Marilah Kita Mendirikan Solat Setiap 3 Jam
Oleh mutawalli
I. Pendahuluan
Sebagai orang Islam kita
sudah terbiasa mengerjakan solat, khususnya solat-solat wajib. Umumnya kita
melaksanakannya sendiri-sendiri di rumah atau di tempat kerja, kecuali solat
Jum'at dan dua solat Hari Raya kita melaksanakannya berjama'ah di masjid.
Dalam makalah ini penulis
mengajak kita membiasakan solat-solat sunnat dengan menggabungkannya dengan
solat-solat wajib.
Namun demikian, penulis
tidak bermaksud membuat sesuatu yang baru (bid'ah), tetapi hanya membuat yang
sudah ada menjadi lebih sistematis.
Tujuannya adalah agar kita bisa menciptakan rutinitas yang mudah diingat sehingga ibadah kita menjadi lebih sempurna baik dalam solat 5 waktu dan solat-solat sunnatnya.
Tujuannya adalah agar kita bisa menciptakan rutinitas yang mudah diingat sehingga ibadah kita menjadi lebih sempurna baik dalam solat 5 waktu dan solat-solat sunnatnya.
Menurut bahasa, solat
berarti "doa". Sedangkan menurut syara' berarti 'ibadah yang berupa
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
serta mempunyai beberapa persyaratan tertentu.
Solat adalah tiang agama.
Alloh swt. berfirman, "Sesungguhnya
sholat dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar". (QS.
Al-Ankabut [29] :45).
II. Solat-solat Wajib
II. Solat-solat Wajib
Kita diwajibkan
melaksanakan solat lima waktu dalam 24 jam, yaitu shubuh, zhuhur, 'ashor,
maghrib, dan 'isya'.
Waktu-waktu Solat Wajib
Waktu-waktu Solat Wajib
Alloh swt. berfirman dalam
Al-Qur'an,
"Sesungguhnya
sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman". (QS. An-Nisa’ [4] :103).
Adapun ketentuan solat 5 waktu diterangkan dalam
Adapun ketentuan solat 5 waktu diterangkan dalam
Hadits 1, “Dari Jabir bin Abdulloh, bahwa Nabi
saw didatangi oleh Jibril as, lalu Jibril mengatakan kepadanya, “Berdirilah,
lalu bersembahyanglah”, Kemudian Nabi sembahyang zhuhur ketika matahari sudah
tergelincir. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu ‘ashor, lalu ia berkata ,
“Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashor ketika
bayangan sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu maghrib,
lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang
maghrib ketika matahari terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya di waktu
‘isya’, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi
sembahtyang ‘isya’ ketika cahaya merah telah lenyap. Kemudian Jibril
mendatanginya di waktu fajar, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu
bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang shubuh ketika fajar menyingsing,
atau ia berkata ketika fajar memancar. Kemudian esok harinya Jibril mendatangi
(Nabi) kembali pada waktu zhuhur, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu
bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang zhuhur ketika bayangan segala
sesuatu menjadi sama. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ashor, lalu
ia berkata , “Berdirilah, lalu bersembahyanglah” kemudian Nabi sembahyang ashor
ketika bayangan segala sesuatu menjadi dua kali. Kemudian Jibril mendatangi
kepadanya di waktu maghrib, dalam waktu yang sama dengan yang pertama, tidak
bergeser daripadanya. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di waktu ‘isya’,
ketika pertengahan malam telah lewat, atau ia berkata: sepertiga malam telah
lewat, lalu Nabi sembahyang ‘isya’. Kemudian Jibril mendatangi kepadanya di
waktu sudah terang benderang, lalu ia berkata , “Berdirilah, lalu
bersembahyanglah”, kemudian Nabi sembahyang shubuh. Kemudian Jibril berkata:
Apa-apa yang di antara kedua waktu ini, itulah waktu sembahyang.” (HR.
Ahmad dan Al-Nasa’i. Dan Al-Tirmidzi meriwayatkan seperti itu. Al-Bukhori
berkata: Hadits ini adalah hadits yang paling shah dalam menerangkan
waktu-waktu sembahyang) Dikutip dari Nailul Author jilid 1 halaman 685.
Sebagai tanda telah
masuknya waktu solat wajib adalah dikumandangkannya adzan di masjid-masjid.
Solat pada (awal ?) Waktunya
Solat pada (awal ?) Waktunya
H. Sulaiman Rosyid dalam
bukunya Fiqh Islam menulis: "Yang lebih baik hendaklah solat itu
dikerjakan di awal waktunya, dan haram menta'hirkan (melalaikan) solat sampai
habis waktunya, dan makruh tidur sesudah masuk waktu solat sedang ia belum
solat."
Pendapat ini adalah
sebagai tafsir atas surat Al Ma'un ayat 4-5:
"Neraka Wail-lah
bagi orang-orang yang sholat. Yang melalaikan sholatnya (sampai habis
waktunya)".
Penulis tidak menemukan
hadits yang mendukung anjuran solat pada awal waktu. Pada hadis I di atas
malahan Malaikat Jibril mengajak Nabi melaksanakan solat pada akhir waktu pada
hari ke-2.
Hadits nomor 2 di bawah
menyuruh kita solat pada waktunya (boleh solat pada awal waktu atau akhir
waktu).
Hadits 2: Nabi saw ditanya tentang amal perbuatan yang paling disukai
Alloh, maka beliau menjawab, "Sholat pada waktunya." (HR. Bukhori dan Muslim).
III. Solat-solat Sunnat
Solat-solat sunnat adalah
semua solat yang dikerjakan selain solat fardhu 5 waktu. Solat-solat sunnat di
antaranya adalah solat 2 hari raya (solat 'Id), solat gerhana, solat istisqa'
(solat minta hujan), solat dhuha, solat tahajjud, solat sunnat Jum'at, solat
tahiyyatul masjid, solat witir, solat tarawih, solat istikharah, dan solat
jenazah.
Solat sunnat Jumat adalah soalat sunnat sesudah selesai melakukan solat Jum'at.
Solat sunnat Jumat adalah soalat sunnat sesudah selesai melakukan solat Jum'at.
Dalam Hadits 3: dinyatakan
bahwa Rosulullah saw. melakukan solat 2 raka'at sesudah solat Jum'at di rumah beliau
(HR. al-Bukhori dan Muslim).
Solat-solat Rawatib di Rumah
Solat-solat Rawatib di Rumah
Solat sunnat rowatib
adalah solat sunnat yang dilakukan sebelum atau sesudah mengerjakan solat
fardhu yang 5.
Hadis 4: Dari
Abdulloh bin Umar ra. yang berkata, "Saya ingat pesan Rosulullah Saw.
tentang solat sunnat rowatib, yaitu 2 roka'at sebelum zhuhur, 2 roka'at sesudah
zhuhur, 2 roka'at sesudah maghrib, 2 roka'at sesudah isya', dan 2 roka'at
sebelum shubuh" (HR.
al-Bukhori dan Muslim).
Solat-solat sunnat ini sebaiknya dilakukan di rumah.
Solat-solat sunnat ini sebaiknya dilakukan di rumah.
Hadits 5: Sabda Rasulullah saw.: "Hai
manusia solatlah kamu di rumahmu masing-masing, sesungguhnya sebaik-baik solat
seseorang dikerjakan di rumahnya, kecuali solat 5 waktu (maka di masjid lebih
baik)”. (Riwayat Bukhori dan Muslim).
