Berkunjung ke
Surga
Secara
Imajiner
Seri ke-3
Oleh : mutawalli
…………….. lanjutan Bulan lalu
Kejadian di Kerajaan Planet
Surga milik sang mukmin Maharaja Surga
Maka, pemandangan gudang tahanan para
mukmin yang kaya itu segera hilang dari mataku, berganti dengan pemandangan
kerajaan planet surga yang sangat indah. Tempat itulah yang diinginkan
seluruh manusia untuk tempat tinggal mereka kelak. Kecuali orang-orang yang
terlalu sibuk mengurusi dunia serta orang-orang yang tidak percaya akan adanya
hari akhirot.
Kejadian di dalam Kubah
Mutiara
Tempatku berada sekarang
ternyata ada di bawah sebuah kubah mutiara yang sangat besar, seperti yang ada
di planet surga Al-Kautsar tadi. Penampangnya sekitar seratus kilometer.
Seandainya berada di Jawa Timur, kubah mutiara itu bisa mencakup seluruh Karesidenan Besuki, yang meliputi Kabupaten Situbondo, Bondowosa, Jember
dan Banyuwangi. Keempat kabupaten itu terletak di sekeliling Pegunungan Ijen
dan Gunung Raung.
Di bawah kubah
itu terdapat pegunungan kecil dengan hutannya yang asri berwarna hijau
kemerah-merahan. Semua pohon yang tumbuh di lereng pegunungan itu
adalah pohon yang berbunga besar dan kecil yang indah warnanya. Kata “sang pikiranku” anginnya pun silir-silir (angin
Nasim, yang berarti angin sepoi-sepoi di surga) dengan aroma harum berasal dari bunga-bunga pohon itu.
Iklim wilayah di bawah
kubah itu sepenuhnya dikendalikan oleh “mesin iklim” yang sangat canggih.
Cahaya matahari yang terik di luar kubah difilter oleh dinding mutiara yang
transparansinya dapat dikendalikan oleh “mesin iklim” itu, sehingga cahaya
matahari di bawah kubah itu tidak terasa panas,48) Juga
suhu dan aliran udaranya dikontrol oleh "mesin iklim itu". Sebuah mesin
lainnya yang
sangat besar menyaring air laut yang ada di sekitarnya menjadi air tawar
dalam
jumlah yang tak terbatas. Karena hutan pohon berbunga itu berada di
bawah kubah
maka penyiramannya dilakukan melalui hujan buatan yang keluar dari
dinding
bagian bawah kubah itu. Tentu saja jumlah air hujan yang keluar, serta
daerah-daerah yang menerimanya telah diprogram oleh “mesin iklim” yang
canggih
itu, sehingga sangat nyaman bagi kehidupan sang maharaja planet surga.
“Mesin
iklim” yang canggih itu dikendalikan oleh para pelayan surga “wildanun
mukholladun” yang jumlahnya ada beberapa ratus ribu orang.
Wilayah
di bawah kubah
seluas itu bila ada di bumi pasti dihuni oleh ribuan sampai jutaan
penduduk.
Sedang di sini hanya dihuni oleh seorang mukmin yaitu sang maharaja
planet
surga. Alangkah jauh bedanya keadaan di sini dengan keadaan di bumi.
Belum
lagi wilayah seluas bumi yang berada di luar kubah. Di sana terdapat
benua-benua yang dikelilingi oleh samudra yang luas. Di benua-benua itu
terdapat gunung-gunung yang tinggi, lembah-lembah, sungai-sungai dan
danau. Wilayah seluas itu di bumi dihuni oleh bermilyar-milyar penduduk.
Di sini juga hanya dimiliki oleh beliau seorang. Beliau tidak pernah
menggunakan kendaraan yang berjalan di darat. Untuk bepergian
mengelilingi
planetnya, Sang Maharaja planet surga itu menggunakan kendaraan piring
terbang kecil seperti yang dipakai di planet surga Al-Kautsar dulu. Maka, di planet surga ini tidak diperlukan jalan raya
seperti di bumi.
Di luar hutan berbunga yang asri itu kulihat ada
sebuah bangunan bertingkat yang sangat indah. Itulah bangunan surga yang
disebut ghurof.49) Maka
kujalankan “kapsul waktuku” ke arah ghurof itu. Ternyata dinding ghurof itu
terbuat dari mutiara yang sangat indah. Adapun pilar-pilarnya terbuat dari
permata yakut berwarna hijau dan biru. Pintu-pintu dan
jendelanya lebar-lebar. Sedangkan kusen-kusennya
terbuat dari emas dan perak. Tidak terlihat adanya daun-daun pintu dan
jendela. Kupikir memang tidak ada
gunanya. Daun pintu dan jendela rumah di dunia berfungsi untuk menjaga
keamanan dan mencegah agar udara di luar rumah tidak masuk ke dalam.
Tentu saja di sini tidak ada penjahat, karena semuanya sudah
dimasukkan ke dalam neraka. Adapun cuaca di luar rumah sudah diatur oleh
”mesin
iklim” yang sangat canggih, sehingga terasa sangat nyaman.
Kejadian di dalam Taman
Buah-buahan
Aku tidak masuk
ke dalam ghurof itu. Kukendarai ”kapsul waktuku” terbang mengelilingi ghurof untuk melihat halaman di
sekitarnya. Terlihat di halaman itu jalan-jalan kecil untuk para
pejalan kaki. Batu-batu pijakannya terbuat dari batu mulia yang sangat indah.
Di kiri kanannya tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan. Pohon-pohon itu
pendek-pendek sehingga buah-buahnya mudah dipetik.50) Semua jenis
pohon buah yang ada di bumi tumbuh di situ. Baik pohon buah-buahan daerah
tropis seperti papaya, mangga, pisang dan jambu. Oh, jadinya kok seperti
nyanyian saja. Juga pohon buah-buahan daerah subtropis seperti kurma,
delima, apel, peer, anggur, jeruk dan lain-lainnya. Anehnya semua buah di pohon
itu sudah masak semua. Masaknya pun seragam seperti yang dijual di toko-toko
buah di dunia. Sayangnya aku berada di dalam kendaraan ”kapsul waktuku”
sehingga tidak dapat memetiknya, apalagi memakannya. Maka kusuruh ”sang
pikiranku” untuk memetik beberapa jenis buah itu dan mencicipinya. Betullah
dugaanku, kata ”sang pikiranku” rasa buah-buahan itu sangat nikmat. Selezat buah
yang ternikmat di dunia !
Pohon
buah-buahan
itu ditanam dan dipelihara oleh pelayan-pelayan surga. Aku tidak
tahu teknologi apa yang mereka pakai sehingga semua buahnya selalu bisa
masak seragam. Tidak ada satu pun yang muda apalagi yang masih pentil.
”Sang
pikiranku” juga melaporkan kepadaku bahwa di dekat situ ada sungai yang sangat
indah.51) Maka
kuminta padanya untuk
mengantarkanku pergi ke sungai itu. Betullah yang dikatakannya. Ada
beberapa
sungai kecil yang airnya sangat jernih. Karena posisinya ada di lereng
gunung,
maka aliran sungai itu cukup deras. Jalannya berkelok-kelok dengan
diselingi air terjun yang tidak begitu tinggi. Mirip foto-foto air
terjun di
kalender-kalender. Sedang di kanan kirinya penuh dengan tanaman bunga
perdu
yang sangat indah. Tentu ada pelayan-pelayan surga yang ditugaskan Alloh
swt. untuk memelihara sungai itu beserta tanaman-tanaman bunga di
sekitarnya.
Yang menjadi
pertanyaanku adalah. Bagi siapakah Alloh swt. menciptakan taman-taman itu ?
Tentu saja jawabnya adalah: ”Untuk Sang Maharaja Planet Surga”. Pertanyaanku
selanjutnya adalah, apakah beliau berjalan sendirian saja?
Untuk bisa
menjawabnya maka kusuruh ”sang pikiranku” terbang berkeliling untuk mencari apakah ada orang yang berjalan-jalan di taman
itu. Tidak seberapa lama dia telah kembali dan melaporkan kepadaku bahwa ada
beberapa orang perempuan yang sangat cantik keluar dari pintu ghurof, kemudian
berjalan-jalan di taman itu. Inilah momen yang sangat kutunggu-tunggu. Pastilah
mereka adalah bidadari sorga !
Berjumpa dengan Bidadari
Surga
Dengan
tergesa-gesa
dan gemetaran kuterbangkan ”kapsul waktuku” ke arah yang
ditunjukkannya. Dari jauh kulihat ada beberapa wanita yang berjalan
berdua-duaan di jalan kecil di taman itu. Kugerakkan ”kapsul waktuku”
sedekat
mungkin pada mereka agar bisa melihat mereka dengan jelas. Meskipun
aku dapat melihat mereka tetapi mereka tidak bisa melihat ”kapsul
waktuku”
(karena hanya khayalan belaka !). Jarak antara ”kapsul waktuku” dengan
mereka
tetap kupertahankan sedekat mungkin, sampai ”kapsul waktuku” hampir
menyentuh mereka. Maka aku sekarang bisa mengamati tubuh bagian depan
mereka dengan jelas. Para bidadari itu betul-betul sangat cantik dan
menarik.
