Khutbah Jum’at – 20091023
Posted on June 19, 2012 by It's Me
Samiri adalah seorang dari umat Nabi Musa AS yg selamat dari
kejaran Firaun. Namun ia berkhianat saat Nabi Musa AS pergi ke bukit
Thursina. Ia membuat patung sapi dan kemudian mendakwakan patung itu
sebagai Tuhan. Hasil kerja dan ucapannya ini diikuti oleh banyak orang,
sehingga mereka menjadi sesat dan menyembah patung anak sapi.
“Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang lalim.” (QS Al Baqarah(2):92).
Pengkhianatan Samiri ini membuat Nabi Musa AS marah besar. Terjadilah dialog antara Nabi Musa AS dengan Samiri, usai Nabi Musa AS kembali dari bukit Thursina.
“Berkata Musa: “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?” — Samiri menjawab: “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku”.” (QS Thaha(20):95-96)
Yang dimaksud dengan jejak rasul di sini adalah ajaran2 Nabi Musa AS yg kemudian dilemparkan sehingga dia menjadi sesat. Menurut sebagian ahli tafsir yg lain, yg dimaksud dg jejak Rasul di sini adalah jejak tealapk kuda malaikat Jibril.
Dengan demikian, Samiri mengambil segumpal tanah dari jejak itu lalu dilemparkannya ke dalam logam yg sedang dihancurkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi yg mengeluarkan suara.
Samiri sendiri akhirnya diusir oleh Nabi Musa AS,“Berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan).” (QS Thaha(20):97).
Semoga kita selalu membentengi diri dari aluran sesat yg sengaja ditiupkan kepada orang2 yg rapuh keimanannya.
“Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang lalim.” (QS Al Baqarah(2):92).
Pengkhianatan Samiri ini membuat Nabi Musa AS marah besar. Terjadilah dialog antara Nabi Musa AS dengan Samiri, usai Nabi Musa AS kembali dari bukit Thursina.
“Berkata Musa: “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?” — Samiri menjawab: “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku”.” (QS Thaha(20):95-96)
Yang dimaksud dengan jejak rasul di sini adalah ajaran2 Nabi Musa AS yg kemudian dilemparkan sehingga dia menjadi sesat. Menurut sebagian ahli tafsir yg lain, yg dimaksud dg jejak Rasul di sini adalah jejak tealapk kuda malaikat Jibril.
Dengan demikian, Samiri mengambil segumpal tanah dari jejak itu lalu dilemparkannya ke dalam logam yg sedang dihancurkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi yg mengeluarkan suara.
Samiri sendiri akhirnya diusir oleh Nabi Musa AS,“Berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan).” (QS Thaha(20):97).
Semoga kita selalu membentengi diri dari aluran sesat yg sengaja ditiupkan kepada orang2 yg rapuh keimanannya.
Filed under: Khutbah Jum'at | Leave a Comment »
Khutbah Jum’at – 20091016
Posted on June 18, 2012 by It's Me
Anggota DPR semestinya menjadi wakil rakyat dan menjadi aspirasi
rakyat yg telah memilih mereka. Namun kenyataannya, perilaku anggota DPR
seringkali tidak mencerminkan rakyat yg mereka wakili.
Korupsi, skandal seks, pelesir ke luar negeri, adalah sebagian tindakan tercela (dan tidak pantas) yg dilakukan.
Kebanyakan anggota DPR saat ini berasal dari partai sekular, karenanya kaum muslim jgn berharap bahwa DPR akan menerbitkan undang-undang yg sesuai dg syariah, meloloskan peraturan yg melarang aliran-aliran sesat seperti Ahmadiyah, dll. Yg terus terjadi adalah mereka memproduksi UU sekular yang notabene bertentangan dengan syariah.
Kualitas anggota DPR pun patut dipertanyakan, terlebih tidak sedikit anggota DPR yg berasal dari kalangan artis.
Bahkan Direktur Pukat Korupsi Zainal Arifin Mochtar menyatakan bahwa lembaga legislatif telah mati rasa. “Banyak UU yg ditolak oleh masyarakat tapi tetap diteruskan oleh DPR. Ini aneh, karena seharusnya dewan adalah wakil dari rakyat.”
Dengan kualitas anggota DPR seperti itu dan UU yg dihasilkannya pun tidak berkualitas, maka bisa dijamin bahwa Indonesia akan banyak tertimpa musibah dan bencana. Seharusnya, tegakkan hukum ALLOH SWT untuk mengatasi semua masalah.
ALLOH SWT berfirman,“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.” (QS Thaha(20):124).
Maka, siap dan maukah kita untuk menegakkan dan menjalankan hukum ALLOH SWT di Indonesia?
Korupsi, skandal seks, pelesir ke luar negeri, adalah sebagian tindakan tercela (dan tidak pantas) yg dilakukan.
Kebanyakan anggota DPR saat ini berasal dari partai sekular, karenanya kaum muslim jgn berharap bahwa DPR akan menerbitkan undang-undang yg sesuai dg syariah, meloloskan peraturan yg melarang aliran-aliran sesat seperti Ahmadiyah, dll. Yg terus terjadi adalah mereka memproduksi UU sekular yang notabene bertentangan dengan syariah.
Kualitas anggota DPR pun patut dipertanyakan, terlebih tidak sedikit anggota DPR yg berasal dari kalangan artis.
Bahkan Direktur Pukat Korupsi Zainal Arifin Mochtar menyatakan bahwa lembaga legislatif telah mati rasa. “Banyak UU yg ditolak oleh masyarakat tapi tetap diteruskan oleh DPR. Ini aneh, karena seharusnya dewan adalah wakil dari rakyat.”
Dengan kualitas anggota DPR seperti itu dan UU yg dihasilkannya pun tidak berkualitas, maka bisa dijamin bahwa Indonesia akan banyak tertimpa musibah dan bencana. Seharusnya, tegakkan hukum ALLOH SWT untuk mengatasi semua masalah.
ALLOH SWT berfirman,“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.” (QS Thaha(20):124).
Maka, siap dan maukah kita untuk menegakkan dan menjalankan hukum ALLOH SWT di Indonesia?
Filed under: Khutbah Jum'at | Leave a Comment »
Khutbah Jum’at – 20091009
Posted on June 17, 2012 by It's Me
Ketika Nabi Musa AS selamat dari kejaran tentara Firaun, ia dan
kaumnya masih berada dalam kesulitan. Mereka terisolasi di sebuah padang
pasir yg dinamakan Padang Thih. Suhu udara di siang hari sangat panas
sementara itu persediaan makanan sudah menipis dan mau habis. Tiada
usaha yg dapat mereka lakukan, kecuali menunggu ajal karena lapar, atau
ada satu hal yg sangat spiritual, yakni berdoa.
Maka kaumnya minta kepada Nabi Musa AS agar berdoa supaya ALLOH SWT menolong mereka.
Nabi Musa AS pun berdoa, maka turunlah manna, yaitu makanan manis sebagai madu, serta salwa yaitu daging burung sebangsa puyuh. Dan untuk melindungi mereka dari sengatan teriknya matahari, maka ALLOH SWT menurunkan awan untuk mengiri perjalanan mereka.
Kejadian ini dicatat di Al Qur’an, yakni ayat berikut,“Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. — Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: “Masuklah kamu ke negeri ini (Baitulmakdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: “Bebaskanlah kami dari dosa”, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik”.” (Al Baqarah(2):57-58)
Akan tetapi, sebagian umat Nabi Musa AS tidak patuh dan tidak taat, sehingga manna dan salwa dihentikan ALLOH SWT.
Ketika Nabi Musa AS tiba di sebuah kampung yakni Baitul Makdis, sebagian umat Nabi Musa AS berkata,”Kami belum mau masuk sebelum semua penduduk kampung itu keluar.”
Sekali lagi, sebagian umatnya tidak mau berterima kasih kepada Nabi Musa AS. Lantas apa yg diderita kaum yg tidak berterima kasih itu? Mereka yg tidak mau ke Baitul Makdis disiksa oleh ALLOH SWT dengan sambaran petir.
“Lalu orang-orang yang lalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang lalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik.” (Al Baqarah(2):59)
Kisah di atas menjadi i’tibar (pelajaran) bahwa orang yg tidak mau berterima kasih pada usaha baik oleh manusia akan mendapat marabahaya, baik musibah ataupun azab dari ALLOH SWT.
Maka kaumnya minta kepada Nabi Musa AS agar berdoa supaya ALLOH SWT menolong mereka.
Nabi Musa AS pun berdoa, maka turunlah manna, yaitu makanan manis sebagai madu, serta salwa yaitu daging burung sebangsa puyuh. Dan untuk melindungi mereka dari sengatan teriknya matahari, maka ALLOH SWT menurunkan awan untuk mengiri perjalanan mereka.
Kejadian ini dicatat di Al Qur’an, yakni ayat berikut,“Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. — Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: “Masuklah kamu ke negeri ini (Baitulmakdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: “Bebaskanlah kami dari dosa”, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik”.” (Al Baqarah(2):57-58)
Akan tetapi, sebagian umat Nabi Musa AS tidak patuh dan tidak taat, sehingga manna dan salwa dihentikan ALLOH SWT.
Ketika Nabi Musa AS tiba di sebuah kampung yakni Baitul Makdis, sebagian umat Nabi Musa AS berkata,”Kami belum mau masuk sebelum semua penduduk kampung itu keluar.”
Sekali lagi, sebagian umatnya tidak mau berterima kasih kepada Nabi Musa AS. Lantas apa yg diderita kaum yg tidak berterima kasih itu? Mereka yg tidak mau ke Baitul Makdis disiksa oleh ALLOH SWT dengan sambaran petir.
“Lalu orang-orang yang lalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang lalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik.” (Al Baqarah(2):59)
Kisah di atas menjadi i’tibar (pelajaran) bahwa orang yg tidak mau berterima kasih pada usaha baik oleh manusia akan mendapat marabahaya, baik musibah ataupun azab dari ALLOH SWT.
Filed under: Khutbah Jum'at | Leave a Comment »
Khutbah Jum’at – 20091002
Posted on June 15, 2012 by It's Me
Imam Ghazali membagi manusia dalam 4 golongan.
Pertama, Rajulun yadrii annahu yadrii (orang yg tahu dan dia tahu bahwa dia tahu). Inilah ulama yg sebenarnya, yang dapat dijadikan sebagai rujukan dan harus diikuti.
Kedua, Rajulun yadrii wa laa yadrii annahu yadrii (orang yg tahu, tapi dia tidak tahu bahwa dia tahu). Orang seperti ini, menurut Ghazali, adalah orang yg sedang tertidur dan harus dibangunkan. (Muh Nasih, Klasifikasi Ulama menurut Al Ghazali, Harian Pelita, 14 Nov 2007, hal 4).
Ketiga, Rajulun laa yadrii wa yadrii annahu laa yadrii (orang yg tidak tahu, dan dia tahu atau sadar dia tidak tahu). Orang seperti ini adalah orang2 yg membutuhkan petunjuk dan harus diberikan pelajaran yg dapat menjadi petunjuk baginya.
Keempat, Rajulun laa yadrii wa laa yadrii annahu laa yadrii (orang yg tidak tahu atau bodoh, dan tidak tahu bahwa dia tidak tahu). Orang yg seperti ini sangatlah berbahaya karena merasa dirinya tahu padahal sebenarnya dia tidak tahu. Akibatnya sulit untuk memberikan pengertian kepada orang semodel ini.
Semoga kita dijauhkan dari orang golongan keempat ini, aamiin.
Pertama, Rajulun yadrii annahu yadrii (orang yg tahu dan dia tahu bahwa dia tahu). Inilah ulama yg sebenarnya, yang dapat dijadikan sebagai rujukan dan harus diikuti.
Kedua, Rajulun yadrii wa laa yadrii annahu yadrii (orang yg tahu, tapi dia tidak tahu bahwa dia tahu). Orang seperti ini, menurut Ghazali, adalah orang yg sedang tertidur dan harus dibangunkan. (Muh Nasih, Klasifikasi Ulama menurut Al Ghazali, Harian Pelita, 14 Nov 2007, hal 4).
Ketiga, Rajulun laa yadrii wa yadrii annahu laa yadrii (orang yg tidak tahu, dan dia tahu atau sadar dia tidak tahu). Orang seperti ini adalah orang2 yg membutuhkan petunjuk dan harus diberikan pelajaran yg dapat menjadi petunjuk baginya.
Keempat, Rajulun laa yadrii wa laa yadrii annahu laa yadrii (orang yg tidak tahu atau bodoh, dan tidak tahu bahwa dia tidak tahu). Orang yg seperti ini sangatlah berbahaya karena merasa dirinya tahu padahal sebenarnya dia tidak tahu. Akibatnya sulit untuk memberikan pengertian kepada orang semodel ini.
Semoga kita dijauhkan dari orang golongan keempat ini, aamiin.
Filed under: Khutbah Jum'at | Leave a Comment »
Khutbah Jum’at – 20090925
Posted on June 12, 2012 by It's Me
Salah satu sifat terpuji adalah sabar. Ia mengandung kekuatan yg
maha besar. Kita bisa belajar dari penciptaan langit dan bumi, di mana
ALLOH SWT bisa saja menciptakannya dg kalimat “kun fa ya kun”. Namun
kenyataannya, ALLOH SWT menciptakan langit dan bumi dalam “6 hari”,
artinya ada proses.
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (Al A’raf(7):54)
Sabar merupakan sebuah keharusan dan kemestian yg perlu dilakukan setiap muslim. Sabar dimaknai sebagai mengekang diri dari kebencian sekalipun menyakitkan dan mengharapkan akan segera berlalunya musibah (M Kamaluddin al Alaudy Abdullah, Ridha).
Kita juga bisa menemukan di Al Qur’an mengenai keharusan bersabar,“Mereka berkata: “Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?” Yusuf menjawab: “Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami”. Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”.” (Yusuf(12):90)
Nabi Yusuf AS menunjukkan ketakwaannya dengan mengerjakan perintah2 ALLOH SWT dan menjauhi larangan2-Nya. Bahkan beliau menunjukkan rasa sabar sebagai kekuatan.
