Minyak sawit mengganggu kesehatan
Awas !
Konsumsi Minyak Kelapa Sawit
Bisa Mengganggu Kesehatan Anda!
Oleh : mutawalli
PENDAHULUAN
Sebagian besar
penduduk Indonesia setiap harinya mengkonsumsi minyak kelapa sawit dalam bentuk
minyak goreng, untuk menggoreng kue, ikan, lauk pauk dsb. Juga masakan yang
dibuat oleh para ibu selalu mengandung minyak atau mentega yang dibuat dari
minyak kelapa sawit.
Pernyataan bahwa
minyak kelapa sawit bisa mengganggu kesehatan tentu sangat mengejutkan. Bila
pernyataan ini betul, kemudian masyarakat tahu, tentu mereka tidak mau lagi
memakainya, lalu mencari minyak goreng penggantinya yang lebih aman.
Pengurangan konsumsi
minyak sawit dalam skala besar tentu akan sangat berpengaruh terhadap ekonomi
Indonesia, karena produksi dan perdagangan minyak kelapa sawit di Indonesia
sangat tinggi.
Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Kelapa sawit ditanam
di Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara,
serta Papua. Total luas lahan perkebunan pada tahun 2009 adalah 7.321.000 ha.
Pada tahun 2011
produksi minyak sawit Indonesia = 25,2 juta ton mengalahkan Malaysia yang
produksinya 18,8 juta ton. Namun karena konsumsi di Indonesia sangat tinggi
maka ekspor Indonesia kalah dengan Malaysia. Pada periode 2006 - 2010, konsumsi
minyak kelapa sawit di Indonesia sekitar 4 – 6,8 juta ton, sebagiannya dipakai
untuk bahan baku industri bio-diesel.
Harga rata-rata minyak
kelapa sawit adalah $ 1.000 per ton. Harga minyak kelapa sawit di dunia selalu meningkat, karena jumlah konsumsi
melebihi produksi.
Buah Kelapa sawit (Gambar atas)
Daging/sabutnya berwarna merah
Biji/kernelnya berwarna putih
Red Palm Oil (RPO) (Gambar kanan atas)
Warna asli minyak sawit
Minyak sawit adalah minyak goreng terbanyak dikonsumsi di dunia.
Buah Kelapa sawit (Gambar atas)
Daging/sabutnya berwarna merah
Biji/kernelnya berwarna putih
Red Palm Oil (RPO) (Gambar kanan atas)
Warna asli minyak sawit
Minyak sawit adalah minyak goreng terbanyak dikonsumsi di dunia.
Porsi konsumsi minyak
goreng kelapa sawit di Indonesia adalah 83,3 % dari keseluruhan konsumsi minyak
goreng. Minyak goreng lainnya adalah minyak kelapa, minyak jagung, minyak
kedelai, minyak zaitun dan lain-lain. Selain di Indonesia, sejak 2005 minyak
kelapa sawit adalah minyak goreng yang terbanyak dikonsumsi di dunia,
mengalahkan konsumsi minyak kedelai sebelumnya.
Hal tersebut
tergambar pada tabel berikut.
Tabel Konsumsi Minyak Goreng
di Dunia Tahun 2008
Tabel Konsumsi Minyak Goreng
di Dunia Tahun 2008
No
|
Jenis
minyak goreng
|
Per 1000 Ton
|
%
|
1
|
Minyak sawit
|
42.500
|
26,6
|
2
|
Minyak kedelai
|
37.930
|
23,7
|
3
|
Minyak repessed*
|
19.725
|
12,3
|
4
|
Minyak bunga matahari
|
10.236
|
6,4
|
5
|
Minyak kelapa
|
3,142
|
1,9
|
6
|
Lainnya
|
45.907
|
28,7
|
D u n i a
|
159.530
|
100
|
*Repessed
adalah sejenis kobis, nama Latinnya adalah Brassica napus Linnaeus. Diambil bijinya untuk bahan
minyak. Ditanam di China, Canada dan India.
Mengenal Kelapa Sawit
Mengenal Kelapa Sawit
Pohon Kelapa Sawit
terdiri dari dua spesies Arecaceae, termasuk familipalma. Kelapa Sawit Afrika, Elaeis
guinensis, berasal dari Afrika Barat, sedangkan Kelapa Sawit
Amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika
Tengah dan Amerika Selatan.
Kelapa sawit didatangkan
ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Ditanam di Kebun
Raya Bogor dan di tepi-tepi jalan di Deli Sumatera Utara pada tahun 1870-an.
Dari sini kemudian muncul ide membuat kebun kelapa sawit dari tanaman selaksi
Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura".
Kelapa sawit termasuk
tanaman pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa
tandan serta bercabang banyak. Buahnya kecil-kecil dan apabila masak, berwarna
merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya serta bijinya
mengandung minyak.
Minyak dagingnya digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Sedang minyak bijinya digunakan sebagai bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.
Minyak dagingnya digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Sedang minyak bijinya digunakan sebagai bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.
Ampasnya dimanfaatkan
untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan
ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Ciri-ciri Fisiologi Kelapa Sawit
A. Daun
Daunnya merupakan daun majemuk, berwarna hijau tua sedang
pelapahnya berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan
tanaman salak, hanya saja durinya tidak terlalu keras dan tajam.
B. Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12
tahun. Setelah itu pelepah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip
dengan tanaman kelapa.
C. Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan
samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke
samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
D. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu
pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga
jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih
besar dan mekar.
E. Buah
Buah sawit berwarna dari hitam, ungu, hingga merah. Buah
bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Buahnya terdiri dari tiga lapisan:
Buahnya terdiri dari tiga lapisan:
===========================================================
1. Eksocarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
2. Mesocarp, serabut atau daging buah yang berwarna
merah.
3.
Endocarp, tempurung pelindung biji.
4. Biji
sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak biji berkualitas tinggi,
warna putih.
===========================================================
Hasil
Kelapa Sawit
Bagian
yang paling utama untuk diolah adalah buahnya. Bagian daging
buah menghasilkan
minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Minyak
sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.
Minyak biji sawit menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.
Minyak biji sawit menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.
Buah
sawit dipanaskan 90°C agar daging buahnya melunak. Kemudian dipress pada mesin
silinder berlubang sehingga daging yang telah melunak itu terpisah dengan biji
dan tempurungnya. Daging biji dan tempurung dipisahkan dengan pemanasan dan
teknik pressing, lalu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa tempurung akan
turun ke bagian bawah lumpur.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Analisa Kimia Minyak Kelapa
Sawit
Minyak
kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Sebagaimana telah diuraikan di
atas, buah kelapa sawit terdiri dari daging buah (mesocarp), biji (kernel) dan
tempurung (endocarp). Mesocarp atau daging buah mengandung kadar minyak
rata-rata sebanyak 56%, biji (kernel) mengandung minyak sebesar 44%, sedang
endocarp atau tempurung tidak mengandung minyak.
Minyak
kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati lainnya adalah merupakan senyawa
yang tidak larut dalam air, sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah
trigliserida dan nontrigliserida.
Trigliserida pada Minyak
Kelapa Sawit.
Seperti
halnya lemak dan minyak lainnya, minyak kelapa sawit terdiri atas trigliserida
yang merupakan ester dari gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Bila ketiga
asam lemak penyusunnya sama maka trigliserida ini disebut trigliserida
sederhana, dan apabila salah satu atau lebih asam lemak penyusunnya tidak sama
maka disebut trigliserida campuran.
Asam lemak merupakan rantai hidrokarbon yang setiap atom karbonnya mengikat satu atau dua atom hidrogen, kecuali atom karbon terminal mengikat tiga atom hidrogen, sedangkan atom karbon terminal lainnya mengikat gugus karboksil. Asam lemak yang mengandung ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh, dan apabila tidak terdapat ikatan rangkap disebut asam lemak jenuh. Semakin jenuh struktur asam lemak dalam molekul trigliseridanya, semakin tinggi titik beku atau titik cair minyak tersebut, sehingga pada suhu kamar biasanya berada pada fase padat. Sebaliknya semakin tidak jenuh asam lemaknya semakin rendah titik cair minyak tersebut sehingga pada suhu kamar berada pada fase cair. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.
Asam lemak merupakan rantai hidrokarbon yang setiap atom karbonnya mengikat satu atau dua atom hidrogen, kecuali atom karbon terminal mengikat tiga atom hidrogen, sedangkan atom karbon terminal lainnya mengikat gugus karboksil. Asam lemak yang mengandung ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh, dan apabila tidak terdapat ikatan rangkap disebut asam lemak jenuh. Semakin jenuh struktur asam lemak dalam molekul trigliseridanya, semakin tinggi titik beku atau titik cair minyak tersebut, sehingga pada suhu kamar biasanya berada pada fase padat. Sebaliknya semakin tidak jenuh asam lemaknya semakin rendah titik cair minyak tersebut sehingga pada suhu kamar berada pada fase cair. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.
Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa Sawit
Asam Lemak Rantai Sedang
|
||
Asam
Lemak
|
Jumlah Atom C
|
%
|
Asam Kaprilat
Asam Kaproat
Asam Laurat
|
8
10
12
|
-
-
-
|
Jumlah % |
-
|
|
Asam Lemak Rantai Panjang
|
||
Asam
Lemak
|
Jumlah atom C
|
%
|
Asam
Miristat
Asam
Palmitat
Asam
Stearat
Asam Oleat
Asam Linoleat
|
14
16
18
18
18
|
1,1 – 2,5
40 – 46
3,6 – 4,7
30 – 45
7 – 11
|
Jumlah %
|
61,7 – 100
|
Keterangan : Asam lemak rantai sedang adalah yang mengandung C 6-12 (http://en.wikipedia.org/wiki/Medispan style=p
style=um-chain_ triglycerides) dan(http://www.nejm.org/doi/full/ 10.1056/NEJM196905082801906)
Senyawa Non Trigliserida pada Minyak Kelapa
Sawit.
Selain trigliserida
masih terdapat senyawa non trigliserida dalam jumlah kecil. Yang termasuk
senyawa non trigliserida ini antara lain : monogliserida, digliserida,
fosfatida, karbohidrat, turunan karbohidrat, protein, beberapa resin dan
bahan-bahan berlendir atau getah (gum) serta zat-zat berwarna yang memberikan
warna serta rasa dan bau yang tidak diinginkan.