IV. Antara Solat Fardhu Berjama'ah di Masjid dan di Rumah.
Para ulama telah sepakat
bahwa "menegakkan jama'ah solat (5 waktu) di mesjid itu, adalah
setinggi-tinggi tho'at, seteguh-teguh ibadat dan sebesar-besar syi'ar Agama
Islam." Ia telah dikerjakan oleh Rosulullah saw. secara rutin, dan diikuti
oleh para Kholifah sesudahnya.
Alloh swt. berfirman:
"Bertasbihlah kamu
kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya,..." (QS. An-Nur: 36).
Para ulama berselisih
pendapat dalam hal: Apakah hukumnya wajib atau sunnat mustahabbah (sunnat yang
dianjurkan).
Umat Islam di Indonesia
dan Asia Tenggara menganut madzhab Syafi'i, yang menghukumi solat berjama'ah di
masjid sebagai fardhu 'ain hanya untuk solat Jum'at saja (bagi lelaki dewasa).
Sedang bagi solat-solat wajib yang 5, sebagian besar ulama'nya menghukumi
sunnat muakkadah atau fardhu kifayah.
Demikian juga madzhab
Hanafi dan Imamiah (Syi'ah) menghukumi solat 5 waktu berjama'ah adalah sunnat
muakkadah.
Sedang madzhab Hambali
mengatakan: Solat berjama'ah itu hukumnya wajib atas setiap individu yang mampu
melaksanakannya (fardlu 'ain). Tetapi kalau ditinggalkan dan ia solat sendiri,
maka ia berdosa, sedangkan solatnya tetap sah. (M. Jawad Mughniyah, Fiqih
Lima Mazhab).
Berikut ini penulis kutipkan hadits-hadits yang bersangkutan dengan solat berjamaah di masjid:
Berikut ini penulis kutipkan hadits-hadits yang bersangkutan dengan solat berjamaah di masjid:
Hadits 6: Sabda Nabi saw.: "Sholat
berjama'ah itu lebih afdlol daripada sholat sendirian dengan (selisih) 27
derajat". (HR. Bukhori dan Muslim dari riwayat Ibnu Umar).
Hadits 7: Sabda Nabi saw.: "Tiada 3 orang di desa ataupun
kota yang tiada dikerjakan di situ sholat (berjamaah) melainkan setan akan
menguasai mereka. Maka hendaklah kamu sekalian menetapi (sholat) berjama'ah,
karena sesungguhnya serigala itu hanya memangsa kambing yang menyendiri." (Kifayatul Akhyar karangan Al Imam
Taqiyuddin Abubakar Alhusaini).
Hadits 8: Diberitakan
oleh Abu Huroiroh ra., bahwasanya Nabi saw. tiada mendapati beberapa orang pada
beberapa sholat jama'ah, maka bersabdalah beliau: 'Sungguh aku telah berkemauan
akan menyuruh mengumpulkan berkas-berkas kayu api kemudian aku menyuruh
mendirikan sholat; lalu di adzankan untuknya. Kemudian aku menyuruh seorang
buat menjadi Imam. Sesudah itu, akupun pergi kepada mereka yang tidak
menghadiri jama'ah, lalu aku bakar rumahnya bersama-sama dengan mereka di
dalamnya." (HR.
Al-Bukhory, Muslim dan selainnya, Taisierul Wushul 2 : 226).
Hadits 9: Abu
Huroiroh ra. berkata: "Telah datang kepada Nabi saw seorang buta (yaitu
Umar ibnu Ummi Maktum) lalu ia berkata : 'Ya Rosulullah!, sesungguhnya saya
tidak punya penuntun yang bisa menuntun ke masjid.' Maka ia (Nabi Saw.) beri
kelonggaran baginya, tetapi setelah ia berpaling (hendak) pergi, ia (Nabi Saw.)
panggil dia lalu bertanya: 'Adakah engkau dengar adzan untuk sholat?' Ia
menjawab: 'Ada.' Sabdanya: 'Kalau begitu hendaklah engkau datang.' (HR. Muslim.)
Hadits 10: Riwayat
Ahmad dari Mihyan bin Abro' yang sholat di rumah, lalu ia datang ke masjid dan
tidak turut berjama'ah maka sabda Rosulullah kepadanya: "Apabila engkau
datang di tempat yang orang bersholat berjamaa'ah, turutlah kerjakan, dan
jadikanlah dia sholat sunnat."
Hadits 11: Rosulullah Saw. bersabda, "Sholat seorang
laki-laki bersama seorang laki-laki lebih banyak pahalanya daripada ia sholat
sendiri, dan sholat seorang laki-laki bersama 2 orang laki-laki lebih banyak
daripada ia sholat bersama seorang laki-laki saja. Manakala jama'ah sholat
lebih banyak, maka jama'ah itu lebih dicintai Allah" (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan
an-Nasa'i).
Sholat Berjama'ah di Masjid Bagi Wanita.
Bagi perempuan solat di
rumah lebih baik karena lebih aman bagi mereka.
Hadits 12: Sabda Rosulullah saw. : "Janganlah kamu melarang
perempuan-perempuan ke masjid, walaupun rumah mereka lebih baik bagi mereka
buat beribadah". (HR. Abu Daud).
Hadits 13: "Janganlah
kamu melarang orang perempuan pergi ke masjid Allah. Dan hendaklah mereka pergi
ke masjid tanpa memakai bau-bauan." (HR
Ahmad dan Abu Dawud)
V. Menggabungkan Solat Wajib dan Solat Sunnat
Dengan memisahkan antara
shalat wajib dan solat sunnat menjadikan kita cenderung meremehkan solat sunnat
sehingga tidak membiasakan melaksanakannya. Padahal solat sunnat fungsinya
sangat penting, yaitu sebagai cadangan solat-solat wajib yang tidak sempurna.
Hadits 14: Diriwayatkan
oleh Abu Huroiroh r.a., bahwa Nabi Saw. bersabda: "Yang pertama-tama
dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap manusia pada hari kiamat dari
amalan-amalan mereka adalah sholat. Rabb kita berfirman kepada para malaikat
dan Dia lebih Mengetahui, 'Lihatlah sholat hamba-Ku, apakah lengkap atau
dikurangi?' Apabila lengkap (sempurna), maka dicatat lengkap. Adapun bila ada
kekurangan sedikit saja, Allah berfirman, 'Lihatlah, apakah hamba-Ku mempunyai
sholat tathowwu' (sholat sunnat) ?' Jika ternyata ada, maka Dia berfirman,
'Lengkapilah sholat fardu hamba-Ku (yang kurang itu) dengan sholat-sholat
tatawwu'nya. Kemudian diperhitungkan amalan-amalan tersebut atas dasar
itu." (HR Abu Daud).
VI. Dzikir dan Wirid.
Dzikir berasal dari kata
Arab dzikr berarti mengingat, menyebut dan mengucapkan. Dalam agama Islam
dzikir adalah mengingat dan menyebut-nyebut asma Alloh atau keagungan
sifat-sifatnya, yaitu tasbih, tahmid, tahlil atau tauhid dan takbir (subhan
Alloh wa l-hamdulilah wa laa ilaah illalloh walloohu akbar). Termasuk berdo'a,
mengucapkan Asma al-Husna dan membaca al-Qur'an.
Wirid adalah mengucapkan
dzikir, baik di dalam hati atau secara lisan.
Dzikir Syari'at dan Dzikir Thoriqot
Dzikir Syari'at dan Dzikir Thoriqot
Dzikir syari'at adalah
dzikir yang memang secara tekstual diajarkan di dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi
baik dari sisi lafal maupun cara mengamalkannya. Rosulullah dan para sohabat
mengamalkan dzikir tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dzikir ini,
tidak ada ikhtilaf di kalangan ulama dan ummat mengenai kesohihan
pengamalannya.