Salah satu bentuk sabar menjadi kekuatan adalah saat jalanan macet dan jalur transjakarta sedang kosong. Jika si pengendara berhasil mengendalikan diri utk tidak menggunakan jalur transjakarta, maka dia telah menjadikan sabar sebagai kekuatan. Contoh lain adalah orang tua yg tidak mudah memarahi anaknya yg nakal di depan umum.
Hati yg sabar akan menghasilkan kekuatan baru untuk memperbaiki diri atau mempertahankan diri.
Namun, jangan salah kaprah sabar dengan diam. Sabar bukanlah diam dalam menerima musibah atau penderitaan dari siapapun. Tetapi merupakan saat yg tepat untuk berbuat kebaikan dengan tetap (selalu) berpegang teguh kepada prinsip2 kebenaran yg bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah.
Salah kaprah juga seringkali kita temukan dengan tawakal.
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (Al A’raf(7):54)
Sabar merupakan sebuah keharusan dan kemestian yg perlu dilakukan setiap muslim. Sabar dimaknai sebagai mengekang diri dari kebencian sekalipun menyakitkan dan mengharapkan akan segera berlalunya musibah (M Kamaluddin al Alaudy Abdullah, Ridha).
Kita juga bisa menemukan di Al Qur’an mengenai keharusan bersabar,“Mereka berkata: “Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?” Yusuf menjawab: “Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami”. Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”.” (Yusuf(12):90)
Nabi Yusuf AS menunjukkan ketakwaannya dengan mengerjakan perintah2 ALLOH SWT dan menjauhi larangan2-Nya. Bahkan beliau menunjukkan rasa sabar sebagai kekuatan.
Salah satu bentuk sabar menjadi kekuatan adalah saat jalanan macet dan jalur transjakarta sedang kosong. Jika si pengendara berhasil mengendalikan diri utk tidak menggunakan jalur transjakarta, maka dia telah menjadikan sabar sebagai kekuatan. Contoh lain adalah orang tua yg tidak mudah memarahi anaknya yg nakal di depan umum.
Hati yg sabar akan menghasilkan kekuatan baru untuk memperbaiki diri atau mempertahankan diri.
Namun, jangan salah kaprah sabar dengan diam. Sabar bukanlah diam dalam menerima musibah atau penderitaan dari siapapun. Tetapi merupakan saat yg tepat untuk berbuat kebaikan dengan tetap (selalu) berpegang teguh kepada prinsip2 kebenaran yg bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah.
Salah kaprah juga seringkali kita temukan dengan tawakal.
Filed under: Khutbah Jum'at | 1 Comment »
Khutbah Jum’at – 20090918
Posted on June 11, 2012 by It's Me
ALLOH SWT berfirman,“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. — Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (Al Kautsar(108):1-2).
Ayat di atas merupakan salah satu referensi dan landasan bagi kaum muslim untuk melakukan ibadah qurban. Ibnu Jarir mengartikan ayat2 tersebut sebagai berikut: jadikanlah sholatmu ikhlas hanya karena ALLOH SWT. Demikian juga dengan qurban, niatkanlah hanya untuk ALLOH SWT, tidak atas apa yg telah dianugerahkan ALLOH SWT kepadamu, yg tak terhingga banyaknya.
Orang-orang jahiliyah juga telah melakukan ibadah kurban, dengan memberikan darah dan dagingnya untuk Ka’bah. Ayat “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al Hajj(22):37) menjelaskan bahwa orang yg berkurban akan diterima amalnya bukan karena daging dan darahnya, melainkan ketakwaan pada ALLOH SWT.
Dalam sebuah hadits, diriwayatkan sebagai berikut: dari Aisyah RA disebutkan bahwa Rasululloh SAW bersabda,“Sesungguhnya pahala sedekah itu telah sampai kepada ALLOH SWT sebelum sampai ke tangan orang yg menerima, dan darah hewan kurban telah berada di sisi ALLOH SWT sebelum ia mengalir di tanah.” (HR Ibnu Majah).
Hukum berkurban adalah sunnah muakkadah dengan dalil dari Ummu Salamah, yg menyebutkan Rasululloh SAW bersabda,“Jika kalian telah memasuki hari raya, tanggal 10 Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian hendak berkurban, hendaknya ia tidak memotong rambut dan kukunya.” (HR Muslim)
Berikut ini hukum-hukum terkait hewan qurban.
Sesungguhnya ALLOH SWT sangat mencintai pemberian yg diberikan seorang hamba yg terbaik dia miliki. Semoga ALLOH SWT menjadikan kita orang2 yg tidak kikir terhadap harta dan menjadikan kita lebih dermawan. Aamiin.
Ayat di atas merupakan salah satu referensi dan landasan bagi kaum muslim untuk melakukan ibadah qurban. Ibnu Jarir mengartikan ayat2 tersebut sebagai berikut: jadikanlah sholatmu ikhlas hanya karena ALLOH SWT. Demikian juga dengan qurban, niatkanlah hanya untuk ALLOH SWT, tidak atas apa yg telah dianugerahkan ALLOH SWT kepadamu, yg tak terhingga banyaknya.
Orang-orang jahiliyah juga telah melakukan ibadah kurban, dengan memberikan darah dan dagingnya untuk Ka’bah. Ayat “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al Hajj(22):37) menjelaskan bahwa orang yg berkurban akan diterima amalnya bukan karena daging dan darahnya, melainkan ketakwaan pada ALLOH SWT.
Dalam sebuah hadits, diriwayatkan sebagai berikut: dari Aisyah RA disebutkan bahwa Rasululloh SAW bersabda,“Sesungguhnya pahala sedekah itu telah sampai kepada ALLOH SWT sebelum sampai ke tangan orang yg menerima, dan darah hewan kurban telah berada di sisi ALLOH SWT sebelum ia mengalir di tanah.” (HR Ibnu Majah).
Hukum berkurban adalah sunnah muakkadah dengan dalil dari Ummu Salamah, yg menyebutkan Rasululloh SAW bersabda,“Jika kalian telah memasuki hari raya, tanggal 10 Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian hendak berkurban, hendaknya ia tidak memotong rambut dan kukunya.” (HR Muslim)
Berikut ini hukum-hukum terkait hewan qurban.
Sesungguhnya ALLOH SWT sangat mencintai pemberian yg diberikan seorang hamba yg terbaik dia miliki. Semoga ALLOH SWT menjadikan kita orang2 yg tidak kikir terhadap harta dan menjadikan kita lebih dermawan. Aamiin.
Filed under: Khutbah Jum'at | Leave a Comment »
Khutbah Jum’at – 20090911
Posted on June 10, 2012 by It's Me
Persoalan hidup dan mati adalah 2 hal yg tidak dapat dipisahkan.
Jika kita menemukan kehidupan, maka kita juga akan menemukan kematian.
Ini adalah suatu hukum alam atau sunnatullah yg tidak bisa dihindari
dari tiap2 yg bernyawa.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Al Mulk(67):2)
Apabila seorang muslim mengalami musibah, maka hendaknya kaum muslim yg lain ikut menunjukkan rasa duka cita, yg disebut takziah.
Takziyah mempunyai 3 arti. Pertama, solidaritas yg ditunjukkan sekelompok Muslim terhadap kaum Muslim lain yg sdg mengalami musibah. Kedua, tasliyah, yakni memberikan ketenangan dan kesabaran bagi keluarga yg ditimpa musibah. Ketiga, bertujuan memohonkan ampun bagi yg pergi (meninggal) dan memohonkan ketenangan, kesabaran, dan pahala bagi yg ditinggalkan.
Masalah kematian adalah masalah yg selalu bergelimang dengan diri kita masing-masing, meskipun nyatanya kita hidup karena masih ada napas, masih bisa bergerak, dsb.
ALLOH SWT berfirman,“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (Az Zumar(39):42).
Musibah merupakan salah satu ujian kualitas iman manusia. Semakin besar atau tinggi kedudukan seseorang maka makin besar pula ujian yg diterimanya.
Musibah ada 2 macam. Pertama, berbentuk kesulitan, kematian, kecelakaan, dsb. Kedua, kesenangan dan nikmat yg berlimpah.
Rasululloh SAW bersabda,”Apabila ALLOH SWT mencintai seorang hamba-Nya, maka diberinya banyak bala ujian supaya ALLOH SWT dapat mendengarkan rintihannya memuja dan memuji-Nya.”
Orang biasanya lebih bisa menerima (dan lulus) jika diberi ujian kesulitan. Namun, banyak yg gagal dan lalai apabila diberi musibah berupa nikmat.
Rasululloh SAW mengajarkan doa berikut,“Ya ALLOH, kami memohonkan kepada-Mu iman yg selalu menyertai hati kami, dan keyakinan yg sungguh2 tidak berubah sehingga kami yakin dan sadar bertul tidak satupun mengenai diri kami kecuali memang sudah ditentukan ALLOH SWT.”
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Al Mulk(67):2)
Apabila seorang muslim mengalami musibah, maka hendaknya kaum muslim yg lain ikut menunjukkan rasa duka cita, yg disebut takziah.
Takziyah mempunyai 3 arti. Pertama, solidaritas yg ditunjukkan sekelompok Muslim terhadap kaum Muslim lain yg sdg mengalami musibah. Kedua, tasliyah, yakni memberikan ketenangan dan kesabaran bagi keluarga yg ditimpa musibah. Ketiga, bertujuan memohonkan ampun bagi yg pergi (meninggal) dan memohonkan ketenangan, kesabaran, dan pahala bagi yg ditinggalkan.
Masalah kematian adalah masalah yg selalu bergelimang dengan diri kita masing-masing, meskipun nyatanya kita hidup karena masih ada napas, masih bisa bergerak, dsb.
ALLOH SWT berfirman,“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (Az Zumar(39):42).
Musibah merupakan salah satu ujian kualitas iman manusia. Semakin besar atau tinggi kedudukan seseorang maka makin besar pula ujian yg diterimanya.
Musibah ada 2 macam. Pertama, berbentuk kesulitan, kematian, kecelakaan, dsb. Kedua, kesenangan dan nikmat yg berlimpah.
Rasululloh SAW bersabda,”Apabila ALLOH SWT mencintai seorang hamba-Nya, maka diberinya banyak bala ujian supaya ALLOH SWT dapat mendengarkan rintihannya memuja dan memuji-Nya.”
Orang biasanya lebih bisa menerima (dan lulus) jika diberi ujian kesulitan. Namun, banyak yg gagal dan lalai apabila diberi musibah berupa nikmat.
Rasululloh SAW mengajarkan doa berikut,“Ya ALLOH, kami memohonkan kepada-Mu iman yg selalu menyertai hati kami, dan keyakinan yg sungguh2 tidak berubah sehingga kami yakin dan sadar bertul tidak satupun mengenai diri kami kecuali memang sudah ditentukan ALLOH SWT.”
Filed under: Khutbah Jum'at | Leave a Comment »
Khutbah Jum’at – 20090904
Posted on May 25, 2012 by It's Me
Pemberantasan korupsi di Indonesia bisa dikatakan hanya sandiwara
belaka. Ada beberapa ciri/indikasi mengapa hal ini dikatakan sandiwara.
Pertama, adanya tebang pilih. Bisa kita lihat, banyak sekali kasus-kasus korupsi yg terkesan melindungi si koruptor namun orang lain (yg bersih) malah menjadi korban. Contoh paling mudah adalah kasus Susno Duadji. Beliau hendak melaporkan korupsi yg terjadi di Polri dan Gayus, eh, malah beliau yg menjadi korban.
Kedua, hanya bersifat simbolis. Kasus korupsi memang banyak yg dibongkar, namun kita bisa cek, berapa banyak yg diselesaikan hingga tuntas? Hampir semuanya dibiarkan menggantung, menunggu rakyat lupa, untuk selanjutnya muncul kembali di hadapan publik.
Ketiga, komitmennya lemah. Hukuman yg ringan bagi koruptor (atau malah dibebaskan dg dalih tidak ada bukti) serta tidak adanya (sedikit sekali?) usaha untuk mencegah orang melakukan korupsi menunjukkan lemahnya komitmen.
Keempat, semua hanya wacana tanpa tindakan nyata. Jika orang lain (atau lawan politiknya) yg melakukan korupsi, maka langsung diusut dg tuntas. Namun, jika kerabat atau teman yg melakukan korupsi, maka mendadak orang2 menjadi ‘lupa’ dan bodoh.
Apabila serius ingin memberantas korupsi, maka mental korupsi mesti ‘disikat’ dahulu. Jangan menggunakan fasilitas negara/fasilitas kantor untuk keperluan pribadi.
Lalu, bisa digunakan metode terbalik. Yakni, seseorang (pejabat) mesti bisa membuktikan bahwa harta yg dia dia miliki berasal dari cara yg sah (tidak melanggar hukum). Apabila tidak bisa membuktikan, maka harta tersebut disita untuk negara.
Langkah selanjutnya, berikan hukuman yg berat bagi koruptor! Bahkan jika perlu dibuat miskin (seluruh hartanya disita untuk negara) dan si koruptor dijatuhi hukuman mati.
Pada dasarnya, korupsi adalah perbuatan curang/berkhianat. “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (Al Imran(3):161)
Jika ada koruptor yg menggunakan hartanya untuk beramal (dan berzakat) dengan harapan hartanya menjadi bersih, maka sesungguhnya pemikiran itu salah besar! “ALLOH SWT tidak akan menerima shalat tanpa kesucian (bersuci) dan juga tidak menerima shadaqah dari harta haram.” (HR Muslim, Ibn Majah, At Tarmidzi, Ahmad).
Pertama, adanya tebang pilih. Bisa kita lihat, banyak sekali kasus-kasus korupsi yg terkesan melindungi si koruptor namun orang lain (yg bersih) malah menjadi korban. Contoh paling mudah adalah kasus Susno Duadji. Beliau hendak melaporkan korupsi yg terjadi di Polri dan Gayus, eh, malah beliau yg menjadi korban.
Kedua, hanya bersifat simbolis. Kasus korupsi memang banyak yg dibongkar, namun kita bisa cek, berapa banyak yg diselesaikan hingga tuntas? Hampir semuanya dibiarkan menggantung, menunggu rakyat lupa, untuk selanjutnya muncul kembali di hadapan publik.