Dalam proses pemurnian dengan penambahan alkali (biasanya
disebut dengan proses penyabunan) beberapa senyawa non trigliserida ini dapat
dihilangkan, kecuali beberapa senyawa yang disebut dengan senyawa yang tak
tersabunkan yang jumlahnya sangat sedikit.
Warna Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit
aslinya berwarna merah sehingga disebut Red Palm Oil (RPO). Lihat gambarnya
pada halaman 1. Warna pada minyak kelapa sawit tidak disukai oleh konsumen
karena tidak menarik. Sehingga para produsen berusaha maksimal untuk
menghilangkannya sampai warnanya jernih.
Zat warna dalam minyak
kelapa sawit terdiri dari dua golongan yaitu :
1. Zat warna
alamiah.
2. Zat warna dari hasil degradasi zat warna almiah.
Zat Warna Alamiah.
Yang termasuk golongan
zat warna alamiah adalah zat warna yang terdapat secara alamiah di dalam kelapa
sawit, dan ikut terekstraksi bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna
tersebut antara lain terdiri dari α-karoten, β-karoten, xanthopil, kloropil dan
antosianin. Zat- zat warna tersebut menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning
kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan.
Pigmen berwarna kuning
disebabkan oleh karoten yang larut di dalam minyak. Karoten merupakan
persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh, dan jika minyak dihidrogenasi, maka
karoten tersebut juga ikut terhidrogenasi sehingga intensitas warna kuningnya
berkurang.
Karotenoid bersifat tidak stabil pada asam dan
suhu tinggi dan jika minyak dialiri uap panas, maka warna kuning akan hilang,
sedang karotenoid juga bersifat sebagai aseptor proton.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Zat warna karoten pada minyak kelapa sawit sebenarnya sangat berguna bagi kesehatan karena merupakan sumber vitamin A. Bila warnanya dihilangkan maka hilanglah sumber vitamin A itu.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Zat warna karoten pada minyak kelapa sawit sebenarnya sangat berguna bagi kesehatan karena merupakan sumber vitamin A. Bila warnanya dihilangkan maka hilanglah sumber vitamin A itu.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bleaching ( Pemucatan ) atau Penghilangan
Warna.
Tahap yang terpenting
dalam pemurnian minyak nabati adalah penghilangan bahan-bahan berwarna yang
tidak diingini. Proses ini umumnya disebut dengan bleaching (pemucatan) atau
penghilangan warna (decoloration). Pada proses netralisasi, beberapa bahan
berwarna biasanya dapat dihilangkan, khususnya bila larutan alkali kuat
digunakan, tetapi beberapa bahan alami yang terlarut dalam minyak, hanya dapat
dihilangkan dengan perlakuan khusus.
Pemucatan minyak sawit
dan lemak lainnya yang telah dikenal antara lain:
1. Pemucatan dengan adsorbsi; cara ini
dilakukan dengan menggunakan bahan pemucat seperti tanah liat (clay) dan karbon
aktif.
2. Pemucatan dengan oksidasi; oksidasi
ini bertujuan untuk merombak zat warna yang ada pada minyak tanpa menghiraukan
kualitas minyak yang dihasilkan, proses pemucatan ini banyak dikembangkan pada
industri sabun.
3. Pemucatan dengan panas; pada suhu yang
tinggi zat warna akan mengalami kerusakan, sehingga warna yang dihasilkan akan
lebih pucat. Proses ini dilakukan pada kondisi hampa udara.
4. Pemucatan dengan hidrogenasi.
Hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap yang ada pada minyak
tetapi ikatan rangkap yang ada pada rantai karbon karoten akan terisi atom H.
Karoten yang terhidrogenasi warnanya akan bertambah pucat.
Minyak sawit merupakan
salah satu minyak yang sulit dipucatkan karena mengandung pigmen karoten yang
tinggi sedangkan minyak biji-bijian lainnya agak mudah karena zat warna yang
dikandungnya sedikit. Oleh sebab itu, minyak sawit dipucatkan dengan kombinasi
antara adsorben dengan pemanasan, minyak yang dihasilkan dengan cara ini
memenuhi sebagai lemak pangan.
Cara pemucatan minyak
kelapa sawit yang umum dikembangkan ialah kombinasi pemucatan adsorben dengan
pemucatan panas. Dasar pemilihan cara pemucatan tergantung pada faktor warna,
kehilangan minyak, kualitas minyak dan biaya pengolahan. Umumnya penggunaan
adsorben adalah (1 - 5) % dari berat minyak dengan pemanasan 120 °C selama 1
jam.
Adsorben yang sering
digunakan adalah tanah pemucat dan karbon aktif. Percampuran Bleaching Earth
dan karbon aktif dengan perbandingan 1: 25 ternyata menaikkan kemampuan daya
pemucatan dibandingkan bila Bleaching Earth dan karbon aktif digunakan secara
sendiri-sendiri.
Pemucatan Dengan Menggunakan Adsorben.