Pakaian mereka
terbuat dari kain yang sangat halus, dengan model yang tak kalah indahnya dengan
baju muslimah para celebritis di dunia. Mereka memakai perhiasan anting-anting,
kalung, gelang tangan dan kaki, serta cincin yang terbuat dari
emas yang
bertaburkan permata dan batu mulia. Kulit tubuh mereka sangat putih dan
halus
bak mutiara. Matanya yang lebar dengan bulu mata lentiknya
berkerlap-kerlip waktu dikerdipkan. Alis matanya melengkung indah
sekali.
Hidungnya mancung. Bibirnya yang bentuknya penuh dan berwarna
kemerah-merahan
itu sangat sensual (merangsang nafsu seksual). Sewaktu tertawa tampak
barisan
gigi putih mereka yang rapi itu memantulkan sinar yang indah. Semua
bagian wajahnya, termasuk dahi dan pipinya sangat serasi. Waktu kuamati
wajah
bidadari itu lebih teliti, ternyata mereka tidak memakai kosmetik.
Semuanya serba alami. Juga tak ada bulu-bulu halus yang tumbuh di kulit
wajah mereka,
termasuk di lubang hidungnya. Kecuali tentu saja, bulu alis dan bulu
mata di
pelupuk mata atas dan bawahnya. Mirip boneka Barbie saja, tetapi jauh
lebih
cantik. Waktu kutengok lebih ke bawah, kulihat buah dadanya yang sangat
montok itu menonjol di balik bajunya. Sangat sensual. Oh, andaikan aku
bisa melihat
bentuk aslinya di balik baju itu.
Kemudian
kupindahkan
”kapsul waktuku” ke belakang mereka. Kali ini aku bisa mengamati
tubuh mereka dari belakang. Kulihat leher mereka yang jenjang itu
tertutup oleh
rambut hitam berombak yang sangat indah. Sewaktu kulayangkan
pandanganku lebih ke bawah lagi, kulihat bokong mereka berlenggang
lenggok
sewaktu berjalan, sangatlah sensualnya. Seperti terbius, mata dan
kepalaku ikut tergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti gerak bokong itu.
Kaki mereka yang
jenjang, serta betis mereka yang sekali-sekali tersingkap, berkilau bak
batu
pualam.
Sementara
”kapsul waktuku” bergerak perlahan-lahan mengikuti mereka, kukeluarkan semua
ilmuku tentang bidadari surga untuk menganalisa mereka.
Bidadari surga
adalah manusia-manusia buatan (android) berjenis perempuan yang diciptakan
Alloh swt. untuk melayani kebutuhan seksual sang Maharaja Surga. Alloh swt.
telah melengkapi surga dengan segala macam keindahan dan kenikmatan bagi para
penghuninya. Kenikmatan surga yang tertinggi adalah melihat wajah Alloh swt.
Pada saat pengadilan di padang Mahsyar dahulu, seluruh manusia telah diadili oleh Alloh swt. sendiri, sehingga semua orang bisa melihat wajah Alloh
swt. dengan jelas. Namun, karena semua orang dilanda rasa ketakutan, maka suasananya
sangat tidak nyaman. Sehingga orang-orang itu tidak bisa menikmati wajah Alloh
swt. Lain halnya dengan suasana di surga sekarang. Para mukmin yang berada di
surga ini bisa ”menikmati” wajah Alloh swt. setiap pagi dan sore dengan tenang
dan gembira.
Kenikmatan
tertinggi kedua di surga adalah menikmati pelayanan seksual para bidadari.
Sebagian besar manusia selama hidup di dunia tentu pernah berhubungan seksual.
Kenikmatan seksual bisa diperoleh bila tercapai fase orgasmus. Rasa
nikmatnya akan lebih besar lagi bila bisa mendapatkan multi-orgasmus. Namun
tidak semua orang bisa memperolehnya. Kalau pun pernah mendapatkannya,
frekwensinya jarang-jarang saja atau hanya sebentar.
Maka dalam usaha memaksimalkan kenikmatan
seksual ini, Alloh swt. menciptakan bidadari dalam bentuk yang sempurna.
Yaitu sangat cantik dan menarik (berdaya tarik seksual tinggi).
Kecantikan
bidadari yang disebut-sebut di dalam Al Qur-an dan hadits Nabi Muhammad saw. adalah
sebagai berikut: 52)
1. Umurnya selalu muda
2. Cantik paras wajahnya
3. Kulitnya putih, halus seperti kulit telur dan cemerlang seperti mutiara.
4. Matanya lebar dengan selaput pelanginya yang indah.
5. Pandangan matanya tidak liar
6. Berbudi pekerti mulia, tutur katanya sopan santun
dan sangat hormat pada suaminya yaitu para mukmin penghuni surga itu.
Kok mirip wanita Barat ya ? Tentu saja. Mana ada orang Negro yang kulitnya
putih. Mana ada orang Mongol yang matanya jeli. Sedang hidung wanita Melayu
yang asli kebanyakan juga tidak mancung. Memang, kebanyakan wanita cantik di
dunia adalah wanita Barat dan Timur Tengah.
Sedangkan
bagian tubuh bidadari yang menarik secara seksual di dalam Al Qur-an dan Hadits
adalah:53) payudaranya montok, selangkangannya wangi karena mereka tidak kencing atau buang air besar dan
tidak bermenstruasi. Vaginanya selalu kencang seperti masih perawan.
Mungkin mereka tidak punya anus dan lubang kencing ya ? Adanya cuma vagina
doang.
Maka di dalam surat Yasin ayat 55 dikatakan bahwa para penghuni surga itu
selalu sibuk melayani para istri bidadarinya yang cantik dan menarik itu.54)
Kenikmatan selanjutnya adalah makanan dan minuman yang disediakan di surga
sangat lezat cita rasanya.55)
Dan masih banyak lagi kenikmatan yang lainnya, di antaranya menikmati
pemandangan di dalam sorga yang indah.
***
Perjalanan para
bidadari itu terus kuikuti. Sewaktu melewati pohon buah-buahan yang buahnya
sangat mudah dijangkau itu, ternyata tidak ada seorang bidadari pun yang
memetiknya. Ini karena mereka adalah manusia android yang tidak membutuhkan
makan dan minum. Energi mereka dan kebutuhan android lainnya dicukupi oleh para
pelayan surga ”wildanun mukholladun”. Mereka tidak pernah menjadi tua. Selalu
sehat, segar dan cantik.
Nyanyian Bidadari di
Tepi Sungai Surga
Akhirnya mereka sampai di tepi sebuah sungai kecil yang indah. Di situ mereka berhenti. Mereka lalu menyanyi.56) Tetapi aku tidak bisa mendengar suara mereka, karena ”kapsul waktuku” kedap
suara. Maka aku suruh ”sang pikiranku” mendengarkan nyanyian mereka kemudian
menceritakannya padaku. Inilah nyanyian para bidadari itu : “Kami adalah
wanita-wanita yang baik akhlaknya dan cantik rupanya. Kami adalah wanita-wanita
abadi dan kami tidak mati. Kami bahagia dan tidak sengsara. Kami ridho dan
tidak cemberut. Berbahagialah bagi orang yang menjadi milik kami dan kami
menjadi miliknya. Kami adalah isteri-isteri dari suami-suami kami yang mulia, yang pandangannya menyejukkan hati. Kami wanita-wanita abadi dan
kami tidak membuatnya mati. Kami memberi keamanan dan
kami tidak membuatnya takut. Kami tetap tinggal di sini dan tidak akan pernah meninggalkannya.”.
Suara mereka sangat merdu dan membahana
di dalam taman itu.
Kejadian di dalam Ghurof
Selesai
menyanyi mereka kemudian kembali pulang ke ghurof. Akupun mengikuti mereka masuk ke dalam ghurof itu melalui pintu gerbangnya. Sementara itu kusuruh
“sang pikiranku” terbang melihat-lihat seluruh ruangan di bagian dalam ghurof itu.
Setelah selesai berkeliling dia melapor padaku bahwa luas setiap lantai ghurof
itu sekitar satu hektar. Ghurof itu terdiri dari tujuh lantai. Lantai terbawah
merupakan ruang pertemuan dan ruang tamu. Lima
lantai di atasnya
ditempati oleh para bidadari, yang setiap tingkatnya ada dua orang. Maka
semuanya ada sepuluh orang bidadari yang tinggal di ghurof itu. Sedang
tingkat ketujuh
adalah tempat parkir kendaraan untuk sarana bepergian sang maharaja
surga.
