (QS. Ali Imron/ 3:47)
Dari sebuah telur Ibunda Maryam yang seks kromosomnya X (wanita) dengan "kun fayakun" terciptalah kromosom Y sehingga menjadi nuthfah XY (laki-laki yaitu Nabi Isa ibnu Maryam). Nuthfah ini berkembang menjadi seorang bayi di dalam rohim Bunda Maryam As.
59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah membentuk Adam dari tanah, Kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah Dia (terjadilah sebuah sel "nafsin wahidah" yang berkembang menjadi manusia, pen.). (QS. Ali-Imron /3:59)
Proses penciptaan Nabi Isa bukan termasuk "nafsin wahidah" karena sebelumnya sudah ada sel telur dan kejadiannya ada di dalam rohim Bunda Maryam (in vivo), sedang proses "nafsin wahidah" Nabi Adam berasal dari tidak ada menjadi ada dan terjadi di luar rohim seorang ibu (in vitro).
Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan benarlah perkataan-Nya di waktu dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. dan dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An’am /6:73)
Sesungguhnya perkataan kami terhadap sesuatu apabila kami menghendakinya, kami Hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", Maka jadilah ia. (QS. An-Nahl /16:40)
Tidak layak bagi Allah mempunyai anak (Nabi Isa menurut kaum Nasroni, pen.), Maha Suci Dia. apabila dia Telah menetapkan sesuatu, Maka dia Hanya Berkata kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia. (QS. Maryam /19:35)
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (QS. Yasin/ 36:82)
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia Hanya bekata kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia. (QS. Mu’min/ 40:68).

IX. Proses "Nafsin wahidah" Pada Penciptaan Nabi Adam dan Kebangkitan Manusia di Hari Kiamat
Tidaklah Allah memciptakan (Nabi Adam, pen.) dan membangkitkan kalian (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (membuat dan membangkitkan) "badan" yang satu (nafsin wahidah) saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Melihat.(QS. Luqman /31:28)
Dari Abu Huriroh Ra. sabda Rosululloh Saw. "Jarak antara dua tiupan adalah empat puluh. "Orang bertanya, "Hai Abu Huroiroh, empat puluh hari ?" Abu Huroiroh menjawab, "Aku tidak tahu." Mereka bertanya pula "Empat puluh bulan ?" Dia jawab, "Aku tidak tahu." "Empat puluh tahun?" Tanya mereka pula, yang dia jawab: "Aku tidak tahu. Kemudian turunlah air dari langit, lalu mereka (penghuni kubur) tumbuh seperti tumbuhnya sayuran." Rosul bersabda, "Tidak satu pun anggota tubuh manusia kecuali hancur, selain satu tulang saja, yaitu tulang ekor. Dan dari tulang itulah penciptaan (tubuh manusia) disusun kembali pada Hari Kiamat." (Shohih Muslim)
Dengan membandingkan kisah penciptaan Nabi Adam yaitu :
"dari unsur tanah diciptakan-Nya menjadi 'sebuah sel' atau 'nafsin wahidah' (yang mirip nuthfah di dalam perut seorang ibu) lalu berkembang menjadi manusia kemudian ditiupkan ruh-Nya"
dengan
"kebangkitan manusia dari dalam kubur di hari kiamat yaitu dari sebuah 'sel tulang ekor' atau 'nafsin wahidah' yang tidak hancur sewaktu proses kiamat kemudian tersiram air hujan lalu tumbuh seperti tumbuhnya sayuran", kita bisa menyimpulkan bahwa penciptaan Nabi Adam adalah :

========================================================
Dengan "kun fayakun" diciptakan-Nya "sebuah sel" (nafsin wahidah) yang mengambil nutrisi dari unsur-unsur tanah yaitu air dan mineral-mineral lalu tumbuh seperti tumbuhnya sayuran. Setelah sempurna pertumbuhannya lalu ditiupkan ruh-Nya. Maka jadilah Nabi Adam As.
=========================================================