Ketiga, komitmennya lemah. Hukuman yg ringan bagi koruptor (atau malah dibebaskan dg dalih tidak ada bukti) serta tidak adanya (sedikit sekali?) usaha untuk mencegah orang melakukan korupsi menunjukkan lemahnya komitmen.
Keempat, semua hanya wacana tanpa tindakan nyata. Jika orang lain (atau lawan politiknya) yg melakukan korupsi, maka langsung diusut dg tuntas. Namun, jika kerabat atau teman yg melakukan korupsi, maka mendadak orang2 menjadi ‘lupa’ dan bodoh.
Apabila serius ingin memberantas korupsi, maka mental korupsi mesti ‘disikat’ dahulu. Jangan menggunakan fasilitas negara/fasilitas kantor untuk keperluan pribadi.
Lalu, bisa digunakan metode terbalik. Yakni, seseorang (pejabat) mesti bisa membuktikan bahwa harta yg dia dia miliki berasal dari cara yg sah (tidak melanggar hukum). Apabila tidak bisa membuktikan, maka harta tersebut disita untuk negara.
Langkah selanjutnya, berikan hukuman yg berat bagi koruptor! Bahkan jika perlu dibuat miskin (seluruh hartanya disita untuk negara) dan si koruptor dijatuhi hukuman mati.
Pada dasarnya, korupsi adalah perbuatan curang/berkhianat. “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (Al Imran(3):161)
Jika ada koruptor yg menggunakan hartanya untuk beramal (dan berzakat) dengan harapan hartanya menjadi bersih, maka sesungguhnya pemikiran itu salah besar! “ALLOH SWT tidak akan menerima shalat tanpa kesucian (bersuci) dan juga tidak menerima shadaqah dari harta haram.” (HR Muslim, Ibn Majah, At Tarmidzi, Ahmad).
Filed under: Khutbah Jum'at | 1 Comment »
Khutbah Jum’at – 20090828
Posted on May 21, 2012 by It's Me
Snouck Hurgronje dikenal sebagai orang Belanda yg ‘mengaku’ muslim,
yg diturunkan ke Aceh dengan tujuan untuk menumpas/menghancurkan kaum
muslimin. Dampaknya terhadap terhadap umat Islam terus berkpeanjangan
bahkan berkelanjutan hingga saat ini.
Pemikiran yg dibawa oleh dia, agama hanyalah sekedar kesadaran etis yg ada pada stiap manusia dan budaya eropa memiliki superioritas kebudayaan sehingga interaksi antara agama Kristen dan budaya Eripa adalah proses puncak perkembangan kebudayaan, sementara kebudayaan2 lain – Islam dan kebudayaan Timur – adalah degenerasi (kemunduran) kebudayaan.
Tiga hal penting yg menjadi pusat perhatian Snouck:
1. Dengan cara bagaimana sistem Islam didirikan.
2. Apa arti Islam di dalam kehidupan sehari-hari dari pengikut-pengikutnya yg beriman.
3. Bagaimana cara memerintah orang Islam sehingga melapangkan jalan untuk mengajak orang Islam bekerjsama guna membangun suatu peradaban yg universal.
Hasil dari pemikiran Snouck ini, membuatnya dikirim ke Indonesia untuk mengakhiri perlawanan rakyat Aceh. Doktrin yg diterapkan Snouck adalah “musuh kolonialisme bukanlah Islam sebagai agama, melainkan Islam sebagai doktrin politik.”
Snouck melakukan hal berikut untuk membantu Hindia Belanda menangani masalah Islam. Ia membedakan Islam dalam arti “ibadah” dengan Islam sebagai “kekuatan sosial politik”. Dia juga melakukan pembagian sebagai berikut:
Pertama, dalam semua masalah ritual keagamaan atau aspek ibadah, rakyat Indonesia harus dibiarkan menjalankannya.
Kedua, sehubungan dengan lembaga2 sosial Islam atau aspek muamalah, seperti perkawinan, warisan, wakaf, dan hub sosial lain, pemerintah harus berupaya mempertahankan dan menghormati keberadaannya.
Ketiga, untuk masalah politik, Snouck menasihati pemerintah untuk tidak menoleransi kegiatan kaum muslim yg menyebabkan perlawanan politik atau perang.
Hasilnya adalah politik adu domba, yakni elite Islam dan Islam abangan.
Dampak dari doktrin Snouck ini, banyak kaum muslim yg MINDER dengan kebudayaan Barat. Akibatnya Islam akan diseret ke bawah orbit peradaban Barat. Hal ini jelas merusak Islam, meski tidak mereka sadari sepenuhnya.
Pemikiran yg dibawa oleh dia, agama hanyalah sekedar kesadaran etis yg ada pada stiap manusia dan budaya eropa memiliki superioritas kebudayaan sehingga interaksi antara agama Kristen dan budaya Eripa adalah proses puncak perkembangan kebudayaan, sementara kebudayaan2 lain – Islam dan kebudayaan Timur – adalah degenerasi (kemunduran) kebudayaan.
Tiga hal penting yg menjadi pusat perhatian Snouck:
1. Dengan cara bagaimana sistem Islam didirikan.
2. Apa arti Islam di dalam kehidupan sehari-hari dari pengikut-pengikutnya yg beriman.
3. Bagaimana cara memerintah orang Islam sehingga melapangkan jalan untuk mengajak orang Islam bekerjsama guna membangun suatu peradaban yg universal.
Hasil dari pemikiran Snouck ini, membuatnya dikirim ke Indonesia untuk mengakhiri perlawanan rakyat Aceh. Doktrin yg diterapkan Snouck adalah “musuh kolonialisme bukanlah Islam sebagai agama, melainkan Islam sebagai doktrin politik.”
Snouck melakukan hal berikut untuk membantu Hindia Belanda menangani masalah Islam. Ia membedakan Islam dalam arti “ibadah” dengan Islam sebagai “kekuatan sosial politik”. Dia juga melakukan pembagian sebagai berikut:
Pertama, dalam semua masalah ritual keagamaan atau aspek ibadah, rakyat Indonesia harus dibiarkan menjalankannya.
Kedua, sehubungan dengan lembaga2 sosial Islam atau aspek muamalah, seperti perkawinan, warisan, wakaf, dan hub sosial lain, pemerintah harus berupaya mempertahankan dan menghormati keberadaannya.
Ketiga, untuk masalah politik, Snouck menasihati pemerintah untuk tidak menoleransi kegiatan kaum muslim yg menyebabkan perlawanan politik atau perang.
Hasilnya adalah politik adu domba, yakni elite Islam dan Islam abangan.
Dampak dari doktrin Snouck ini, banyak kaum muslim yg MINDER dengan kebudayaan Barat. Akibatnya Islam akan diseret ke bawah orbit peradaban Barat. Hal ini jelas merusak Islam, meski tidak mereka sadari sepenuhnya.
Filed under: Khutbah Jum'at | Leave a Comment »
Khutbah Jum’at – 20090821
Posted on January 8, 2012 by It's Me
Siti Aisyah RA berkomentar,“Rasululloh SAW bukan orang yg suka
berkata keji, bukan orang yg buruk perangainya, dan bukan orang yg suka
berkeliaran di pasar. Bukan pula orang yg membalas kejahatan dengan
kejahatan, akan tetapi orang yg suka memaafkan dan melupakan kesalahan
orang lain.” (HR Ahmad).
Ali bin Abi Thalib juga menyampaikan hal berikut,“Rasululloh SAW selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapapun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tiak mengulur-ulur waktu dan tidak tergesa-gesa.” (HR Turmudzi)
Rasululloh SAW juga bersabda,“Jagalah dirimu dari siksa neraka walau hanya dengan memberikan sebutir kurma. Maka, barang siapa yg tidak mampu, hendaklah menggantinya dengan ucapan yg mulia.” (HR Bukhari Muslim). Ini artinya, ucapan yg baik akan mempunyai nilai (ibadah) yg sama dengan amal ibadah yg bersifat materi.
Ucapan yg baik bukan sekedar kata-kta, tapi juga bentuk seekah yg bermanfaat untuk keharmonisan berumah tangga, bermasyarakat, dan kemaslahatan di akhirat kelak. “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS Al Furqaan(25):63).
Orang yg suka berkata baik, pertanda dia dirahmati ALLOH SWT. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS Al Imran(3):159).
Rasululloh SAW juga bersabda,“ALLOH SWT memberi rahmat kepada orang-orang yg berkata baik lalu mendapat keuntungan atau diam lalu mendapat keselamatan.” (HR Ibnu Mubarak).
Sebelumnya, di khutbah Jum’at sebelumnya juga sudah pernah dibahas mengenai keutamaan orang berkata baik atau diam.
Ucapan itu ibarat dua sisi dari sebilah pisau. Dengan ucapan, seseorang bisa menjadi mulia dan dihargai. Namun juga bisa menjadi hina dan dibenci. “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf(50):18)
Rasululloh SAW juga bersabda,“Lisan orang yg berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada hati nuraninya. Apabila ada manfaat baginya, ia berbicara dan apabila dapat berbahaya, maka ia menahan diri. Sementara hati orang yg bodoh berada di mulut, ia berbicara sesuai dengan apa yg ia mau.” (HR Bukhari Muslim).
Pembicaraan yg tidak terkontrol akan menimbulkan fitnah, ghibah, dengki, dusta, benci, dan kebohongan.
Semoga kita bisa menjaga lisan kita dari hal-hal yg tidak baik.
Ali bin Abi Thalib juga menyampaikan hal berikut,“Rasululloh SAW selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapapun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tiak mengulur-ulur waktu dan tidak tergesa-gesa.” (HR Turmudzi)
Rasululloh SAW juga bersabda,“Jagalah dirimu dari siksa neraka walau hanya dengan memberikan sebutir kurma. Maka, barang siapa yg tidak mampu, hendaklah menggantinya dengan ucapan yg mulia.” (HR Bukhari Muslim). Ini artinya, ucapan yg baik akan mempunyai nilai (ibadah) yg sama dengan amal ibadah yg bersifat materi.
Ucapan yg baik bukan sekedar kata-kta, tapi juga bentuk seekah yg bermanfaat untuk keharmonisan berumah tangga, bermasyarakat, dan kemaslahatan di akhirat kelak. “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS Al Furqaan(25):63).
Orang yg suka berkata baik, pertanda dia dirahmati ALLOH SWT. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS Al Imran(3):159).
Rasululloh SAW juga bersabda,“ALLOH SWT memberi rahmat kepada orang-orang yg berkata baik lalu mendapat keuntungan atau diam lalu mendapat keselamatan.” (HR Ibnu Mubarak).
Sebelumnya, di khutbah Jum’at sebelumnya juga sudah pernah dibahas mengenai keutamaan orang berkata baik atau diam.
Ucapan itu ibarat dua sisi dari sebilah pisau. Dengan ucapan, seseorang bisa menjadi mulia dan dihargai. Namun juga bisa menjadi hina dan dibenci. “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf(50):18)
Rasululloh SAW juga bersabda,“Lisan orang yg berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada hati nuraninya. Apabila ada manfaat baginya, ia berbicara dan apabila dapat berbahaya, maka ia menahan diri. Sementara hati orang yg bodoh berada di mulut, ia berbicara sesuai dengan apa yg ia mau.” (HR Bukhari Muslim).
Pembicaraan yg tidak terkontrol akan menimbulkan fitnah, ghibah, dengki, dusta, benci, dan kebohongan.
Semoga kita bisa menjaga lisan kita dari hal-hal yg tidak baik.
Filed under: Khutbah Jum'at | 11 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090814
Posted on January 8, 2012 by It's Me
Mari kita perhatikan ayat berikut,“Dan janganlah kamu mengikuti
apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.” (QS. Al Israa’(17):36)
Dari Abu Hurairah ra sesungguhnya Rasululloh SAW telah bersabda,“Barangsiapa yg beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat, maka hendaklah dia berkata baik atau diam; barangsiapa yg beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga; dan barangsiapa yg beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kalimat “Barangsiapa yang beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat”, maksudnya adalah barangsiapa yg beriman dengan keimanan yg sempurna, maka insya ALLOH iman tersebut akan menyelamatkannya dari adzab ALLOH SWT dan akan mendapatkan ridho-Nya.
“Hendaklah berkata baik atau diam” karena orang yg beriman kepada ALLOH SWT dengan sebenar-benarnya, maka dia akan memiliki rasa takut kpd ALLOH SWT. Terutama mengendalikan gerak geriknya, karena semua itu akan diminta pertanggungjawabannya, sebagaimana ayat yg telah ditulis di atas.
Setiap ucapan yg keluar dari lidah akan dicatat,“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf(50):17). Rasululloh SAW sendiri sudah mengingatkan bahaya lisan,“Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya.” (HR Tarmidzi).
Perkataan yg baik lebih utama daripada diam, dan dia lebih baik daripada berkata buruk. Mari kita biasakan untuk tidak banyak bicara, selain digunakan untuk menyampaikan perkataan yg benar, memberikan pengajaran, melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mendamaikan orang yg berselisih, memperbanyak dzikir, dan kebaikan-kebaikan lainnya.
“Hendaklah ia memuliakan tetangganya, hendaklah ia memuliakan tamunya.” menunjukkan adanya hak tamu dan tetangga. Kita MESTI bersikap baik kepada tamu dan tetangga, tentunya selama tetangga dan tamu juga bersikap baik dan sesuai aturan/norma. Bahkan Rasululloh SAW sendiri bersabda,“Jibril selalu menasehati diriku tentang urusan tetangga, sampai-sampai aku beranggapan bahwa tetangga itu dapat mewarisi harta tetangga.” (HR. Bukhari).
Hendaknya kita juga mulai lebih memperbaiki sikap kita kepada tetangga. Misalnya berbagi masakan, memberikan oleh2 apabila kita pulang dari luar kota. Insya ALLOH, kita juga akan menerima kebaikan dari mereka.