Pemucatan dengan
menggunakan tanah pemucat prinsipnya adalah pemucatan dengan adsorbsi.
Adsorbsi merupakan
peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa, dimana molekul
dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorbsi atau adsorben. Ditinjau
dari bahan yang teradsorbsi dan bahan pengadsorben adalah dua fasa yang
berbeda, oleb sebab itu dalam peristiwa adsorbsi, materi teradsorpsi akan
terkumpul antar muka kedua fasa tersebut.
METABOLISME LEMAK
DALAM TUBUH MANUSIA
Istilah lemak dan minyak sering kali dipakai
bersama-sama. Lemak berbentuk padat pada suhu kamar. Contoh : lemak hewani.
Sedangkan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Contoh : minyak sayur, seperti
minyak jagung, kedele, biji bunga matahari, biji kapok, canola dll.
Kedua-duanya dalam istilah ilmu kimia disebut fats atau triglycerida. Lemak
jenuh adalah trigliserida, demikian pula lemak tak jenuh (minyak sayur). Setiap
molekul trigliserida mengandung 3 molekul asam lemak.
Berdasarkan adanya ikatan ganda dalam molekul asam lemak yang terkandung dalam trigliserida, lemak dapat dibagi menjadi 3 kelompok; yakni:
Berdasarkan adanya ikatan ganda dalam molekul asam lemak yang terkandung dalam trigliserida, lemak dapat dibagi menjadi 3 kelompok; yakni:
1. Golongan minyak dengan asam lemak jenuh,
2. Golongan minyak dengan asam lemak tak
jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acids) dan
3. Golongan minyak dengan asam lemak tak
jenuh majemuk (poly-unsaturated fatty acids).
Saturated Fatty Acid
(SFA = Asam Lemak Jenuh)
Asam
lemak jenuh, asam laurat terdiri dari 12
atom karbon, yang diikat jenuh oleh atom hidrogen dan tidak ada
ikatan ganda. Asam lemak ini tergolong asam lemak rantai sedang(medium-chain
triglyceride / MCT) yang banyak ditemukan dalam air susu ibu dan minyak kelapa.
Asam
lemak tak jenuh tunggal, asam oleat terdiri dari 18
atom karbon di
mana 1 pasang karbon atom diganti oleh satu ikatan ganda dan asam lemak ini
tergolong dalam asam lemak rantai panjang serta kebanyakan ditemukan dalam
minyak sayur seperti minyakkedele,
minyak jagung, canola dan minyak sawit.
Asam
lemak tak jenuh ganda, asam linoleat terdiri dari 18
atom karbon dengan
2 ikatan ganda (majemuk) dan tergolong dalam asam lemak rantai panjang serta banyak ditemukan pada minyak
sayur seperti kedele, minyak jagung dan canola.
Asam
lemak juga bisa dibedakan berdasarkan panjang rantai atom karbon, dengan
demikian bisa dibagi lagi menjadi 3 kelompok:
1. Golongan minyak dengan asam lemak
rantai pendek, terdiri dari 2-5 atom karbon saja, seperti asam cuka dan asam
mentega.
2. Golongan minyak dengan asam lemak
rantai sedang, terdiri dari 6-12 atom karbon, seperti minyak kelapa dan minyak
biji sawit (kernel).
3. Golongan minyak dengan asam lemak
rantai panjang, yang terdiri dari 14 atau lebih atom karbon.
Minyak
sayur yang sekarang dijual di pasaran umumnya tergolong dalam asam lemak rantai
panjang. Ketiga jenis golongan asam lemak ini mempunyai proses pencernaan dan
metabolisme di dalam tubuh yang berbeda dan meng-hasilkan produk-produk zat
bioaktif yang sangat berbeda pula. Maka setiap jenis golongan asam lemak
mempunyai dampak fisiologis dan biologis yang sangat berbeda pula terhadap
kesehatan kita.
Berdasarkan
dampak fisiologisnya maka lemak yang kita konsumsi dapat dibagi menjadi 3 yaitu
:
LEMAK BAIK,
LEMAK BURUK
DAN LEMAK JAHAT
Lemak Baik
Lemak baik adalah
trigliserida yang mengandung asam lemak dengan rantai atom C pendek ( 2 - 5 )
dan sedang ( 6 - 12 ).
Alur Proses Pencernaan dan Metabolisme Lemak
Baik
Lemak atau
trigliserida rantai sedang (medium-chain triglycerides / MCT), karena molekulnya
yang kecil lebih mudah larut dalam air. Setelah dikonsumsi bisa langsung
diserap oleh dinding usus. Sebagian dihidrolise menjadi asam lemak dan
monogliserida yang juga mudah diserap melalui dinding usus. Setelah diserap
usus, lemak rantai sedang / MCT itu terikat dengan albumin serum dan
meninggalkan usus melalui vena porta dibawa ke dalam hati untuk dimetabolisir.
Sedang asam lemak yang terserap tanpa dirubah kembali menjadi trigliserida juga
dikirim ke hati.
Dalam ilmu nutrisi
kedokteran medium-chain triglyceride (MCT) dianggap suatu "lemak
super", sebagai sumber enerji terbaik.
