Rabu, 28 Desember 2011
Senin, 26 Desember 2011
Seorang Bayi Lahir Dengan Ciri-Ciri Mirip Dajjal
Sejarah Para Pemimpin Di Indonesia (Zionis Related)
1. Soekarno
Presiden pertama Indonesia yang sangat anti dengan kolonialisme, imperialisme dan zionisme. Antipatinya beliau, salah satunya dengan keputusan Soekarno untuk memutuskan hubungan dengan PBB pada tahun 1962. Kemudian karena Amerika dgn Yahudinya mau menekan Indonesia untuk dapat masuk ke Indonesia dan menguasai Indonesia, Soekarno memilih memutuskan hubungan dengan Amerika. Untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia, Soekarno meminta bantuan dr negara-negara Islam (sekarang OKI), tetapi mereka menolak, mereka berpikir Indonesia negara yang tidak menguntungkan. Kemudian jalan terakhir Soekarno meminta bantuan dari negara komunis, karena pada saat itu, tanpa bantuan finance negara lain, Indonesia akan bangkrut. Setelah Indonesia lewat Soekarno berteman dengan blok timur, Amerika cemburu, dan melakukan propaganda Amerika dimana di dalamnya Yahudi, bagaimana caranya menurunkan Soekarno dari tahta kepresidenan. Dimulai dengan DR. M. Hatta (bapak koperasi) mengundurkan diri dari kursi wakil presiden. Yang perlu dicermati, ilmu tentang koperasi adalah ilmu yang dikembangkan oleh Yahudi, jadi kita bisa tahu DR. M. Hatta itu anggota FREEMASON (salah satu sayap Zionis) ???, tanda tanya besar, perlu kita teliti lebih lanjut. Kemudian dengan menghembuskan bahwa Soekarno itu komunis, padahal dari buku-buku yang saya baca, Soekarno itu termasuk seorang yang sangat membangakan dan mengerti Islam, dan dia sebetulnya sangat anti komunis, lewat salah satu orangnya (Jend Soeharto) akhirnya Amerika berhasil mendongkel musuh besarnya di Indonesia. Habislah salah satu putra bangsa yang berani menentang Zionis secara terbuka.
Soekarno mengumumkan Ganyang Malaysia dikarenakan, pada saat itu Indonesia dikepung oleh negara-negara yang dikendalikan oleh Yahudi, yaitu Singapura, dari jaman dahulu Singapura adalah negara tujuan bangsa Yahudi yang merantau ke Singapura, Malaysia adalah negara jajahan Inggris, dimana pada saat itu penguasa Inggris selain keluarga kerajaan adalah bangsa Yahudi atau keturunan Yahudi, Filipina adalah jajahan Amerika, kemudian Australia adalah jajahan Inggris, dan memang dantara negara-negara itu, yang paling lemah adalah Malaysia, jadi bisa dipakai untuk keluar dari kepungan.
2. Soeharto
Awal pesta poranya bangsa Yahudi dengan paham Zionisnya. Soeharto sangat tunduk kepada mereka dengan masuknya bank dunia, IMF, IGGI, CGI, dan banyaknya perusahaan Amerika dan kroninya masuk ke Indonesia. Mereka menguasai kekayaan alam Indonesia, perusahaan minyak, BP, Sheel, dan lainnya. Freport, Newmont menguasai pertambangan. Dari pertambangan minyak, emas, tembaga dan lainnya yang konon menurut Soekarno, kalau kita tambang sendiri, maka anak cucu kita tidak akan kelaparan dan Indonesia akan menjadi negara kaya dan lebih kaya dari negara-negara di jasirah Arab. Sampai dengan tahun 1998, Indonesia dijajah secara Ekonomi oleh Israel lewat Amerika dan Kroninya, setelah bosan dengan Soeharto karena sudah dianggap membangkang, dengan mengangkat BJ. Habibie menjadi wakil presiden, Amerika menurunkan salah satu Jenderal ekonominya yaitu George Sorosh untuk menghancurkan Indonesia, dan diakhiri dengan jatuhnya rezim Soeharto. Sejak Indonesia eksis,lalu sejak Indonesia bernegara di jaman modernini, dihitung mulai tahun 1945 ,pada jaman Soeharto lah rakyat Indonesia paling banyak menjadi korban,paling banyak bermatian.Jaman hitam kelam itu bukanlah pada jaman Majapahit atau Sultan Agung atau pada jaman Jepang. Karena bila dihitung dari banyaknya korban Rakyat Indonesia,maka pada jaman Soeharto-lah Rakyat Indonesia paling banyak menjadi korban. Untuk menegakkan berdirinya Orba saja, Soeharto memerlukan korban satu setengah juta orang yang disembelih tanpa diadili.Menurut pengakuan Jenderal Sarwo Eddhi yang sudah alm itu,di mana jenderal itu yang langsung memimpin pembasmian terhadap kaum komunis dan kaum demokrat yang pro-Sukarno,dan atas perintah Soeharto,korban Rakyat Indonesia adalah sejumlah 3 juta orang PKI termasuk kaum simpatisannya serta kaum demokratis lainnya. Lalu sejak Soeharto resmi mengangkat dirinya menjadi presiden dengan memanipulasi "supersemar" yang sebenarnya isinya itu buat "pelimpahan pengamanan" yang lalu dibuatnya "pelimpahan kekuasaan",maka sejak itu sampai di "mengundurkan diri" atau "madhek lengser keprabon" menurut istilahnya sendiri,korban berjatuhan,mati ditembak,dilibas,dianiaya,disiksa di berbagi penjara dan rumahtahanan,tak berhenti selama dia memegang kekuasaan.