Untuk sarana bepergian di
wilayah yang berada di bawah kubah, sang Maharaja surga menggunakan kuda
bersayap berwarna merah.57) Kuda
itu bukanlah binatang kuda seperti di bumi, melainkan seekor kuda android
(makhluk buatan). Karena itu mereka tidak bisa mengeluarkan kotoran karena tidak
makan rumput. Energi penggeraknya dihasilkan oleh reaksi massa-anti massa seperti piring terbang
kecil di planet surga Al-Kautsar dulu. Saat berkendara, sang Maharaja duduk di
atas punggungnya seperti naik kuda sungguhan. Bahkan seluruh bagian badannya
dapat bergerak-gerak seperti kuda hidup. Hebatnya kuda itu dapat memahami
ucapan pengendaranya sehingga untuk menggerakkannya cukup dengan mengucap
kata-kata misalnya: ” Wahai kuda, antarkanlah aku ke gunung di sebelah utara
itu”. Begitu mudahnya.
Sedang piring terbang
kecil yang sudah kita kenal itu, beliau pakai untuk bepergian ke wilayah di
luar kubah mutiara, tetapi masih dalam lingkup planet kerajaan surga ini.
Kecepatannya bisa dipacu sampai beberapa kali kecepatan cahaya. System
gravitasi piring terbang itu terpisah dari gravitasi planet surga. Sehingga
dari posisi diam piring terbang itu bisa langsung melesat dengan kecepatan
tinggi. Lalu bisa langsung berhenti dan berbalik arah. Semua gerakan
itu tidak berpengaruh terhadap penumpang yang ada di dalamnya. Untuk menjangkau
semua bagian planet itu diperlukan waktu hanya kurang dari satu menit. Tidak
lebih lama dari berjalan kaki di dalam ruangan yang luasnya satu hektar
itu.
Sewaktu
masih berada di planet
surga Al-Kautsar dahulu, sang maharaja ini oleh Alloh swt. dikaruniai
dua buah planet
surga yang letaknya berada di tata surya yang berbeda, namun masih
termasuk di
dalam galaksi yang sama. Untuk pergi ke kerajaan planet surganya yang
lain itu, sang Maharaja menggunakan kendaraan transporter. Transporter
itu bergerak melalui saluran
lubang cacing (worm hole dalam fisika kuantum), sehingga sangat cepat
bahkan
berlangsung seketika.
Begitulah system transportasi yang digunakan
oleh sang Maharaja surga itu, yang semuanya serba sangat cepat.
***
Selain
terdapat hanggar
pesawat, di lantai tujuh itu juga terdapat fasilitas rekreasi, di
antaranya
adalah kolam renang. Selain digunakan oleh sang Maharaja planet surga,
tentu
saja para bidadari itu sering berenang di kolam itu. Sewaktu berenang
mereka tidak pakaian longgar
seperti di halaman ghurof. Bahan pakaian itu warnanya
agak gelap serta menutupi seluruh aurat mereka. Memang bentuk pakaian
renang itu sengaja dibuat sangat ketat, agar tidak menghambat laju
renang mereka di
dalam air. Maka dengan pakaian itu, lekuk liku tubuh mereka kelihatan
sangat jelas. Namun hal Itu tidak mengapa, karena tidak ada laki-laki
selain sang Maharaja yang dapat melihat
tubuh mereka.
Kejadian di Ruang Pertemuan
Ghurof
Cerita “sang pikiranku”
itu menjadikanku ingin segera melihat para bidadari itu di tempat tinggalnya di
dalam ghurof. Tetapi tunggu dulu. Sampai sekarang aku masih belum berjumpa
dengan sang Maharaja planet surga itu. Setelah aku mencarinya di dalam ruangan
pertemuan di lantai satu itu, ternyata sang maharaja ada di situ juga. Dan tempatnya
tak seberapa jauh dari “kapsul waktuku”. Rupa-rupanya saking asyiknya aku
berbicara tentang bidadari di dalam ghurof ini dengan “sang pikiranku”, aku
sampai lupa akan keberadaan sang Maharaja itu.
Segera kugerakkan “kapsul
waktuku” mendekati sang Maharaja planet surga itu. Rupa-rupanya sang maharaja
sedang asyik bercakap-cakap dengan teman-temannya yang ada di planet surga lain
menggunakan pesawat TV interaktif. Kulihat beliau sekarang telah mengenakan
mahkota dari logam emas dan perak bertaburkan permata yang besar-besar. Jauh
lebih bagus dari mahkota yang dikenakan oleh ratu inggris dengan permata “Ko Hi
Noor”nya itu. Gelang yang beliau kenakan bukan lagi terbuat dari perak seperti di
surga planet Al-Kautsar, melainkan sudah diganti dengan gelang emas yang
bertaburkan mutiara. Sementara itu berpuluh-puluh pelayan surga asyik melayani
sang maharaja. Mereka menyediakan buah-buahan yang dipetik dari halaman ghurof.
Disertai minuman berupa susu, kopi jahe dan arak yang tidak memabukkan.58) Minuman-minuman itu tinggal diambil dari kran minuman
yang ada di dinding ruangan itu. kemudian ditempatkan dalam piala-piala emas
dan perak yang halus laksana kristal. Selain itu mereka juga menyediakan daging
burung panggang bagi sang maharaja.59) Kata “sang pikiranku”, di sekitar
ghurof itu banyak burung yang beterbangan. Bila sang maharaja menghendakinya,
beliau tinggal menunjuk kepadanya, maka burung itu pun segera datang ke
pangkuan sang maharaja itu. Lalu beliau serahkan kepada pelayan surga
untuk diolah. Oh ya, ini yang penting. Di muka sang maharaja juga duduk dua
orang istri bidadarinya menemani beliau. Karena posisinya ada di muka TV
interaktif maka keberadaan mereka bertiga terlihat jelas oleh teman sang
maharaja yang diajak berkomunikasi itu. Sehingga sang maharaja itu malu untuk
berbuat yang “tidak-tidak” terhadap isterinya. Cukup hanya memandangi wajah
cantik mereka berdua dan tubuh mereka yang seksi. Aku pun ikut-ikutan
memandangi tubuh sang bidadari itu. Badanku terasa panas dingin melihat
gerak-gerik mereka, mengamati kedipan mata mereka dan menikmati sunggingan
senyumnya. Cukup begitu saja.
Setelah selesai mengamati
maharaja planet surga itu beserta kedua isteri bidadarinya, kulanjutkan pengamatanku
pada isi ruangan pertemuan itu. Lantai seluas itu dilapisi dengan karpet
yang tebal dari dinding ke dinding. Tempat duduknya berupa sofa-sofa yang tebal
dan empuk yang rangkanya terbuat dari emas bertaburkan permata.60) Ruangan itu dihiasi
dengan pohon-pohon mini (bonsai) yang sangat artistik. Bermacam-macam pohon
dari seluruh dunia yang telah dibonsai ada di situ. Kepandaian para pelayan
sorga dalam membonsaikan tanaman dan memeliharanya sungguh luar biasa. Semuanya
asli, tidak ada satupun yang dibuat dari plastik.
Di
satu meja ada sebuah
bola dunia (globe) besar yang menggambarkan planet surga ini. Sedang
pada
dinding di sampingnya terdapat peta besar wilayah yang
berada di bawah kubah. Setelah kuamati isi peta itu, ternyata di wilayah
itu masih ada enam buah ghurof lagi dengan susunan gedung dan
penghuninya yang sama dengan ghurof ini. Juga terdapat jadwal kunjungan
sang
Maharaja ke masing-masing ghurof itu. Maka jumlah semua isteri sang
maharaja
itu ada 7 x 10 orang per ghurof, totalnya 70 orang ! 61) Setiap
hari beliau berdiam di satu ghurof beserta sepuluh orang isterinya. Maka dalam
waktu seminggu selesailah mereka semua digilir.
Kejadian di tempat Tinggal
Bidadari
Cukup sudah kunjunganku
ke ruang pertemuan ini. Maka kuteruskan perjalananku ke tingkat-tingkat
berikutnya. Untuk pergi ke tingkat yang berada di atasnya sangatlah mudah
karena semua pintu dan jendelanya selalu terbuka. Maka “kapsul waktuku”
kumasukkan ke tingkat ke-2 dari luar melalui jendelanya. Setelah sampai di dalam
terlihatlah pemandangan yang sangat indah. Ruangan seluas satu hektar itu
merupakan kebun bunga dengan segala macam jenisnya yang ada di dunia. Di
kelompok sini adalah kelompok bunga tropis seperti sedap malam, mawar, melati,
kenanga dan kamboja. Semuanya indah. Ah itu kan
bunyi syair lagu
anak-anak. Di kelompok lainnya ditanam bunga-bunga subtropis seperti
tulip, chrisant, lely, herbra dan lain-lainnya. Juga bermacam-macam
anggrek
yang berwarna-warni. Pendeknya semua macam anggrek yang ada di seluruh
dunia,
baik di Asia, Afrika dan Amerika ada di sini. Selain itu ada juga
pohon-pohon bunga yang biasanya tumbuh di tepi laut misalkan bunga pandan
berduri. Juga bunga yang tumbuh di kolam seperti bunga teratai dan bakung. Taman itu diatur bertingkat-tingkat, bertanah tinggi dan rendah.