Sedangkan dzikir thoriqoh
adalah lafal dan amaliah dzikir yang secara khusus diajarkan dalam tasowwuf,
khususnya thoriqat. Dzikir ini terdiri dari lafal-lafal tertentu yang dibaca
dengan jumlah hitungan tertentu dan waktu pengamalan khusus. Pada masing-masing
toriqot lafal-lafal, cara dan waktu mengamalkannya berbeda-beda. Misalnya
dzikir toriqot Naqsabandiyah berbeda dengan Qodiriyah, Tijaniyah, dll. Sebagian
ulama berpendapat, dzikir thoriqoh adalah bid'ah karena tidak diajarkan oleh
Rosulullah.
Wirid/dzikir Syari'at setelah Solat Fardhu
Wirid/dzikir Syari'at setelah Solat Fardhu
Sesudah selesai memberi
salam dari tiap-tiap sembahyang fardhu disunnatkan membaca:
Hadits 15: Astaghfirullooh
hal-'azhiim 3 x. Allohumma antassalaam Waminkassalaam tabaarokta yaa
dzaljalaali wal-ikroom.
Artinya: "Saya minta ampun kepada Alloh yang Maha Besar (3 x). Ya Alloh sejahteralah Engkau, dari dan pada Engkaulah kesejahteraan, Engkaulah yang kuasa memberi berkah yang banyak. Ya Tuhanku, yang mempunyai sifat kemegahan dan kemuliaan". (Bacaan ini dikerjakan oleh Rosulullah saw. menurut riwayat Muslim).
Artinya: "Saya minta ampun kepada Alloh yang Maha Besar (3 x). Ya Alloh sejahteralah Engkau, dari dan pada Engkaulah kesejahteraan, Engkaulah yang kuasa memberi berkah yang banyak. Ya Tuhanku, yang mempunyai sifat kemegahan dan kemuliaan". (Bacaan ini dikerjakan oleh Rosulullah saw. menurut riwayat Muslim).
(Bacaan dzikir dan do'a di
atas dan berikutnya ini kami tulis dengan huruf latin untuk membantu pembaca
yang tidak lancar membaca huruf Arab. Ada kemungkinan salah baca bisa merubah
artinya. maka silahkan melihat transliterasi di halaman terakhir)
Hadits 16: Dari
Mughiroh bin Syu'bah, bahwa setiap selesai dari sholat fardhu, Rosulullah saw
biasa mengucapkan: 'Laa ilaaha illallooha wahdahuu laa syariikalah, lahu 'l
mulku walahu 'l hamdu wahuwa 'alaa kulli syay'in qodiir. Allohumma laa mani'a
limaa a'thoita walaa mu'thiya limaa mana'ta, walaa yanfa'u dza'ljaddi
minka'ljaddu'. (Tiada Tuhan melainkan Alloh, Tunggal tiada berserikat;
bagi-Nyalah kerajaan dan puji-pujian, dan Ia Kuasa berbuat segala sesuatu. Ya
Alloh, tiadalah yang dapat menahan apa-apa yang Kauberikan, tiadalah pula yang
dapat memberikan apa-apa yang Engkau tahan, dan tiadalah bermanfaat kepada
orang yang mempunyai kebesaran, kebesaran-Nya itu)." (H.R. Ahmad,
Bukhori dan Muslim)
Hadits 17: Dari
'Ali r.a., bahwa Nabi saw. bersabda: "Siapa-siapa yang membaca ayat Kursi
(QS. al-Baqoroh 255) setiap akhir sholat fardhu, maka ia berada dalam lindungan
Alloh sampai datangnya sholat yang lain." (H.R. Thobroni dengan isnad yang
hasan)
Hadits 18: Dari 'Uqbah bin 'Amir, katanya:
"Saya dititah oleh Rosulullah saw agar membaca dua mu'awwidzah ("Qul
Huwallohu Ahad" dan "Qul A'uudzu bi Robbil Falaq") setiap
selesai sholat. "Sedang kalimat Ahmad dan Abu Daud berbunyi: 'Agar membaca
mu'awwidzat ("Qul Huwallohu Ahad"). (H.R. Akhmad, Bukhori dan
Muslim)
Hadits 19: Dari
Abu Huroiroh, bahwa Nabi saw. bersabda: "Barang siapa membaca tasbih
(subhanalloh /Maha Suci Alloh) sebanyak 33 x setiap akhir sholat, lalu membaca
tahmid (al-hamdu lillaah /segala puji-pujian bagi Alloh) 33 x pula, dan takbir
(Alloohu-akbar /Allah Maha Besar) 33 kali, hingga jumlahnya 99 kali, kemudian
untuk mencukupkan 100 dibacanya 'Laa ilaaha illallooha, wahdahu la syarika lah,
lahu 'l mulku wa lahu 'l hamdu, wahuwa 'ala kulli syay'in qodir' (lihat hadits
16), maka diampunilah kesalahan-kesalahannya, walau sebanyak buih di laut
sekalipun." (H.R.
Ahmad, Bukhori, Muslim dan Abu Daud)
Dzikir Syari'at Imam Ghozali
Dzikir Syariat yang
dianjurkan oleh Imam Ghozali ini dikutip oleh Endang Mintarja dari Khulashoh
At-Tashonif fi At-Tashowwuf, jilid IV h. 173-174, Mengenal Toriqot Sufi bagi
Pemula, (Jakarta: Azan, 2002).
Dalam uraian solat setiap 3 jam berikut kami menggabungkannya dengan dzikir ini.
Dalam uraian solat setiap 3 jam berikut kami menggabungkannya dengan dzikir ini.
VII. Solat Setiap 3 Jam
Pada uraian berikut yang
dipakai ialah jam istiwa' dimana jam 12 siang adalah sewaktu matahari ada di
puncak orbitnya.
1. Sebelum jam 6 pagi (dari fajar s/d terbit matahari), solat pertama, solat wajib Shubuh.
Didahului wirid berupa doa
bangun tidur, kemudian melakukan solat sunnat fajar (sebelum solat shubuh).
Solat sunnat fajar ini dilakukan di rumah.
Hadits 20: Apabila
Rasulullah saw. berbaring di tempat tidur ia berdo'a : "Bismikallohumma
ahyaa wa amuutu (Dengan menyebut asma-Nya ya Alloh aku hidup dan aku mati), dan
apabila beliau bangun dari tidurnya dia berdo'a "Alhamdu lillaahilladzii
ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihinnusyuur", (Segala puji bagi Alloh
yang menghidupkan (membangunkan) kami kembali sesudah kami mati (tidur),
kepada-Nya kami akan dikumpulkan)". (HR.
Bukhoari).
Hadits 21: Dalam
hadis yang diriwayatkan dari Siti Aisyah ra. dikatakan, "Tidak ada sholat
sunnat yang lebih dipentingkan oleh Nabi Saw. selain dari 2 roka'at sebelum
sholat shubuh". (HR.
al-Bukhori dan Muslim).
Kemudian doa masuk masjid, membaca
istighfar dan tasbih sambil menanti waktu shubuh. Setelah solat shubuh lalu
berdoa dengan terlebih dahulu membaca solawat. Selesai berdoa dilanjutkan
dengan dzikir yang diulang-ulang. Dzikir tersebut tidak usah terlalu banyak,
sedikitnya 3-7 x, maksimal 70-100 x. Sedangkan yang sedang berjumlah 10 x.