Ambil contoh korban Peristiwa Tanjungpriok, di Aceh, Lampung, Madura,
Banjarmasin, Ujungpandang, Situbondo, sekitar Jabotabek sampai baru-baru ini terjadi bulan April-Mei tahun 1998 ini. Semua peristiwa ini atas perintah,
petunjuk dan sepengetahuannya,dan dialah orang yang paling bertanggungjawab atas semua itu.
Sejak dia jadi presiden dan memegang kekuasaan yang sangat terfokus, terpusat, semua kejadian dan peristiwa penting, dia menge-tahuinya dengan sadar. Sejak dia jadi penguasa tunggal di negara RI-Orba ini dia tak henti-hentinya berusaha memperkaya diri. Ini membuat penamaan RI Orba menjadi penamaan rekor sedunia. Rekor dalam korupsi, rekor dalam penamaan orang terkaya sedunia nomor tiga sesudah Raja Minyak Arabiadan Sultan Brunai. Dan rekor dalam lamanya memenjara musuh politiknya. Kalau dulu rekor dalam lamanya di penjara sebagai tahanan politik adalah Nelson Mandela yang akhirnya jadi presidan Afrika Selatan.
Tapi Soeharto, dari dia berkuasa sampai "lengser madhek keprabon" tahun 1998 ini, dia masih memenjara lawan politiknya. Sampai saat ini, dari 21 tapol baru dua orang dibebaskan. Ada yang sudah mendekam sampai 30 tahun lebih. Kalau menurut kebiasaan hukum,seseorang yang dihukum seumur hidup atau dihukum mati,tetapi belum dijalankan sampai 20 tahun lamanya, maka seseorang itu akan bebas dengan sendirinya. Tapi Soeharto memang rekord dalam menghukum lawan politiknya,menjadi dobel,berlipatganda.Sudah dijatuhi hukuman mati dan seumur hidup, dan sudah menjalaninya selama 20 tahun lebih, masih tetap belum bebas.
Kalau dihitung korban berjatuhan sejak Soeharto berkuasa sampai sekarang ini,maka angka 3 juta dari Jenderal Sarwo Edhi itu perlu ditambah, mungkin tiga setengah juta. Saingan Soeharto dalam membunuh lawan politiknya hanya kalah dari Hitler, itu pun kalau dihitung dengan korban kaum Yahudi yang sejumlah 6 juta buat seluruh Eropa ketika itu.
Dalam arus-gelombang reformasi dan demokrasi ini memang bukan main gelora semangat Rakyat dan massa yang luas.Satu hal,dan satu ini yang paling penting buat sekarang ini: orang sudah mulai berani berkata seadanya,sejujurnya.Orang sudah mulai berani mengemukakan pendapatnya, pikirannya.
Selama lebih dari 30 tahun, pikiran, pendapat, perasaan Rakyat dan massa yang luas sangat terhambat, sangat terbendung-mampet. Soeharto memang paling juara dalam membodohkan dan menjadikan Rakyat takut bersuara,takut menyatakan pendapat,takut segalanya. Alhamdulillah, kini Rakyat dan massa yang luas sudah berangsur mendapatkan jatidirinya.
Ketika CNN dan para wartawan dalam dan luarnegeri mewawancarai para tapol di dalam penjara Cipinang,seorang tapol yang dihukum seumur hidup yang sudah menjalani hukumannya selama 30 tahun lebih,Kolonel Latief,tetap dengen berani masih tetap berpendapat agar Soeharto diperiksa di pengadilan,karena Soeharto tahu benar, mengetahui jauh sebelumnya akan adanya Peristiwa G30S itu pada malam sebelumnya.Tetapi dia tetap berdiam-diri,tidak melaporkan akan terjadinya peristiwa itu kepada atasannya,Jenderal Yani dan presiden Sukarno.Ini artinya Soeharto memang sengaja mendiamkan akan adanya dan terjadinya peristiwa itu. Dan begitu lah jadinya,peristiwa itu pecah,dan dia mengambil keuntungan dari jumlah 6 jenderal yang jadi korban peristiwa itu. Lalu apakah ini namanya? Soeharto betul-betul berdarah dingin,dan sangat pandai menipu. Ketika itu kolonel Latief ingin briefieng dan sekaligus melaporkan kepada Soeharto di RSPAD Gatot Subroto, tetapi apa kata Soeharto kepada wartawan-asing. "Dia datang mungkin bahkan untuk membunuh saya" demikian katanya terhadap kolonel Latief. Kini dua-duanya masih hidup, sebaiknya masalah ini diusut tuntas mumpung Soeharto sudah lengser ini. Kalau orang belum mengetahui siapa Soeharto dulunya; riwayatnya, sejarah hidupnya yang panjang dan lama,maka semua ucapan Soeharto itu sangat indah, baik, mengagumkan, rendah-hati. Coba, "sekali-kali janganlah menyakiti hati rakyat"-, "kita hrus benar-benar berjalan di atas rel undang-undang dan konstitusi,harus menghayati Pancasila dan Undang-undang Dasar 45" dansebagainya.