Jalan setapaknya juga indah seperti taman yang ada di halaman ghurof. Di sini juga terdapat sungai-sungai. Namun
bentuknya lebih kecil sehingga dapat disebut sungai mini. Alangkah romantisnya
seandainya yang berjalan-jalan di sini adalah aku diiringi oleh isteri-isteri
bidadariku yang cantik-cantik.
Di dalam ruangan yang
luas setinggi kira-kira lima belas meter ini, juga
ada sebuah rumah cukup besar yang didiami oleh dua orang bidadari. Tentu saja
mereka bukan pasangan lesbi karena mereka tidak seperti perempuan di dunia.
Tugas mereka semata-mata hanyalah melayani suami mereka saja, yaitu sang
maharaja sorga. Tugas lainnya yang biasanya dikerjakan oleh para isteri di
dunia, semua dikerjakan oleh para pelayan sorga secara sangat profesional.
Kumasukkan “kapsul
waktuku” ke dalam rumah itu melalui pintunya yang lebar. Oh kok tidak ada
orangnya ya. Tentu rumah ini adalah tempat tinggal bidadari yang sekarang sedang
menemani suaminya di ruangan pertemuan di bawah tadi. Tentu saja lantainya juga
berlapis karpet yang tebal nan empuk seperti di ruangan bawah tadi. Kursi dan
sofanya juga sangat empuk dan ergonomis. Sedang tempat tidurnya berkasur tebal
nan indah. Semua perabotan itu rangkanya terbuat dari emas bertaburkan permata.
Tetapi anehnya di sini tidak ada lemarinya. Kupikir memang tidak perlu ada
lemari, karena semua keperluan para penghuninya dilayani langsung oleh para
pelayan surga. Di atas meja telah tersedia buah-buahan yang diletakkan di atas
piring emas, dan minuman di dalam piala perak sehalus kristal untuk sang
maharaja. Tentu saja berpuluh-puluh pelayan yang tidak pernah tidur dan berjalan
hilir mudik di dalam rumah itu selalu siap melayani keperluan sang maharaja dan
kedua orang bidadari itu. Meskipun pintu dan jendelanya selalu terbuka, sama
sekali tidak ada lalat dan nyamuk di dalamnya, apalagi kecoak. Alloh swt. tidak
menciptakan serangga, amfibi, reptile dan binatang mengerat di dalam ghurof
ini. Yang aneh lagi adalah di sini tidak ada kamar kecilnya, karena para
bidadari itu tidak memerlukannya. Mereka adalah makhluk android yang tidak
makan dan minum sehingga tidak perlu kencing dan buang air besar. Sedang sang
maharaja meskipun makan dan minum sebanyak-banyaknya, setelah sampai di dalam
perut semuanya hilang begitu saja sehingga beliau juga tidak perlu kencing dan buang air
besar.
Untuk
mengetahui apa yang
dikerjakan para bidadari di dalam ruangannya maka kugerakkan “kapsul
waktuku”
ke tingkat ke-3. Setelah sampai ke
ruangan itu ternyata kedua orang penghuninya berada di luar rumah,
sedang berjalan-jalan di
taman bunga. Mereka bernyanyi dengan wajah yang gembira. Itulah yang
mereka
kerjakan setiap harinya tatkala tidak ada suaminya di rumah.
Berjalan-jalan di taman bunga yang ada di ruangan ini atau pergi ke
taman yang ada di
bawah, di halaman ghurof. Mereka turun ke taman itu lewat lift terbuka
yang
menempel di dinding luar.
Mungkin mereka tidak
pernah merasa sedih karena Alloh swt. memang tidak memprogramnya. Juga mereka
tidak direpotkan dengan masalah anak. Akibat dari tidak bisa bermenstruasi maka
mereka juga tidak bisa hamil. Sungguh sangatlah ringan dan menyenangkan tugas para
bidadari itu.
Kejadian di Ghurof Lantai ke-7
Selanjutnya kuterbangkan
“kapsul waktuku” ke lantai ke-7 untuk melihat para bidadari yang sedang mandi di
kolam. Aku tidak tertarik pada kendaraan kuda bionik, piring terbang dan
transporternya. Yang ingin kulihat adalah para bidadari yang berpakaian ketat. Ada empat orang bidadari
yang mandi di situ. Sungguh pakaian mereka yang ketat itu tidak bisa
menyembunyikan lekuk liku tubuh mereka seperti di taman dan di ruangan-ruangan
di bawah tadi. Bentuk buah dada, perut, pinggang, bokong, bahkan
selangkangan mereka terlihat dengan jelasnya. Aku jadi kerasan berada di situ.
Sekarang kukeluarkan ilmuku tentang matematika kecantikan terhadap mereka.
Menurut seorang ahli bedah kecantikan, kriteria tubuh cantik itu berlaku
universal. Bisa diterapkan kepada semua orang dan bangsa. Selain
kriteria-kriteria yang telah dibahas tadi, juga ada ukuran obyektifnya.
Pertama-tama kedua bagian tubuh mereka harus betul-betul simetris. Perbedaan
beberapa milimeter saja akan mengurangi nilai kecantikannya. Selanjutnya
seluruh bagian tubuhnya harus serasi. Keserasian ini ditentukan oleh nilai
pembagi emas yaitu angka 1,618. Contoh:
Jarak dari pusar ke ujung kepala : Dari pusar ke
ujung kaki = 1 : 1,618
Jarak dari mata ke ujung kepala : Dari mata ke ujung
dagu = 1 : 1,618
Jarak dari pentil susu ke bahu : Dari pentil susu ke
bokong = 1 : 1,618
Jarak dari lutut ke bokong : Dari lutut ke telapak
kaki = 1 : 1,618
Lebar hidung : Lebar mulut = 1 : 1,618
Lebar gigi ke-2 : Lebar gigi ke-1 = 1 : 1,618
Panjang ruas ke-1 jari tangan : ruas ke-2 dan 3 = 1 :
1,618
Jarak dari ujung mulut ke ujung pipi : Lebar mulut =
1 : 1,618
Lebar dasar segitiga hidung : Sisi miringnya = 1 :
1.618
Sewaktu nilai pembagi
emas ini kutrapkan pada para bidadari yang sedang mandi itu, ternyata semuanya
cocok. Maka secara matematis mereka betul-betul cantik.
Kejadian Malam di Ghurof
Tugas selanjutnya adalah
menghitung berapa lama waktu yang dihabiskan oleh sang maharaja untuk menggilir
para isterinya. Maka kutempatkan “kapsul waktuku” di taman bunga di lantai ke-2
ghurof. Kutunggu tibanya waktu malam. Sekitar jam tujuh malam kulihat sang raja
naik eskalator menuju ke ruangan itu bersama kedua isteri bidadarinya.
Ketiganya kemudian masuk ke dalam rumahnya. Sekitar dua jam kemudian sang
maharaja keluar dari kamarnya lalu naik eskalator ke lantai tiga.
Akupun ikut naik di dalam “kapsul waktuku” mengikuti beliau, lalu kutunggu di dalam
taman bunga. Kejadian yang sama terjadi di rumah itu. Begitulah kejadian itu
berulang-ulang di tingkat selanjutnya sampai selesai sekitar jam lima
pagi. Buah-buahan dan
minuman yang ada di atas meja di dalam rumah itu beliau makan habis
semua.
Selanjutnya beliau naik ke lantai ke-7 untuk mandi di kolam. Selesai
mandi
lalu sarapan dengan menu daging dan sayuran, disertai minuman dan
buah-buahan yang telah disediakan oleh para pelayan surga. Beliau tampak
gembira setelah
semalam melayani kesepuluh istri bidadarinya. Sama sekali tak tampak
tanda-tanda kelelahan pada wajah beliau. Begitulah Alloh swt. telah
menganugerahi stamina yang hebat pada beliau.62)
Berangkat Menuju Ghurof ke-2
Sesuai dengan jadwal yang
telah ditulis di ruang pertemuan kemarin, hari itu beliau akan berkunjung ke
ghurof berikutnya dengan mengendarai kuda terbang yang berwarna merah. Beberapa
orang pelayan surga menuntun tali kuda merah itu ke pada sang maharaja.
Kemudian beliau naik ke punggung kuda itu dengan gagahnya. Setelah lari
sebentar di lantainya kemudian kuda itu melompat sambil mengepakkan sayapnya.
Maka terbanglah beliau menuju ke ghurof ke-2.
Segera kukendarai “kapsul waktuku” terbang di belakang beliau.