Doa masuk dan keluar masjid :
Hadits 22 : Abu
'Usaid ra. mengabarkan Rosululloh saw. bersabda "Apabila kamu masuk
masjid, maka ucapkanlah Alloohummaftah lii abwaaba rochmatika (Wahai Alloh,
bukalah bagi kami semua pintu rahmat-Mu). Dan jika keluar (masjid), ucapkanlah
Alloohumma innii as-aluka min fadhlika (Wahai Alloh, aku mohon
karunia-Mu." (HR.
Muslim).
Hadits 23: Dari
Muslim bin Harits yang diterimanya dari bapaknya, bahwa Nabi saw. mengatakan
kepada bapaknya itu: "Jika kamu melakukan sholat shubuh, maka ucapkanlah
sebelum berbicara dengan siapa pun: Allohumma ajirni mina 'n naar'! (Ya Alloh,
lindungilah aku dari api neraka) sebanyak 7 x, karena jika kebetulan kamu
meninggal pada hari itu, maka Allah pasti akan melindungimu dari api neraka.
Dan jika kamu sholat Maghrib, maka bacalah sebelum bicara dengan seorang pun:
'Allahummo innii as'aluka 'l jannah! Alloohumma ajirni mina 'n naar'! (Ya
Alloh, mohon dimasukkan daku ke dalam surga! Ya Alloh, lindungi daku dari api
neraka) sebanyak 7 x, maka jika kebetulan kamu meninggal pada malam itu,
niscaya Alloh 'Azza wa Jalla, akan melindungimu dari api neraka!" (H.R. Ahmad dan Abu Daud)
2. Sebelum jam 9 pagi, solat ke-2, solat sunnat Dhuha.
Solat sunnat dhuha adalah
solat yang dilakukan pada waktu dhuha, yakni pada saat mulai naiknya matahari
di waktu pagi sekitar jam 7 pagi sampai tergelincir matahari. Bilangan Solat
sunnat Dhuha adalah 2-12 roka'at.
Solat Dhuha dapat dipakai untuk sarana menambah rizki.
Solat Dhuha dapat dipakai untuk sarana menambah rizki.
Hadits 24: Sebuah
Hadis qudsi dari Nuwas bin Sam'an ra., bahwa nabi Muhammad saw. telah bersabda:
"Alloh 'azza wa jalla berfirman: 'Wahai anak Adam, jangan sekali-kali
engkau malas mengerjakan 4 roka'at pada waktu permulaan siang (yaitu solat
dhuha), niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya." (HR . Hakim dan Thobroni)
Surat Yang Dibaca Dalam Solat Dhuha
Uraian berikut ini kami
kutip dari buku Keutamaan dan Keistimewaan Sholat Tahajjud, Sholat Hajat,
Sholat Istikhoroh, Sholat Dhuha beserta Wirid, Dzikir, dan Doa-doa Pilihan,
karangan Drs. Cholil :
Hadits 25: Dari
Uqbah bin Aanur berkata Rosulullah saw bersabda: "Sholatlah 2 raka'at
dhuha itu dengan membaca surat wasy syamsi wadhuhaha dan surat wadh
dhuhaa".
Hadits 26: Dari
Anas ra. dari Nabi saw.: "Barang siapa yang melaksanakan sholat dhuha
membaca pada roka'at yang pertama surat Fatihah dan ayat kursi 10 x serta pada
raka'at yang ke-2 sesudah Fatihah membaca surat Al Ikhlas 10 x, pasti ia
mendapat keridloan yang terbesar dari Alloh."
Do'a Selesai Solat Dhuha
Allohumma innadhdhuhaa-a
dhuhaa-uka wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaluka walquwwata quwatuka,
walqudrota qudrotuka wal'ishmata 'ishmatuka. Allohumma inkaana rizqii
fissamaa-i fa anzilhu, wa inkaana filardhi fa akhrijhu, wa inkaana mu'siron
fayassirhu wa inkaana harooman fathohhirhu, wain kaana ba'iidan faqorribhu
bihaqqi dhuhaa-ika wabaha-ika wajamaalika, waquwwatika waqudrotika, aatinii maa
atoita 'ibaadakash shoolihiin.
Artinya : "Ya Allah bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu; kemegahan ialah kemegahan- Mu (keagungan), keindahan itu keindahan-Mu kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasan-Mu dan perlindungan itu perlindungan-Mu. "Ya Alloh jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika harom sucikanlah jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami seperti yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh".
Artinya : "Ya Allah bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu; kemegahan ialah kemegahan- Mu (keagungan), keindahan itu keindahan-Mu kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasan-Mu dan perlindungan itu perlindungan-Mu. "Ya Alloh jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika harom sucikanlah jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami seperti yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh".
Uraian berikut ini untuk
pembaca yang ingin membaca wirid setelah shalat dhuha:
i. Membaca istighfar
i. Membaca istighfar
Setelah solat dhuha
dilanjutkan dengan duduk yang khusyu' sambil membaca istighfar yaitu: Astaghfirullohal
'azhimi (saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Besar) 100 X
ii. Tawassul
ii. Tawassul
Karena ini termasuk
masalah khilafiah, maka bagi yang setuju, setelah istighfar dilanjutkan dengan
tawassul yaitu membaca surat Al Fatihah yang ditujukan kepada:
a. Rosululloh saw.
b. Syech Abdul Qodir Jilani (bukan
Jaelani, karena kaitannya dengan rizqi)
c. Syech Hasan Syadzali.
d. Kedua orang tua.
e. Seluruh muslim dan muslimat.
iii. Membaca Al Asmaul Husna
Yaa Kaafi - Yaa Ghoniy - Yaa Fattah - Yaa Rozzaq 100 x
Wahai Dzat yang memberi Kecukupan
Wahai Dzat yang memberi Kekayaan
Wahai Dzat yang memberi Jalan keluar
Wahai Dzat yang memberi Rizki
iii. Membaca Al Asmaul Husna
Yaa Kaafi - Yaa Ghoniy - Yaa Fattah - Yaa Rozzaq 100 x
Wahai Dzat yang memberi Kecukupan
Wahai Dzat yang memberi Kekayaan
Wahai Dzat yang memberi Jalan keluar
Wahai Dzat yang memberi Rizki
Setelah itu berdo'a kepada
Alloh sesuai dengan hajat masing-masing.
Pada waktu ke-2 ini ada
dua amalan, yaitu solat dhuha dan aktivitas sosial. Jika tidak ada aktivitas
sosial yang dilakukan cukup dengan doa, dzikir, membaca Al-Qur'an dan tafakkur.
Dari waktu dhuha hingga tengah
hari meliputi 2 aktivitas, yaitu bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dengan senantiasa mengingat Allah dan istirahat atau tidur sejenak menjelang
solat dzuhur.
3. Sekitar jam 12 siang, solat ke-3, solat wajib Dzuhur atau melaksanakan Solat Jum'at.
Amalan saat selesai solat
dzuhur, setelah melakukan solat rawatib dilanjutkan dengan do'a, dzikir, baca
Al-Quran dan tafakkur.
Solat Jum'at
Solat Jum'at
"Hai orang-orang
yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jum'at, maka
bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli" (QS.
Al-Jumu’ah [62] :9).
Hadits 27: "Sholat Jum'at itu hak yang
wajib dikerjakan oleh setiap orang Islam secara berjama'ah, kecuali 4 golongan,
yaitu hamba sahaya, wanita, anak-anak, dan orang sakit" (HR. Abu
Dawud dan Hakim).
4. Sekitar jam 3 sore, solat ke-4, solat wajib Ashor.
Saat menjelang waktu
ashor, melakukan i'tikaf di masjid, memperbanyak dzikir dan solat sunnat atau
memperbanyak perbuatan terpuji lainnya hingga datang waktu ashor.