Metabolisme Lemak Rantai Sedang (MCT) di Sel
Hati
Trigliseride dan asam
lemak rantai sedang (MCT) masuk ke dalam sel hati dalam bentuk asam lemak.
Kemudian diubah menjadi Acetyl-CoA. Selanjutnya dipakai untuk sumber energi
dalam bentuk ketone bodies yang bisa digunakan di seluruh tubuh termasuk otak.
Atau masuk ke Krebs Cycle di mitochondria diubah menjadi ATP sebagai sumber
energi di seluruh tubuh.
Berbeda dengan lemak rantai panjang, dalam metabolisme lemak rantai sedang (MCT) sama sekali tidak ada lemak yang masuk ke dalam peredaran darah umum.
Berbeda dengan lemak rantai panjang, dalam metabolisme lemak rantai sedang (MCT) sama sekali tidak ada lemak yang masuk ke dalam peredaran darah umum.
Lemak Buruk
Lemak buruk adalah
trigliserid yang mengandung asam lemak dengan rantai atom C panjang (14 atau
lebih).
Alur Proses Pencernaan dan Metabolisme Lemak
Buruk
Sebaliknya asam lemak
berantai panjang, karena ukuran molekul asam lemaknya besar-besar, tidak bisa
larut di dalam air sehingga perlu diproses dahulu di dalam saluran cerna
sebelum bisa diserap melalui dinding usus. Partikel lemak yang besar-besar itu
mula-mula diemulsi dengan bantuan cairan empedu yang berfungsi seperti sabun
deterjen. Setelah diemulsikan dengan sempurna, lalu diuraikan menjadi asam
lemak bebas, monoglyserida serta sedikit digliserida dengan bantuan enzim lipase
dari pankreas.
Setelah berbentuk asam lemak bebas dan monogliserida baru bisa diserap oleh dinding usus. Di dalam sel dinding usus asam lemak dan monogliserida ini digabung lagi menjadi trigliserida. Dengan bantuan apoprotein yang dibuat di dalam sel usus, lemak itu dijadikan gelembung lipoprotein. Lalu disalurkan melalui saluran lemak dan lymphe (lymphatic lacteal ducts/ cysterna chyli) yang terletak di muka tulang belakang, di bagian belakang perut. Di saluran itu gelembung lipoprotein itu disebut chylomicron yang berisi trigliserida (85-92%),phospholipids (6-12%), kolesterol (1-3%) dan protein (1-2%).
Setelah berbentuk asam lemak bebas dan monogliserida baru bisa diserap oleh dinding usus. Di dalam sel dinding usus asam lemak dan monogliserida ini digabung lagi menjadi trigliserida. Dengan bantuan apoprotein yang dibuat di dalam sel usus, lemak itu dijadikan gelembung lipoprotein. Lalu disalurkan melalui saluran lemak dan lymphe (lymphatic lacteal ducts/ cysterna chyli) yang terletak di muka tulang belakang, di bagian belakang perut. Di saluran itu gelembung lipoprotein itu disebut chylomicron yang berisi trigliserida (85-92%),phospholipids (6-12%), kolesterol (1-3%) dan protein (1-2%).
Selanjutnya dipompa ke
bagian belakang dada melalui ductus thoracicus lalu dipasokkan ke dalam aliran
darah umum melalui sudut pertemuan antara vena subclavia dan vena jugularis
interna di leher. Sebagian lipoprotein itu dibawa ke hati melalui peredaran
darah umum untuk dimetabolisir. Sebagian lainnya ditimbun di jaringan lemak
tubuh untuk persediaan kalori.
Sedangkan asupan
kolesterol di dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh juga diproses menjadi
lipoprotein lalu didistribusikan ke seluruh organ dan jaringan tubuh seperti
lemak rantai panjang. Jadi, semua jenis minyak rantai panjang akan berakhir di
dalam tubuh sebagai energi, kolesterol dan timbunan lemak, sedang kedua senyawa
yang terakhir, yakni kolesterol dan lemak inilah yang menjadi penyebab berbagai
jenis penyakit kronis dan degeneratif.
Lemak Jahat –
Lemak Trans
Sebelum tahun 1910,
konsumsi lemak (di Barat) terdiri dari mentega susu / keju, lemak sapi, dan lemak babi. Pada tahun 1901 ahli kimia Jerman
Wilhelm Normann menemukan teknik membuat margarin dengan cara menghidrogenasi
minyak nabati.
Proses hidrogenasi adalah
menambahkan hidrogen atom
pada lemak tak jenuh, menghilangkan ikatan ganda dan membuat mereka sebagian
atau seluruhnya menjadi lemak jenuh.
Teknologi ini segera
menyebar ke Inggris dan Amerika. Penemuan lemari es menjadikan margarin dapat
disimpan lama. Maka margarin segera mengganti peran mentega susu untuk
dioleskan pada roti dan dijadikan bahan kue pada tahun 1920.
Pada tahun 1909,
produsen makanan AS Procter & Gamble memperoleh hak AS untuk paten Normann.