Kira-kira satu jam
kemudian sampailah sang Maharaja dan aku ke ghurof kedua itu. Kuda bionik sang
maharaja mendarat di lantai teratas ghurof itu, lalu dikandangkan oleh para pelayan surga. Kemudian
beliau turun ke ruang pertemuan menggunakan lift yang menempel di dinding luar
ghurof. Sedang aku langsung saja memasukkan “kapsul waktuku” ke dalam ruangan
pertemuan yang ada di lantai pertama. Beliau disambut oleh dua orang istri
bidadarinya di pintu keluar lift lalu berjalan bersama masuk ke dalam ruang
pertemuan. Suasana ruangannya ternyata tidak jauh berbeda dengan ghurof
sebelumnya.
Reuni Keluarga 63)
Di papan tulis yang
tertempel di atas dinding tertulis rencana kerja beliau yang ditulis oleh
pelayan surga. Hari ini beliau akan mengadakan pertemuan keluarga dengan para
keluarga dekat beliau sewaktu masih hidup di dunia. Tentulah hanya mereka yang
masuk surga saja. Di situ tertulis daftar namanya sewaktu masih berada di
dunia. Rupanya mereka itulah yang beliau hubungi kemarin sewaktu aku hadir di ghurof itu. Aku terkejut mengetahui
bahwa beliau dulu di dunia adalah seorang ibu yang mempunya lima orang anak dan mempunya
tujuh orang saudara kandung. Bila ditambah dengan seorang suaminya,
maka jumlah semuanya ada tiga belas orang. Dari semua itu yang masuk surga
hanya lima orang. Tiba-tiba ada tilpun dari seorang maharaja yang ternyata
dulunya adalah ayah bekas ibu yang sekarang menjadi maharaja ini. Agak ruwet
memang. Maka ada enam orang termasuk sang maharaja yang ikut reuni keluarga di
dalam ruang pertemuan ini. Karena mereka menggunakan transporter, dalam
beberapa menit saja mereka sudah sampai dan mendarat di tingkat atas gedung
ini. Maka sang maharaja menunggu di pintu keluar lift. Setelah kelima orang ini
keluar dari lift sungguh sangat mengharukan situasinya. Mula-mula mereka saling
mengucapkan salam: “Subhnakallohumma, assalamu ‘alaikum”.64) Selanjutnya
mereka berangkul-rangkulan sambil menangis. Tetapi mereka tidak mengetahui
siapa yang mereka rangkul itu, karena semuanya telah berobah menjadi lelaki
muda yang sangat ganteng. Setelah mereka masuk dan duduk di sofa segera mereka
menyebutkan identitas masing-masing sewaktu masih hidup di dunia. Untuk
memperkuat identitasnya mereka menghubungi malaikat yang menjadi saksi di
pengadilan padang Mahsyar dahulu, agar mengirimkan foto digital mereka ke pusat
informasi ghurof. Setelah foto-foto itu ditayangkan di tivi maka mereka segera
mengenali identitas semua orang yang hadir di situ. Sekali lagi tangisan mereka
pecah saking gembiranya. Namun sewaktu melihat foto keluarga yang dulu semasih
hidup di dunia berjenis kelamin perempuan, lalu membandingkan dengan wajah laki-lakinya
sekarang tangisan mereka berganti menjadi tawa.
Kulihat kedua
orang bidadari yang tadi duduk di situ sudah tidak ada lagi. Tentu mereka sudah
pulang ke rumahnya sendiri. Para bidadari itu adalah termasuk milik pribadi
yang sebaiknya tidak dilihat oleh orang selain pemiliknya.
Setelah makan
dan minum hidangan yang disediakan oleh para pelayan sorga, kemudian sang
Maharaja bersama sanak keluarganya berjalan-jalan ke taman buah di halaman
ghurof sambil bernostalgia. Sore
hari mereka baru pulang ke planet masing dengan rasa sangat puas. Mereka
berjanji akan mengadakan pertemuan lagi di tempat yang berganti-ganti.
“Alhamdulillaahi robbil ‘alamin”, ucap mereka bersama-sama.
Setelah menyaksikan reuni
keluarga sang Maharaja itu aku jadi termangu-mangu. Aku sama sekali tak mengira
bahwa sang Maharaja itu dulunya adalah seorang ibu yang pernah melahirkan lima orang anak. Bahkan
seorang anak perempuannya yang pernah dikandungnya, dilahirkan, disusui lalu
dididiknya sampai besar, sekarang juga telah berubah menjadi seorang laki-laki
yang gagah yang sangat macho. Kalau tak ada bukti foto-fotonya di TV itu,
rasa-rasanya seperti mustahil.
Melakukan “Tugas Rutin”
Setelah matahari tenggelam dan malam mulai
merangkak kulihat sang maharaja itu sudah tidak sabar lagi untuk “menunaikan
tugas rutinnya” melayani para isteri bidadarinya “all night long” sampai
menjelang pagi. Tugas rutin yang sangat nikmat.
Berangkat Menuju Ghurof ke-3
Setelah mandi di kolam yang terletak di lantai teratas ghurof itu dan sarapan, sang maharaja kemudian berangkat menuju
ke ghurof ke-3 dengan mengendarai kuda sembraninya. Akupun menguntit di
belakang beliau dengan mengendarai “kapsul waktuku”. Entah kejutan apa lagi
yang akan terjadi di sana nanti.
Sama halnya dengan hari
sebelumnya sang Maharaja mendarat di lantai teratas ghurof kemudian
menyerahkan kuda sembraninya untuk dikandangkan oleh pelayan surga. Lalu turun ke ruang pertemuan di lantai bawah. Sedang
aku sendiri tidak ikut mendarat di lantai itu. Hanya melihat beliau dari atas sebentar, kemudian langsung masuk ke dalam
ruang pertemuan melalui pintu gerbangnya.
Setelah
masuk ke ruang pertemuan itu sang Maharaja lalu melihat daftar acaranya
hari ini. Ternyata hari ini adalah hari Jum’at. Semua planet surga di
seluruh alam semesta surga oleh Alloh swt. diatur seperti planet bumi
sebelum
terjadi kiamat. Rotasi planetnya terjadi sekali setiap dua puluh empat
jam. Tiap
planet surga itu dilengkapi dengan sebuah planet satelit bulan yang
berputar
mengelilingi planet surganya sekali setiap 29,5 hari. Sedang planet
surganya sendiri menjalani revolusi mengelilingi sebuah mataharinya
dalam waktu 365 hari. Maka
perhitungan hari, bulan dan tahunnya juga seragam yaitu sama dengan di
bumi. Demikian juga model kalender, huruf dan angka-angkanya, nama-nama
hari, nama-nama bulannya semuanya sama dengan di bumi. Tepatnya sama
dengan kalender Islam di
bumi.
Hari itu hari Jum’at.
Semua Maharaja surga di seluruh alam semesta surga tahu bahwa hari itu Alloh
swt. mengundang mereka semua berkumpul di satu planet surga khusus. Termasuk
para Nabi, para syuhada’ dan shiddiqin (orang-orang yang jujur).
Pergi ke Planet Surga
Khusus, Memenuhi Undangan Alloh swt. 65)
Segera sang
Maharaja pergi menuju ke pesawat transporternya yang terletak di puncak ghurof,
menggunakan lift yang dipakai beliau sebelumnya. Pesawat transporter itu
ternyata telah disiapkan oleh para pelayan surga di muka pintu lift dengan
beberapa orang awak pelayan surganya. Sedang “kapsul waktuku” oleh “sang
pikiranku” yang menciptakannya, telah dilengkapi dengan teknologi transporter
yang prinsipnya menggunakan saluran “lubang cacing” (worm hole dalam mekanika
kuantum). Segera
aku berancang-ancang berangkat bersama sang Maharaja surga menuju ke planet
surga khusus tempat pertemuan itu.
Pesawat transporter yang
ditumpangi sang Maharaja segera lenyap dari pandanganku. Mesin “lubang
cacingku” segera kuaktifkan. Maka seketika itu juga “kapsul waktuku” telah
sampai di planet surga khusus, tempat
berkumpul seluruh Maharaja planet surga yang ada di alam semesta surga, bersama
para Nabi, syuhada’ dan shiddiqin.
Tempat pertemuan itu berada di bawah kemah
berbentuk kubah yang dindingnya terbuat dari mutiara yang transparan itu.
Bentuknya bulat mirip stadion yang dipergunakan untuk event-event
olahraga di dunia. Para Nabi, syuhada’ dan shiddiqin berkumpul bersama di
satu tribun khusus, dengan posisi para Nabi duduk di deretan terdepan. Para Maharaja planet surga duduk di sofa-sofa empuk yang
rangkanya terbuat dari emas bertatahkan permata dan mutiara. Di atas
meja emas yang terletak di muka sofa itu terhidang segala macam makanan
baik makanan Barat, Timur dan Timur Tengah, bahkan ada juga makanan Indonesia. Kesempatan ini dipakai
oleh para maharaja itu untuk bernostalgia masakan yang mereka makan sewaktu
mereka hidup di dunia sebelumnya.