Dari Abu Hurairah ra sesungguhnya Rasululloh SAW telah bersabda,“Barangsiapa yg beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat, maka hendaklah dia berkata baik atau diam; barangsiapa yg beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga; dan barangsiapa yg beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kalimat “Barangsiapa yang beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat”, maksudnya adalah barangsiapa yg beriman dengan keimanan yg sempurna, maka insya ALLOH iman tersebut akan menyelamatkannya dari adzab ALLOH SWT dan akan mendapatkan ridho-Nya.
“Hendaklah berkata baik atau diam” karena orang yg beriman kepada ALLOH SWT dengan sebenar-benarnya, maka dia akan memiliki rasa takut kpd ALLOH SWT. Terutama mengendalikan gerak geriknya, karena semua itu akan diminta pertanggungjawabannya, sebagaimana ayat yg telah ditulis di atas.
Setiap ucapan yg keluar dari lidah akan dicatat,“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf(50):17). Rasululloh SAW sendiri sudah mengingatkan bahaya lisan,“Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya.” (HR Tarmidzi).
Perkataan yg baik lebih utama daripada diam, dan dia lebih baik daripada berkata buruk. Mari kita biasakan untuk tidak banyak bicara, selain digunakan untuk menyampaikan perkataan yg benar, memberikan pengajaran, melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mendamaikan orang yg berselisih, memperbanyak dzikir, dan kebaikan-kebaikan lainnya.
“Hendaklah ia memuliakan tetangganya, hendaklah ia memuliakan tamunya.” menunjukkan adanya hak tamu dan tetangga. Kita MESTI bersikap baik kepada tamu dan tetangga, tentunya selama tetangga dan tamu juga bersikap baik dan sesuai aturan/norma. Bahkan Rasululloh SAW sendiri bersabda,“Jibril selalu menasehati diriku tentang urusan tetangga, sampai-sampai aku beranggapan bahwa tetangga itu dapat mewarisi harta tetangga.” (HR. Bukhari).
Hendaknya kita juga mulai lebih memperbaiki sikap kita kepada tetangga. Misalnya berbagi masakan, memberikan oleh2 apabila kita pulang dari luar kota. Insya ALLOH, kita juga akan menerima kebaikan dari mereka.
Filed under: Khutbah Jum'at | 4 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090807
Posted on January 2, 2012 by It's Me
Kehidupan terdiri dari menit dan detik. Ia tiada lain hanya terdiri
dari hembusan nafas, malam dan siang. Namun waktu adalah hidup; waktu
lebih berharga dari emas dan perak; waktu lebih berharga dan lebih
tinggi artinya dari ketenaran dan kedudukan.
Perhatikan ayat berikut,“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? — Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia.” (QS Al Mu’minuun(23):115-116)
Manusia diciptakan untuk ibadah, untuk memelihara waktunya bersama ALLOH SWT, yang diciptakan untuk mengemban risalah yg besar. Sudah semestinya manusia untuk melakukan introspeksi dan muhasabah untuk merenung waktu yg telah dia lalui dan tindakan yg telah dia ambil.
Rasululloh SAW bersabda dalam sebuah hadits yg sangat terkenal,“Rebutlah lima perkara sebelum datang lima perkara lain, yaitu masa muda engkau sebelum datangnya hari tua, masa sehat engkau sebelum dilanda sakit, masa kaya engkau sebelum masa miskinmu, masa lapang engkau sebelum datangnya waktu sibuk, dan masa hidup engkau sebelum datangnya saat kematian.” (HR Muslim dan Tirmizi dari Amru bin Maimun r.a.)
Setiap detik (waktu) yg dilalui seorang muslim kelak akan diminta pertanggungjawabannya, sebagaimana friman ALLOH SWT,“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun.” (QS Al Fathir(35):37)
Dengan demikian, sudah selayaknya jika seorang muslim menggunakan waktunya dengan hati2 dan hanya melakukan (bertindak) sesuai dengan hal2 yg diridhoi ALLOH SWT.
Rasululloh SAW juga bersabda,“Peliharalah ALLOH SWT, niscaya Dia akan memeliharamu; peliharalah ALLOH SWT, niscaya engkau akan menjumpai-Nya di hadapanmu; kenalilah ALLOH SWT saat senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu susah; apabila kamu meminta, memintalah pada ALLOH SWT; dan apabila kamu meminta pertolongan, mintalah kepada ALLOH SWT. Ketahuilah, bahwa seandainya suatu ummat sepakat untuk memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yg telah ditakdirkan ALLOH SWT atas dirimu. Seandainya mereka sepakat untuk menimpakan bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat menimpakan sesuatu yg telah ditakdirkan ALLOH SWT atas dirimu. Qalam telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR Tirmidzi)
Perhatikan ayat berikut,“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? — Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia.” (QS Al Mu’minuun(23):115-116)
Manusia diciptakan untuk ibadah, untuk memelihara waktunya bersama ALLOH SWT, yang diciptakan untuk mengemban risalah yg besar. Sudah semestinya manusia untuk melakukan introspeksi dan muhasabah untuk merenung waktu yg telah dia lalui dan tindakan yg telah dia ambil.
Rasululloh SAW bersabda dalam sebuah hadits yg sangat terkenal,“Rebutlah lima perkara sebelum datang lima perkara lain, yaitu masa muda engkau sebelum datangnya hari tua, masa sehat engkau sebelum dilanda sakit, masa kaya engkau sebelum masa miskinmu, masa lapang engkau sebelum datangnya waktu sibuk, dan masa hidup engkau sebelum datangnya saat kematian.” (HR Muslim dan Tirmizi dari Amru bin Maimun r.a.)
Setiap detik (waktu) yg dilalui seorang muslim kelak akan diminta pertanggungjawabannya, sebagaimana friman ALLOH SWT,“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun.” (QS Al Fathir(35):37)
Dengan demikian, sudah selayaknya jika seorang muslim menggunakan waktunya dengan hati2 dan hanya melakukan (bertindak) sesuai dengan hal2 yg diridhoi ALLOH SWT.
Rasululloh SAW juga bersabda,“Peliharalah ALLOH SWT, niscaya Dia akan memeliharamu; peliharalah ALLOH SWT, niscaya engkau akan menjumpai-Nya di hadapanmu; kenalilah ALLOH SWT saat senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu susah; apabila kamu meminta, memintalah pada ALLOH SWT; dan apabila kamu meminta pertolongan, mintalah kepada ALLOH SWT. Ketahuilah, bahwa seandainya suatu ummat sepakat untuk memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yg telah ditakdirkan ALLOH SWT atas dirimu. Seandainya mereka sepakat untuk menimpakan bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat menimpakan sesuatu yg telah ditakdirkan ALLOH SWT atas dirimu. Qalam telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR Tirmidzi)
Filed under: Khutbah Jum'at | 4 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090731
Posted on December 31, 2011 by It's Me
Tahukah anda bahwa Rasululloh SAW mempunyai hak yg besarnya tidak
ada yg melebihi hak untuk beliau? Hak tersebut adalah hak untuk
mendahulukan cinta kepada beliau, bahkan melebihi cinta pada semua
manusia termasuk cinta pada orang tua, diri sendiri, dan anak/istri.
Rasululloh SAW telah bersabda,“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sebelum aku dicintainya melebihi cintanya kepada anaknya, orang tuanya, dan semua manusia.” (HR Bukhori Muslim)
Hak-hak lainnya:
- memuliakan beliau
- menghormati beliau
- mengagungkan beliau
Semua hak di atas dilakukan tanpa berlebihan, agar tidak sampai terjadi seperti Nabi Isa as yg sedemikian dimuliakan, dihormati, dan diagungkan sehingga dianggap sebagai anak Tuhan.
Bagi kita, kaum muslim, yg tidak pernah bertemu dengan Rasululloh SAW, cara untuk menghormati beliau adalah dengan mengikuti dan melakukan sunnah-sunnah beliau.
Sementara bagi para sahabat dan umat-umat terdahulu, terutama yg sempat bertemu dengan beliau, maka mereka menghormati dengan cara melaksanakan (dengan segera) yg diperintahkan beliau, lalu berebut air bekas wudhunya, diam apabila beliau berbicara, dan tidak berani menatap pandangan beliau.
Hak-hak Rasululloh SAW juga antara lain membenarkan apa yg diberitakannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan yg telah beliau tetapkan (berdasarkan Al Qur’an dan petunjuk ALLOH SWT).
- “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisa(4):65)
- “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Imran(3):31)
Rasululloh SAW juga berhak untuk dibela, terutama ajaran dan petunjuknya, sesuai dengan kemampuan dan tuntutan yg ada.
Seorang mukmin yg baik tidak mungkin dapat menerima jika ada orang yg menyerang ajaran atau pribadi Rasululloh SAW sementara dia diam saja. Karena seorang mukmin yg baik dia PASTI akan mencintai Rasululloh SAW dan tidak rela jika orang yg dicintainya diserang dan diperlakukan tidak baik.
Rasululloh SAW telah bersabda,“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sebelum aku dicintainya melebihi cintanya kepada anaknya, orang tuanya, dan semua manusia.” (HR Bukhori Muslim)
Hak-hak lainnya:
- memuliakan beliau
- menghormati beliau
- mengagungkan beliau
Semua hak di atas dilakukan tanpa berlebihan, agar tidak sampai terjadi seperti Nabi Isa as yg sedemikian dimuliakan, dihormati, dan diagungkan sehingga dianggap sebagai anak Tuhan.
Bagi kita, kaum muslim, yg tidak pernah bertemu dengan Rasululloh SAW, cara untuk menghormati beliau adalah dengan mengikuti dan melakukan sunnah-sunnah beliau.
Sementara bagi para sahabat dan umat-umat terdahulu, terutama yg sempat bertemu dengan beliau, maka mereka menghormati dengan cara melaksanakan (dengan segera) yg diperintahkan beliau, lalu berebut air bekas wudhunya, diam apabila beliau berbicara, dan tidak berani menatap pandangan beliau.
Hak-hak Rasululloh SAW juga antara lain membenarkan apa yg diberitakannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan yg telah beliau tetapkan (berdasarkan Al Qur’an dan petunjuk ALLOH SWT).
- “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisa(4):65)
- “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Imran(3):31)
Rasululloh SAW juga berhak untuk dibela, terutama ajaran dan petunjuknya, sesuai dengan kemampuan dan tuntutan yg ada.
Seorang mukmin yg baik tidak mungkin dapat menerima jika ada orang yg menyerang ajaran atau pribadi Rasululloh SAW sementara dia diam saja. Karena seorang mukmin yg baik dia PASTI akan mencintai Rasululloh SAW dan tidak rela jika orang yg dicintainya diserang dan diperlakukan tidak baik.
Filed under: Khutbah Jum'at | Leave a Comment »
Khutbah Jum’at – 20090724
Posted on December 31, 2011 by It's Me
Orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya dalam berbagai hal.
Termasuk di dalamnya adalah dasar-dasar keimanan dan dasar-dasar
syariat. Contohnya adalah tauhid, rukun iman, alam gaib, dan hal-hal
mendasar lainnya ttg agama.
Dengan demikian, anak akan punya dasar sebelum dia terjun ke masyarakat dan menerima berbagai informasi yg mungkin tidak sesuai dengan agama. Selain itu saat anak tumbuh, maka dia akan punya pemahaman dan pengamalan yg benar tentang agamanya, serta selanjutnya bisa lebih berkembang.
Bukankah setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yg saleh dan berbakti pada orang tua serta taat pada ALLOH SWT dan Rasul-Nya? Tentunya orang tuapun mesti memberi contoh, dan hal tersebut bisa dilakukan sebagaimana paragraf pertama di atas.
Tidak jarang kita temui seorang anak menjadi murtad dan musyrik serta pindah agama. Apabila ini dilakukan setelah si anak menjadi orang dewasa (akil baligh) dan orang tuanya sudah membekali dasar-dasar agama yg mencukupi, maka orang tua-nya TIDAK akan menanggung dosa. Hanya si anak yg bertanggung jawab dengan efek perbuatannya tersebut.
Sebaliknya, jika ternyata orang tuanya tidak cukup memberikan ilmu dan dasar agama yang cukup, maka dia akan terkena dosanya. Termasuk dosa orang tua ini adalah tidak menjalankan kewajibannya mendidik anak dan melalaikan amanah yg telah diberikan padanya.
Patut diteladani adalah sikap Nabi Ibrahim as berikut,“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. — Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (Al Baqarah(2):132-133)
Mesti diperhatikan juga ayat berikut:
- “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, — atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” (Al A’raf(7):172-173)
- “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Al Anfaal(8):28)
Beberapa doa bagi orang tua yg mempunyai anak:
- “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (Al Baqarah(2):128)
- “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim(14):36)
- “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Ibrahim(14):40)
Dengan demikian, anak akan punya dasar sebelum dia terjun ke masyarakat dan menerima berbagai informasi yg mungkin tidak sesuai dengan agama. Selain itu saat anak tumbuh, maka dia akan punya pemahaman dan pengamalan yg benar tentang agamanya, serta selanjutnya bisa lebih berkembang.
Bukankah setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yg saleh dan berbakti pada orang tua serta taat pada ALLOH SWT dan Rasul-Nya? Tentunya orang tuapun mesti memberi contoh, dan hal tersebut bisa dilakukan sebagaimana paragraf pertama di atas.
Tidak jarang kita temui seorang anak menjadi murtad dan musyrik serta pindah agama. Apabila ini dilakukan setelah si anak menjadi orang dewasa (akil baligh) dan orang tuanya sudah membekali dasar-dasar agama yg mencukupi, maka orang tua-nya TIDAK akan menanggung dosa. Hanya si anak yg bertanggung jawab dengan efek perbuatannya tersebut.
Sebaliknya, jika ternyata orang tuanya tidak cukup memberikan ilmu dan dasar agama yang cukup, maka dia akan terkena dosanya. Termasuk dosa orang tua ini adalah tidak menjalankan kewajibannya mendidik anak dan melalaikan amanah yg telah diberikan padanya.