-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Adapun teknologi menumbuh-kembangkan nuthfah atau "nafsin wahidah" menjadi manusia (teknologi induk buatan) yang diterapkan pada penciptaan Nabi Adam As. dan kebangkitan manusia di hari Kiamat, di dunia kedokteran sekarang ini belum dikenal.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sedang kromosom atau unsur-unsur DNA di dalam inti "sel tunggal" atau "nafsin wahidah" itu bisa saja Alloh Swt. mengambilnya dari sebuah sel manusia purba Homo neanderthalensis lalu dirubahnya menjadi kromosom manusia yang indah dan cerdas secara rekayasa genetik.
Beda anatomi kita, Manusia modern (Homo sapiens) dengan Manusia purba (Homo Neanderthalensis) adalah :
1. Meskipun otak Homo neanderthalensis (1.200-1.800 cc) sedikit lebih besar daripada otak kita (1.200-1.500 cc), tetapi otak depan kita lebih besar (lobus frontalis, yang merupakan pusat kecerdasan). Sehinggi kita lebih cerdas dan dahi kita lebih tegak.
2. Struktur mulut yaitu tenggorokan (oropharynx) lebih luas sehingga lebih banyak kosakata yang dapat diucapkan. Karena alam pikiran dibentuk oleh bahasa yang terdiri dari kumpulan kosakata maka kemampuan berbahasa Homo sapiens jauh lebih unggul dibanding Homo Neanderthalensis.
3. Tubuh kita lebih indah.
Perbedaan anatomi ini (yang merupakan ekspresi daripada perbedaan kromosom) sangat kecil. Sehingga hanya perlu sedikit sekali rekayasa genetik pada kromosom Homo neanderthalensis untuk diubah menjadi kromosom Homo sapiens.
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . (QS. At-Tin / 95:4).
Waktu itu di bumi terdapat 3 jenis manusia yang saling berinteraksi. Selain 2 jenis manusia tadi juga terdapat jenis manusia yang jauh kurang cerdas yaitu Homo erectus (isi otaknya 850-1.250 cc). Karena kalah cerdas maka kedua jenis manusia selain kita tadi sebagian besar musnah dalam peperangan dengan Bani Adam, sedangkan sisanya tenggelam sewaktu terjadi banjir besar Nabi Nuh.
Wallohu a'lam bissawab. 
B. Permasalahan
Pada bab di atas telah dibahas tentang penciptaan langit dan bumi dalam masa enam hari dan penciptaan Nabi Adam. Setelah Nabi Adam dibuat dengan proses "nafsin wahidah", dari unsur tanah diciptakan-Nya "sebuah sel" lalu berkembang di luar rohim seorang ibu seperti tumbuhnya sayuran (in vitro). Setelah ditiupkan ruh-Nya berkembanglah menjadi seorang manusia.
Para malaikat dan iblis diperintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam. Iblis menolak dan dikutuk serta dikeluarkan dari surga.
Iblis menerima keputusan Alloh ini, tetapi minta waktu dan izin Alloh Swt. untuk menjadikan manusia memandang baik perbuatan ma'siat, dan akan menyesatkan manusia semuanya, kecuali hamba-hamba Alloh yang mukhlis.
Alloh menerima permintaan iblis itu dan memberinya waktu sampai hari kiamat, serta berjanji akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan orang-orang yang mengikuti mereka.
Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, Maka Sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.
Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka [861].
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". (QS. Al-Isro / 17:63-65)
Alloh Swt. menunjukkan kepada para Malaikat keunggulan Nabi Adam yaitu bisa menyebut nama-nama segala sesuatu (setelah diajari Alloh Swt.) tetapi Malaikat tidak bisa.
Dari sebuah sel tubuh Nabi Adam yang kromosomnya berjenis laki-laki (XY) ini dibuat-Nya pasangannya (zaujaha) dengan jalan hemikromosom Y dibuang, tinggallah X saja, lalu digandakan menjadi XX yaitu kromosom berjenis wanita.
Keduanya diizinkan berdiam di surga yang semua isinya boleh dinikmati, kecuali mendekati pohon itu. Sesuai dengan rencana Alloh Swt. untuk menjadikan Nabi Adam kholifah di bumi (surga Nabi Adam hanya kediaman sementara), maka iblis diizinkan masuk surga lagi dan menggoda mereka berdua untuk memakan buah pohon itu.
Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia [949]. (QS. Thoha / 20:121).
Setelah Adam bertobat dan diterima Alloh tobatnya itu maka keduanya dikeluarkan dari "sorga Nabi Adam" beserta iblis turun ke bumi menjalani missi yang semula yaitu menjadi kholifah di bumi.

Permasalahannya adalah :
1. Mengapa di dalam "sorga Nabi Adam" tidak terjadi perkawinan di antara Adam dan Hawa, meskipun konon mereka berdua telanjang bulat?
3. Apa sebenarnya pohon larangan itu ? Mengapa setelah buahnya dimakan tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, sehingga keduanya merasa malu dan menutupi auratnya dengan daun-daun sorga ? Mengapa sebelum makan buah itu aurat-aurat mereka tidak tampak ?
4. Dimanakah "surga Nabi Adam itu" ?

C Pemecahan Masalah


Bersambung bulan depan ………




Jember, 29 Januari 2010


Dr. H.M. Nasim Fauzi
nasimfauzi.Blogspot.Com

JI. Gajah Mada 118,
Tlp. 481127 Jember


Kepustakaan
01. A. Khozin Afandi, Pengetahuan Modern Dalam Islam, Al Ikhlas, Surabaya, 1995.
02. Abdulqadir Hassan, Qamus Al-Quran, Yayasan Al-Muslimun, Bangil, 1991.
03. Ali Audah, Konkordansi Quran, Utera AntarNusa dan Mizan, Bogor, 1997.
04. Arthur Beiser, Konsep Fisika Modern, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1990.
05. Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, PT Almaarif, Bandung, 1971.
06. David Bergamini, Alam Semesta, Tira Pustaka, Jakarta, 1979.
07. Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, CV Asy-Syifa, Semarang, 1999.
08. Dr. Drh. Mangku Sitepoe, Rekayasa Genetika, Grasindo, Jakarta, 2001.
09. Dr. Maurice Bucaille, Asal-usul Manusia Menurut Bibel Al-Quran Sains, Mizan, Bandung, 1986.
10. Dr. Maurice Bucaille, Bibel, Qur-an dan Sains Modern, Penerbit Bulan Bintang, Jakarta, 1979.
11. Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Penerbit Mizan, Bandung, 1992.
12. Felix Pirani dan Christine Roche, Mdengenal Alam Semesta, Mizan "For Beginners", Bandung, 1997.
13. M. Nurchalis Bakry dkk, Bioteknologi dan Al Qur’an, Gema Insani Press, Jakarta, 1996.
14. Ibnu Katsir, Huru-hara Hari Kiamat, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta , 2005.
15. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Tamasya ke Surga, Darul Falah, Jakarta, 1419 H.
16. John W. Kimball, Biologi Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1990.
17. N. Glinka, General Chemistry, Peace Publisher, Moscow, tanpa tahun.
18. Richard Leakey, Asal Usul Manusia, KPG, Jakarta, 2003.
19. Sukmadjaja Asyarie dkk, Indeks Al-Qur’an, Penerbit Pustaka, Bandung, 1984.
20. Toshihiko Izutsu, Konsep-konsep Etika Religius dalam Quran, PT Tiara Wacana, Yogjakarta, 1993.
21. William A. Haviland, Antropologi Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.