Senin, 13 Agustus 2012

Foto Rumah Nabi Muhammad SAW

Foto Rumah Nabi Muhammad SAW

Sosok manusia paling mulia dan paling berpengaruh sepanjang zaman tampil hidup di tengah-tengah masyarakat negeri Arab saat itu dengan penuh kesederhanaan. Sosok yang berakhlak mulia dan tidak pernah letih membimbing umatnya ini hidup bersama istri tercintanya Khadijah r.ha di rumah yang sederhana. Berikut foto-foto yang bisa kami tampilkan.



Ini adalah foto Rumah Nabi Saw dan Sayyidah Khadijah r.ha, tempat mereka berdua tinggal selama 28 tahun



Di atas ini gambar sisa runtuhan rumah Nabi Saw & Sayyidah Khadijah r.ha yang dilihat lebih dekat.



Gambar di atas ini adalah runtuhan pintu masuk ke kamar Rasul Saw di rumah Sayyidah Khadijah r.ha



Di atas ini adalah Gambar runtuhan tempat Sayyidah Fatimah r.ha, puteri kesayangan RasulullahArief is offline



Gambar di atas adalah sisa runtuhan kamar Rasul Saw dan Sayyidah Khadijah r.ha



Di atas ini adalah gambar runtuhan mihrab tempat Rasulullah saw bershalat.



Gambar di atas ini adalah makam Sayyidah Khadijah r.ha (yang besar) dan puteranya, Qasim (yang kecil) di sudut

Situs Pertambangan yang Diduga Berasal Dari Zaman Nabi Sulaiman

Situs Pertambangan yang Diduga Berasal Dari Zaman Nabi Sulaiman


Dugaan Lokasi Tambang Sulaiman di Yordania (foto: www.ksjtracler.mit.edu).
Dugaan Lokasi Tambang Sulaiman di Yordania (foto: www.ksjtracler.mit.edu).
Nabi Daud Alaihissalam (Prophet David) adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada kaum Bani Israil. Daud memiliki kekuasaan yang sangat besar dan luas. Allah memberikan kepadanya sebuagh kerajaan. Namun, sebelum kerajaan diberikan, Daud terlebih dahulu harus berjuang bersama dengan Thalut untuk melawan Jalut (David versus Goliath), serta berperang melawan pasukan lainnya.
Dalam beberapa peperangan itulah Nabi Daud AS diperintahkan untuk memanfaatkan besi sebagai alat untuk berperang (senjata), seperti pedang, pisau, tombak, panah, maupun baju perang. “Dan Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah ).” (QS Al-Anbiyaa’ [21]: 80).
Kerajaan Daud kemudian diserahterimakan pada putranya, Sulaiman AS. Menurut Sami bin Abdullah al-Magluts, dalam buku Atlas Sejarah Nabi dan Rasul menyebutkan, Nabi Daud AS diperkirakan hidup pada tahun 1041-971 Sebelum Masehi (SM).
Bekas penambangan yang dilakukan di Yordania, dan diduga sebagai lokasi penambangan besi di zaman Nabi Sulaiman (www.ksjtracler.mit.edu)
Bekas penambangan yang dilakukan di Yordania, dan diduga sebagai lokasi penambangan besi di zaman Nabi Sulaiman (www.ksjtracler.mit.edu)
Karena di zaman itu sudah dikenal besi dan pembuatan baju perang serta senjata, tentu ada pusat pertambangan yang mengolah besi tersebut menjadi alat perang. Pada 28 Oktober 2008 silam, National Geografic memberitakan, sekelompok penambang di Yordania bagian selatan, menemukan sebuah lokasi penambangan yang diduga berasal dari zaman Nabi Sulaiman AS. Tidak dijelaskan secara resmi lokasi penemuan galian tambang tersebut.
Berbagai jenis barang tambang (emas, perak, tembaga, besi, perunggu, dan lain sebagainya), yang diduga dahulunya digunakan Sulaiman untuk membangun Haikal Sulaiman (Solomon Temple) di Yerusalem ditemukan di galian tersebut.
Baju besi yang diduga digunakan zaman Nabi Daud AS (Repro buku Atlas Sejarah Nabi dan Rasul)
Sejauh ini, para arkeologi belum menemukan persisnya areal pertambangan di zaman Sulaiman. Namun, beberapa areal tambang yang ditemukan di kawasan Timur Tengah, setelah diteliti masih lebih muda usianya dari masa hidup Sulaiman. Sulaiman diperkirakan hidup sekitar abad ke-10 (989-931) SM.
Informasi penemukan areal penambangan di Yordania ini, sangat menggembirakan para arkeolog dalam rangka meneliti peradaban dan kejayaan Nabi Sulaiman.
Temuan itu semakin diperkuat dengan tes uji karbon terhadap areal tambang tembaga di Yordania itu. Hasil tes menunjukkan usia yang sama dengan masa Nabi Sulaiman. Kawasan tambang tembaga tersebut berada di daerah perbukitan. Di lokasi itu ditemukan bekas-bekas penggalian dan reruntuhan bangunan yang diduga menjadi bagian dari industri pertambangan kuno.
Kawasan itu sebenarnya pernah diteliti pada tahun 1970. Tetapi hasil penelitian menunjukkan areal tambang tersebut berusia sekitar abad ke-7 SM, sekitar 300 tahun setelah Nabi Sulaiman.