Amalan di waktu ashor,
melaksanakan solat sunnat 4 rokaat, melaksanakan solat ashar dilanjutkan dengan
amalan wirid seperti sebelumnya.
5. Sekitar jam 6 malam, solat ke-5, solat wajib Maghrib.
Menjelang maghrib, selain
wirid sebelumnya juga disunnatkan membaca istighfar, surah Asy-Syams serta
Al-Lail dengan membaca ta'awudz terlebih dahulu.
Adapun amalan wirid pada malam hari
meliputi, setelah solat maghrib, melakukan rowatib 2 roka'at dengan membaca
Al-Kafirun pada roka'at pertama dan Al-Ikhlas pada roka'at ke-2. Dilanjutkan
solat 4 roka'at agak lebih lama dan diakhiri dengan bacaan ringan hingga habis
waktu maghrib.
6. Sebelum jam 9 malam, solat ke-6, solat wajib Isya'.
Hadits 28: Dari Aisyah ra., katanya :
"Para sohabat melakukan
sholat Isya' di antara terbenamnya mega merah sampai 1/3 malam yang pertama.
Telah bersabda Rosulullah saw.: "Kalau tidaklah akan memberatkan ummatku,
tentu kusuruh mereka mengundurkan Isya' sampai 1/3 (jam 9 malam, pen.) atau 1/2
malam (jam 12 malam, pen.)." (Fikih Sunah jilid 2 karangan Sayyid
Sabiq).
Solat Isya' yang
dilaksanakan di masjid Nabawi sekarang, dalam rangka solat arba'in (solat wajib
40 waktu yang dilakukan oleh para jama'ah hajji) adalah solat di awal waktu
(sekitar jam 7 malam). Bila kita ingin melaksanakan keinginan Nabi (mengundurkan
solat Isya sampai jam 9 atau jam 12 malam), maka kita harus membentuk jama'ah
sendiri.
Urutan-urutan wiridnya yaitu, melaksanakan solat sunnat 10 raka'at, dengan rincian 4 raka'at sebelum solat 'isya' antara adzan dan iqomat, 6 roka'at sesudahnya dengan 2 roka'at salam dan 4 roka'at salam (?, pen). Bacaan Al-Quran pada solat tersebut sebaiknya surat-surah tertentu, seperti penutup suroh Al-Baqoroh, ayat Kursi, permulaan surah Al-Hadid dan permulaan surah Al-Hasyr.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Shalat malam 13 rakaat atau witir sebelum tidur dikerjakan jika tidak terbiasa bangun malam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Urutan-urutan wiridnya yaitu, melaksanakan solat sunnat 10 raka'at, dengan rincian 4 raka'at sebelum solat 'isya' antara adzan dan iqomat, 6 roka'at sesudahnya dengan 2 roka'at salam dan 4 roka'at salam (?, pen). Bacaan Al-Quran pada solat tersebut sebaiknya surat-surah tertentu, seperti penutup suroh Al-Baqoroh, ayat Kursi, permulaan surah Al-Hadid dan permulaan surah Al-Hasyr.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Shalat malam 13 rakaat atau witir sebelum tidur dikerjakan jika tidak terbiasa bangun malam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika tidur dilakukan
dengan menjaga etika yang baik, dapat dikategorikan sebagai wirid dan merupakan
ibadah. Dalam Al-Ihya', Al-Ghozali menuliskan etika menjelang tidur, di
antaranya berwudhu, gosok gigi, menghadap kiblat, berdo'a sebelum dan sesudah
tidur (lihat Hadits 21).
7. Setelah jam 12 malam, solat ke-7, solat sunnat Tahajjud.
Hadits 29: "Dari Abu Huroiroh: "Tatkala
ditanya orang nabi saw.: 'Apakah sholat yang lebih utama selain sholat fardhu 5
waktu? Jawab beliau: "Sholat tengah malam (jam 12 malam, pen.)." (Riwayat
Muslim dan lainnya).
Pengertian tahajjud.
Berkata Asy-Syafi'y :
"Sholat malam baik sebelum tidur maupun witir dinamai
"tahajjud." Berkata Ibnu Faris: Mutahajjid, jalah "orang yang
mengerjakan sholat di malam hari". (Pedoman Solat, oleh Prof. Dr. T.M.
Hasbi Ash Shiddieqy)
Alloh Swt. berfirman dalam
Al-Qur'an,
"Dan pada sebagian malam hari bersholat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji". (QS. Al-Isro’ [17] :79).
"Dan pada sebagian malam hari bersholat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji". (QS. Al-Isro’ [17] :79).
Didahului dengan Solat
Iftitah (2 rakaat yang pendek)
Hadits 30: "Nabi
saw. membuka sholat malam dengan 2 rokaat yang ringan. Sesudah itu beliau
mengerjakan 10 raka'at sholat tahajjud dengan 5 salam, dan sesudah itu beliau
mengerjakan sholat witir 1 roka'at.
Sebagaimana keterangan
hadist diatas, maka solat Tahajjud dilaksanakan 2 raka'at - 2 raka'at dan
sebagai penutup dari Tahajjud adalah Witir (solat ganjil). Solat tahajjud
banyaknya roka'atnya tidak terbatas, sedang jumlah yang dikerjakan Nabi saw.
adalah antara 8-12 roka'at (Pedoman Sholat, oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash
Shiddieqy).
Keistimewaan Solat Tahajjud (Drs. Cholil, Keutamaan dan Keistimewaan Sholat .....)
1. Wajahnya akan memancarkan cahaya keimanan
Keistimewaan Solat Tahajjud (Drs. Cholil, Keutamaan dan Keistimewaan Sholat .....)
1. Wajahnya akan memancarkan cahaya keimanan
2. Akan dipelihara oleh Alloh dirinya
dari segala macam mara bahaya
3. Setiap perkataannya mengandung arti
dan diturut oleh orang
4. Akan mendapatkan perhatian dan
kecintaan dari orang-orang yang mengenalnya
5. Dibangkitkan dari kuburnya dengan
wajah yang bercahaya
6. Diberi kitab amalnya di tangan kanannya
7. Dimudahkan hisabnya
8. Berjalan di atas shiroth (jembatan di
atas neraka) bagaikan kilat
Surat Yang Dibaca Dalam Shalat Tahajjud
Surat Yang Dibaca Dalam Shalat Tahajjud
Biasanya surat yang dibaca dalam solat Tahajjud
adalah surat Al Ikhlas pada rokaat pertama dan surat Al Kafirun pada rakaat ke-2.
Doa Sesudah Shalat Tahajjud
Doa Sesudah Shalat Tahajjud
Hadits 31: Dalam
hadits Bukhori dinyatakan, bahwa Rosulullah saw. jika bangun tidur di tengah
malam, kemudian bertahajjud dan membaca doa sebagai berikut:
Allohumma lakalhamdu, anta qoyyimus samaawaati wal-ardhi waman fiihinna, walakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi waman fiihinna, walakal hamdu, nuurus samaawaati wal-ardhi walakal hamdu antalhaqqu wawa'dukal haqqu waliqoo-uka haqqun waqouluka haqqun waljannatu haqqun wassaa'atu haqqun, allohumma laka aslamtu, wabika aamantu, wa'alaika tawakkaltu wailaika anabtu wabika khooshamtu, wailaika haakamtu, faghfirli maa qoddamtu wamaa akhkhortu wamaa asrortu wamaa a'lamtu antal muqoddimu wa antal muakhkhiru laa ilaaha illa anta aw laa ilaaha ghoiruka wa laa haula wa laa quwwata illa billahi.