Patut diteladani adalah sikap Nabi Ibrahim as berikut,“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. — Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (Al Baqarah(2):132-133)
Mesti diperhatikan juga ayat berikut:
- “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, — atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” (Al A’raf(7):172-173)
- “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Al Anfaal(8):28)
Beberapa doa bagi orang tua yg mempunyai anak:
- “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (Al Baqarah(2):128)
- “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim(14):36)
- “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Ibrahim(14):40)
Filed under: Khutbah Jum'at | 3 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090717
Posted on December 31, 2011 by It's Me
Sholat adalah ibadaha jasadiyah (berhubungan dengan jasad) pertama
yang disyariatkan (dan diwajibkan) daripada ibadah2 lain seperti puasa,
zakat, ataupun haji.
Bagi kaum laki2, sholat dituntut untuk didirikan secara berjama’ah dan di masjid. Meski demikian, ada kelonggaran yg diberikan jika ada unsur yg sifatnya terpaksa.
Sholat berjama’ah bisa dilakukan baik di masjid maupun di tempat2 lain. Bahkan bisa dilakukan di mall ataupun tempat yg sempit sekalipun. Syarat sholat berjama’ah cukup mudah. Minimal dilakukan oleh 2 orang, dengan 1 orang menjadi imam dan 1 orang lagi menjadi makmum.
Dasar hukum sholat berjama’ah, antara lain:
- “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.” (An Nisa(4):102)
- Dari Abdullah Ibn Umar, Rasululloh SAW bersabda,“Sholat berjama’ah lebih utama daripada sholat sendirian 27 derajat.” (HR Bukhari, Muslim,&Ahmad).
- “Sholat berjama’ah itu lebih sempurna dari sholat sendirian, dan sholat berjamaah merupakan sunnah Rasul, tidak boleh ditinggalkan, kecuali oleh orang munafik.” (HR Ahmad)
Dalil-dalil di atas rasa-rasanya cukup untuk menjadi dasar bagi kita tidak meninggalkan sholat berjama’ah. Bahkan ayat Qur’an di atas menjelaskan bahwa meski suasana sedang perang sekalipun, sholat hendaknya dilakukan secara berjama’ah.
Manfaat sholat berjama’ah, di antaranya:
- manusia, sebagai makhluk sosial, tidak akan bisa hidup sendiri. Mereka saling membutuhkan dan ini merupakan FITRAH manusia. Dengan demikian, sholat berjama’ah bisa menjadi sarana untuk bertemu dan berinteraksi.
- Sholat berjama’ah telah memberikan gambaran kepada manusia secara kolektif tentang penciptaannya, yakni untuk meng-hamba-kan diri kepada ALLOH SWT. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzaariyaat (51):56)
- Sholat berjama’ah merupakan cerminan terjalinnya hubungan antara manusia dan ALLOH SWT. Inilah kunci keselamatan daari kebinasaan hidup di dunia dan akhirat. “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia,” (Ali Imran(3):112)
- Sholat berjama’ah menghilangkan perbedaan serta mempersatukan manusia.
Bagi kaum laki2, sholat dituntut untuk didirikan secara berjama’ah dan di masjid. Meski demikian, ada kelonggaran yg diberikan jika ada unsur yg sifatnya terpaksa.
Sholat berjama’ah bisa dilakukan baik di masjid maupun di tempat2 lain. Bahkan bisa dilakukan di mall ataupun tempat yg sempit sekalipun. Syarat sholat berjama’ah cukup mudah. Minimal dilakukan oleh 2 orang, dengan 1 orang menjadi imam dan 1 orang lagi menjadi makmum.
Dasar hukum sholat berjama’ah, antara lain:
- “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.” (An Nisa(4):102)
- Dari Abdullah Ibn Umar, Rasululloh SAW bersabda,“Sholat berjama’ah lebih utama daripada sholat sendirian 27 derajat.” (HR Bukhari, Muslim,&Ahmad).
- “Sholat berjama’ah itu lebih sempurna dari sholat sendirian, dan sholat berjamaah merupakan sunnah Rasul, tidak boleh ditinggalkan, kecuali oleh orang munafik.” (HR Ahmad)
Dalil-dalil di atas rasa-rasanya cukup untuk menjadi dasar bagi kita tidak meninggalkan sholat berjama’ah. Bahkan ayat Qur’an di atas menjelaskan bahwa meski suasana sedang perang sekalipun, sholat hendaknya dilakukan secara berjama’ah.
Manfaat sholat berjama’ah, di antaranya:
- manusia, sebagai makhluk sosial, tidak akan bisa hidup sendiri. Mereka saling membutuhkan dan ini merupakan FITRAH manusia. Dengan demikian, sholat berjama’ah bisa menjadi sarana untuk bertemu dan berinteraksi.
- Sholat berjama’ah telah memberikan gambaran kepada manusia secara kolektif tentang penciptaannya, yakni untuk meng-hamba-kan diri kepada ALLOH SWT. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzaariyaat (51):56)
- Sholat berjama’ah merupakan cerminan terjalinnya hubungan antara manusia dan ALLOH SWT. Inilah kunci keselamatan daari kebinasaan hidup di dunia dan akhirat. “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia,” (Ali Imran(3):112)
- Sholat berjama’ah menghilangkan perbedaan serta mempersatukan manusia.
Filed under: Khutbah Jum'at | Leave a Comment »
Khutbah Jum’at – 20090710
Posted on April 23, 2011 by It's Me
Indonesia merupakan negara yg memiliki gunung dan pegunungan cukup
banyak yang terbentang dari Sumatera, Jawa, Bali hingga Papua (kecuali
Kalimantan).
ALLOH SWT berfirman,“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” (Luqman(31):10)
Sesungguhnya gunung pun bergerak seperti awan. Berdasarkan ilmu pengetahuan modern diketahui bahwa bumi ini yang di dalamnya terdapat gunung2 merupakan benda di angkasa yg berputar pada porosnya. Selain berputar sendiri, bumi juga berputar mengelilingi matahari (yang diikuti oleh bulan).
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An Naml(27):88)
Hanya karena kekuasan-Nya maka manusia dan makhluk2 lain di atas bumi tidak merasakan goncangan tersebut,“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (Al Anbiya(21):31)
Sesungguhnya ALLOH SWT ciptakan gunung itu sebagai tempat kehidupan manusia. “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (An Nahl(16):81)
ALLOH SWT juga yg telah menghamparkan bumi dan menciptakan gunung menurut ukuran yg telah Dia tentukan. “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (Al Hijr(15):19)
“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Ar Ra’d(13):3)
Gunung merupakan makluk ALLOH SWT yg tunduk dan patuh pada ALLOH SWT. Namun mereka menolak pada saat ALLOH SWT menawarkan mereka untuk mengemban amanat. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,” (Al Ahzab(33):72)
Kepatuhan gunung dicatat di Al Qur’an sebagai berikut,“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi,” (Shaad(38)18)
Gunung juga akan menjadi saksi betapa hebat dan dahsyatnya kekuasaan ALLOH SWT pada saat kiama terjadi kelak. Perhatikan ayat2 berikut:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, — maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,” (Thaa Haa(20):105-106)
“Hari Kiamat, — apakah hari Kiamat itu? — Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? — Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, — dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (Al Qaari’ah(101):1-5)
ALLOH SWT berfirman,“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” (Luqman(31):10)
Sesungguhnya gunung pun bergerak seperti awan. Berdasarkan ilmu pengetahuan modern diketahui bahwa bumi ini yang di dalamnya terdapat gunung2 merupakan benda di angkasa yg berputar pada porosnya. Selain berputar sendiri, bumi juga berputar mengelilingi matahari (yang diikuti oleh bulan).
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An Naml(27):88)
Hanya karena kekuasan-Nya maka manusia dan makhluk2 lain di atas bumi tidak merasakan goncangan tersebut,“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (Al Anbiya(21):31)
Sesungguhnya ALLOH SWT ciptakan gunung itu sebagai tempat kehidupan manusia. “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (An Nahl(16):81)
ALLOH SWT juga yg telah menghamparkan bumi dan menciptakan gunung menurut ukuran yg telah Dia tentukan. “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (Al Hijr(15):19)
“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Ar Ra’d(13):3)
Gunung merupakan makluk ALLOH SWT yg tunduk dan patuh pada ALLOH SWT. Namun mereka menolak pada saat ALLOH SWT menawarkan mereka untuk mengemban amanat. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,” (Al Ahzab(33):72)
Kepatuhan gunung dicatat di Al Qur’an sebagai berikut,“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi,” (Shaad(38)18)
Gunung juga akan menjadi saksi betapa hebat dan dahsyatnya kekuasaan ALLOH SWT pada saat kiama terjadi kelak. Perhatikan ayat2 berikut:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, — maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,” (Thaa Haa(20):105-106)
“Hari Kiamat, — apakah hari Kiamat itu? — Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? — Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, — dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (Al Qaari’ah(101):1-5)
Filed under: Khutbah Jum'at | 19 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090703
Posted on April 21, 2011 by It's Me
Kaum muslim mesti meneladani dan mencontoh Nabi Ibrahim as beserta
anak cucunya seperti Nabi Ismail as dan Nabi Muhammad SAW dalam mentaati
perintah ALLOH SWT dan menjauhi larangan-Nya.
ALLOH SWT sendiri berfirman sebagai berikut,“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), — (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.” (QS An Nahl(16):120-121)
Beliau adalah orang yg muslim, hanif (lurusf) serta berserah diri kepada ALLOH SWT. Beliau juga mengajak umatnya dan mewasiatkan pada anak cucunya untuk senantiasa tunduk dan patuh pada ALLOH SWT. “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.” (Al Baqarah(2):132)
Nabi Ibrahim as sendiri telah diuji keimanan dan ketakwaannya oleh ALLOH SWT. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim”.”(Al Baqarah(2):124)
Salah satu doa para Nabi yang diabadikan di Al Qur’an adalah doa Nabi Ibrahim as,“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim(14):37)
Nabi Ibrahim as juga (beserta anaknya, Nabi Ismail as) yang membangun Ka’bah sesuai perintah dari ALLOH SWT. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.” (Al Baqarah(2):127)
Adapun manfaat Ka’bah dijelaskan pada ayat berikut,“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud”.” (Al Baqarah(2):125)
Kemudian Nabi Ibrahim as juga yg mencontohkan pelaksanaan haji. “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, — supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (Al Hajj(22):27-28)
Adapun ujian yg paling berat bagi Nabi Ibrahim as adalah tatkala turun perintah untuk menyembelih Nabi Ismail as. Padahal Nabi Ismail as didapat setelah perjuangan berpuluh tahun karena beliau tidak dikaruniai anak. “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.” (Ash Shaffaat(37):102)
Karena keduanya adalah orang2 yg bertakwa dan terpilih, maka tanpa ragu keduanya melaksanakan perintah ‘tidak masuk akal manusia’ ini. Keduanya pun lulus dari ujian ini.
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). — Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, — sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. — Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (Ash Shaffaat(37):103-106)
Marilah kita berusaha meneladani Nabi Ibrahim as semampu dan sedekat yg bisa kita lakukan.
ALLOH SWT sendiri berfirman sebagai berikut,“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), — (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.” (QS An Nahl(16):120-121)
Beliau adalah orang yg muslim, hanif (lurusf) serta berserah diri kepada ALLOH SWT. Beliau juga mengajak umatnya dan mewasiatkan pada anak cucunya untuk senantiasa tunduk dan patuh pada ALLOH SWT. “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.” (Al Baqarah(2):132)
Nabi Ibrahim as sendiri telah diuji keimanan dan ketakwaannya oleh ALLOH SWT. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim”.”(Al Baqarah(2):124)
Salah satu doa para Nabi yang diabadikan di Al Qur’an adalah doa Nabi Ibrahim as,“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim(14):37)
Nabi Ibrahim as juga (beserta anaknya, Nabi Ismail as) yang membangun Ka’bah sesuai perintah dari ALLOH SWT. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.” (Al Baqarah(2):127)
Adapun manfaat Ka’bah dijelaskan pada ayat berikut,“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud”.” (Al Baqarah(2):125)
Kemudian Nabi Ibrahim as juga yg mencontohkan pelaksanaan haji. “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, — supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (Al Hajj(22):27-28)
Adapun ujian yg paling berat bagi Nabi Ibrahim as adalah tatkala turun perintah untuk menyembelih Nabi Ismail as. Padahal Nabi Ismail as didapat setelah perjuangan berpuluh tahun karena beliau tidak dikaruniai anak. “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.” (Ash Shaffaat(37):102)
Karena keduanya adalah orang2 yg bertakwa dan terpilih, maka tanpa ragu keduanya melaksanakan perintah ‘tidak masuk akal manusia’ ini. Keduanya pun lulus dari ujian ini.
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). — Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, — sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. — Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (Ash Shaffaat(37):103-106)
Marilah kita berusaha meneladani Nabi Ibrahim as semampu dan sedekat yg bisa kita lakukan.
Filed under: Khutbah Jum'at | 17 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090626
Posted on April 18, 2011 by It's Me
Adalah satu hal yg sangat ironis dan memprihatinkan bila kita
bandingkan peringatan tahun baru Masehi dengan tahun baru Hijriyah.
Kehadiran tahun baru Hijriyah sangat terasa kurang mendapat sambutan dan
perhatian yg memadai jika dibandingkan dengan tahun baru Masehi yg
begitu gegap gempita. Meski demikian, lebih kurang 5-10 tahun terakhir
ini, ghirah dan semangat kaum muslim di Indonesia utk menyemarakkan
tahun baru Hijriyah sudah mulai terasa.
Malam tahun baru Masehi begitu dirayakan dengan segala keriuhan dan pesta yg menghabiskan dana yg tidak sedikit. Berbagai acara dan hiburan digelar di mana-mana. Semua media eletronik dan media cetak tidak ketinggalan untuk mengekspos dan memberitakan besar2an dengan headline yang terkadang terkesan begitu lebay.
Semestinya sebagai umat muslim, kita tidak perlu merayakan tahun baru Masehi ini, terlebih jika kita melihat ke sejarahnya bahwa tahun baru ini bertujuan untuk merayakan kelahiran Yesus.
Rasululloh SAW sendiri punya pesan khusus untuk menyambut hari esok,“Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung.” (HR. Bukhari)
Islam mengajarkan 3 faktor penting untuk menghadapi hari esok:
Artikel tentang tahun baru:
Perlukah Merayakan Tahun Baru??