Alat perang yang ditemukan dan usianya hampir sezaman de

4 NABI YANG MASIH HIDUP

4 Nabi Yang Masih Hidup (khidr, ilyas, ‘isa dan Idris a.s.)

4 Nabi yang masih hidup dan tetap diberi riziqi dari khazanah Allah swt.
Mereka adalah golongan yang dikhususkan oleh Allah swt.
2 Nabi Ada dibumi yaitu nabi Khidr dan Nabi ilyas a.s.
Ditempatkan di bagian bumi yang khusus yang Allah yang maha tahu yang mengetahui tempat itu
2 Nabi ada di langit yaitu nabi isa dan nabi idris a.s.
Ditempatkan di bagian langit yang khusus yang Allah yang maha tahu yang mengetahui tempat itu.
Untuk menjelaskan hal ini, kami jelaskan 5 peringkat hayah (kehidupan)
Satu pandangan Bediuzzaman Said Nursi di dalam Maktubat, al-Maktub al-Awwal, dari koleksi Rasail al-Nur. Nursi menjawab satu soalan…adakah Sayyidina Khidr masih hidup?
Nursi menjawab ya…kerana ‘hayah’ itu 5 peringkat. Nabi Khidr di peringkat kedua.
5 Peringkat itu ialah:
1. Kehidupan kita sekarang yang banyak terikat pada masa dan tempat.
2. Kehidupan Sayyidina Khidr dan Sayyidina Ilyas. Mereka mempunyai sedikit kebebasan dari ikatan seperti kita. Mereka boleh berada di byak tempat dalam satu masa. boleh makan dan minum bila mereka mahu. Para Awliya’dan ahli kasyaf telah meriwayatkan secara mutawatir akan wujudnya ‘hayah’ di peringkat ini. Sehingga di dalam maqam ‘walayah’ ada dinamakan maqam Khidr.
3.Peringkat ketiga ini seperti kehidupan Nabi Idris dan Nabi Isa. Nursi kata, peringkat ini kehidupan nurani yang menghampiri hayah malaikat.
4.Peringkat ini pula…ialah kehidupan para syuhada’. Mereka tidak mati, tetapi mereka hidup seperti disebut dalam al-Qur’an. Ustaz Nursi sendiri pernah musyahadah peringkat kehidupan ini.
5.Dan yang tingkat Hayah ini atau kehidupan rohani sekalian ahli kubur yang meninggal
Wallahhua’lam. Subhanaka la ‘ilma lana innaka antal ‘alimul hakim
Berikut ini kami nukilkan kisahnya :
1. Perihal Nabi Khidr ‘alaihi salam.
Bukhari, Ibn al-Mandah, Abu Bakar al-Arabi, Abu Ya’la, Ibn al-Farra’, Ibrahim al-Harbi dan lain-lain berpendapat, Nabi Khidir a.s. tidak lagi hidup dengan jasadnya, ia telah wafat. Yang masih tetap hidup adalah ruhnya saja, iaitu sebagaimana firman Allah:
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
Kami tidak menjadikan seorang pun sebelum engkau (hai Nabi), hidup kekal abadi.” (al-Anbiya’: 34)
Hadith marfu’ dari Ibn Umar dan Jabir (r.a.) menyatakan:
Setelah lewat seratus tahun, tidak seorang pun yang sekarang masih hidup di muka bumi.”
Ibn al-Šalah, al-Tsa’labi, Imam al-Nawawi, al-Hafiz Ibn Hajar al-Asqalani dan kaum Sufi pada umumnya; demikian juga jumhurul-‘ulama’ dan ahl al-šalah (orang-orang saleh), semua berpendapat, bahawa Nabi Khidir a.s. masih hidup dengan jasadnya, ia akan meninggal dunia sebagai manusia pada akhir zaman. Ibn Hajar al-Asqalani di dalam Fath al-Bari menyanggah pendapat orang-orang yang menganggap Nabi Khidir a.s. telah wafat, dan mengungkapkan makna hadith yang tersebut di atas, iaitu huraian yang menekankan, bahawa Nabi Khidir a.s. masih hidup sebagai manusia. Ia manusia makhsus (dikhususkan Allah), tidak termasuk dalam pengertian hadith di atas.
Mengenai itu kami berpendapat:
1. Kekal bererti tidak terkena kematian. Kalau Nabi Khidir a.s. dinyatakan masih hidup, pada suatu saat ia pasti akan wafat. Dalam hal itu, ia tidak termasuk dalam pengertian ayat al-Qur’an yang tersebut di atas selagi ia akan wafat pada suatu saat.
2. Kalimat ‘di muka bumi’ yang terdapat dalam hadith tersebut, bermaksud adalah menurut ukuran yang dikenal orang Arab pada masa itu (dahulu kala) mengenai hidupnya seorang manusia di dunia. Dengan demikian maka Nabi Khidir a.s. dan bumi tempat hidupnya tidak termasuk ‘bumi’ yang disebut dalam hadith di atas, kerana ‘bumi’ tempat hidupnya tidak dikenal orang-orang Arab.
3. Yang dimaksud dalam hal itu ialah generasi Rasulullah s.a.w. terpisah sangat jauh dari masa hidupnya Nabi Khidir a.s. Demikian menurut pendapat Ibn Umar, iaitu tidak akan ada seorang pun yang mendengar bahawa Nabi Khidir a.s. wafat setelah usianya lewat seratus tahun. Hal itu terbukti dari wafatnya seorang bernama Abu al-Thifl Amir, satu-satunya orang yang masih hidup setelah seratus tahun sejak adanya kisah tentang Nabi Khidir a.s.
4. Apa yang dimaksud ‘yang masih hidup’ dalam hadith tersebut ialah: tidak ada seorang pun dari kalian yang pernah melihatnya atau mengenalnya. Itu memang benar juga.
5. Ada pula yang mengatakan, bahawa yang dimaksud kalimat tersebut (yang masih hidup) ialah menurut keumuman (ghalib) yang berlaku sebagai kebiasaaan. Menurut kebiasaan amat sedikit jumlah orang yang masih hidup mencapai usia seratus tahun. Jika ada, jumlah mereka sangat sedikit dan menyimpang dari kaedah kebiasaaan; seperti yang ada di kalangan orang-orang Kurdistan, orang-orang Afghanistan, orang-orang India dan orang-orang dari penduduk Eropah Timur.
Nabi Khidir a.s. masih hidup dengan jasadnya atau dengan jasad yang baru.
Dari semua pendapat tersebut, dapat disimpulkan: Nabi Khidir a.s. masih hidup dengan jasad dan ruhnya, itu tidak terlalu jauh dari kemungkinan sebenarnya. Tegasnya, Nabi Khidir a.s masih hidup; atau, ia masih hidup hanya dengan ruhnya, mengingat kekhususan sifatnya.
Ruhnya lepas meninggalkan Alam Barzakh berkeliling di alam dunia dengan jasadnya yang baru (mutajassidah). Itupun tidak terlalu jauh dari kemungkinan sebenarnya. Dengan demikian maka pendapat yang menganggap Nabi Khidir a.s. masih hidup atau telah wafat, berkesimpulan sama; iaitu: Nabi Khidir a.s. masih hidup dengan jasadnya sebagai manusia, atau, hidup dengan jasad ruhi (ruhani). Jadi, soal kemungkinan bertemu dengan Nabi Khidir a.s. atau melihatnya adalah benar sebenar-benarnya. Semua riwayat mengenai Nabi Khidir a.s. yang menjadi pembicaraan ahlullah (orang-orang bertaqwa dan dekat dengan Allah S.W.T.) adalah kenyataan yang benar terjadi.
Silakan lihat kitab Ušul al-Wušul karya Imam al-Ustaz Muhammad Zaki Ibrahim, Jilid I, Bab: Kisah Khidir Bainas-Šufiyah Wa al-‘Ulama’. Dipetik dengan sedikit perubahan dari al-Hamid al-Husaini, al-Bayan al-Syafi Fi Mafahimil Khilafiyah; Liku-liku Bid‘ah dan Masalah Khilafiyah (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 1998, m.s. 488).
Banyak sekali riwayat-riwayat tentang nabi khidr dalam kitab-kitab yang mu’tabar. Ada riwayat yang mengatakan bahwa Nabi khidr masih hidup dan mati ditangan Dajjal.
Dajjal akan menangkap seorang pemuda beriman. Kemudian dajjal menyuruhnya untuk menyembahnya, tapi pemuda itun menolak dan tetap beriman pada Allah. Lalu Dajjal membunuhnya dan membelah nya menjadi Dua. satu Bagian Dilempar sejauh mata memandang dan satu bagian dilempar sejauh mata memandang kesebelah lainnya. Kemudian Dajjal menghidupkan kembali pemuda itu. dajjal menyuruhnya agar beriman kepadanya karena ia telah mematikannya lalu menghidupkannya. Maka pemuda itu tidak mau dan tetap beriman kepada Allah. Pemuda itu bahkan mengatakan “Kamu benar-benar Dajjal!!”. Lalu Dajjal mewafatkannya lagi.
Ada riwayat yang mengatakan pemuda beriman ini adalah Nabi Khidr a.s. (wallahua’lam).