Baru-baru ini di Istana Cendana, Soeharto di hadapan 9 tokoh agama masih juga berkata, "Betul-betul kapok deh aku jadi presiden". Ini diucapkannya sampai tiga kali. Sehingga seorang di antara yang menghadirinya berkomentar(tentu sesudah itu atau dengan diam-diam), "kalau kata orang Jombang itu sih bukannya kapok, tetapi tuwuk"-, artinya kekenyangan, seperti kekenyangan makan lalu mau muntah. Ucapan dan kata-kata Soeharto bisa sangat memikat,seolah-olah dia itu bukan main baik dan sakrenya(sucinya). Ini kalau menurut orang-orang pujangga lama,ucapannya,lidahnya itu sungguh berbisa,mulutnya itu sungguh beracun. Tapi tidak kelihatan, tersamarkan, dan justru sangat berbahaya, sebab bisa menarik dan mempengaruhi orang lain.
Alhamdullillah, kini Pandita Ratu itu memang dilengserkan,diprabonkan oleh arus-gelombang kebangkitan Reformasi dan Demokrasi. Semoga kita semua dapat menangkap,memegang dengan erat momen yang sangat baik ini.Semoga kita bisa bersatu di bawah naungan yang sama, berkehendak menjalankan reformasi dan menegakkan demokrasi yang sebenar-benarnya.
3. BJ. Habibie
Habibi menjadi Presiden karena jatuhnya rezim Soeharto. Seperti kita ketahui musuh besar Yahudi selain Islam adalah Nazi. Habibie tidak bertahan lama menjadi presiden karena dia beragama Islam, dan dididik oleh german yang notabene adalah negara dengan faham Nazi, sehingga Amerika dan Yahudinya tidak suka, karena dianggap akan merugikan mereka, maka dengan berbagai cara dan dengan orang didikan mereka di partai Golkar, maka tumbanglah Habibie.
4. KH. Abdurrahman Wahid
Gus Dur adalah salah satu ulama yang sangat dekat dengan Israel, karena dia pernah mengenyam pendidikan di Tel Aviv. Alhamdulillah Gus Dur tidak terlalu lama berkiprah menjadi pemimpin republik ini. Hal ini disebabkan karena cacatnya gus dur, sehingga tidak dapat memutuskan semua masalah sendiri tanpa bantuan orang lain. Disamping hal tersebut, tekanan umat Islam di Indonesia terlalu tinggi, sehingga Amerika pun takut untuk intervensi, karena semua negara di dunia mengakui, saat itulah era kebangkitan Islam di Indonesia.
5. Hj. Megawati
Runtuhnya kekuasaan Gus Dur, memunculkan Megawati menjadi Presiden. Cara memimpin dan keyakinan tentang zionis, tidak berbeda dengan bapaknya, hanya Megawati tidak setegas bapaknya. Pada awal kepemimpinan Amerika sangat berharap pada Mega, tetapi pada kenyataannya Mega beserta para menterinya tidak dapat diatur Amerika. Mega membeli pesawat tempur Sukoy dari Rusia (terlepas dengan segala kontroversinya), membeli kapal tanker raksasa dengan tujuan memindahkan pembeli minyak mentah dari Singapura, Amerika merasa kewalahan mengelola Mega, tetapi Amerika tidak dapat menjatuhkan dengan gampang, karena Mega didukung rakyat dan para tim ekonominya kuat dan dari berbagai macam latar belakang ke ekonomiannya. Amerika meradang saat Mega membuat keputusan untuk meninjau kontrak Freport, kemudian puncak kemarahan Amerika terjadi saat tim ekonomi lewat Kwik Kian Gie, menyerukan kata-kata go to hell IMF. Saat pemerintahan Mega, amerika juga keder dengan semakin berkibarnya bendera Islam di Indonesia, maka begitu pemilu 2004, Amerika berhasil membuat Mega kalah.