Pada tahun 1940, Dr. Catherine Kousmine menemukan bahwa minyak nabati yang
dihidrogenasi itu mengandung asam lemak trans yang diduga bisa menyebabkan
kanker. Kemudian pada awal 1956 ditemukan bahwa lemak trans bisa menjadi
penyebab kenaikan besar kasus penyakit arteri koroner di AS. Pada tahun 1994,
diperkirakan bahwa lemak trans menyebabkan 20.000 kematian setiap tahunnya di
AS akibat penyakit jantung.
Konsumsi lemak trans bisa meningkatkan kadar LDL kolesterol dan menurunkan tingkat "baik" HDL kolesterol.
Konsumsi lemak trans bisa meningkatkan kadar LDL kolesterol dan menurunkan tingkat "baik" HDL kolesterol.
Apakah Lemak Trans Itu
?
Telah disebutkan bahwa
lemak atau trigliserida mengandung asam lemak. Asam lemak bisa jenuh atau tidak
jenuh. Lemak tak jenuh adalah molekul lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap antara atom karbon.
Ikatan rangkap ini
bisa dalam bentuk cis atau trans. Dalam bentuk cis, hidrogen berada pada sisi yang sama dari ikatan
rangkap. Dalam bentuk trans, hidrogen berada di sisi berlawanan
dari ikatan ganda. Hampir semua asam lemak di alam ada dalam bentuk cis yang tidak berbahaya. Asam lemak trans tidak alami dan bentuknya lebih padat
daripada yang berbentuk cis.
Proses hidrogenasi
menjadikan asam lemak tak jenuh ini menjadi jenuh dan berbentuk padat yaitu
margarin. Tetapi proses hidrogenasi yang tidak sempurna /parsial bisa merubah
asam lemak cis ini
menjadi asam lemak trans yang
sangat berbahaya.
Asam lemak tak jenuh
yang ada di minyak goreng dan berpotensi menjadi asam lemak transbila
dihidrogenasi adalah:
1. Asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh tunggal / asam lemak
rantai panjang (18 atom karbon).
2. Asam linoleat yaitu asam lemak tak jenuh ganda / asam lemak
rantai panjang (18 atom karbon).
Agar hidrogenasi lemak
nabati tidak menghasilkan lemak trans maka
proses itu harus dilakukan pada suhu antara 140° C - 170° C dengan tekanan
tinggi. Pada tekanan standar (20 psi) proses hidrogenasi menghasilkan sekitar
40% asam lemak trans berat,
dibandingkan dengan sekitar 17 % bila menggunakan metode tekanan tinggi (200 psi).
Kadar lemak trans bisa
lebih rendah lagi bila minyak nabati itu dicampur dengan minyak kedelai
unhydrogenated cair, yang bisa menghasilkan margarin dengan kandungan 5 sampai
6 % lemak trans. Serta proses hidrogenasi harus dilakukan lebih lama.
Pemakaian Minyak Rantai Panjang untuk
Menggoreng juga Menghasilkan Lemak Trans.
Sesuai dengan namanya
minyak goreng nabati kita gunakan untuk menggoreng.
Ternyata pada proses
penggorengan juga terjadi hidrogenasi lemak tidak jenuh yaitu asam oleat dan
linoleat.
Para ibu di dapur
tentu mengetahui bahwa minyak nabati rantai panjang yaitu minyak sawit yang
semula jernih itu setelah dipakai untuk menggoreng berubah menjadi kental
seperti oli mobil, karena terjadi proses polimerisasi (penggumpalan). Di
samping itu akan menghasilkan trans fatty acids dan radikal bebas yang terkenal
bersifat toksik dan karcinogenik. Gabungan dari trans fatty acids, radikal
bebas, kelebihan kolesterol dan timbunan lemak dalam jaringan tubuh inilah yang
menjadi penyebab utama berbagai jenis penyakit kardiovaskuler, tekanan darah
tinggi, stroke, kencing manis, obesitas, over-weight, kanker dan sebagainya
yang sekarang sedang melanda seluruh dunia tanpa mengenal batas umur, gender
dan suku.
Kolesterol
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di
dalam sel yang terdiri atas LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida.
Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita
ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh
kita di samping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral.
Lemak merupakan salah satu sumber energi
yang memberikan kalori paling tinggi. Di samping itu lemak atau khusus-nya
kolesterol merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk
membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar
pembentukan hormon-hormon steroid.
Kolesterol yang kita butuhkan tersebut,
secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi
kadarnya bisa meningkat karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani,
telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood).
Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan
akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi
yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah.
Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Kolesterol diproduksi di dalam organ
hati. Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low
Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke
sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL
(High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan
diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu.
LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di
dalam darah.
Protein utama yang membentuk LDL adalah
Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat"
karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.
Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam
operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah
dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah
Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai
kepadatan tinggi sehingga lebih berat.
Bagaimana Dengan Minyak Kelapa Sawit ?