Doa Nabi al-Khidhr a.s.

Syaikh Muhammad Amin Kurdi dalam “Tanwirul Qulub” pada halaman 422 menulis satu faedah seperti berikut:-
Imam as-Sayuthi telah menyebut dalam “Luqtul Marjaan” daripada Sayyidina Ibnu ‘Abbas r.`anhuma sebagai berkata:-
  • “Nabi al-Khidhr dan Nabi Ilyas bertemu pada setiap tahun di musim haji dan mereka berdua berpisah atas kalimah-kalimah ini: “Dengan nama Allah, sesuatu itu menurut apa yang dikehendaki Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan melainkan Allah; Sesuatu itu menurut apa yang dikehendaki Allah, tidak ada yang menolak kejahatan melainkan Allah; Sesuatu itu menurut apa yang dikehendaki Allah, setiap keni’matan adalah daripada Allah; Sesuatu itu menurut apa yang dikehendaki Allah, tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan Allah”. Ibnu ‘Abbas berkata: “Sesiapa yang membaca doa ini ketika pagi dan petang sebanyak 3 kali, maka Allah akan mengamankan (yakni menyelamatkan) dia dari tenggelam (lemas), kebakaran, kecurian, dari (kejahatan) syaitan, penguasa, ular dan kala jengking.”
Maka sewajarnya bagi seseorang murid untuk mengamalkan doa ini, kerana ianya akan menjadi sebab yang membawa kepada tawakkal.
Doa ini juga dinukil oleh Hujjatul Islam al-Ghazali dalam “Ihya` ‘Ulumiddin” jilid 1 halaman 374 dengan sedikit perbezaan lafaz.
Tawakkal itu amatlah penting dalam kehidupan seseorang muslim. Walau bagaimana hebatnya kita, selaku hamba kita hendaklah sentiasa bertawakkal kepada Allah, sejak permulaan setiap sesuatu pekerjaan berkekalan sehingga mencapai tujuan atau sebaliknya. Allah pula menyukai orang-orang yang bertawakkal sebagaimana difirmankanNya dalam surah Ali ‘Imraan ayat 159 yang kira-kira bererti: “Bahawasanya Allah ta`ala itu kasih akan orang-orang yang bertawakkal.” Manakala dalam surah ath-Tholaaq ayat 3, Allah berfirman yang kira-kira bererti: “Dan sesiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah itu mencukupi baginya.