6. SBY
Untuk pemerintahan SBY, penulis belum bisa membuat analisis, karena yang bersangkutan masih memimpin, nanti Insya Allah setelah tidak menjabat, baru dapat di analisis. Sebagai pertimbangan berbagai masalah dipemerintahan SBY adalah : – Ahmadiyah tidak dibubarkan – Kasus Munir dianggap kasus HAM Orang intelijen di korbankan – Lobby Menlu AS untuk minyak Cepu – perusahaan minyak AS ngotot mau, Mengelola blok natuna. – Aliran-aliran Islam yang tidak jelas Banyak bermunculan di Indonesia. – Dan banyak kasus di Indonesia yang Berbau AS. Untuk ormas, partai Islam agar mewaspadai apabila didekati oleh para pimpinan dan bekas pimpinan Indonesia yang pernah tugas belajar di west point, disitu tempat brain wash para militer dari Indonesia. Kemudian buat sodara-sodara se Iman (muslim) kalau mau membaca lahir dan berkembangnya Zionis di Indonesia silahkan baca buku : 1. Jejak Freemason dan Zionis di Indo- nesia, karangan Herry Nurdi 2. Tarekat Bebas Mason karangan ST. Steven Demikian uraian yang dapat saya ambil dari milis sebelah, mudah-mudahan bermanfaat.
Tasawuf
Imam Ja’far Ash-Shadiq
Dalam Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah, Imam Ja’far ash-Shadiq RA berada pada urutan ke-4 silsilah keguruan. Beliau benar-benar guru spiritual yang mampu menyatukan umat Islam.
Pemimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW berpulang keharibaan Allah SWT, adalah para Khulafa’ur Rasyidin, berkuasa selama 30 tahun. Diawali saat Sayyidina Abu Bakar RA menjadi khalifah hingga saat Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA mengakhiri jabatannya pada tahun 662 Masehi. Umat Islam dikala itu berada dalam kepemimpinan yang terbimbing; mewujudkan intelektualitas, aspek lahiriah, moral, akhlak dan hidup sederhana.
Bagi Khulafa’ur Rasyidin kekuasaan benar-benar merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beliau-beliau itu tidak tertarik kemewahan. Mereka berpihak kepada rakyat, berkomitmen kepada dhuafa, punya kepedulian, punya tanggung jawab, punya kejujuran. Mereka membangun sebuah sistem ke-khalifahan yang ideal. Ketika sistem ke-khalifahan jatuh ke tangan Bani Umayyah yang didirikan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (661 M) sampai ditumbangkan Abul Abbas as-Saffah dari Bani Abbas (750), saat itu terjadi pergeseran mentalitas.
Salah satunya Mu’awiyah sendiri berkantor di bangunan mewah bekas peninggalan Gubernur Jenderal Romawi di Damaskus. Para khalifah menguasai lahan dan tanah yang luas. Hal ini membuat mereka bergeser dari akhlak Islam yang sederhana, karimah dan penuh keteladanan, kepada perilaku yang sebaliknya. Kondisi ini mengundang keprihatinan sahabat dan tabi’in. Salah satu tabi’in yang vokal adalah Hasan Al Basri.
Beliau lahir di Madinah sepuluh tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Beliau mengajak umat untuk kembali kepada akhlak Nabi, dan menulis surat kepada penguasa untuk mewujudkan hidup yang sederhana yaitu dengan memakai jubah yang terbuat dari bulu domba (wol) kasar sebagai simbol kesederhanaan. Tujuannya, menyadarkan pejabat dan rakyat untuk mewujudkan kembali kesederhanaan
yang diperlihatkan para Khulafa’ur Rasyidin dan sahabat-sahabat utama. Latar belakang sejarah ini menunjukkan inti tasawuf sebagai gerakan moral untuk mengembalikan tatanan negara dan umat pada akhlak yang mulia.
Di periode selanjutnya, di Madinah terkenal seorang zahid, atau mempunyai sifat zuhud, yang secara harfiah maknanya meninggalkan kehidupan dunia yang bersifat materi dan menekuni hal-hal yang bersifat rohani. Seseorang tersebut bernama Imam Ja’far bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin AbiThalib, dan lebih dikenal dengan nama Imam Ja’far ash-Shadiq. Ayah Imam Ja’far ash-Shadiq adalah Imam Muhammad Baqir bin Zainal Abidin bin Husein bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. Ibunya adalah cucu Sayyidina Abu Bakar Shiddiq RA, Ummu Farwah binti Qasim bin Muhammad bin Sayyidina Abu Bakar Shiddiq RA.
Imam Ja’far lahir di Madinah pada 17 Rabiul Awal 83 H/702 M dan meninggal dunia pada 148 H/767 M. Ia diberi julukan ash-Shadiq karena sikap kejujurannya, dan dikenal dengan panggilan Abu Abd Allah. Ia hidup pada masa akhir Dinasti Umayyah (40-I20 H/66I-737 M) dan awal Dinasti Abbasiyah (I20-350 H/737-96I M). Keretakan internal Dinasti Umayyah telah memberikan keleluasaan bagi Imam Ja’far untuk menyebarkan ajaran-ajarannya.
Imam Ja’far sejak kecil hingga usia sembilan belas tahun berada dalam didikan ayahnya. Setelah kesyahidan ayahnya pada 114 H/732 M, Imam Ja’far menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin spiritual. Masjid Nabawi di Madinah merupakan pusat kegiatan ilmiah Imam Ja’far. Beliau memusatkan seluruh tenaga dan pikirannya dalam keilmuan dan berhasil membentuk sebuah ‘hawzah’ pemikiran di masjid tersebut.