Malam tahun baru Masehi begitu dirayakan dengan segala keriuhan dan pesta yg menghabiskan dana yg tidak sedikit. Berbagai acara dan hiburan digelar di mana-mana. Semua media eletronik dan media cetak tidak ketinggalan untuk mengekspos dan memberitakan besar2an dengan headline yang terkadang terkesan begitu lebay.
Semestinya sebagai umat muslim, kita tidak perlu merayakan tahun baru Masehi ini, terlebih jika kita melihat ke sejarahnya bahwa tahun baru ini bertujuan untuk merayakan kelahiran Yesus.
Rasululloh SAW sendiri punya pesan khusus untuk menyambut hari esok,“Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung.” (HR. Bukhari)
Islam mengajarkan 3 faktor penting untuk menghadapi hari esok:
- Meningkatkan iman dan taqwa kepada ALLOH SWT
- Membuat rencana/program dan mengatur waktu dengan sebaik-baiknya
- Tidak melupakan nikmat dan kekuasaan ALLOH SWT serta bersyukur kepada-Nya
Artikel tentang tahun baru:
Perlukah Merayakan Tahun Baru??
Filed under: Khutbah Jum'at | 7 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090619
Posted on April 17, 2011 by It's Me
Banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia ini sesungguhnya
mengajarkan kepada kita, kaum muslim, untuk mau membantu saudara2nya yg
tertimpa musibah. Meskipun musibah itu bisa terjadi karena azab, ujian,
ataupun cobaan dari ALLOH SWT, tapi hendaknya kita tidak lantas
menghakimi begitu saja.
Dalam sebuah hadits disebutkan,“Sesungguhnya orang2 yg saleh itu diperkeras (cobaannya) dan sesungguhnya tiada suatu masalah pun yg menimpa orang mukmin, berupa duri (yg menusuk) hingga yg lebih dari itu, kecuali dihapuskan suatu kesalahan/dosa darinya dan diangkat satu derajat untuknya.” (HR Baihaqi)
Bagaimana cara kita bersedekah dan membantu korban bencana alam? Sangatlah banyak cara untuk itu! Yang paling utama adalah dengan membantu dengan menyumbangkan pakaian, makanan, dan minuman. Jika tidak memungkinkan, bisa juga dengan memberikan sejumlah uang. Tentu saja semuanya itu mesti dilakukan sesuai dengan kemampuan kita.
Ibaratnya, kemampuan kita memberi Rp 100.000, tapi jangan hanya memberi Rp 1.000. Berilah yg lebih besar, Rp 50.000 misalnya. Bahkan sesungguhnya sedekah orang yg hidupnya kekurangan (miskin) itu bernilai lebih besar daripada sedekahnya orang kaya.
Rasululloh SAW bersabda,“Setiap muslim yang memberikan pakaian kepada muslim yang tidak berpakaian, Allah akan memberikan pakaian syurga kepadanya.Setiap muslim yang memberi muslim lain yang kelaparan,Allah akan memberikan buah syurga kepadanya dan setiap muslim yang memberi minum kepada muslim yang kehausan Allah akan memberikan minum kepadanya dari ar-Rahiqul Makhtum.” (HR Abu Daud)
Orang yg bersedekah akan mengalirkan pahala bagi si pemberinya meskipun dia sudah wafat kelak. Selain itu juga akan memadamkan panas kubur dan memberikan naungan/perlindungan pada hari Kiamat nanti.
“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panasnya kubur bagi pemilik sedekah”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir, dan Al-Baihaqiy. Syaikh Al-Albaniy meng-hasan-kan hadits ini dalam Ash-Shahihah (3484)]
“Setiap orang berada dalam naungan sedekahnya hingga diputuskan perkara di antara manusia“. [HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. Hadits ini shahih sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib (872)]
“Hendaknya salah seorang diantara kalian melindungi wajahnya dari neraka, sekalipun dengan sebelah biji korma(bermakna bersedekah)”. [HR. Ahmad. Hadits ini di-shahih-kan oleh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhib (864)]
“Sedekah itu memadamkan (menghapuskan) kesalahan sebagaimana air memadamkan api” [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/321), dan Abu Ya’laa. Lihat Shohih At-Targhib (1/519)]
Jika kita tidak mempunyai benda yg bisa disedekahkan, kita juga bisa menyedekahkan tenaga kita. “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar)
Beberapa artikel terkait musibah dan bencana:
Dalam sebuah hadits disebutkan,“Sesungguhnya orang2 yg saleh itu diperkeras (cobaannya) dan sesungguhnya tiada suatu masalah pun yg menimpa orang mukmin, berupa duri (yg menusuk) hingga yg lebih dari itu, kecuali dihapuskan suatu kesalahan/dosa darinya dan diangkat satu derajat untuknya.” (HR Baihaqi)
Bagaimana cara kita bersedekah dan membantu korban bencana alam? Sangatlah banyak cara untuk itu! Yang paling utama adalah dengan membantu dengan menyumbangkan pakaian, makanan, dan minuman. Jika tidak memungkinkan, bisa juga dengan memberikan sejumlah uang. Tentu saja semuanya itu mesti dilakukan sesuai dengan kemampuan kita.
Ibaratnya, kemampuan kita memberi Rp 100.000, tapi jangan hanya memberi Rp 1.000. Berilah yg lebih besar, Rp 50.000 misalnya. Bahkan sesungguhnya sedekah orang yg hidupnya kekurangan (miskin) itu bernilai lebih besar daripada sedekahnya orang kaya.
Rasululloh SAW bersabda,“Setiap muslim yang memberikan pakaian kepada muslim yang tidak berpakaian, Allah akan memberikan pakaian syurga kepadanya.Setiap muslim yang memberi muslim lain yang kelaparan,Allah akan memberikan buah syurga kepadanya dan setiap muslim yang memberi minum kepada muslim yang kehausan Allah akan memberikan minum kepadanya dari ar-Rahiqul Makhtum.” (HR Abu Daud)
Orang yg bersedekah akan mengalirkan pahala bagi si pemberinya meskipun dia sudah wafat kelak. Selain itu juga akan memadamkan panas kubur dan memberikan naungan/perlindungan pada hari Kiamat nanti.
“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panasnya kubur bagi pemilik sedekah”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir, dan Al-Baihaqiy. Syaikh Al-Albaniy meng-hasan-kan hadits ini dalam Ash-Shahihah (3484)]
“Setiap orang berada dalam naungan sedekahnya hingga diputuskan perkara di antara manusia“. [HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. Hadits ini shahih sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib (872)]
“Hendaknya salah seorang diantara kalian melindungi wajahnya dari neraka, sekalipun dengan sebelah biji korma(bermakna bersedekah)”. [HR. Ahmad. Hadits ini di-shahih-kan oleh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhib (864)]
“Sedekah itu memadamkan (menghapuskan) kesalahan sebagaimana air memadamkan api” [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/321), dan Abu Ya’laa. Lihat Shohih At-Targhib (1/519)]
Jika kita tidak mempunyai benda yg bisa disedekahkan, kita juga bisa menyedekahkan tenaga kita. “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar)
Beberapa artikel terkait musibah dan bencana:
Filed under: Khutbah Jum'at | 1 Comment »
Khutbah Jum’at – 20090612
Posted on April 16, 2011 by It's Me
Orang seringkali menilai dengan parameter subjektif dan melihat
orang lain dengan kacamata kuda sehingga sering kali terjadi salah paham
dan tidak bertindak dengan arif dan bijaksana dalam menyikap sebuah
peristiwa. Hal ini bisa terjadi karena minimnya kesadaran empati dalam
memahami kelemahan, kesalahan, kekurangan, kejahilan, dan kenaifan orang
lain.
Rasululloh SAW sendiri memberikan contoh empati yg sangat baik.
Syahdan, satu waktu ada orang Badui tiba-tiba kencing di dalam masjid. Hal ini membuat para sahabat bereaksi dan terpancing emosinya. Apa yang dilakukan Rasululloh SAW? Apakah beliau ikut terpancing emosinya dan memarahi si Badui? Ternyata tidak!
Beliau membiarkan si Badui menyelesaikan hajatnya, kemudian beliau meminta para sahabat membersihkan najis akibat ulah si Badui itu. Usai dilakukan pembersihan, Rasululloh SAW memberikan penjelasan kepada para sahabat bahwa Arab Badui tersebut tidak tahu mengenai larangan kencing di dalam masjid, sehingga tidak perlu disikapi dengan emosi yg berlebihan.
Justru tindakan Rasululloh SAW ini menghindari 3 mudharat: Pertama, si Badui terusik hajatnya; kedua, saluran kencing si Badui terganggu kelancarannya, dan ketiga area najis meluas karena si Badui panik saat menuntaskan hajatnya.
Saat ini, sikap seperti Rasululloh SAW sangat sulit ditemukan, jika tidak ingin dibilang mustahil. Pemimpin terkadang malah memancing emosi rakyat biasa yg pemahamannya tidak terlalu mendalam/kurang berilmu. Akibatnya kerusakan terjadi di mana2 hanya karena masalah sepele serta tidak ada keinginan untuk berempati.
ALLOH SWT sendiri berfirman,“Muhammad itu adalah utusan ALLOH dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,” (Al Fath(48): 29).
Itu sebabnya Rasululloh SAW begitu dicinta umatnya dan disegani musuh2nya. Beliau begitu mengedepankan sifat kasih sayang, mempermudah umatnya dalam menjalankan syariat agama, lebih memilih bersikap lemah lembut namun jika diperlukan bisa bersikap tegas. Beliau bisa marah namun sikap pemaafnya lebih banyak dan bisa dirasakan.
Bahkan Rasululloh SAW pernah berpesan kepada Abu Musa dan Mu’adz pada saat keduanya hendak ke Yaman untuk berdakwah,”Gembirakanlah dan jangan kau takut-takuti. Mudahkanlah dan janganlah kau persulit.”
Sebagai pewaris Nabi, maka para da’i, mubaligh, ustadz, ulama, bahkan guru agama juga mestinya memberikan kemudahan bagi umat Islam untuk menjalankan perintah agama sebaik-baiknya. Tentunya, mereka mesti dilengkapi dengan ilmu yang cukup di samping juga kearifan dalam bersikap. Dengan demikian akan muncul sikap toleran sehingga akan selalu ada banyak solusi yg bisa dijadikann pilihan apabila mereka menemui masalah.
Rasululloh SAW juga bersabda,“Hendaklah kamu bersikap lemah lembut dan jangan bersikap kasar. Sesungguhnya tidaklah sikap lemah lembut itu ada pada sesuatu kecuali menghiasinya, dan tidak pula ia lepas dari sesuatu kecuali mengotorinya.” (HR Muslim)
Rasululloh SAW sendiri memberikan contoh empati yg sangat baik.
Syahdan, satu waktu ada orang Badui tiba-tiba kencing di dalam masjid. Hal ini membuat para sahabat bereaksi dan terpancing emosinya. Apa yang dilakukan Rasululloh SAW? Apakah beliau ikut terpancing emosinya dan memarahi si Badui? Ternyata tidak!
Beliau membiarkan si Badui menyelesaikan hajatnya, kemudian beliau meminta para sahabat membersihkan najis akibat ulah si Badui itu. Usai dilakukan pembersihan, Rasululloh SAW memberikan penjelasan kepada para sahabat bahwa Arab Badui tersebut tidak tahu mengenai larangan kencing di dalam masjid, sehingga tidak perlu disikapi dengan emosi yg berlebihan.
Justru tindakan Rasululloh SAW ini menghindari 3 mudharat: Pertama, si Badui terusik hajatnya; kedua, saluran kencing si Badui terganggu kelancarannya, dan ketiga area najis meluas karena si Badui panik saat menuntaskan hajatnya.
Saat ini, sikap seperti Rasululloh SAW sangat sulit ditemukan, jika tidak ingin dibilang mustahil. Pemimpin terkadang malah memancing emosi rakyat biasa yg pemahamannya tidak terlalu mendalam/kurang berilmu. Akibatnya kerusakan terjadi di mana2 hanya karena masalah sepele serta tidak ada keinginan untuk berempati.
ALLOH SWT sendiri berfirman,“Muhammad itu adalah utusan ALLOH dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,” (Al Fath(48): 29).
Itu sebabnya Rasululloh SAW begitu dicinta umatnya dan disegani musuh2nya. Beliau begitu mengedepankan sifat kasih sayang, mempermudah umatnya dalam menjalankan syariat agama, lebih memilih bersikap lemah lembut namun jika diperlukan bisa bersikap tegas. Beliau bisa marah namun sikap pemaafnya lebih banyak dan bisa dirasakan.
Bahkan Rasululloh SAW pernah berpesan kepada Abu Musa dan Mu’adz pada saat keduanya hendak ke Yaman untuk berdakwah,”Gembirakanlah dan jangan kau takut-takuti. Mudahkanlah dan janganlah kau persulit.”
Sebagai pewaris Nabi, maka para da’i, mubaligh, ustadz, ulama, bahkan guru agama juga mestinya memberikan kemudahan bagi umat Islam untuk menjalankan perintah agama sebaik-baiknya. Tentunya, mereka mesti dilengkapi dengan ilmu yang cukup di samping juga kearifan dalam bersikap. Dengan demikian akan muncul sikap toleran sehingga akan selalu ada banyak solusi yg bisa dijadikann pilihan apabila mereka menemui masalah.
Rasululloh SAW juga bersabda,“Hendaklah kamu bersikap lemah lembut dan jangan bersikap kasar. Sesungguhnya tidaklah sikap lemah lembut itu ada pada sesuatu kecuali menghiasinya, dan tidak pula ia lepas dari sesuatu kecuali mengotorinya.” (HR Muslim)
Filed under: Khutbah Jum'at | 2 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090605
Posted on February 13, 2011 by It's Me
Iman memiliki banyak cabang, salah satunya adalah sifat malu. Dalam
berbagai hadits disebutkan diantara syarat-syarat orang
beriman,misalnya,“Barangsiapa beriman kepada ALLOH dan hari kiamat, hendaknya menghormati tetangganya.” Maka orang yg beriman malu utk melakukan tindakan yg merugikan tetangganya, menyakiti tetangganya, dsb.