Nabi Khidhir – 4

Satu lagi posting berhubung NabiyUllah Khidhir a.s., mudah-mudahan dengan menyebut nama baginda a.s. dalam bulan yang mulia ini kita akan dapat keberkatannya. Kebetulan aku baru dapat sebuah buku karangan Allamah Syaikh Muhammad al-Jazri dengan jodol “al-Hisnul Hasin” ( الحصن الحصين ) yang diterjemah oleh Maulana Muhammad Rafeeq ibni Maulana Ahmed Hathurani dan diberi kata pengantar oleh Maulana Muhammad Taqi Usmani. Kitab asalnya memang aku kenali, tetapi aku tidak pernah memiliki dan mentelaahnya secara terperinci kerana aku merasakan bahawa ianya karangan berisikan doa dan zikir semata-mata. Rupa-rupanya tentang NabiyUllah Khidhir a.s. pun ada disebut pengarangnya pada halaman 228 di mana dinyatakan bahawa pada hari kewafatan Junjungan Nabi s.a.w., Nabi Khidhir a.s. telah menziarahi jenazah baginda yang mulia serta mengucapkan kata-kata takziah dan nasihat kepada para sahabat. Untuk lebih jelas, biar aku nukilkan semula apa yang disebut dalam buku itu, di bawah subtitle “Condolence of Sayyidona Khidr a.s.“:-
According to the Hadeeth, the day Rasoolullah (Sallallaahu-alayhi-wasallam) passed away, a powerful-looking, beautiful and handsome man with a white beard came leaping across the necks of people till he reached where the sacred body of Rasoolullah (Sallallaahu-alayhi-wasallam) lay. He wept bitterly and turned towards the Sahabah (RA) and said the undermentioned words. Aboo Bakr (RA) and Ali (RA) said that he was Khidr (AS). The words are as follows:- Surely, Allah alone grants patience in every misfortune and compensation for anything lost and substitute for anything destroyed. Return to Allah alone and flee towards Him only. In times of difficulty, His gaze is set on you (and He does not forsake you). Understand this because a genuinely unfortunate and miserable person is one who is not given any compensation for his misfortune.”

Sebagaimana yang aku jelaskan dalam posting-posting terdahulu berhubungan, isu berterusan hayat NabiyUllah Khidhir sehingga masa ini adalah masalah khilafiyyah ulama. Jika ada ulama yang menafikan hayatnya sekarang, maka ada ulama lain yang mensabitkannya. Jadi tidak perlulah isu ini dijadikan punca perbalahan yang tidak berkesudahan, dan yang lebih parah lagi perbalahan yang membawa kepada kutuk-mengutuk dan keji-mengeji. Berhubung hadits mengenai ziarah dan takziah Nabi Khidhir ini, insya-Allah di lain posting aku akan nukilkan kalam ulama berhubung dengannya. Allahu a’laam.
مدد يا نبي الله يا الخضر عليه السلام

Nabi Khidhir a.s. – 3


Ikhwah Fadhilatul Imam al-Ustaz Muhammad Zaki Ibrahim dalam bukunya “Usul al-Wushul” mukasurat 165 – 166 menyatakan:-
  • Berkata Ibnul Jawzi, Ibnu Abi Ziyad, Abul Hasan ar-Rumaani, Muhammad bin Ishaq dan lainnya bahawasanya Nabi al-Khidhir adalah Nabi dan Rasul.
  • Dan dinaqal al-Qurthubi, Abu Hayyan, al-Baghawi, Ibnu ‘Athiyyah dan ats-Tsa’labi dalam kitab-kitab tafsir mereka bahawasanya dia Nabi sahaja, dan mereka berkata bahawa inilah pegangan kebanyakan ahli ilmu dan inilah pandangan Sayyidina Ibnu ‘Abbas dan sebahagian sahabat.
  • Adapun Abul Qaasim al-Qusyairi, Abu Bakar bin al-Anbaari, Abu ‘Ali bin Abi Musa dan jumhur ahli sufi atas pendapat bahawa dia adalah Wali iaitu seorang hamba yang sholeh, sebagaimana dinash dalam al-Quran.
  • Dan dinaqalkan al-Maawardi bahawa dia adalah malaikat (yang berjasad dalam rupa bentuk manusia), akan tetapi al-Hafiz bin Abi Dihyah menyerahkan sahaja perkara ini dengan katanya: “Kami tidak mengetahui adakah baginda malaikat atau nabi atau hamba yang sholeh (yakni wali). Dan inilah pendapat jumhur ahli sufi.
  • Dan yang ashah ialah bahawasanya baginda adalah nabi, wa Allahu a’laam.

Nabi Khidhir 2

Kali ini aku nukil pulak tulisan Syaikh Badi`uz-Zaman Sa`id an-Nursi yang diterjemah dalam bahasa omputih di bawah jodol “The Letters“, jilid 1, mukasurat 1 – 2. Buku ini kome boleh cari kat Saba Islamic Media.
  • First question:- Is Khadr (peace be upon him) still alive ? If so, why do some serious scholars reject his being alive ?
  • Answer:- He is still alive. But there are five degrees of life, of which Khadr has the second. It is because of this that those scholars have doubted his being alive.
  • ….The second degree of life is manifested in the lives of Khadr and Elijah. This second degree is to some certain extent free in that those who have it can be present in different places at the same time, and their life is not bound by the necessities that bind ordinary human life. Like us, they may eat and drink at times but, unlike us, they do not have to. The experiences that some godly persons who are able to discern the hidden truths have had with Khadr are enough to illuminate and prove this degree of life. Further, one of the spiritual degrees or stations which saints reach in their spiritual journeys is called the ‘station of Khadr’. A saint who has attained this degree may meet Khadr and be directly instructed by him. Indeed, it sometimes even happens that one who holds this station is mistaken for Khadr himself.
Begitulah, ikhwah pandangan Syaikh Badi’uz-Zaman an-Nursi. Terpulanglah kepada kalian, nak terima sila, nak tolak gasak kome le, kan Syaikh an-Nursi tak maksum, sama jugak macam Syaikh Qardhawi dan Dr. Solah al-Khalidi. Tergelak den bila tengok hujah geng Ahkam, syabas kepada THTL, alitantawi & Zain Y.S. Typical hujjah geng Ahkam bila tersandat …. ulama tak maksum ……. ulama bias …….. macamlah depa kat Ahkam Online maksum, tak bias ……. lagi sekali gua cakap sama lu:-