Dari aktivitas ilmiah ini telah lahir fuqaha (para ahli hukum Islam) dan para pemimpin kaliber dunia. Warisan ilmu pengetahuan yang sangat berharga memberikan peran penting perkembangan kajian-kajian keilmuan Islam, baik bagi kalangan Sunni maupun Syi’ah. Ekses kebijaksaan politik yang terjadi pada masa Dinasti Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah menyebabkan terjadinya penyelewengan pada banyak sektor, termasuk pendidikan akidah pada masyarakat.
Penerjemahan buku-buku berbahasa Yunani, Persia dan India, serta munculnya aliran-aliran ekstrem dalam Islam, juga pemalsuan hadits, memberi-kan kontribusi besar pada berkembangnya kekufuran dan aliran-aliran sesat. Aliran-aliran inilah yang telah menyiapkan lapangan bagi tumbuhnya banyak penyelewengan saat itu. Imam Ja’far menyikapi kondisi tersebut dengan mengadakan dialog terbuka, sehingga alur pemikirannya diketahui oleh khalayak ramai.
Tujuan utama dakwahnya adalah untuk menyelamatkan umat manusia dari jurang kebodohan, menguatkan keyakinan mereka terhadap Islam, mempersiapkan mereka untuk melawan kekufuran dan syubhat yang menyesatkan dan menangani segala problema yang muncul akibat ulah penguasa waktu itu. Dalam masalah politik, Imam Ja’far memerintahkan kepada para pengikutnya untuk tidak berlindung kepada penguasa zalim dan melarang mereka mengadakan kerjasama dalam bentuk apapun dengannya.
Ia juga mewasiatkan kepada muridmuridnya untuk melakukan taqiyyah supaya para musuh tidak menyoroti gerak-gerik mereka, serta tidak menghambat aktivitas keilmuan mereka. Secara terminologi, berbagai sumber mengartikan taqiyyah sebagai menyembunyikan keimanan karena tidak mampu menampakkannya di tengahtengah orang kafir dalam rangka menjaga jiwa kehormatan dan hartanya dari kejahatan mereka.
Selain itu, Imam Ja’far menganjurkan kepada semua masyarakat untuk mendukung perlawanan yang dipelopori oleh Zayd ibn Ali melawan Dinasti Bani Umayyah. Ketika berita kematian Zayd ibn Ali sampai kepadanya, ia sangat terpukul dan sedih. Ia memberikan santunan kepada setiap keluarga yang suaminya ikut berperang bersama Zayd ibn Ali sebesar seribu dinar. Begitu juga, ketika pemberontakan Bani al-Hasan mengalami kekalahan total, ia sangat sedih dan menyayangkan ketidakikutsertaan masyarakat dalam pemberontakan tersebut.
Meskipun demikian, ia enggan untuk merebut kekuasaan. Hal ini ditangguhkannya sehingga umat betul-betul siap untuk mengadakan sebuah perombakan besarbesaran, ia dapat menyetir alur pemikiran yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dan dapat memperbaiki realita politik dan sosial yang rusak. Intelektual Yang Tersohor Di antara murid-muridnya yang ternama adalah Hisyam ibn Hakam, penulis kitab al-Ra’d ala al-Mu’tazilah, Mu’min al-Taq, penulis kitab al-Imamah, Talhah wa A’isyah, al-Ma’rifah dan kitab Fi AyyamHarun al-Rasyid, Muhammad ibn Muslim al-Zuhri, serta Zurarah ibn A’yan, salah seorang ahli fikih.
Tokoh ternama yang menimba ilmu dari Imam Ja’far adalah Malik ibn Anas, Abu Hanifah, Muhammad ibn al-Hasan al-Syaybani, Sufyan al-Tsawri, Ibn Uyaynah, Yahya ibn Sa’id, ahli fikih Madinah, Ayyub al-Sukhtiyani, Syu’bah ibn Hajjaj, dan lain-lain. Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Yahya al-Ansari meriwayatkan hadis dari Imam Ja’far. Menurut Fatih Guven, ‘hawzah’ Imam Ja’far dihadiri ribuan ilmuwan, selain para ahli di atas, juga Jabir ibn Hayyan al-Tusi, seorang ahli matematika dan Mu’min al-Taq, seorang ulama yang sangat disegani.
Gebrakan ilmiah Imam Ja’far telah berhasil menguasai seluruh penjuru negeri Islam sehingga keluasan ilmunya dikenal di seluruh penjuru negara dan menjadi buah bibir masyarakat. Bahkan, salah seorang muridnya mengatakan, “Di masjid ini (masjid Kufah) ada 900 syaikh mengatakan telah meriwayatkan hadis dari Ja’far ibn Muhammad.” Imam Abu Hanifah berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih pintar dari Ja’far ibn Muhammad.” Imam Malik, pemimpin dan imam Mazhab Maliki pernah berkata, “Beberapa waktu aku selalu pulang pergi ke rumah Ja’far ibn Muhammad, aku melihatnya selalu mengerjakan salah satu dari tiga hal berikut ini, yaitu (a) mengerjakan salat, (b) berpuasa atau (c) membaca Al-Qur’an.