Sebagaimana telah
dibahas di atas komposisi asam lemak pada minyak kelapa sawit adalah sebagai
berikut:
1. Asam lemak jenuh / asam lemak rantai sedang (12 atom carbon)
yaitu :
Asam laurat : 0 %
2. Asam lemak jenuh / asam lemak rantai panjang (14 atom carbon)
yaitu :
Asam miristat : 1,1 -
2,5 %
3. Asam lemak jenuh / asam lemak rantai panjang (16 atom carbon)
yaitu :
Asam palmitat : 40 -
47 %
4. Asam lemak jenuh / asam lemak rantai panjang (18 atom karbon)
yaitu :
Asam stearat : 3,6 -
4,7 %
5. Asam lemak tak jenuh tunggal / asam lemak rantai panjang (18
atom karbon) yaitu :Asam oleat : 30 -
45 %.
6. Asam lemak tak jenuh ganda / asam lemak rantai panjang (18 atom
karbon) yaitu :Asam linoleat : 7 - 11 %
Terbaca pada data di
atas bahwa minyak kelapa sawit sama sekali tidak mengandung asam lemak rantai
sedang (lemak baik), melainkan mengandung 100% asam lemak rantai panjang (lemak
buruk). Bahkan mengandung asam lemak rantai panjang tidak jenuh yaitu asam
oleat dan linoleat yang bila dipakai untuk meng-goreng akan menghasilkan lemak
trans yang sangat berbahaya bagi kesehatan (lemak jahat).
Pemakaian minyak
goreng kelapa sawit akan menaikkan kadar kolesterol LDL, menurunkan kadar
kolesterol HDL sehingga menimbulkan penyakit athero-slerosis yaitu penyakit
jantung koroner, stroke, gangguan mata dan ginjal serta bisa memperberat
penyakit kencing manis. Sedang lemak trans yang dihasilkannya berpotensi
menimbulkan penyakit kanker.
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa minyak sawit dikonsumsi oleh 26,6 % penduduk dunia, diikuti oleh minyak kedelai 24,7 % yang bersifat sama jeleknya dengan minyak sawit karena mengandung lemak rantai panjang dan bisa menimbulkan lemak trans bila dipakai untuk menggoreng. Sehingga kasus penyakit metabolik dan penyakit degeneratif di dunia setelah Perang Dunia II meningkat tajam.
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa minyak sawit dikonsumsi oleh 26,6 % penduduk dunia, diikuti oleh minyak kedelai 24,7 % yang bersifat sama jeleknya dengan minyak sawit karena mengandung lemak rantai panjang dan bisa menimbulkan lemak trans bila dipakai untuk menggoreng. Sehingga kasus penyakit metabolik dan penyakit degeneratif di dunia setelah Perang Dunia II meningkat tajam.
Selama penyebabnya
yang tertimbun setiap hari dalam tubuh tidak disingkirkan, maka cara pengobatan
yang hebat dan canggih apa pun hanya untuk sementara meredam gejala penyakit
yang ditimbulkan, tetapi belum menyembuhkan penyakitnya.
Sebelum Perang Dunia
ke II mayoritas penduduk dunia menggunakan minyak kelapa yang hanya mengandung
lemak rantai sedang (lemak baik). Pemakaian minyak kelapa di dunia sekarang
tinggal 1,9 % akibat kampanye jahat para produsen minyak nabati produksi AS
yaitu minyak kedelai dan lain-lain, yang membalik fakta. Mereka katakan bahwa
minyak kelapa produksi negara-negara tropis bisa mengganggu kesehatan sedang
pemakaian minyak nabati mereka tidak apa-apa.
Apa Yang Harus Kita Lakukan ?
Karena pemakaian
minyak kelapa sawit berpotensi mengganggu kesehatan, tidak ada pilihan lain
kecuali kita tidak menggunakannya lagi untuk konsumsi manusia. Produksinya yang
sangat besar bisa dialihkan untuk bio-fuel bagi kendaraan dan mesin pabrik
sebagai sumber energi yang dapat diperbarukan, menggantikan sumber energi yang
tak dapat diperbarukan yaitu bahan bakar minyak bumi (BBM), bahan bakar gas
(BBG) dan batu bara yang jumlahnya semakin berkurang.
Minyak Goreng Apa Yang Bisa Menggantikan
Minyak Kelapa Sawit ?
Minyak Kelapa Sawit ?
Ada dua macam minyak
nabati yang bisa dipakai sebagai pengganti minyak sawit yaitu:
1. Minyak biji sawit.
2. Minyak kelapa
Minyak biji sawit.
Pada uraian tentang
prosesing buah sawit di pabrik minyak kelapa sawit telah diuraikan bahwa ada dua bagian buah sawit yang bisa
menghasilkan minyak yaitu:
1. Bagian daging/sabut buah menghasilkan minyak kelapa sawit
mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Minyak sawit juga diolah menjadi
bahan baku margarin. Bagian ini mengandung
kadar minyak rata-rata sebanyak 56%.
2. Biji sawit (kernel) menghasilkan minyak biji sawit sebesar 44%. Minyak ini menjadi bahan baku minyak alkohol dan
industri kosmetika.
Kandungan minyak biji
sawit jauh lebih sedikit daripada minyak (daging/ sabut) kelapa sawit, yaitu
sekitar 20 % saja. Bila produksi minyak sawit dalam setahun = 25,2 juta ton, maka produksi minyak biji
sawit hanya sekitar 5 juta ton /tahun. Sedang konsumsi minyak goreng di
Indonesia adalah sekitar 4 - 6,8 juta ton. Maka jumlah produksi minyak biji sawit kita
masih bisa mencukupi konsumsi minyak goreng di Indonesia. Apalagi bila produksi
minyak kelapa diikut-sertakan juga di dalamnya.