Rasululloh SAW sendiri bersabda,”Iman itu mempunyai 60 lebih cabang, dan malu merupakan cabang (bagian) dari iman.” (HR Bukhari)
Iman dan malu ibarat 2 sejoli yg tdk dpt dipisahkan, jika salah satu tiada maka yg lain juga tiada. “Sesungguhnya malu dan iman itu selalu berbarengan, apabila salah satu diantaranya dihilangkan (diangkat) maka yang lainnyapun akan hilang.” (HR. Imam Hakim dan Ibnu Umar).
Jika iman lenyap dari para penyelenggara negara, maka kasus suap menyuap akan terjadi. Dan masih banyak perilaku2 memalukan lainnya jika iman sudah lenyap dari dalam hati seseorang.
Orang mukmin akan malu pada ALLOH SWT, sehingga dia akan selalu berusaha memelihara kepala dan apa yg ada di dalamnya (pikirannya dari hal2 negatif yg akan merugikan orang lain). Dia juga akan memelihara perutnya dari makanan minuman yg diharamkan ALLOH SWT. Juga akan memelihara hati dari sifat2 yg merugikan seperti iri, dengki, dan penyakit hati lainnya.
Orang mukmin juga mesti malu dg malaikat, terutama Raqib dan Atid, sehingga akan selalu berusaha berbuat lebih banyak kebaikan. Rasululloh SAW bersabda,“Hendaknya kalian merasa malu kepada ALLOH dengan sebaik-baik rasa malu”. Para shahabat berkata, “Ya Rasululloh, alhamdulillah, kami semua malu kepada-Nya”. Beliau Saw menimpali, “Bukan demikian, tetapi jika kita benar-benar merasa malu kepada ALLOH, hendaknya kepala dan semua yang ada dalam kepala itu (termasuk mulut, mata dll), hendaknya menjaga perut dan sekitarnya dari segala yang dilarang, selalulah mengingat kematian dan masa kehancuran. Dan barangsiapa menginginkan akhirat, hendaknya dia tinggalkan hiasan dunia”. (HR. At- Turmudzi).
ALLOH SWT juga berfirman,“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yg dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yg lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yg diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yg selalu hadir.” (Qaaf:16-18)
Rasa malu akan mempengaruhi sikap dan sifat manusia dalam menjalani kehidupan ini. Mereka akan lebih berhati-hati dalam bertindak, apakah perbuatan mereka melanggar aturan ALLOH SWT atau tidak. Rasululloh SAW bersabda,“Sesungguhnya di antara perkataan nubuwah pertama yang diketahui manusia adalah: Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari)
Orang yg mempunyai sifat malu tidak akan melakukan tindakan yg merugikan diri sendiri atau orang lain. “Rasa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga kita termasuk orang yg memiliki rasa malu terhadap ALLOH SWT, malaikat, dan manusia.
Rasululloh SAW sendiri bersabda,”Iman itu mempunyai 60 lebih cabang, dan malu merupakan cabang (bagian) dari iman.” (HR Bukhari)
Iman dan malu ibarat 2 sejoli yg tdk dpt dipisahkan, jika salah satu tiada maka yg lain juga tiada. “Sesungguhnya malu dan iman itu selalu berbarengan, apabila salah satu diantaranya dihilangkan (diangkat) maka yang lainnyapun akan hilang.” (HR. Imam Hakim dan Ibnu Umar).
Jika iman lenyap dari para penyelenggara negara, maka kasus suap menyuap akan terjadi. Dan masih banyak perilaku2 memalukan lainnya jika iman sudah lenyap dari dalam hati seseorang.
Orang mukmin akan malu pada ALLOH SWT, sehingga dia akan selalu berusaha memelihara kepala dan apa yg ada di dalamnya (pikirannya dari hal2 negatif yg akan merugikan orang lain). Dia juga akan memelihara perutnya dari makanan minuman yg diharamkan ALLOH SWT. Juga akan memelihara hati dari sifat2 yg merugikan seperti iri, dengki, dan penyakit hati lainnya.
Orang mukmin juga mesti malu dg malaikat, terutama Raqib dan Atid, sehingga akan selalu berusaha berbuat lebih banyak kebaikan. Rasululloh SAW bersabda,“Hendaknya kalian merasa malu kepada ALLOH dengan sebaik-baik rasa malu”. Para shahabat berkata, “Ya Rasululloh, alhamdulillah, kami semua malu kepada-Nya”. Beliau Saw menimpali, “Bukan demikian, tetapi jika kita benar-benar merasa malu kepada ALLOH, hendaknya kepala dan semua yang ada dalam kepala itu (termasuk mulut, mata dll), hendaknya menjaga perut dan sekitarnya dari segala yang dilarang, selalulah mengingat kematian dan masa kehancuran. Dan barangsiapa menginginkan akhirat, hendaknya dia tinggalkan hiasan dunia”. (HR. At- Turmudzi).
ALLOH SWT juga berfirman,“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yg dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yg lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yg diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yg selalu hadir.” (Qaaf:16-18)
Rasa malu akan mempengaruhi sikap dan sifat manusia dalam menjalani kehidupan ini. Mereka akan lebih berhati-hati dalam bertindak, apakah perbuatan mereka melanggar aturan ALLOH SWT atau tidak. Rasululloh SAW bersabda,“Sesungguhnya di antara perkataan nubuwah pertama yang diketahui manusia adalah: Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari)
Orang yg mempunyai sifat malu tidak akan melakukan tindakan yg merugikan diri sendiri atau orang lain. “Rasa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga kita termasuk orang yg memiliki rasa malu terhadap ALLOH SWT, malaikat, dan manusia.
Filed under: Khutbah Jum'at | 22 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090529
Posted on February 9, 2011 by It's Me
Hidup korup sudah menjadi budaya di Indonesia. Nyaris (atau sudah
semua?) golongan masyarakat Indonesia melakukan hal ini, meski kita
masih bisa temui banyak orang yg berusaha hidup bersih.
Hidup korup, melakukan kecurangan, kebohongan, dan tidak jujur, sepertinya sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat ini dan (nampaknya) tidak bisa dipisahkan lagi. Akibatnya, saat berbuat kejahatan2 itu tidak lagi ada perasaan malu ataupun berdosa. Naudzubillah.
Jika kita perhatikan, di media (entah itu koran, televisi, internet, dan lainnya), mayoritas pejabat pemerintahan masuk dalam pola kehidupan korup ini. Pedagang melakukan kecurangan dalam timbangan, lalu menimbun barang dagangan di gudang (agar bisa dijual dg harga yg lebih tinggi). Ada juga pengusaha yg menyuap pejabat yg mengambil kebijakan agar usahanya berjalan dengan mulus.
Bahkan, ada tokoh masyarakat memanfaatkan pengaruhnya utk terjerumus dalam pola hidup menyimpang ini. Bahkan para pengangguran pun melakukan kejahatan sendiri, seperti merampok, mencopet, dsb.
Sungguh, kenyataan hidup di Indonesia ini membuat kita kian yakin bahwa perilaku korupsi sudah menjadi budaya.
Rasululloh SAW dan Islam sendiri tegas2 melarang perbuatan korupsi ini! “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (Ali Imran(3):161). Berkhianat di sini diartikan sebagai korupsi.
Beberapa artikel tentang korupsi:
- Korupsi atau suap?
- Kisah pemeriksa pajak melawan korupsi
- Anda korupsi di kantor?
- Efek korupsi
Semoga kita bisa terhindar dari perbuatan laknat ini. Aamiin.
Hidup korup, melakukan kecurangan, kebohongan, dan tidak jujur, sepertinya sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat ini dan (nampaknya) tidak bisa dipisahkan lagi. Akibatnya, saat berbuat kejahatan2 itu tidak lagi ada perasaan malu ataupun berdosa. Naudzubillah.
Jika kita perhatikan, di media (entah itu koran, televisi, internet, dan lainnya), mayoritas pejabat pemerintahan masuk dalam pola kehidupan korup ini. Pedagang melakukan kecurangan dalam timbangan, lalu menimbun barang dagangan di gudang (agar bisa dijual dg harga yg lebih tinggi). Ada juga pengusaha yg menyuap pejabat yg mengambil kebijakan agar usahanya berjalan dengan mulus.
Bahkan, ada tokoh masyarakat memanfaatkan pengaruhnya utk terjerumus dalam pola hidup menyimpang ini. Bahkan para pengangguran pun melakukan kejahatan sendiri, seperti merampok, mencopet, dsb.
Sungguh, kenyataan hidup di Indonesia ini membuat kita kian yakin bahwa perilaku korupsi sudah menjadi budaya.
Rasululloh SAW dan Islam sendiri tegas2 melarang perbuatan korupsi ini! “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (Ali Imran(3):161). Berkhianat di sini diartikan sebagai korupsi.
Beberapa artikel tentang korupsi:
- Korupsi atau suap?
- Kisah pemeriksa pajak melawan korupsi
- Anda korupsi di kantor?
- Efek korupsi
Semoga kita bisa terhindar dari perbuatan laknat ini. Aamiin.
Filed under: Khutbah Jum'at | 1 Comment »
Khutbah Jum’at – 20090522
Posted on February 7, 2011 by It's Me
Mengganti alat kelamin dari laki2 menjadi perempuan, ataupun
sebaliknya, sudah pasti hukumnya haram. Hal ini dikarenakan mengganti
kelamin termasuk dalam mengubah ciptaan ALLOH SWT, dan perbuatan itu
termasuk dalam perbuatan setan. “setan itu mengatakan: “Saya
benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah
ditentukan (untuk saya), – dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka,
dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh
mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka
benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya“.
Barang siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka
sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. – Setan itu memberikan
janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada
mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari
tipuan belaka.” (An Nisa(4):118-120).
Sementara Rasululloh SAW bersabda,”Rasululloh SAW melaknat laki2 yg menyerupai perempuan, dan perempuan yg menyerupai laki2.” (HR Bukhori, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah).
Sementara operasi wajah bisa boleh bisa haram, tergantung dari sisi pandang.
Jika operasi wajah dilakukan untuk pengobatan/penyembuhan, terutama jika ybs mengalami kecelakaan (atau seperti penyiksaan terhadap TKI/TKW) sehingga dibutuhkan operasi utk kesembuhannya, maka hukumnya boleh. Harus diingat, bahwa operasi yg dilakukan tidak menimbulkan efek yg lebih besar dari penyakit yg dideritanya. Jika efeknya lebih besar, maka operasi ini tidak diperbolehkan (haram).
Operasi menjadi haram, jika operasi wajah tersebut bertujuan hanya untuk kecantikan semata. Contohnya: operasi plastik agar terlihat lebih muda, atau termasuk juga di dalamnya mencukur alis mata. “ALLOH SWT melaknat orang yg membuat tato dan yg membuatkannya, org yg mencabuti bulu2 di wajahnya, orang yg mengikir giginya agar renggang dan kelihatan indah, dan yg mengubah ciptaan ALLOH SWT.” (HR Bukhari Muslim)
Sementara Rasululloh SAW bersabda,”Rasululloh SAW melaknat laki2 yg menyerupai perempuan, dan perempuan yg menyerupai laki2.” (HR Bukhori, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah).
Sementara operasi wajah bisa boleh bisa haram, tergantung dari sisi pandang.
Jika operasi wajah dilakukan untuk pengobatan/penyembuhan, terutama jika ybs mengalami kecelakaan (atau seperti penyiksaan terhadap TKI/TKW) sehingga dibutuhkan operasi utk kesembuhannya, maka hukumnya boleh. Harus diingat, bahwa operasi yg dilakukan tidak menimbulkan efek yg lebih besar dari penyakit yg dideritanya. Jika efeknya lebih besar, maka operasi ini tidak diperbolehkan (haram).
Operasi menjadi haram, jika operasi wajah tersebut bertujuan hanya untuk kecantikan semata. Contohnya: operasi plastik agar terlihat lebih muda, atau termasuk juga di dalamnya mencukur alis mata. “ALLOH SWT melaknat orang yg membuat tato dan yg membuatkannya, org yg mencabuti bulu2 di wajahnya, orang yg mengikir giginya agar renggang dan kelihatan indah, dan yg mengubah ciptaan ALLOH SWT.” (HR Bukhari Muslim)
Filed under: Khutbah Jum'at | 5 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090515
Posted on February 5, 2011 by It's Me
ALLOH SWT berfirman,”Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.”
(QS At Taubah(9):82). Tertawa dan menangis adalah 2 kebutuhan dasar
manusia yg dibawa sejak lahir. Kebutuhan2 ini akan senantiasa menyertai
manusia hingga ajal menjemput.
Tertawa dikenal sebagai ekspresi kegembiraan sementara menangis adalah ekspresi kesedihan.
Manusia dilarang utk menangis dan tertawa sesukanya. Ada batasan2 yg mesti dipatuhi untuk mengekspresikan hal tersebut. Seperti yg disebut di ayat di atas, ALLOH SWT memerintahkan manusia utk memperbanyak tangis dan mengurangi tertawa.
Islam menempatkan Rasululloh SAW sebagai contoh. Dalam kehidupan beliau, tidak pernah beliau tertawa berlebihan,apalagi terbahak-bahak. Rasululloh SAW lebih banyak mengisi hidupnya dengan senyum. Meski demikian, beliau tetap mempunyai rasa humor.
Berlebihan, entah itu tertawa ataupun menangis, tidaklah baik. ALLOH SWT berfirman,”Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al A’raf(7):31).
Mengekspresikan tawa atau kegembiraan secara berlebihan bisa menumpulkan daya pikir dan mematikan hati. Siapapun akan mengidap penyakit2 ini bila gemar mengeksploitasi hati. Banyak contoh di tengah kehidupan kita. Orang2 yg gemar bersenang-senang umumnya tidak suka berpikir, hati mereka menjadi rusak, dan suka bermalas-malasan.