Dan aku tidak pernah melihatnya ia menukil hadis tanpa wudlu’.” Keutamaan dan keagungan Imam Ja’far dikenal luas khalayak ramai. Abu Musa Jabir ibn Hayyan al-Tusi menulis sebuah buku setebal seribu halaman yang berisi ajaran-ajaran Imam Ja’far dan memuat lima ratus pembahasan. Imam Ja’far mendidik murid-muridnya sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Hasilnya, setiap orang dari mereka memiliki spesialisasi dalam ilmu-ilmu tertentu, seperti hadis, tafsir, fikih, dan kalam.
Beliau wafat di kota Madinah setelah diracun oleh Mansur al-Dawaniqi pada 25 Syawal 148 H/767 M, dalam usia 65 tahun. Beliau disemayamkan di pemakaman al-Baqi, yang terletak dekat Masjid Nabawi di Madinah.
Abu Dzarr Al-Ghifari RA, ‘Robin Hood’ Yang Zuhud
Abu Dzarr berasal dari daerah Ghifar, sebuah perkampungan di antara kota Makkah dan Yatsrib (Madinah). Penduduknya adalah orang-orang Badui, yang dikenal sebagai para penunggang kuda yang sangat tangkas. Pada zaman jahiliah, penduduk Ghifar sering merampok kafilah-kafilah pedagang yang lewat di daerahnya
Sayyidina Salman al-Farisi RA: Pencetus Strategi Parit
Pada akhir tahun kelima Hijriah atau dalam tahun 627, kaum muslim di Madinah yang berkekuatan tiga ribu pasukan dikepung oleh Quraisy dengan sekutu-sekutunya termasuk dari kaum Yahudi Bani Nadhir, yang apabila digabungkan kekuatannya berjumlah sepuluh ribu pasukan. Tentara Muslim hanya punya dua ratus kuda, sementara Quraisy diperkuat tiga ratus pasukan berkuda, ditambah kekuatan dari Bani Ghathafan yang bersedia membantu kaum Yahudi setelah dijanjikan sogokan separuh hasil panen kurma di Khaybar.
Ahl Al-suffah, Generasi Sufi Pertama
Banyak yang menyebut bahwasanya Ahl al-Suffah adalah generasi sufi pertama dalam Islam. Istilah ‘sufi’ sendiri ada yang berpendapat berasal dari kata Ahl al-Suffah. Al-suffah adalah bangku yang dijadikan alas tidur mereka dengan berbantal pelana.
Pandangan
Seseorang dapat memberikan makna terhadap satu kejadian atupun arti dari sebuah kenyataan yang dilihatnya berdasarkan pikirannya. Arti tersebut kadang tanpa disadari membentuk satu pola pikir atau pandangan bagi hidupnya dalam melihat hal tersebut.Apa yang dilihat ataupun dirasakan bisa baik dan buruk, itulah arti pandangan bagi diri kita. Semua akan terbentuk di dalam sel-sel pikiran kita yang paling dalam dan suatu saat mungkin akan mencuat kembali kepikiran kita. Apakah pandangan tersebut benar? atau salah? bagi kita sendiri mungkin dapat kita simpulkan mana benar dan salah, tetapi bagi orang lain belum tentu memiliki pandandan atau rasa yang sama bagi diri kita. Egoiskah kita sebagai manusia? kadang dengan hanya berbeda pandangan kita dapat menimbulkan rasa sakit hati dan perpecahan! Mempertahankan satu hal yang menurut kita benar akan berakibat besar kepada kita apabila ternyata memberi efek yang merugikan kepada orang lain.
Dzikrullah dan Ridho Allah
“Karomah, Kesejahteraan dan Kesehatan adalah side effect daripada pengamalan Dzikrullah. Dzikrullah sendiri tujuannya bukan itu. Tujuan Dzikrullah adalah untuk mendapatkan Ridho Allah.
Demikian petikan wejangan dari Sayyidi Syaikh H. Iskandar Zulkarnain Al Khalidi, SH, MH, q.s. dalam dokumentasi video yang diputar pada Sabtu malam (24/04) setelah Isya dan wirid berjamaah di Surau Baitul Amin, Sawangan, Depok. Pemutaran video tersebut dilaksanakan dalam rangka peringatan (haul) berpulangnya beliau ke Rahmatullah. Syaikh Mursyid Thariqah Naqsyabandiyah ke-36 yang merupakan penerus dari Sayyidi Syaikh Prof. DR. H. Kadirun Yahya q.s. itu wafat pada tanggal 24 April 2005.
Dalam Lingkaran Syaikh Tarikat
Di bawah kepemimpinan Sayyidi Syaikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya penyebaran Naqsyabandiyah Khalidiah begitu luas di Indonesia dan Malaysia, bahkan murid-muridnya ada yang berasal dari Amerika. Maka, untuk memudahkan pengorganisasian, terkait aktivitas sosial-kemasyarakatan, dibuatlah wadah yayasan yang diberi nama Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. Sedangkan ajaran tarekat yang dikembangkannya, dipopulerkan oleh murid-muridnya sebagai Tarekat Naqsyabandiyah Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.