Syarah Muslim – Fadhail al-Khidhir s.a.w.


Buat masa ini, malas aku nak komen panjang terhadap tuduhan dan tohmahan budak-budak kat forum al-Ahkam especially buat yang dikasihi THTL yang kononnya aku anti sunnah sebab anti wahhabi lalu anti salafi lalu anti sunnah. Inilah dakyah geng puak tu, mudahnya disinonimkan salafi gadungan puak depa dengan kaum salafus saleh terdahulu. Muka tak malu mengaku salaf. Kalau kat Pulau Jawa, istilah Salafi digunakan untuk penyokong Ahlus Sunnah wal Jamaah yang bermazhab, bukan salafi gadungan macam THTL. Buat THTL komen aku buat masa ini:-
TUAN HASAN TUAN LAH
TUAN HASAN BOLEH BLAH
Jangan marah, karang cepat mampus tak sempat pulak jadi imam mujtahid.

Nabi Khidhir a.s. – 1

Ikhwah, aku terbaca dalam sebuah posting geng anak Pak Wahab yang menyatakan bahawa menurut jumhur ulama Nabi Khidhir itu sudah wafat dan hanya golongan minoriti sahaja yang berpendapat bahawa Nabi Khidhir masih hidup. Sedangkan kenyataannya adalah sebaliknya kerana jumhur ulama Ahlus Sunnah wal Jama`ah memfatwakan bahawa Nabi Khidhir a.s. masih hidup dan hanya golongan minoriti sahaja yang mengatakan baginda telah wafat. Aku nukilkan di sini tulisan Imam an-Nawawi dalam “Syarah Muslim” juzuk ke – 15, mukasurat 135 – 136 pada Bab min Fadhail al-Khidhir s.a.w., beliau menyatakan:-
  • JUMHUR ULAMA berpendapat bahawasanya dia (yakni Sayyidina Khidhir) hayyun maujudun baina adzharina (hidup dan wujud di kalangan kita, yakni di masa kita ini) dan pendapat ini telah disepakati oleh para shufi dan ahlush sholah wal ma’rifah (orang-orang ahli kebajikan dan ma’rifah). Cerita-cerita mereka mengenai melihat dan bertemu dengan baginda dan mengambil pengajaran serta bersoal-jawab dengan baginda, dan kehadiran baginda di tempat-tempat yang mulia dan tempat-tempat kebajikan adalah terlalu banyak daripada boleh dihitung dan terlalu masyhur daripada boleh ditutup. Dan telah berkata asy-Syaikh Abu ‘Umar bin ash-Sholah: “Dia (yakni Nabi Khidhir) hidup menurut jumhur ulama dan orang-orang sholeh dan orang awam adalah beserta mereka dalam pegangan ini”. Dia juga berkata: “Bahawasanya adalah satu pandangan yang ganjil daripada sesetengah muhadditsin pada mengingkari hal ini (yakni sebahagian ahli hadits mengingkari bahawa Nabi Khidhir masih hidup).
Jadi Imam an-Nawawi dengan jelas menyatakan bahawa JUMHUR ULAMA berpegang dengan pendapat bahawa Nabi Khidhir a.s. masih hidup dan belum mati lagi. Bagaimana rupa kehidupan baginda, Allah sahaja yang Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa. Hidup atau matinya baginda sekarang bukanlah perkara besar dan tidak harus dijadikan perbalahan sesama umat. Nak percaya baginda masih hidup, tidak ada masalah kerana itulah pendapat jumhur ulama dan yang nak percaya bahawa baginda telah wafat pun tidak menjadi masalah kerana sesetengah ulama dan ahli hadits berpendapat sedemikian seperti Imam al-Bukhari. Dan aku nak pesan kat sini agar sesiapa yang percaya jangan pulak mudah sangat men’claim’ telah bertemu dengan Nabi Khidhir. Dalam bermu’amalah dengan manusia aku teringat kalam hikmah as-Sajjad Imam Ali Zainal ‘Abidin di mana dia berpesan : “Anggaplah setiap orang yang engkau temui itu Nabi Khidhir”. Sebenarnya hikmah kalam ini bertujuan untuk membaikkan budipekerti serta baik mu’amalah dan mujammalah sesama anak Adam. Allahu ‘alam.
*********************************************************************************************************
2. Nabi ilyas a.s.
Ketika sedang berehat datanglah malaikat kepada Nabi Ilyas A.S. Malaikat itu datang untuk menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Ilyas menjadi sedih dan menangis.
“Mengapa engkau bersedih?” tanya malaikat maut.
“Tidak tahulah.” Jawab Ilyas.
“Apakah engkau bersedih kerana akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi maut?” tanya malaikat.
“Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali kerana aku menyesal tidak boleh lagi berzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup boleh terus berxikir memuji Allah,” jawab Ilyas.
Saat itu Allah lantas menurunkan wahyu kepada malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas berzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas ingin terus hdup semata-mata kerana ingin berzikir kepada Allah. Maka berzikirlah Nabi Ilyas sepanjang hidupnya.
“Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti.” Kata Allah.
********************************************************************************************************
3. Nabi ‘idris a.s.
Diriwayatkan Nabi Idris as. telah naik ke langit pada hari Isnin. Peristiwa naiknya Nabi Idris as. ke langit ini, telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran.
Firman Allah SWT bermaksud:
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah, Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57)
Nama Nabi Idris as. yang sebenarnya adalah ‘Akhnukh’. Sebab beliau dinamakan Idris, kerana beliau banyak membaca, mempelajari (tadarrus) kitab Allah SWT.