Menikmati Wajah Alloh swt. 66)
Acara utama pertemuan itu
adalah menikmati wajah Alloh swt. sepuas-puasnya, karena Alloh swt. sengaja
memperlihatkan diri-Nya selama pertemuan itu. Sayang aku tidak bisa menikmatinya
karena aku tidak bisa melihat Alloh swt. akibat mata “model dunia” yang kupakai
waktu itu.
Menikmati Suara Merdu Nabi
Daud as. 67)
Suara Nabi terindah sepanjang masa adalah
suara Nabi Daud as. Tatkala beliau menyanyi, konon gunung-gunung, pohon-pohon
dan binatang-binatang ikut bernyanyi bersama beliau. Maka semua hadirin
menunggu-nunggu acara itu. Sekarang inilah waktunya. Kulihat Nabi Daud as. yang
ada di tribune sedang turun ke tengah-tengah stadion. Nyanyian beliau itu
diiringi oleh orkes surga yang dimainkan oleh para malaikat. Syair lagu-lagu beliau
isinya adalah puji-pujian terhadap kebesaran Alloh swt., tentang sifat-sifat-Nya yang
jumlahnya ada 20, nama-nama-Nya yang berjumlah 99. Serta puji-pujian terhadap
keindahan ciptaan-Nya yang ada di langit dan bumi surga. Tatkala beliau bernyanyi
suaranya membahana ke angkasa. Kemudian menukik ke bumi menembus kalbu para
hadirin. Iringan musik malaikat menambah suasana khidmatnya. Meskipun beliau
menyanyi dalam bahasa Iberani, Alloh swt. menerjemahkannya langsung di dalam
otak masing-masing hadirin sehingga isinya dapat difahami. Akibatnya para
hadirin itu seakan-akan fly, menangis tersedu-sedu. Bahkan sebagian ada yang
turun ke lapangan lalu menari seperti darwis Persia. Setelah beliau mengakhiri
nyanyiannya, suasananya menjadi hening, terdengar lamat-lamat beberapa isak
tangis yang belum reda. Para hadirin sangat puas akan ”nyanyian tunggal Nabi
Daud as. yang diiringi oleh orkestra malaikat surga” itu.
Pertemuan
itu
diakhiri dengan acara bersalam-salaman di lapangan rumput stadion surga,
Semua orang
sama berkumpul di lapangan di muka tribun para Nabi, syuhada’ dan
shiddiqin, berkenal-kenalan terutama dengan dua puluh lima Nabi yang
namanya tersebut di
dalam Al-Qur-an.
Pesta Hidangan Favorit
Acara
selanjutnya adalah berpesta menyantap hidangan yang sudah tersedia. Makanan itu
dimasak oleh para pelayan surga yang kepandaiannya mengalahkan para ahli masak
di dunia. Dengan dibantu oleh ribuan pelayan surga, masing-masing Maharaja
surga itu mencari makanan favorit mereka masing-masing sewaktu masih ada di dunia. Mereka
memuji-muji kelezatan makanan favorit masing-masing.
Pertemuan berakhir.
Kemudian semuanya pulang ke tempat tinggalnya masing-masing.
Pergi Berbelanja ke Pasar Surga 68)
Sebelum pulang
para Maharaja surga itu mampir terlebih dahulu ke Pasar Surga.
Pasar Surga itu
ada di bawah kubah mutiara di sebuah planet surga. Di situ ada sebuah gedung
yang sangat besar yang dikelola oleh para malaikat. Semua barang yang
dibutuhkan oleh masyarakat surga ada di situ. Bermacam-macam pohon buah-buahan,
sayuran, tanaman hias dan pohon bunga. Bermacam-macam gambar baik berupa
lukisan atau foto, foto-foto seni ataupun foto obyek riel yang ada di dunia
dahulu. Beragam jenis film yang pernah dibuat di dunia. Bermacam meubelair
berupa kursi, meja, sofa dan tempat tidur. Bermacam tekstil. Bermacam
kendaraan baik kuda sembrani, piring terbang kecil dan transporter. Bermacam TV
dan alat komunikasi.
Dan
yang
mengejutkan adalah, disini juga tersedia bermacam-macam model bidadari.
Dengan berbagai warna selaput pelangi mata. Ada yang hitam, abu-abu,
coklat dan biru. Dengan bermacam warna
rambut, hitam, abu-abu dan pirang. Asli, bukan dicat seperti di bumi.
Juga dengan bermacam warna kulit, dari sangat putih, kuning sampai
coklat muda. Sedang bidadari yang ada di rumah ghurof umumnya berkulit
putih,
berambut hitam dan berselaput pelangi blonde atau hitam. Bila mereka
merasa
bahwa jumlah bidadari di rumah sudah terlalu banyak, mereka bisa ditukar
dengan bidadari yang ada di sini. Hal itu sah-sah saja, tidak
melanggar peri kebidadarian. Karena para bidadari itu adalah manusia
android yang
diciptakan Alloh swt. dengan teknologi yang sangat canggih.
Saking
banyaknya barang yang tersedia dan sangat luasnya pasar itu, untuk
masing-masing Maharaja disediakan permadani terbang seperti yang dipakai oleh
Aladin di dalam film, untuk sarana berkeliling.
Selain
barang-barang yang sudah mereka kenal, juga tersedia barang-barang yang belum
pernah mereka lihat sebelumnya (ma la ainun roat),, mereka dengar (wa la udzunun
sami'at) atau belum terpikirkan sebelumnya (wa la khathoro bibali).
Semua benda
yang mereka inginkan itu diberikan dengan cuma-cuma. Lalu dikirim oleh perusahaan
ekspedisi surga melalui lubang cacing sehingga akan sampai
pada tujuannya seketika itu juga.
Tidak pernah terjadi kekurangan stok barang di pasar surga ini, karena jumlahnya
tak terbatas.
Memang sangat
menarik, sehingga para Maharaja itu berlama-lama di situ. Akan tetapi, karena
mengingat masih ada ”tugas rutin” yang menunggu mereka nanti malam, sewaktu
matahari sudah condong ke barat para Maharaja itu segera pulang.
Sewaktu sang Maharaja itu sampai di
rumah, barang yang mereka pesan itu pun segera tiba. Selanjutnya di antar ke tempat yang dikehendaki oleh sang
Maharaja planet surga itu.
Melihat
Alloh swt. setiap Pagi dan Sore
Telah
dibahas sebelumnya bahwa kenikmatan tertinggi di surga adalah bisa melihat
wajah Alloh. Swt.
Pada
siang hari banyak acara yang dijalani oleh Maharaja planet surga itu. Di antaranya
adalah pertemuan dengan para famili dan sahabat. Berkomunikasi dengan sesama
ahli surga menggunakan TV interakltif. Atau dengan bekas teman dan
famili yang sekarang ada di neraka. Atau berekreasi menggunakan piring
terbangnya melihat gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai besar yang
airnya jernih, laut dan samudera serta melihat pemandangan pantai yang indah di
pulau-pulau kecil. Sedang pada malam harinya waktunya dihabiskan untuk melayani
para isteri bidadarinya di rumahnya masing-masing.
Maka waktu
kosong para Maharaja surga itu hanya tinggal waktu pagi dan sore. Pada kedua waktu itu Alloh
swt. berkeliling ke planet-planet surga untuk memperlihatkan diri-Nya kepada
para Maharaja sorga. Meskipun jumlah Alloh swt hanya satu, tapi Dia bisa
memecah dirinya dalam jumlah yang tak terbatas sehingga semua Maharaja itu bisa
melihat Alloh swt. dalam waktu yang bersamaan. Munculnya Alloh swt. ditandai
dengan terlihatnya berkas cahaya yang terang mendekat kepada tempat Maharaja
itu berada.69) Memang saat itu telah ditunggu-tunggu.
Maka pada kedua waktu itu sang Maharaja sengaja keluar dari ghurof untuk
melihat wajah Alloh swt. yang terlihat di atas langit. Para penghuni surga
sangat gembira dan puas tatkala mereka melihat wajah Alloh swt.
Bidadari yang ditawarkan
secara berkeliling 70)
Untuk
memperbaharui
stok bidadari yang ada di dalam ghurof, bisa dengan cara mendapatkannya
di pasar sorga. Selain itu malaikat pengusaha pasar
sorga itu juga membuat cabang-cabangnya yang letaknya ada di dekat
ghurof, yaitu di
hulu sungai di atas gunung. Pada waktu-waktu tertentu malaikat pengusaha
pasar
itu mengirim beberapa orang bidadari ke tempat itu dan memberitahukannya
pada
sang Maharaja planet surga. Maka beliau pun datang ke tempat itu
mengendarai
kuda sembraninya. Bila bidadari itu cocok pada selera beliau maka
dicoleknya
bidadari yang diinginkannya itu, maka ikutlah dia. Selanjutnya bidadari
itu diantarkan oleh malaikat bagian ekspedisi ke rumahnya di dalam
ghurof.