Minyak Kelapa
Sebagai alternatif
pilihan pengganti minyak kelapa sawit, pemakaian minyak kelapa yang merupakan
tanaman asli Indonesia dan menjadi warisan nenek moyang kita sejak dulu kala
itu, adalah sangat ideal.
Minyak kelapa adalah
minyak ideal bagi kesehatan karena mengandung asam lemak laurat (C12) yang baik
bagi kesehatan jantung. Asam laurat tidak dimiliki oleh minyak (daging /sabut)
kelapa sawit, tetapi mengandung asam oleat dan linoleat (C18) yang berbahaya
bagi kesehatan jantung.
Kita tidak mungkin
dalam waktu singkat kembali mengkonsumsi minyak kelapa karena beberapa alasan
sebagai berikut :
1. Reputasi minyak kelapa sudah terlanjur jelek dan sukar
dipulihkan kembali.
2. Pemakaian buah kelapa sekarang terutama adalah untuk dibuat
santan, kue dan diambil daging kelapa mudanya. Untuk membuat minyak kelapa
secara besar-besaran kita harus menanam pohon-pohon kelapa baru. Hal ini sukar
dilaksanakan karena memerlukan area tanam yang sangat luas, bibit, modal dan
waktu yang banyak, serta diperlukan komitment dari pemerintah, swasta dan
rakyat.
3. Di toko jarang dijual minyak kelapa dalam kemasan seperti
minyak kelapa sawit. Merek yang ada di pasaran di antaranya adalah:
a. Minyak goreng cap Ikan Dorang yang harganya 2x minyak kelapa
sawit,
b. Minyak goreng Sahara
c. Minyak goreng Barco
d. Virgin Coconut Oil (VCO) yang harganya sangat mahal
3. Jalan yang layak ditempuh dalam waktu
dekat adalah kita beralih dari mengonsumsi minyak (sabut /daging) kelapa sawit,
ke minyak biji (kernel) kelapa sawit.
4. Minyak (sabut /daging) kelapa sawit
di-gunakan untuk bahan bakar mobil dan industri serta diekspor. Sedang minyak
dari bijinya (kernel) karena jumlahnya sedikit kita konsumsi sendiri.
5. Dalam jangka panjang kita menambah
areal penanaman pohon kelapa dan membuat pabrik-pabrik besar dan kecil yang
memproduksi minyak kelapa.
KESIMPULAN dan
PENUTUP
Tujuan penulisan
makalah ini bukanlah untuk menakut-nakuti masyarakat, tetapi untuk membuka
tabir yang dipasang oleh para produsen minyak nabati Amerika Serikat guna
menutupi fakta kebaikan minyak kelapa yang kita konsumsi selama ini.
Minyak kelapa (minyak
baik) mereka katakan berbahaya bagi kesehatan, sebaliknya minyak kedelai
produksi mereka (minyak buruk dan jahat) tidak berbahaya, sehingga masyarakat
meninggalkan pemakaian minyak kelapa, beralih ke minyak kelapa sawit (minyak
buruk dan jahat).
Ternyata penyembunyian
fakta ini berakibat sangat buruk bagi masyarakat Indonesia dan dunia yaitu
terjadinya wabah penyakit metabolik, degeneratif dan kanker akibat konsumsi
minyak rantai panjang (minyak buruk dan jahat) serta menguras kantong
masyarakat untuk beaya pengobatan.
Maka tabir kenyataan
ini harus dibuka dan masyarakat harus tahu sehingga bisa mengambil sikap yang
menguntungkan mereka.
Kalau tidak dilakukan sekarang, kapan lagi !
Kalau tidak dilakukan sekarang, kapan lagi !
Demikianlah tulisan
ini, dan bila terdapat kesalahan di dalamnya mohon diberitahukan kepada penulis
untuk dapatnya dilakukan perbaikan.
Walloohu al-muwaffiq
ila aqwamith-thoriq. Wassalamu 'alaikum War. Wab.
Jember 13 Januari 2012
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl. Gajah Mada 118
Tlp. (0331) 481127, Jember
Kepustakaan
Jember 13 Januari 2012
Dr. H.M. Nasim Fauzi
Jl. Gajah Mada 118
Tlp. (0331) 481127, Jember
Kepustakaan
01. Dr. H.M. Nasim Fauzi, Siapa
Bilang Merokok Harom ?, Surya Pena Gemilang, Malang, 2010.
02. Guyton & Hall, Fisiologi
Kedokteran, Alih
bahasa dr. Irawati Setiawan dkk., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997.
03. Ir. Sunarko, M. Si., Budi
Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan, Agromedia Pustaka, Jakarta,
2009.
04. Prof. DR. Dr. Susilo Wibowo, M.S.
Med., Sp. And., VCO Pencegahan Komplikasi Diabetes, Pawon Publishing, Jakarta,
2005.
16. http://www.nutritionreview.org/ library/mcts.php
Langganan:
Entri (Atom)