Setiap hari Nabi Idris menjahit qamis (baju kemeja), setiap kali beliau memasukkan jarum untuk menjahit pakaiannya, beliau mengucapkan tasbih. Jika pekerjaannya sudah selesai, kemudian pakaian itu diserahkannya kepada orang yang menempahnya dengan tanpa meminta upah. Walaupun demikian, Nabi Idris masih sanggup beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan. Sehingga Malaikat Maut sangat rindu berjumpa dengan beliau.
Kemudian Malaikat Maut bermohon kepada Allah SWT, agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi Idris as. Setelah memberi salam, Malaikat pun duduk.
Nabi Idris as. mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Apabila waktu berbuka telah tiba, maka datanglah malaikat dari Syurga membawa makanan Nabi Idris, lalu beliau menikmati makanan tersebut.
Kemudian baginda beribadah sepanjang malam. Pada suatu malam Malaikat Maut datang menemuinya, sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan ini bersama-sama.” Tetapi Malaikat itu menolaknya.
Nabi Idris terus melanjutkan ibadahnya, sedangkan Malaikat Maut itu dengan setia menunggu sampai terbit matahari. Nabi Idris merasa hairan melihat sikap Malaikat itu. Kemudian beliau berkata: “Wahai tuan, mahukah tuan bersiar-siar bersama saya untuk melihat keindahan alam persekitaran? Malaikat Maut menjawab: Baiklah Wahai Nabi Allah Idris.”
Maka berjalanlah keduanya melihat alam persekitaran dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup di situ. Akhirnya ketika mereka sampai pada suatu kebun, maka Malaikat Maut berkata kepada Nabi Idris as.:
“Wahai Idris, adakah tuan izinkan saya untuk mengambil ini untuk saya makan? Nabi Idris pun menjawab: Subhanallah, mengapa malam tadi tuan tidak mahu memakan makanan yang halal, sedangkan sekarang tuan mahu memakan yang haram?”
Kemudian Malaikat Maut dan Nabi Idris meneruskan perjalanan mereka. Tidak terasa oleh mereka bahawa mereka telah bersiar-siar selama empat hari. Selama mereka bersahabat, Nabi Idris menemui beberapa keanehan pada diri temannya itu. Segala tindak-tanduknya berbeza dengan sifat-sifat manusia biasa. Akhirnya Nabi Idris tidak dapat menahan hasrat ingin tahunya itu.
Kemudian beliau bertanya: “Wahai tuan, bolehkah saya tahu, siapakah tuan yang sebenarnya?
Saya adalah Malaikat Maut.”
“Tuankah yang bertugas mencabut semua nyawa makhluk?”
“Benar ya Idris.”
“Sedangkan tuan bersama saya selama empat hari, adakah tuan juga telah mencabut nyawa-nyawa makhluk?”
“Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah saya cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap makanan.”
“Wahai Malaikat, apakah tujuan tuan datang, apakah untuk ziarah atau untuk mencabut nyawaku?”
“Saya datang untuk menziarahimu dan Allah SWT telah mengizinkan niatku itu.”
“Wahai Malaikat Maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, iaitu agar tuan mencabut nyawaku, kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali, supaya aku dapat menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut itu.”
Malaikat Maut pun menjawab: “Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan keizinan Allah.”
Lalu Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut, agar ia mencabut nyawa Idris as. Maka dicabutnyalah nyawa Idris saat itu juga. Maka Nabi Idris pun merasakan kematian ketika itu.
Di waktu Malaikat Maut melihat kematian Nabi Idris itu, maka menangislah ia. Dengan perasaan hiba dan sedih ia bermohon kepada Allah supaya Allah menghidupkan kembali sahabatnya itu. Allah mengabulkan permohonannya, dan Nabi Idris pun dihidupkan oleh Allah SWT kembali.
Kemudian Malaikat Maut memeluk Nabi Idris, dan ia bertanya: “Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan merasakan kesakitan maut itu? “
“Bila seekor binatang dilapah kulitnya ketika ia masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit daripadanya.
“Padahal-kelembutan yang saya lakukan terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa tuan itu, belum pernah saya lakukan terhadap sesiapa pun sebelum tuan.”
“Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada tuan, iaitu saya sungguh-sungguh berhasrat melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada Allah SWT lebih banyak lagi, setelah saya menyaksikan dahsyatnya api neraka itu.”
“Wahai Idris as. saya tidak dapat pergi ke Neraka jika tanpa izin dari Allah SWT.”
Akhirnya Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia membawa Nabi Idris ke dalam Neraka. Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di Neraka itu, Nabi Idris as. dapat melihat semua yang diciptakan Allah SWT untuk menyiksa musuh-musuh-Nya. Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa, kala, api yang membara, timah yang mendidih, pokok-pokok yang penuh berduri, air panas yang mendidih dan lain-lain.
Setelah merasa puas melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris as.
Pernyataan Bapa Amorth ini muncul disaat polisi Italia dan para ahli forensik menemukan makam seorang anggota gangster yang pekan lalu di Sant’Apollinare, Basilika Roma.