Syaikh-syaikh Naqsyabandiyah
Tarekat ini dimasyhurkan oleh Muhammad bin Muhammad Bahauddin Al-Uwaisi al Bukhari Naqsyabandi Q.S. (Mursyid yang berada pada silsilah ke-15 dalam Tarekat Naqsyabandiyah). Pada sumber lain nama beliau ditulis Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad Al-Husayni Al-Uwaysi Al-Bukhari sementara ada pula yang menyebutnya dengan nama Bahauddin Shah Naqsyabandi. Beliau lahir di Qashrul ‘Arifan, sebuah desa di kawasan Bukhara, Asia Tengah (Uzbekistan), pada Muharram tahun 717 H, atau tahun 1318 Masehi. Nasabnya bersambung kepada Rasulullah SAW melalui Sayyidina Al-Husain RA.
Tarekat Naqsyabandiyah di India
Tarekat Naqsyabandiyah masuk ke India dibawa oleh Sayyidi Syaikh Muaiyiduddin Muhammad Baqi Billah qs. dan dilanjutkan oleh Sayyidi Syaikh Akhmad Faruqi Sirhindi Q.S. yang lahir di Sirhindi, kini negara bagian Punjab, sebelah barat New Delhi pada Jum’at, 4 Syawal 971 H atau 26 Mei 1564. Disebut al-Faruqi karena beliau memiliki garis keturunan yang bersambung sampai kepada Khalifah Umar. Tarekat Naqsyabandiyah betul-betul telah tumbuh dan berkembang di India sebelum Syaikh M. Baqi Billah wafat pada 1603 M. Penerusnya, Syaikh Akhmad, sangat yakin akan tugas besarnya dalam memainkan peranan menumbuhkan kehidupan keagamaan di masanya. Berkat bimbingan dan dorongan Syaikh M. Baqi Billah, Syaikh Akhmad sadar akan tugas-tugas tersebut.
Hijrah Menuju Khilafah Islamiyah
Hijrah Nabi Muham-mad saw. merupakan momentum sejarah yang paling penting dan menentukan tegaknya peradaban Islam di muka bumi ini. Hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat-setelah masyarakat Mekkah yang jumud itu tidak memberikan peluang bagi terbitnya peradaban baru di negerinya- membuka babak baru bagi perkembangan Islam di kota Yatsrib (+400 km dari kota Mekkah) yang kemudian berubah menjadi Madinatur Rasul atau Madinah Munawwarah. Hijrah yang dilakukan setelah 13 tahun dakwah di kota Mekkah itu telah mengubah kaum Muhajirin yang tertindas (mustad’afin) menjadi warga masyarakat di kota Madinah selain kaum Anshor. Bahkan, menjadi pelopor perubahan dunia di masa berikutnya.
Hijrah itu juga telah mengubah keadaan kaum musyrikin penyembah berhala dari kalangan suku Aus dan Khazraj di kota Madinah menjadi orang-orang mukmin yang telah menolong dan melindungi perjuangan Nabi Muhammad saw. Lebih dari itu, mereka menjadi kaum yang mulia sebagaimana disebut-sebut dalam Al Qur’an maupun As Sunnah.
Hijrah itu pulalah yang telah mengubah kaum muslimin yang pada awalnya merupakan kelompok dakwah di bawah pimpinan Nabi Muhammad saw. menjelma menjadi suatu umat yang memiliki kemuliaan, kedudukan, dan kekuasaan. Rasulullah saw. pun akhirnya menjadi seorang penguasa (haakim) yang menjalankan pemerintahan dan kekuasaan menurut apa yang diturunkan Allah SWT kepada beliau saw., selain sebagai Nabi dan Rasul. Hijrah telah mengubah masyarakat Madinah yang terpecah-pecah dalam kabilah-kabilah menjadi satu umat dan satu negara di bawah kepemimpinan Risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw. Ya, hijrah itulah yang menandai perubahan suatu masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam yang memiliki peradaban yang luhur karena diliputi oleh nilai-nilai dan hukum-hukum Ilahi. Inilah awal bersatunya berbagai bangsa yang memiliki hukum, tatanegara, dan adat istiadat serta bahasa yang berbeda-beda menjadi umat yang satu, dengan hukum tata negara yang satu, serta bahasa yang satu di bawah naungan Islam, yakni umat Islam ummatan wahidah. Dengan hijrah, kekufuran lenyap diganti keimanan. Kejahiliyahan musnah tertutup cahaya Islam. Ketertindasan berubah menjadi kemuliaan dan keagungan. Murka Allah SWT sirna, sebaliknya keridlaan-Nya datang.