Artinya:
"Ya Alloh bagimu segala puji Engkau penegak langit dan bumi dan alam semesta, serta segala isinya, bagimulah segala puji, Engkau Raja Penguasa langit dan bumi. Bagimulah segala puji, Engkaulah yang hak dan janjimu adalah benar, dan perjumpaanmu adalah hak benar dan firmanmu adalah benar, dan surga adalah benar dan neraka adalah benar, nabi Muhammad pun benar, demikian pula datangnya hari kiamat juga benar. Ya Alloh kepada-Mu aku menyerah, kepadamu aku beriman, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu, kepada-Mu pula aku mohon keputusan. Karena itu ampunilah dosa-dosaku yang terdahulu serta yang akan datang, yang kusembunyikan maupun yang kutampakkan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir, tiada Tuhan melainkan Alloh yang patut disembah, serta tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh."
Setelah itu bacalah doa ini:
Robbana aatinaa fiddun-yaa hasanatan wa fil aakhiratu hasanatan waqinaa 'adzaabannaari. Artinya: "Wahai Tuhan kami berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirot dan jauhkanlah kami dari siksa neraka."
Bagi anda yang ingin membaca wirid setelah solat tahajjud, berikut ini yang kami kutip dari buku Keutamaan dan Keistimewaan Sholat Tahajjud, Sholat Hajat, Sholat Istikhoroh, Sholat Dhuha beserta Wirid, Dzikir, dan Doa-doa Pilihan, karangan Drs. Cholil :
i. Membaca istighfar 100 kali
Allohumma lakalhamdu, anta qoyyimus samaawaati wal-ardhi waman fiihinna, walakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi waman fiihinna, walakal hamdu, nuurus samaawaati wal-ardhi walakal hamdu antalhaqqu wawa'dukal haqqu waliqoo-uka haqqun waqouluka haqqun waljannatu haqqun wassaa'atu haqqun, allohumma laka aslamtu, wabika aamantu, wa'alaika tawakkaltu wailaika anabtu wabika khooshamtu, wailaika haakamtu, faghfirli maa qoddamtu wamaa akhkhortu wamaa asrortu wamaa a'lamtu antal muqoddimu wa antal muakhkhiru laa ilaaha illa anta aw laa ilaaha ghoiruka wa laa haula wa laa quwwata illa billahi.
Artinya:
"Ya Alloh bagimu segala puji Engkau penegak langit dan bumi dan alam semesta, serta segala isinya, bagimulah segala puji, Engkau Raja Penguasa langit dan bumi. Bagimulah segala puji, Engkaulah yang hak dan janjimu adalah benar, dan perjumpaanmu adalah hak benar dan firmanmu adalah benar, dan surga adalah benar dan neraka adalah benar, nabi Muhammad pun benar, demikian pula datangnya hari kiamat juga benar. Ya Alloh kepada-Mu aku menyerah, kepadamu aku beriman, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu, kepada-Mu pula aku mohon keputusan. Karena itu ampunilah dosa-dosaku yang terdahulu serta yang akan datang, yang kusembunyikan maupun yang kutampakkan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir, tiada Tuhan melainkan Alloh yang patut disembah, serta tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh."
Setelah itu bacalah doa ini:
Robbana aatinaa fiddun-yaa hasanatan wa fil aakhiratu hasanatan waqinaa 'adzaabannaari. Artinya: "Wahai Tuhan kami berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirot dan jauhkanlah kami dari siksa neraka."
Bagi anda yang ingin membaca wirid setelah solat tahajjud, berikut ini yang kami kutip dari buku Keutamaan dan Keistimewaan Sholat Tahajjud, Sholat Hajat, Sholat Istikhoroh, Sholat Dhuha beserta Wirid, Dzikir, dan Doa-doa Pilihan, karangan Drs. Cholil :
i. Membaca istighfar 100 kali
Astaghfirullohal 'azhiimi
wa-atuubu ilaihi. Artinya : "Kami memohon ampun kepada Alloh Yang Maha
Agung dan kami pun bertaubat kepadanya.
Adapun istighfar yang
lebih lengkap (sempurna) lagi yang biasa dibaca oleh Rosulullah saw. ialah :
Allohumma anta rabbi, laa
ilaaha illa anta, kholaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika
mas-tatho'tu a'uudzubika min syarri maa shona'tu abuu-ulaka bini'matika 'alayya
wa abu-u bidzanbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.
Artinya:
Artinya:
"Ya Alloh, Engkaulah
Tuhan kami tiada Tuhan melainkan Engkau, Engkau Dzat yang telah menjadikan kami
dan kami adalah hamba Engkau, dan kamipun dalam ketentuan Engkau, serta janjimu
sedapat yang kami kerjakan kami mohon perlindungan-Mu dari kejahatan apa yang
kami lakukan kami mengakui kenikmatan yang telah Engkau limpahkan kepada kami
dan kami juga mengaku akan dosa kami karena itu berilah ampunan kepada kami,
sesungguhnya tidak ada yang memberi pengampunan kecuali Engkau sendiri.".
ii. Membaca solawat Nabi Muhammad saw 100 kali
ii. Membaca solawat Nabi Muhammad saw 100 kali
Allohumma sholli 'alaa
sayyidina Muhammad wa'alaa ali sayyidina Muhammad.
Artinya: "Ya Alloh berikanlah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.
iii. Lalu tawassul
Artinya: "Ya Alloh berikanlah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.
iii. Lalu tawassul
Karena termasuk khilafiah,
maka bagi yang setuju, mengirim al-Fatihah kepada:
a. Rosulullah saw beserta sohabat dan keluarga beliau
b. Syekh Abdul Qodir Jaelani
c. Syech Ahmad Ad Darhoby
d. Kedua orang tua
e. Seluruh muslimin dan muslimat
iv. Membaca Al AsmauI Husna:
Yaa lathiif - yaa muiizz - yaa hamiid - yaa jaliil 140 X
Artinya:
Wahai Dzat yang memberi kelembutan
Wahai Dzat yang memberi kemuliaan
Wahai Dzat yang Maha Terpuji
Wahal Dzat yang mempunyai kebesaran
v. Berdoa sesuai dengan apa yang dihajatkan
a. Rosulullah saw beserta sohabat dan keluarga beliau
b. Syekh Abdul Qodir Jaelani
c. Syech Ahmad Ad Darhoby
d. Kedua orang tua
e. Seluruh muslimin dan muslimat
iv. Membaca Al AsmauI Husna:
Yaa lathiif - yaa muiizz - yaa hamiid - yaa jaliil 140 X
Artinya:
Wahai Dzat yang memberi kelembutan
Wahai Dzat yang memberi kemuliaan
Wahai Dzat yang Maha Terpuji
Wahal Dzat yang mempunyai kebesaran
v. Berdoa sesuai dengan apa yang dihajatkan
Solat tahajjud yang dilakukan oleh Rosulullah saw.
Hadits 32: Dari
Abu Salamah bin Abdurrohman bahwa ia bertanya kepada 'Aisyah ra, bagaimana
sholat Rosulullah saw. di bulan Romadlon? 'Aisyah menjawab: "Rosululah
saw. tidaklah melebihi dari 11 raka'at, baik di bulan Romadlan maupun di bulan
lainnya, beliau sholat 4 raka'at dan janganlah ditanyakan tentang kebaikannya
dan panjangnya, kemudian beliau sholat 4 rakaat, jangan ditanyakan kebaikannya maupun
panjangnya, selanjutnya beliau sholat 3 raka'at. Lalu 'Aisyah berkata, aku
bertanya kepada Rosulullah saw.: "Wahai Rosulullah, apakah engkau tidur
lebih dahulu sebelum mengerjakan witir ?" Beliau menjawab: "Wahai
'Aisyah, kedua mataku tidur, tetapi hatiku tidaklah tidur." (Muttafaq alaih - kitab Al-Lu'lu
wal-Marjan).