Makam tersebut adalah milik Pedis De Enrico, seorang mafia yang tewas dibunuh pada tahun 1990 oleh anggotanya sendiri. Makam ini diketahui setelah polisi mendapat telepon dari seseorang yang tidak ingin diketahui identitasnya dan mengatakan bahwa gadis itu dikubur bersama anggota gangster tersebut.


30 Tahun Lalu Vatikan Pernah Terlibat Pesta Seks dan Pembunuhan Gadis


Kantor Berita Rusia RT melaporkan pada Kamis 23/05, mengenai pesta seks oleh Gereja Vatikan yang melibatkan sejumlah penculikan wanita muda.
Seorang gadis remaja pernah diculik untuk pesta seks di Vatikan yang melibatkan geng dan polisi Vatikan dan para diplomat asing sekitar 30 tahun lalu. Informasi ini disampaikan oleh seorang pastur yang terkenal sebagai ‘pengusir setan’ dan pernah menyatakan bahwa novel Harry Potter adalah ‘karya iblis’.
Bapa Gabriele Amorth yang pernah ditunjuk oleh mendiang Paulus Johanes ke II sebagai Kepala Pengusir Setan dan mengklaim telah melakukan 70.000 pengusiran setan mengatakan, bahwa Vatikan membunuh gadis 15 tahun bernama Emanuela Orlandi dan mayatnya dibuang.
Pendeta yang kini ‘vokal’ (banyak bicara_red) ini mengatakan bahwa gadis yang masih bersekolah itu diculik dari jalanan di pusat Roma pada musim panas tahun 1983 dan dipaksa untuk mengikuti sebuah pesta seks.
“Ini adalah kejahatan dengan motif seksual. Pesta seks ini diselenggarakan dan polisi Vatikan bertindak sebagai ‘perekrut’ para perempuan,” Pastor Amorth yang kini berusia 85 tahun mengatakan kepada koran La Stampa.
“Jaringan ini melibatkan para diplomat dari kedutaan asing untuk Tahta Suci. Saya yakin Emanuela berakhir sebagai korban dari jaringan ini.”
Pendeta itu juga menambahkan bahwa Monsignor Simeone Duca sebagai pemegang arsip Vatikan “adalah yang meminta untuk merekrut para gadis dengan bantuan polisi Vatikan,” ia menegaskan para gadis itu diculik untuk pesta pora yang meriah.
Tulang-tulang lain memang ditemukan di dekat sisa-sisa mayat anggota gangster itu, namun belum positif diindentifikasi sebagai tulang Emanuela.
Tetapi pendeta tadi tidak ragu menuduh Tahta Suci (Vatikan_red) terlibat dalam kejahatan yang mengerikan ini. “Saya tidak pernah percaya pada teori internasional. Saya memiliki motif untuk percaya bahwa ini hanya kasus ekploitasi seksual.”
“Teori Internasional” mengatakan, gadis itu diculik untuk digunakan sebagai tawar menawar untuk pembebasan dari penjara Mehmet Ali Agca, seorang pria bersenjata asal Turki yang mencoba membunuh Paus Yohanes Paulis ke II di St Peter Square pada tahun 1981. Versi teori internasional ini belum pernah dikonfirmasi balik.
Pendeta Amorth yang meyakini adanya pesta seks kalangan Vatikan ini adalah pendeta yang ‘vokal’ dan soso yang berwarna-warni. Ia makin terkenal setelah mengklaim bahwa Yoga adalah Setan karena meditasi itu mengarah ke pemujaan Hindu. Pendeta Amorth juga menyatakan novel Harry Potter sebagai “Karya Iblis” dengan mengatakan bahwa novel itu mendorong anak-anak percaya pada ilmu hitam dan sihir. [muslimdaily.net]

Yang Manakah Masjidil Aqsha?

Yang Manakah Masjidil Aqsha?


Melihat foto di atas, mungkin banyak dari kita akan segera memilih foto sebelah kanan sebagai Masjid Al-Aqsha. Namun percayalah, foto sebelah kiri yang berupa masjid dengan kubah yang berwarna hijau itulah Masjid Al-Aqsha yang sebenarnya.

Dewasa ini, telah terjadi banyak kesalahpahaman diantara umat muslim tentang masjid Al-Aqsa yang sebenarnya. Banyak umat muslim maupun non-muslim yang mempublikasikan foto Masjid Al-Aqsa yang salah, tapi yang mengkuatirkan saat ini, kebanyakan umat muslim memajang foto Qubbatus Shakrah (Kubah Batu/ Dome of The Rock) dirumah maupun dikantor mereka dengan sebutan Masjid Al-Aqsa. Ini telah menjadi kesalahan umum di dunia muslim.
Namun tragedi sesungguhnya adalah bahwa kebanyakan generasi muda/ anak-anak muslim (sebagaimana juga muslim dewasa) diseluruh dunia, tidak dapat membedakan antara Masjid Al Aqsa dengan Qubbatus Shakrah (Kubah Batu).
Mengenal Kompleks Masjid Al-Aqsa
Al-Masjid El-Aqsa merupakan nama arab yang berarti Masjid terjauh. 10 tahun setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, beliau melakukan perjalanan malam dari Mekkah ke Baitul Maqdis (Jerusalem) dan kemudian menuju langit ketujuh untuk menerima perintah sholat 5 waktu dari Allah, peristiwa ini disebut Isra’ Miraj.
Sebelum turun perintah menjadikan Mekkah sebagai kiblat sholat umat muslim, selama 16 setengah bulan setelah Isra Miraj, Jerusalem dijadikan arah kiblat.