Cara beribadah sang
Maharaja planet surga
Penempatan para
mukmin di dalam surga adalah merupakan balasan terhadap amal ibadah mereka
selama hidup di dunia.
Di surga ini
mereka tinggal memetik hasilnya, tidak perlu beramal lagi. Tidak usah
mengerjakan sholat, puasa, zakat dan berhajji. Mereka cukup berzikir saja
memuji-muji Alloh swt. dan berterima kasih atas segala kenikmatan yang
dikaruniakan-Nya di dalam surga itu.
Pulang kembali ke Jember
Akhirnya
usailah sudah perjalanan imajinerku yang sangat jauh itu. Maka akupun pulang
kembali ke tempat asalku di Jember. Jalan yang ku tempuh pun sama dengan jalan
sewaktu pergi ke sini. Mula-mula aku keluar dari system alam semesta surga itu
pergi ke shiroth. Kemudian kubalik waktu pada ”kapsul waktuku” menuju masa
silam. Setelah sampai pada masa adanya alam semesta dunia lalu aku terbangkan
”kapsul waktuku” dari shiroth masuk ke alam semesta dunia, tepatnya pergi ke planet
bumi yaitu pada posisi kota Jember. Selanjutnya kuputar terus mesin waktu itu
pergi ke masa silam pada tahun 2012. Sekarang sampailah ”kapsul waktuku” itu di
dalam kamarku lagi. Selanjutnya kusuruh ”sang pikiranku” untuk memusnahkan
”kapsul waktu” itu. Lalu ”sang pikiranku” pun masuk kembali ke dalam otakku.
Maka kembalilah situasinya seperti sediakala.
Selamat tinggal
surga, aku selalu merindukanmu.
Catatan Kaki :
48) Dan sesungguhnya
kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari
di dalamnya". (QS. Thoha [20]
:119)
49) “Tetapi orang-orang yang bertakwa
kepada Tuhannya, mereka mendapat ghurof, di atasnya dibangun pula tempat-tempat
yang tinggi. (Al-Furqon : 75).
50) Setiap kali
mereka diberi rizqi buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan, ‘Inilah
yang pernah diberikan kepada kami dahulu’ (mirip dengan buah-buahan di dunia
tapi jauh lebih lezat, pen.) Mereka diberi buah-buahan yang serupa (sama
baiknya, tak ada yang cacat) ... (Al-Baqoroh [2]:25)
51) Katakanlah:
"Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan
mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka
kekal di dalamnya. Dan (mereka
dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah: Dan Allah Maha
Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imron [3] :15)
52) Ummu Salamah r.a. berkata "Saya pernah
bertanya kepada Rosululloh s.a.w. , "Terangkan kepadaku tentang firman
Alloh Azza wa Jalla 'huurun 'in'. Jawab Nabi saw. 'Huurun maksudnya adalah
(kulitnya) putih dan 'in maksudnya adalah matanya besar dan berwarna blonde
(kekuning-kuningan). Wanita hauro' itu seperti sayap burung nasar (elang).Aku
berkata, Wahai Rosululloh, terangkan kepadaku maksud firman Alloh Azza wa
Jalla, Seakan-akan mereka adalah permata yang tersimpan dengan baik.' Jawab
Rosululloh saw., Warna putih kulit mereka seperti warna putih mutiara yang ada
di dalam kerang dan tidak pernah disentuh oleh tangan siapa pun."Aku
berkata Wahai Rosululloh, terangkan kepadaku maksud firman Alloh Azza wa Jalla,
'Di dalam surga-surga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." Jawab Rosululloh saw., 'Mereka adalah wanita
yang mulia akhlaknya dan cantik rupanya.'Aku berkata Wahai Rosululloh,
terangkan kepadaku maksud firman Alloh Azza wa Jalla, 'Seakan-akan mereka
adalah telur yang tersimpan baik.' Jawab Rosululloh saw., 'Kelembutan dan
ketipisan kulit mereka mirip kelembutan dan ketipisan kulit yang engkau lihat
pada kulit dalan telur." (HR.
Thobroni).
53) Abu Sa'id Al-Khudri
Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya jika penghuni
surga usai menggauli istri-istrinya (bidadari), maka mereka langsung kembali
perawan lagi (selaput daranya yang pecah utuh kembali)." (Diriwayatkan
Thabrani).
Dan untuk mereka di dalamnya ada
istri-istri (bidadari) yang suci dan mereka kekal di dalamnya (surat Al-Baqarah 2:25). " Sabda beliau, "Wanita (bidadari) tersebut suci dari
menstruasi, tinja, najis dan ludah."
54) Sesungguhnya
penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (QS.
Ya Sin [36] :55)
56) Di
dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan
yang banyak dan minuman di surga itu. (QS. Shood [38]:51)
57) Dari Ishaq
bin Nu’man yang berkata bahwa Rosululloh s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya di Surga, terdapat
masyarakat bidadari yang bermata jelita. Mereka melantunkan suara emasnya yang
tidak pernah didengar seluruh mahluk sebelumnya. Mereka berkata ‘Kami adalah
wanita-wanita abadi dan kami tidak mati. Kami bahagia dan tidak sengsara. Kami
ridho dan tidak cemberut. Berbahagialah bagi orang yang menjadi milik kami dan
kami menjadi miliknya’. (H.R. Tirmidzi).
58) dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.
(QS. Al-Waqi’ah [56] :21)
59) Dari Jabir
bin Abdulloh r.a dari Nabi Muhammad s.a.w. yang bersabda: “Jika penghuni
sorga telah memasuki surga, maka datanglah kepada mereka kuda-kuda dari mutiara
yakut yang berwarna merah. Kuda-kuda tersebut mempunyai sayap, tidak kencing
dan tidak pula mengeluarkan kotoran (kuda mekanik). Para penghuni surga duduk
di atas kuda-kuda tersebut kemudian kuda-kuda itu terbang membawa penghuni
surga di surga. Alloh Al-Jabbar menampakkan diri kepada mereka. Ketika mereka
melihat-Nya, maka mereka langsung sujud. Alloh Al-Jabbar berkata kepada mereka,
‘Angkatlah kepala kalian! Sekarang bukan hari untuk beramal. Sekarang adalah
hari bersenang-senang dan mendapat kemuliaan!’ Mereka pun mengangkat kepalanya
dan Alloh menurunkan aroma wangi kepada mereka. Lalu mereka berjalan melewati
bukit pasir kasturi dan pada saat yang sama Alloh mengirimkan angin kepada
bukit kasturi tersebut. Angin bertiup di bukit pasir kesturi hingga ketika
mereka pulang (dengan mengendarai kuda terbang tadi) menemui
isteri-isteri(bidadari)nya dalam keadaan rambut yang acak-acakan.
(Riwayat Abu Syaikh).
60) (Apakah) perumpamaan
(penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di
dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu
yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi
minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? (QS.
Muhammad [47] :15)
61) Mereka berada
di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, (QS. Al-Waqi’ah [56]
:15)
62) “Itu adalah
sebuah istana dari mutiara di surga. Di dalam istana itu terdapat 70 rumah dari
permata merah. Dalam setiap rumah terdapat 70 kamar dari zamrud hijau. Dalam
setiap rumah (kamar ?, pen.) juga terdapat 70 ranjang. Di atas setiap ranjang
terdapat 70 kasur dari segala warna. Di atas setiap kasur terdapat 70 orang
(seorang ?, pen.) bidadari. Di setiap rumah terdapat 70 hidangan, dan di setiap
hidangan terdapat 70 macam makanan. Di setiap rumah juga terdapat 70 muda mudi
(pelayan surga, pen.). Dan, di setiap pagi Alloh memberikan kepada seorang
mukmin kekuatan untuk menikmati semua itu.” (H.R. Ibnu Mubarok).
Dari Abu Hurairah R.a. yang berkata, "Rasulullah
S.a.w. pernah ditanya, 'Apakah penghuni surga bisa menggauli istri-istrinya
(bidadari)?' Jawab Rasulullah S.a.w. "Dan demi Dzat yang jiwaku ada di
Tangan-Nya, dengan penis yang tidak pernah lemas, vagina (bidadari) yang tidak
pernah kendor dan syahwat yang tidak pernah padam'."
63) Orang-orang
yang beriman dan diikuti oleh anak-anak cucu mereka dengan beriman pula, Kami
akan pertemukan anak cucu mereka itu dengan mereka (di Surga). Dan Kami tidak
akan kurangkan sedikit pun dari amal mereka padahal tiap-tiap orang bergantung
dengan yang ia lakukan. Kami tambahkan bagi mereka buah-buahan dan daging yang
mereka inginkan. Mereka saji menyajikan gelas minuman yang tak ada sisa padanya
dan tidak pula dosa. Dan akan melayani mereka anak-anak (pelayan Surga)
seolah-olah mutiara-mutiara yang tersimpan. Sebagian mengunjungi yang lain
bertanya-tanya. Sebagian mereka berkata: “Sesungguhnya dahulu kami
pernah menghawatirkan nasib keluarga kami. Tetapi Alloh memberi taufiq pada
kami, dan ia peliharakan kami dari siksa yang sangat panas. Sesungguhnya kami
dahulu pernah berdoa kepada-Nya, sesungguhnya Alloh itu sangat banyak berbuat
kebaikan dan Maha Pengasih.” (Q.S. Ath-Thur 21-28)
64) Doa mereka di dalamnya ialah: Subhanakallahumma", dan salam
penghormatan mereka ialah: "Salam". Dan penutup doa mereka
ialah: Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamin."