Menangis tidak hanya mengekspresikan kesedihan. Terkadang menangis juga digunakan sebagai ekspresi kegembiraan hati, seperti seseorang yang menangis ketika bertemu orang yg sangat ia kasihi karena telah berpisah sekian lama.
Perbanyak tangis terutama jika berhubungan dengan taubat, kesalahan, dan dosa. Bagi seorang muslim yg taat, menangis karena takut kepada ALLOH SWT adalah hal yg lumrah (dan BISA) dia lakukan. Umar bin Khatab adalah salah satu contohnya.
Orang yg banyak tertawa (mengekspresikan kegembiraan) akan cenderung lupa dengan kesalahan2nya. Dan mustahil dia akan bisa menangis, terlebih menangis utk menyesali dosa, kesalahan2 yg dia lakukan.
Sebaliknya, orang yg banyak menangis biasanya orang2 yg suka merenung akan hakikat penciptaan atas dirinya.
Dalam hadits Rasululloh SAW disebut, salah satu golongan yg akan dinaungi/mendapat perlindungan dari ALLOH SWT adalah golongan orang yg selalu berzikir di keheningan malam sedang kedua matanya basah, menangis karena takut kepada ALLOH SWT.
Dalam hadits lain disebut,”Mata yg tidak akan disentuh api neraka adalah mata yg selalu menangis karena takut kepada ALLOH SWT.“
Tertawa dikenal sebagai ekspresi kegembiraan sementara menangis adalah ekspresi kesedihan.
Manusia dilarang utk menangis dan tertawa sesukanya. Ada batasan2 yg mesti dipatuhi untuk mengekspresikan hal tersebut. Seperti yg disebut di ayat di atas, ALLOH SWT memerintahkan manusia utk memperbanyak tangis dan mengurangi tertawa.
Islam menempatkan Rasululloh SAW sebagai contoh. Dalam kehidupan beliau, tidak pernah beliau tertawa berlebihan,apalagi terbahak-bahak. Rasululloh SAW lebih banyak mengisi hidupnya dengan senyum. Meski demikian, beliau tetap mempunyai rasa humor.
Berlebihan, entah itu tertawa ataupun menangis, tidaklah baik. ALLOH SWT berfirman,”Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al A’raf(7):31).
Mengekspresikan tawa atau kegembiraan secara berlebihan bisa menumpulkan daya pikir dan mematikan hati. Siapapun akan mengidap penyakit2 ini bila gemar mengeksploitasi hati. Banyak contoh di tengah kehidupan kita. Orang2 yg gemar bersenang-senang umumnya tidak suka berpikir, hati mereka menjadi rusak, dan suka bermalas-malasan.
Menangis tidak hanya mengekspresikan kesedihan. Terkadang menangis juga digunakan sebagai ekspresi kegembiraan hati, seperti seseorang yang menangis ketika bertemu orang yg sangat ia kasihi karena telah berpisah sekian lama.
Perbanyak tangis terutama jika berhubungan dengan taubat, kesalahan, dan dosa. Bagi seorang muslim yg taat, menangis karena takut kepada ALLOH SWT adalah hal yg lumrah (dan BISA) dia lakukan. Umar bin Khatab adalah salah satu contohnya.
Orang yg banyak tertawa (mengekspresikan kegembiraan) akan cenderung lupa dengan kesalahan2nya. Dan mustahil dia akan bisa menangis, terlebih menangis utk menyesali dosa, kesalahan2 yg dia lakukan.
Sebaliknya, orang yg banyak menangis biasanya orang2 yg suka merenung akan hakikat penciptaan atas dirinya.
Dalam hadits Rasululloh SAW disebut, salah satu golongan yg akan dinaungi/mendapat perlindungan dari ALLOH SWT adalah golongan orang yg selalu berzikir di keheningan malam sedang kedua matanya basah, menangis karena takut kepada ALLOH SWT.
Dalam hadits lain disebut,”Mata yg tidak akan disentuh api neraka adalah mata yg selalu menangis karena takut kepada ALLOH SWT.“
Filed under: Khutbah Jum'at | 4 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090508
Posted on November 12, 2010 by It's Me
Masyarakat Indonesia sedang dilanda ‘virus’ kemarahan. Di banyak
tempat, banyak orang yg mudah marah. Di rumah, jalanan, lapangan
sepakbola, bahkan di tempat ibadah. Akibatnya kita seperti berada di
sebuah negeri yg tidak mempunyai sopan santun pergaulan. Pers dan media
juga lebih suka untuk menayangkan dan memberitakan kemarahan daripada
meredamnya.
Celakanya, para ulama dan kaum cendekia juga tertular virus ini.
Banyak khotbah, ceramah, dan bahkan makalah yg membahas tentang kemarahan, nada geram, dan muka yg merah padam menahan kemurkaan. Hal ini menimbulkan bahwa khotbah dan makalah yg tidak disertai dg kemarahan bukanlah khotbah dan makalah yg sejati.
Khutbah Jum’at seringkali dijadikan ajang sang ustad untuk menunjukkan kebencian yg luar biasa, menghujat pihak2 tertentu yg tidak sealiran atau sepaham dengannya. Sifat takabur dan merasa lebih pintar akan terasa begitu dominan, sehingga melunturkan semangat dan ruh menasihati dan kebersamaan dalam beragama.
Kegeraman dan kemarahan para ulama dan ustad tidak sedikit yg dipicu dari selebaran2 yg mengajarkan kemarahan dan kegeraman dg dalih “amar ma’ruf dan nahi munkar”. Celakanya, banyak kaum bawah yg tertarik dan menelan mentah-mentah ucapan2 sang khotib/ulama ini. Layaknya aliran bensin yg dilempar korek api, maka masyarakat semakin mudah disulut kemarahannya dengan hal2 yg sifatnya sepele.
Terkadang dalih tekanan ekonomi, ketimpangan sosial dijadikan alasan dan pembenaran untuk perilaku mereka. Namun, semestinya mereka ingat, mereka menganut Islam, agama yg menyebarkan perdamaian dan ketenangan, seperti yg diperlihatkan Rasululloh SAW.
Rasululloh SAW sendiri:
Celakanya, para ulama dan kaum cendekia juga tertular virus ini.
Banyak khotbah, ceramah, dan bahkan makalah yg membahas tentang kemarahan, nada geram, dan muka yg merah padam menahan kemurkaan. Hal ini menimbulkan bahwa khotbah dan makalah yg tidak disertai dg kemarahan bukanlah khotbah dan makalah yg sejati.
Khutbah Jum’at seringkali dijadikan ajang sang ustad untuk menunjukkan kebencian yg luar biasa, menghujat pihak2 tertentu yg tidak sealiran atau sepaham dengannya. Sifat takabur dan merasa lebih pintar akan terasa begitu dominan, sehingga melunturkan semangat dan ruh menasihati dan kebersamaan dalam beragama.
Kegeraman dan kemarahan para ulama dan ustad tidak sedikit yg dipicu dari selebaran2 yg mengajarkan kemarahan dan kegeraman dg dalih “amar ma’ruf dan nahi munkar”. Celakanya, banyak kaum bawah yg tertarik dan menelan mentah-mentah ucapan2 sang khotib/ulama ini. Layaknya aliran bensin yg dilempar korek api, maka masyarakat semakin mudah disulut kemarahannya dengan hal2 yg sifatnya sepele.
Terkadang dalih tekanan ekonomi, ketimpangan sosial dijadikan alasan dan pembenaran untuk perilaku mereka. Namun, semestinya mereka ingat, mereka menganut Islam, agama yg menyebarkan perdamaian dan ketenangan, seperti yg diperlihatkan Rasululloh SAW.
Rasululloh SAW sendiri:
- Mempunyai budi pekerti yg agung,“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al Qalam(68):4)
- Lemah lembut, tidak kasar dan tidak kaku sebagaimana ayat berikut,“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali ‘Imran(3):159)
- Suri tauladan yg baik,“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab(33):21)
- Tidak pernah mengumpat
- Menjauhi caci maki
- Tidak menegur dengan cara yg menyakitkan hati
Filed under: Khutbah Jum'at | 10 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090501
Posted on November 12, 2010 by It's Me
Kerancuan istilah sekarang sering terjadi di masyarakat. Hal ini
terjadi karena orang seenaknya saja menggunakan istilah itu, dan tidak
mau merujuk ke sumber asalnya. Kerancuan ini sedikit banyak akan membawa
dampak, entah itu positif atau negatif, ke masyarakat.
Dalam hal ini, kerancuan terjadi pada istilah ulama, kiai, dan mubaligh.
Banyak orang suka disebut ulama, kiai, dan mubaligh, padahal kemampuan pengetahuan/ilmu ybs sangat tidak mumpuni. Yang menjengkelkannya, orang2 ini malu2 kucing utk disebut ulama, kiai, dan mubaligh. Berpura-pura tidak suka dipanggil dg istilah itu, tapi dg gaya yg ‘setengah hati’. Walhasil orang2 pun kebingungan, apa sih maunya mereka?
Ulama, dalam kamus bahasa Indonesia, mempunyai arti “orang yg ahli dalam hal atau dalam pengetahuan agama Islam.” Dalam bahasa Arab sendiri, ulama mempunyai arti “orang yg berilmu”. Dalam banyak kesempatan, kita juga sering temui pernyataan bahwa ulama adalah pewaris para Nabi.
Dengan definisi2 di atas, maka ulama itu SEMESTINYA:
Kerancuan juga terjadi pada istilah kiai mubaligh.
Dengan bermodal 1-2 ayat serta hadits “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”, membuat mereka memilih dipanggil sebagai kiai/mubaligh. Banyak ‘kiai/mubaligh’ muncul dg berbagai macam latar belakang. Artis, bekas napi, politikus, dan masih banyak lagi. Bukannya melarang, tapi jika ilmu yg dimiliki tidak cukup, maka hal ini bisa menjadi bumerang.
Semoga kerancuan ini bisa diakhiri.
Dalam hal ini, kerancuan terjadi pada istilah ulama, kiai, dan mubaligh.
Banyak orang suka disebut ulama, kiai, dan mubaligh, padahal kemampuan pengetahuan/ilmu ybs sangat tidak mumpuni. Yang menjengkelkannya, orang2 ini malu2 kucing utk disebut ulama, kiai, dan mubaligh. Berpura-pura tidak suka dipanggil dg istilah itu, tapi dg gaya yg ‘setengah hati’. Walhasil orang2 pun kebingungan, apa sih maunya mereka?
Ulama, dalam kamus bahasa Indonesia, mempunyai arti “orang yg ahli dalam hal atau dalam pengetahuan agama Islam.” Dalam bahasa Arab sendiri, ulama mempunyai arti “orang yg berilmu”. Dalam banyak kesempatan, kita juga sering temui pernyataan bahwa ulama adalah pewaris para Nabi.
Dengan definisi2 di atas, maka ulama itu SEMESTINYA:
- menguasai (dan MENGAMALKAN) kandungan Al Qur’an dan sunnah
- ilmu, ketakwaan, iman, akhlaknya mesti di atas rata-rata
- berani mengajak ke arah kebaikan
- mempunyai keteladanan (menjadi teladan)
- menjadi pengayom (penengah) dan membawa kesejukan
Kerancuan juga terjadi pada istilah kiai mubaligh.
Dengan bermodal 1-2 ayat serta hadits “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”, membuat mereka memilih dipanggil sebagai kiai/mubaligh. Banyak ‘kiai/mubaligh’ muncul dg berbagai macam latar belakang. Artis, bekas napi, politikus, dan masih banyak lagi. Bukannya melarang, tapi jika ilmu yg dimiliki tidak cukup, maka hal ini bisa menjadi bumerang.
Semoga kerancuan ini bisa diakhiri.
Filed under: Khutbah Jum'at | 7 Comments »
Khutbah Jum’at – 20090424
Posted on June 10, 2010 by It's Me
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya;
dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang
hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al Kahfi(18):28)
Jika engkau menginginkan surga, bergaullah dengan orang/teman yg baik, jika engkau melihatnya, engkau segera mengingat ALLOH SWT. Jika dia berbicara, maka hanya berbicara yg baik. Hindarilah orang-orang yg jahat dan ingatlah firman ALLOH SWT ini,“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang lalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” – Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku). – Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika Al Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (Al Furqan(25):27-29).
Yang dimaksud dengan orang jahat di sini adalah orang yg mengajakmu kepada segala sesuatu yg menjadikanmu lupa kepada ALLOH SWT, seperti mendengar lagu2, melihat film dan gambar porno, dan kegiatan maksiat lainnya. Mereka ini adalah orang2 yg disebut ALLOH dalam ayat berikut,“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Az Zukhruf(43):67).
Berteman hendaknya didasarkan kepada ketaatan kepada ALLOH SWT.
Jika anda dicoba dengan persahabatan yg tidak menjadikan anda dekat dengan ALLOH SWT, maka segera tinggalkan persahabatan itu sebelum mereka meninggalkanmu dan melepaskan diri darimu, yaitu saat berada di neraka.
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.” (Al Baqarah(2):166)
Jika engkau menginginkan surga, bergaullah dengan orang/teman yg baik, jika engkau melihatnya, engkau segera mengingat ALLOH SWT. Jika dia berbicara, maka hanya berbicara yg baik. Hindarilah orang-orang yg jahat dan ingatlah firman ALLOH SWT ini,“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang lalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” – Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku). – Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika Al Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (Al Furqan(25):27-29).
Yang dimaksud dengan orang jahat di sini adalah orang yg mengajakmu kepada segala sesuatu yg menjadikanmu lupa kepada ALLOH SWT, seperti mendengar lagu2, melihat film dan gambar porno, dan kegiatan maksiat lainnya. Mereka ini adalah orang2 yg disebut ALLOH dalam ayat berikut,“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Az Zukhruf(43):67).
Berteman hendaknya didasarkan kepada ketaatan kepada ALLOH SWT.
Jika anda dicoba dengan persahabatan yg tidak menjadikan anda dekat dengan ALLOH SWT, maka segera tinggalkan persahabatan itu sebelum mereka meninggalkanmu dan melepaskan diri darimu, yaitu saat berada di neraka.
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.” (Al Baqarah(2):166)
Filed under: Khutbah Jum'at | 26 Comments »