Dari hadis di atas kita lihat bahwa solat
tahajjud Rasulullah saw. begitu lama (sangat lama berdirinya), karena yang
dibaca setelah al-Fatihah adalah surat-surat yang panjang-panjang, sehingga
bersambung dengan shalat witir (jam 12 sampai jam 3 malam !). Sangat sedikit
ummat beliau yang dapat menirunya !
Sebelum melaksanakan shalat witir beliau
tidur lebih dahulu. Solat tahajjud (seperti dikatakan Imam Syafii) boleh
dilaksanakan sebelum tidur malam (yaitu jam 12) tetapi solat witir dilakukan
setelah tidur malam (jam 3 malam).
8. Setelah jam 3 malam, solat ke-8, solat sunnat Witir.
Pengertian Witir.
Berkata sebahagian ahlul
tahqieq : "Witir adalah nama bagi 1 raka'at yang diasingkan dari yang
sebelumnya, atau nama bagi sholat yang ganjil roka'atnya yakni : shalat 5
roka'at, 7 roka'at, atau 9 roka'at yang bersambung-sambung." Dan sholat
witir ini, adalah menjadi penutup bagi sholat malam." (Pedoman Salat,
oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy).
Hadits 33: Rosulullah
Saw. bersabda, "Sholat witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakannya
5 rokaat, kerjakanlah siapa yang suka mengerjakannya 3 rokaat, laksanakanlah
dan siapa yang suka mengerjakannya 1 rokaat, lakukanlah". (HR. Abu Dawud dan an-Nasa'i).
Surat-surat
Yang Dibaca Pada Sholat Witir
Berikut ini penulis kutip
dari buku Melaksanakan Qiyamullail karangan Abdul Aziz Salim Basyarahil
:
Hadits 34: Dari
Aisyah r.a. dari Ali bin Abi Tholib r.a. berkata: "Dalam Al Qur'an tidak
ada sesuatu (ayat atau surat) yang dijauhkan (tidak didengar Allah), maka
bacalah dalam sholat witir apa saja yang kamu sukai." Namun yang lebih
mustahab, apabila berwitir dengan tiga rokaat, pada rokaat pertama setelah
membaca Al Fatihah, kita membaca: "Sabbihisma Rabbikal A'la", dan
pada rakaat ke-2 "Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun", pada rakaat ke-3
"Qul Huwallaahu Ahad", "Qul A'uudzu bi Rabbil Falaq", serta
"Qul Atuudzu bi Rabbin Naas", (HR. Ahmad, Abu Daud, dan
Tirmidzi)
Wirid Setelah Shalat Witir
Wirid setelah solat witir
pada waktu solat malam = wirid yang dibaca setelah solat witir pada waktu kita
melaksanakan solat tarowih, yaitu : Subhaana l'maliku l'qudduus ...dst.
Hubungan Solat Tahajjud/ Solat Malam (Qiyamullail) dan Witir.
Hubungan Solat Tahajjud/ Solat Malam (Qiyamullail) dan Witir.
Abdul Aziz Salim
Basyarahil menyamakan sholat tahajjud dengan sholat witir. Beliau menulis:
Qiyamullail (sholatullail), witir, tahajjud, dan tarowih adalah 4 nama untuk sholat yang sama. Penyebutan nama-nama ini tergantung pada kondisi waktunya.
Qiyamullail (sholatullail), witir, tahajjud, dan tarowih adalah 4 nama untuk sholat yang sama. Penyebutan nama-nama ini tergantung pada kondisi waktunya.
1). Dinamakan witir karena
solat tersebut dilakukan sesudah solat isya' atau pada tengah malam dengan
jumlah rakaat 1, 2, 3, 5, atau 7 dan satu salam. Imam Syafi'i rohimahullah
membatasi witir dengan 3 rakaat yang masing-masing 2 rakaat pertama dan 1
rakaat terakhir (2 kali salam).
2). Dinamakan sholatullail
atau qiyamullail karena dikerjakan pada malam hari.
3). Dinamakan sholat
tahajjud karena dikerjakan tengah malam (jam 12) sesudah bangun tidur: Arti
(hajada) ialah bangun tidur tengah malam dengan maksud mengerjakan sholat.
4). Dinamakan sholat tarowih
karena awam kaum muslimin beristirohat setelah selesai 4 rakaat. Dan mereka
mengerjakan langsung sesudah shalat isya.
5). Tidak ada seorang ulama yang berani
menetapkan (berfatwa) mana yang lebih afdhol: banyaknya rokaat atau lamanya
waktu sholat tarowih. (?, pen. Lihat hadits 35 di bawah)
Hadits 35: Rosulullah Saw. ditanya, "Bagaimana
sholat yang paling afdhol?" Beliau menjawab, "Yang lama
berdirinya." (HR. Muslim)
6). Cara membaca surat dalam solat witir, tahajjud, atau
tarowih boleh dengan jahri (lantang) ataupun sirri (perlahan). (Abdul Aziz
Salim Basyarahil, Melaksanakan Qiyamullail)
Komentar
Penulis atas pendapat Abdul Aziz Salim Basyarahil
Kalau kita kaji hadis
'Aisyah ra berikut:
Hadits 36: "Bahwa Rasulullah saw. apabila
bangun dari tidur bersiwak, lalu berwudlu, kemudian sholat 8 roka'at, beliau
duduk pada setiap 2 roka'at serta memberi salam. Setelah itu mengerjakan witir
sebanyak 5 roka'at tidak duduk dan tidak mengucapkan salam kecuali pada roka'at
yang ke-5 (sambung-menyambung)." (Diriwayatkan
oleh Ahmad, Nailul Author, Juz III bab keutamaan sholat sunnah dua-dua).
Dalam hadis ini terlihat bahwa solat
tahajjud (8 rokaat 4 salam) t e r p i s a h dari solat witir (5 rokaat 1
salam), namun demikian, baik solat tahajjud maupun solat witir, kedua-duanya
termasuk bagian dari solat malam (qiyamullail).
Shalat Malam Yang Paling Singkat (dan effisien)
Hadits 37: "Rosulullah saw. menyuruh kami
mengerjakan sholat malam dan menggerakkan kami kepada mengerjakannya. Beliau
berkata: Hendaklah kamu mengerjakan sholat malam walaupun hanya 1 roka'at." (HR. At-Thobarony; At-Targhib I : 394).
Hadits 38: "Apabila
tersisa 1/3 dari malam hari (jam 3 malam, pen.) Allah Azza Wa Jalla turun ke
langit bumi dan berfirman, "Adakah orang yang berdo'a kepada-Ku, akan
Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni
dosa-dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki?
Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi
kesulitan-kesulitannya?' Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar
(shubuh)." (HR.
Ahmad)
i. Dengan mengkaji 2 hadis di atas, solat malam
yang paling singkat adalah solat witir 1 rokaat pada jam 3 malam.
ii. Bila mampu bangun atau kita belum tidur pada
jam 12 malam maka kita bisa menambahkan solat tahajjud 2 rokaat atau
kelipatannya.
iii. Lalu tidur seperti tidur Nabi
sebagaimana Hadis di bawah:
(Hadits 32): Dari
Abu Salamah bin Abdurrohman bahwa ia bertanya kepada 'Aisyah ra, bagaimana
sholat Rosulullah saw. di bulan Romadlon? 'Aisyah menjawab: ..... dst. Lalu
'Aisyah berkata, aku bertanya kepada Rasulullah saw.: "Wahai Rosulullah,
apakah engkau tidur lebih dahulu sebelum mengerjakan witir ?" Beliau
menjawab: "Wahai 'Aisyah, kedua mataku tidur, tetapi hatiku tidaklah tidur." (Muttafaq alaih - kitab
Al-Lu'lu wal-Marjan).
iv. Kemudian pada jam 3 malam melaksanakan shalat witir 1 rakaat.