(QS. Yunus [10] :10)
65) Kemudian
mereka makan minum sepuasnya dan mengenakan pakaian indah. Anas bin Malik r.a.
berkata: Jibril datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dengan membawa kaca cermin
dan di dalamnya terdapat sesuatu yang sangat sederhana”. Kata Nabi Muhammad
s.a.w., “Apa itu Dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Jika
penghuni surga telah bertempat tinggal di surga, maka datanglah malaikat yang
berkata kepada mereka. ‘Sesungguhnya Alloh Azza wa jalla memerintahkan kalian
untuk berkunjung kepada-Nya!’ Mereka pun (dari planetnya masing pergi ke suatu
planet untuk, pen.) berkumpul. Lalu Alloh Tabaroka wa Ta’ala memanggil Daud
a.s. lalu Daud memperdengarkan suaranya
dengan tasbih dan tahlil. Setelah itu maidatul khuldi (jamuan abadi)
dihidangkan.” Para sohabat bertanya, ‘Wahai Rosululloh, apa yang dimaksud
dengan maidotul khuldi tersebut ?” Jawab Rosululloh s.a.w., “Salah satu sudut
maidotul khuldi tersebut lebih luas ketimbang antara timur dan barat.” Jibril?”
Jawab Jibril, “Ini adalah hari Jum’at yang diberikan khusus kepadamu dan kepada umatmu. Pada hari
tersebut banyak orang Yahudi dan Nasroni yang menjadi pengikutmu.Pada hari
tersebut , disediakan bagi kalian sebaik-baik waktu. Jika seorang Mukmin
meminta sesuatu kepada Alloh pada hari tersebut, maka Alloh mengabulkan
permintaannya. Hari Jum’at bagi kami adalah Yaumul Mazid (Hari Penambahan).”
Kata Rosululloh s.a.w. , “Apa yang dimaksud dengan Yaumul Mazid (Hari
Penambahan)?” Jawab Jibril, “Sesungguhnya Tuhanmu menjadikan di Surga Firdaus
sebuah lembah di dalamnya terdapat bukit pasir
dari kesturi yang amat harum.
Pada hari Kiamat , Alloh tabaroka
wa ta’ala menerjunkan jumlah tertentu yang Dia kehendaki dari kalangan
malaikat. (Pada hari Jum’at semua penghuni/ maharaja planet-planet surga
diundang ke situ, pen.) Di sekitar lembah tersebut terdapat mimbar dari cahaya
yang diduduki para Nabi. Mimbar-mibar tersebut dikelilingi mimbar-mimbar dari
emas dan direnda dengan mutiara dari yakut dan mutiara zabarjad yang diduduki
para syuhada’ dan shiddiqun (orang-orang yang jujur).
Para syuhada’ dan shiddiqun duduk
di belakang para nabi di bukit pasir
kesturi tersebut. Alloh Tabaroka wa Ta’ala berfirman kepada mereka, ‘Kalian
telah membenarkan janji-Ku, maka silakan minta apa saja, niscaya permintaan
kalian Aku penuhi.’ Mereka menjawab, ‘Ya Tuhan kami, kami hanya minta
keridhoan-Mu.’ Firman Alloh Tabaroka wa Ta’ala, ‘Aku telah meridhoi kalian.
Kalian berhak memimpikan apa saja yang kalian inginkan. Aku mempunyai tambahan
yang banyak!’
Kata Jibril, “Pada hari Jum’at,
mereka mendambakan Alloh memberi mereka sebagian dari kebaikan tambahan
tersebut. Pada hari Jum’at tersebut, Alloh bertahta di atas Arasy. Hari Jum’at
adalah hari diciptakannya Adam. Dan pada hari Jum’at pula kiamat terjadi.
66)Kata mereka,
“Semuanya sudah dan hanya tinggal melihat wajah Alloh azza wa jalla yang
belum.” Maka Alloh langsung memperlihatkan Diri kepada mereka dan mereka pun
langsung sujud kepada-Nya. Dikatakan kepada mereka, “Kalian sekarang tidak
berada di negeri tempat kerja (di dunia,
pen.). Namun sekarang sedang berada di negeri pembalasan.” (H.R. Abu Nu’aim).
67) Dari Ali r.a.
yang mengatakan bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Jika penghuni surga telah
bertempat tinggal di surga, maka datanglah malaikat yang berkata kepada mereka.
‘Sesungguhnya Alloh Azza wa jalla memerintahkan kalian untuk berkunjung
kepada-Nya!’ Mereka pun (dari planetnya masing pergi ke suatu planet untuk,
pen.) berkumpul. Lalu Alloh Tabaroka wa Ta’ala memanggil Daud a.s. lalu
Daud memperdengarkan suaranya dengan
tasbih dan tahlil. Setelah itu maidatul khuldi (jamuan abadi) dihidangkan.”
Para sohabat bertanya, ‘Wahai Rosululloh, apa yang dimaksud dengan maidotul
khuldi tersebut ?” Jawab Rosululloh s.a.w., “Salah satu sudut maidotul khuldi
tersebut lebih luas ketimbang antara timur dan barat.” Kemudian mereka makan
minum sepuasnya dan mengenakan pakaian indah.
68) Pada suatu
hari Sa’id bin Al-Musayyah bertemu dengan Abu Huroiroh (di pasar). Abu Huroiroh
berkata : ‘Saya mohon kepada Alloh, mudah-mudahan Alloh mempertemukan kita
nanti di pasar’. Berkata Sa’id: ‘Adakah di dalam Surga pasar?’ Abu Huroiroh
menjawab: ‘Ada, Rosululloh mengabarkan kepada saya’. Selanjutnya dalam hadits
itu juga Abu Huroiroh menerangkan, “Ahli Surga pada hari tertentu, hampir sama
dengan hari Jum’at pada kita di dunia sekarang ini, (setelah pulang dari
menghadiri undangan Alloh s.w.t., pen.) sama-sama pergi ke pasar. (Hadits
panjang, pen.) .......... Dikatakan bahwa mereka pergilah ke satu pasar yang dikelilingi
penuh oleh malaikat. Di dalam pasar itu terdapat benda-benda yang belum
pernah dilihat mata (mala ainun roat), dan belum pernah didengar oleh
telinga sebelumnya (wala udzunun sami'at) dan tidak pernah terlintas
dalam hati (wala khathoro
bibali). Dikatakan, apa saja yang
diingini oleh orang itu dibawakan kepadanya, tidak dijual dan tidak dibeli
(gratis semuanya).
69) Dari Jabir ibnu
Abdulloh, dia berkata, Rosululloh s.a.w. bersabda: “Ketika para penghuni surga
berada dalam kenikmatan mereka, tiba-tiba muncullah cahaya menyinari mereka.
Maka mereka pun mendongakkan kepala mereka, dan ternyata atas karunia-Nya Alloh
Azza wa Jalla telah menghampiri mereka dari atas, seraya mengucapkan,
‘Asalamu’alaikum, hai sekalian penghuni surga.’” Rosul bersabda: “Itulah yang
dimaksud pada firman Alloh Azza wa Jalla, ‘Salamun qoula min Robbir Rohiim’ (Q.S
Yasin [36]:58) “. Rosul bersabda (melanjutkan): “Maka Alloh memandang kepada segenap penghuni surga, dan mereka pun
memandang kepada-Nya, sehingga Alloh tidak terlihat lagi oleh mereka. Tetapi
masih ada tertinggal, yaitu cahaya dan berkah-Nya atas mereka dalam rumah-rumah
mereka.” (HR. Ibnu Majah dalam Sunannya 1/65, 66.)
70) Ibnu Abbas
berkata (dari Nabi Muhammad ?), ‘Sesungguhnya di Surga terdapat sebuah sungai
yang bernama Al-Baidakh. Di atas sungai Baidakh terdapat kubah dari mutiara yakut dan di bawahnya
terdapat bidadari-bidadari yang bermata jelita. Penghuni Surga berkata, ‘Mari
kita pergi ke sungai Baidakh!’ Lalu mereka memanggil wanita-wanita tadi. Jika
ada salah seorang penghuni Surga tertarik kepada salah seorang dari wanita
tersebut, maka ia memegang pergelangan tangannya. Lantas wanita (bidadari)
tersebut pun ikut padanya.” (Diriwayatkan Abu Nu’aim).