Ketika masih hidup, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat muslim untuk tak hanya mengunjungi Mekkah tapi juga Masjid Al-Aqsa yang berjarak sekitar 2000 kilometer sebelah utara Mekkah.
Masjid Al-Aqsa merupakan bangunan tertua kedua setelah Ka’bah di Mekkah, dan tempat suci dan tempat terpenting ketiga setelah Mekkah dan Madinah.
Luas kompleks Masjid Al-Aqsa sekitar 144.000 meter persegi, atau 1/6 dari seluruh area yang dikelilingi tembok kota tua Jerusalem yang berdiri saat ini. Dikenal juga sebagai Al Haram El Sharif atau oleh yahudi disebut Kuil Sulaiman. Kompleks Masjid Al-Aqsa dapat menampung sekitar 400.000 jemaah (Masjid Al-Aqsa menampung sekitar 5.000 jamaah, selebihnya sholat di kompleks yang ber-area terbuka).
Pembangunan kembali kompleks Masjid Al-Aqsa dimulai 6 tahun setelah Nabi wafat oleh Umar Bin Khattab. Beliau menginginkan untuk dibangun sebuah masjid di selatan Foundation Stone (membelakangi Foundation Stone, menghadap selatan/Mekkah). Pembangunan tersebut dilakukan oleh Khalifah Ummayah Abd Al Malik Ibn Marwan dan diselesaikan oleh anaknya Al Walid 68 tahun setelah Nabi wafat dengan diberi nama Masjid Al Aqsha.
Di pusat kompleks Kuil Sulaiman, terdapat Foundation Stone yaitu batu landasan yang dipercaya umat Yahudi sebagai tempat Yahweh menciptakan alam semesta dan tempat Abraham mengorbankan Isaac. Bagi umat Islam batu ini adalah tempat Nabi Muhammad menjejakkan kakinya untuk Mi’raj. Untuk melindungi batu ini, Khalifah Abd Al Malik Ibn Marwan membangun kubah dan masjid polygon, yang kemudian terkenal dengan nama Dome of The Rock (Kubah batu).

Kekeliruan antara Masjid Al-Aqsa dengan Dome of The Rock dan Agenda Israel menghapuskan Masjidil Aqsa
 
Masjidil Aqsa merupakan kiblat pertama bagi Umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka’bah dengan perintah Allah SWT. Kini berada di dalam kawasan jajahan Yahudi. Dalam keadaan yang demikian, disinyalir pihak Yahudi telah mengambil kesempatan untuk mengelirukan pengetahuan Umat Islam dengan mengedarkan gambar Dome of The Rock sebagai Masjidil Aqsa.
Tujuan mereka hanyalah satu: untuk meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya dan mendirikan kembali haikal Sulaiman. Saat ini, hanya “Tembok sebelah Barat” yang tersisa dari bangunan kuil atau istana Sulaiman yang masih berdiri, dan pada saat yang bersamaan tempat ini dinamakan “Tembok Ratapan/Wailing Wall” oleh orang Yahudi. Apabila Umat Islam sendiri sudah keliru dan sulit untuk membedakan Masjidil Aqsa yang sebenarnya, maka semakin mudahlah tugas mereka untuk melaksanakan rencana tersebut, karena bila Masjid Al-Aqsa diruntuhkan, kebanyakan umat tidak akan menyadarinya.
Berikut disertakan terjemahan surat yang ditulis dan dikirimkan oleh Dr. Marwan kepada ketua pengarang harian “Al-Dastour” tentang kekeliruan umat dan hubungannya dengan rencana zionis.
 
Terdapat beberapa kekeliruan antara Masjidil Aqsa dan The Dome of The Rock. Apabila disebut tentang Masjidil Aqsa di dalam media lokal maupun internasional, foto The Dome of The Rock-lah yang ditampilkan. Alasannya adalah untuk mengalihkan masyarakat umum yang merupakan siasat Israel. Tinjauan ini diperoleh saat saya tinggal di USA, dimana saya telah mengetahui bahwa Zionis di Amerika telah mencetak dan mengedarkan foto tersebut dan menjualnya kepada orang arab dan Muslim. Kadangkala dijual dengan harga yang murah bahkan kadang diberikan secara gratis agar Muslim dapat mengedarkannya dimana saja. Baik dirumah maupun kantor.
Hal ini meyakinkan saya bahwa Israel ingin menghapuskan gambaran Masjid Al-Aqsa dari ingatan umat Islam supaya mereka dapat memusnahkannya dan membangun kuil mereka tanpa ada publikasi. Bila ada yang membangkang atau memprotes, maka Israel akan menunjukkan foto The Dome of The Rock yang masih utuh berdiri, dan menyatakan bahwa mereka tidak berbuat apa-apa. Siasat yang sungguh pintar! Saya juga merasa amat terperanjat ketika bertanya kepada beberapa rakyat arab, Muslim, bahkan rakyat Palestina karena mendapati mereka sendiri tidak dapat membedakan antara kedua bangunan tersebut. Ini benar-benar membuatkan saya merasa kesal dan sedih karena hingga kini Israel telah berhasil dalam siasat mereka.
 
Dr. Marwan Saeed Saleh Abu Al-Rub Associate Professor,
Mathematics Zayed University Dubai.
Demikianlah, dengan kondisi yang mengkuatirkan ini, kita sebagai muslim hendaklah turut membantu menyebarkan informasi yang benar kepada saudara kita dan dunia. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari distorsi informasi lebih jauh yang akhirnya akan merugikan umat bila tidak disikapi dengan baik.
Wallahua’lam.