Membangunkan isteri
Hadits 39: Sabda Rosulullah Saw.:
"Apabila suami membangunkan isterinya pada malam hari lalu keduanya sholat
1 atau 2 rokaat bersama-sama, mereka akan dicatat sebagai orang-orang yang
banyak menyebut (nama) Allah." (HR.
Abu Daud)
Kiat Agar dapat Bangun Solat Malam dan Berjamaah Subuh
1. Memulai tidur lebih awal, sebelum
larut malam, karena Rosulullah saw membenci tidur sebelum sholat Isya' dan
bercakap-cakap sesudahnya. Hal itu dikecualikan oleh Imam Nawawi dalam kitab
Syaroh Muslim Imam Nawawi (boleh) untuk percakapan yang ada maslahatnya.
2. Berwasiat kepada orang di sekitarnya
seperti keluarganya, kedua orang tuanya, kerabatnya dan tetangganya yang bangun
lebih dulu agar membangunkannya. Apabila sudah bangun, janganlah merasa berat
dan bermalas-malasan sehingga terkena sifat orang munafik yang melaksanakan
solat dengan malas.
3. Membina hati dengan iman dan amal
sholeh. Setiap muslim wajib menjauhi sesuatu yang menjadikan hati kasar seperti
berlebihan dalam makan minum, percakapan, penglihatan, dan pendengaran.
4. Menjauhi maksiat dengan berpaling dari
sesuatu yang harom dipandangnya demikian pula menjaga lisan, pendengaran dan
semua anggota badannya dengan segala perbuatannya.
5. Mengetahui keutamaan shalat malam dan
shalat Fajar (Shubuh) berjamaah.
Hadits 40: Diriwayatkan
oleh Utsman bin Affan ra, katanya: "Saya mendengar Rosulullah saw.
bersabda: "Barangsiapa sholat Isya' dengan berjama'ah maka laksana ia
sholat seluruh malam dan barangsiapa sholat Shubuh dengan berjama'ah maka
laksana ia sholat semalam penuh." (HR.
Malik dan Muslim; bunyi hadits ini dari Muslim).
Hadits 41: Sohabat
Abdulloh ibn Salam berkata, "Aku mendengar Rosululloh Saw. bersabda:
"Wahai manusia, sebar luaskanlah ucapan salam, berilah santunan makanan,
hubungkanlah tali silaturrohim, dan kerjakanlah sholat malam pada saat
orang-orang lain sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan
tenteram." (HR Al Hakim, lbnu Majah, dan Tirmidzi).
Hadits ini adalah hadits pertama yang
diucapkan Nabi sesampainya beliau hijroh di Madinah.
Setelah kita melaksanakan
solat witir pada jam 3 malam selesailah siklus solat setiap 3 jam hari itu,
dilanjutkan dengan siklus 3 jam hari berikutnya.
VI. Mereka Yang Diberi Keringanan Untuk Tidak Bangun Malam (Qiyamullail)
Alloh telah memberi
keringanan untuk tidak melaksanakan sholat malam pada 3 golongan yaitu:
1. Orang yang sedang menderita sakit
2. Orang yang terlalu payah bekerja
3. Orang yang sedang berperang
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui
bahwa-sanya kamu berdiri (sholat) kurang dari 2/3 malam, atau 1/2 malam atau
1/3nya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan
Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Alloh mengetahui bahwa kamu
sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia
memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al
Qur'an.
Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Alloh sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Alloh; sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Q.S. Al-Muzammil : 20]
Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Alloh sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Alloh; sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Q.S. Al-Muzammil : 20]
VII. Penutup
Demikianlah telah dibahas
pelaksanaan gabungan shalat wajib dan sunnat setiap 3 jam. Mudah-mudahan dapat
diterima oleh khalayak ramai.
Kami yakin tulisan ini tidak sempurna, bagi pembaca yang menemukan kekurangannya dan kesalahannya sudilah memberitahukan kepada kami untuk diadakan perbaikan seperlunya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wal ‘lloohu ‘lmuwaffiq ilaa aqwamith thorieq.
Kami yakin tulisan ini tidak sempurna, bagi pembaca yang menemukan kekurangannya dan kesalahannya sudilah memberitahukan kepada kami untuk diadakan perbaikan seperlunya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wal ‘lloohu ‘lmuwaffiq ilaa aqwamith thorieq.
Daftar Kepustakaan
01. Abdul Aziz Salim Basyarahil, Melaksanakan
Qiyamullail, penyunting Solihat, Gema Insani Press, Jakarta 1994.
02. Abdullah bin Jarallah, Keutamaan
Shalat Berjamaah, penerjemah Drs. Muhtar Nashir, CV Pustaka Mantiq, Solo,
1994.
03. Al-Imam Muhammad Asy-Syaukani, Nailul
Authar jilid 1, Penerbit Asy-Syifa’, Semarang, 1994.
04. Al Imam Taqiyuddin Abubakar Al
Husaini, Kifayatul Akhyar jilid 1, terjemahan Anas Tohir Syamsuddin , PT
Bina Ilmu, Surabaya, 1984.
05. Departemen Agama R.I., Al-Qur’an
dan Terjemahnya, CV. Asy Syifa, Semarang, 1999.
06. Drs. Cholil, Keutamaan dan
Keistimewaan Shalat Tahajjud, Shalat Hajat, Shalat Istikharah, Shalat Dhuha
beserta Wirid, Zikir, dan Doa-doa Pilihan, Penerbit Ampel Suci, Surabaya ,
1995.
07. Endang Mintarja, Arifin Ilham,
Tarikat, Zikir, dan Muhammadiyah, Penerbit Hikmah, Jakarta, 2004
08. H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam,
Penerbit Djajamurni, Djakarta, 1954.9. Ibnu Hajar al 'Asqalani, Bulughul Maram,
diterjemahkan oleh A. Hassan, Pustaka Tamaam, Bangil, 2001.
10. Ibnu Idzam, Mengatur Wirid &
Shalat Malam, C.V. Putra Fajar, Gresik, 1999.
11. Martin van Bruinesen, Kitab
Kuning, Pesantren dan Tarekat, Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, Mizan,
Bandung, 1995.
12. Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih
Lima Mazhab: Ja'fari, Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali, penterjemah Masykur
A.B. dkk., PT Lentera Basritama, Jakarta, 2004.
13. Prof. Dr. H. Harun Nasution dkk., Ensiklopedi
Islam Indonesia, Jambatan, Jakarta, 1992.
14. Prof. Dr. Taufik Abdullah dkk., Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam, Ajaran, PT Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, 2003.
15. Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman
Shalat, Bulan Bintang, Jakarta, 1951.
16. Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman
Dzikir dan Do’a, Bulan Bintang, Jakarta, 1977.
17. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah jilid 1,
alih bahasa oleh Mahyudin Syaf, Penerbit Maarif, Bandung, Cetakan Pertama 1973,
Cetakan ke 22 tanpa tahun.
18. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah jilid 2,
alih bahasa oleh Mahyudin Syaf, Penerbit Maarif, Bandung, Cetakan Pertama 1976,
Cetakan ke 17 tanpa tahun.
19. Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar
Hadits, Bogor, 2004.