Hanya saja, sejak runtuhnya Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924, umat Islam yang telah dibangun berabad-abad yang lampau mengalami keruntuhan dan keterpecahbelahan seperti yang kita lihat sekarang. Pertanyaannya, apakah kaum muslimin tidak ingin kembali mengulangi sukses hijrah seperti yang pernah dialami para pendahulu mereka? Apakah kaum muslimin rela hidup dalam keadaan cerai-berai dan carut-marut seperti sekarang? Apakah kaum muslimin betah hidup menderita di bawah tekanan sistem kufur? Jika tidak, apakah yang mesti kita perbuat dalam memperingati momentum Hijrah yang telah diabadikan oleh Khalifah Umar bin Khaththab sebagai awal mula tahun Hijriyah, tahun penanggalan kaum muslimin? Tentu saja kaum muslimin harus memahami makna hijrah Rasulullah saw. dan memahami pula bagaimana aktualisasi hukum Allah SWT tersebut di masa kini sesuai dengan realitas umat yang ada kini.
Makna Hijrah
Dalam bahasa Arab, hijrah berarti berpindah tempat. Sedangkan, secara syar’iy para fuqaha mendefinisikan hijrah sebagai :
“Keluar dari darul kufur ke darul Islam”. (An Nabhani, Syakhsiyyah Al Islamiyyah Juz II/276).
Pengertian darul Islam dalam definisi itu adalah suatu daerah (negara) yang menerap-kan hukum Islam dalam segala aspek kehidupan serta keamanannya berada di tangan kaum muslimin. Sebaliknya, wilayah yang tidak menerapkan hukum Islam atau keamanannya di tangan bukan muslim merupakan darul kufur sekalipun mayoritas penduduknya beragama Islam. Saat itu, Nabi dan para sahabatnya hijrah dari darul kufur Makkah, lalu membentuk darul Islam Madinah. Ketika kaum muslimin keluar dari kota Mekkah menuju kota Madinah, motivasi utama mereka adalah keimanan dan melaksanakan perintah Allah SWT. untuk menyelamatkan agama mereka dari fitnah yang ditimbulkan oleh kaum musyrikin Quraisy. Dan Kota Madinah sebagai negara baru –Daulah Islamiyyah– yang dipimpin oleh Nabi Muhammad saw. memberikan keamanan bagi mereka bahkan mengembangkan kehidupan mereka sebagai umat baru dengan peradaban baru, umat Islam.
Oleh karena itu, ketika kota Mekkah telah ditaklukkan dan Quraisy sebagai lambang kekuasaan kufur telah runtuh dan umat manusia telah berbondong-bondong masuk Islam, hijrah dalam arti perpindahan kaum muslimin dari kota Mekkah ke kota Madinah telah ditutup karena Mekkah bukan lagi darul kufur, tetapi telah menjadi bagian dari Daulah Islamiyyah yang berpusat di kota Madinah. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda: “Tidak ada pelaksanaan kewajiban hijrah setelah penaklukan kota Mekkah”. Ketika ditanya tentang Hijrah, istri Nabi A’isyah ummul mukminin r.a. menyatakan : “Sekarang sudah tak ada hijrah. Dulu orang mukmin lari mem-bawa agamanya kepada Allah dan Rasul-Nya karena takut difitnah. Adapun sekarang Allah SWT benar-benar telah memenangkan Islam dan seorang mukmin dapat beribadah kepada Allah SWT sesuka dia”. Dengan demikian jelaslah bahwa ketika kaum muslimin telah bisa menampakkan keislaman mereka dan dapat menegakkan hukum-hukum Islam dalam Daulah Islamiyyah, kewajiban hijrah dari negeri tempat mereka tinggal menjadi hilang.
Aktualisasi Hijrah
Mencermati kondisi kaum muslimin menjelang milenium ketiga ini, keadaan mereka di seluruh dunia Islam boleh dikatakan memprihatinkan. Di negeri-negeri di mana kaum muslimin minoritas, keadaan mereka tertindas. Moro, Pattani, Rohingya, Kasymir, Chechnya, Palestina, Bosnia, dan Kosovo merupakan saksi nyata kesengsaraan dan ketertindasan kaum muslimin di akhir abad 20 hanya karena satu alasan : mereka muslim ! Mereka sama sekali tidak diberi kesempatan untuk memunculkan Islam, bahkan memunculkan diri sebagai muslim. Sementara itu, mereka yang tinggal di negeri-negeri di mana kaum muslimin mayoritas, justru hukum-hukum Islam tak bisa ditegakkan. Orang-orang yang berpegang teguh kepada aturan Allah SWT disisihkan. Bahkan, orang-orang mukmin yang konsisten dalam perjuangan menegakkan dienul Islam difitnahi dengan berbagai cap yang menyudutkan seperti eksklusif, ekstrimis, radikal, fundamentalis, bahkan teroris! Akibatnya aspirasi Islam dibunuh, para pejuangnya pun diburu dan dijebloskan ke penjara, dan sebagian diperlakukan tanpa batas perikemanusiaan hingga dibunuh. Dan kaum muslimin pun hidup tertekan dalam penjara besar negeri mereka sendiri yang telah dikuasai sistem kekufuran yang dikontrol oleh negara-negara besar Barat sebagai gembong kekufuran.
Problematikanya, manakala kaum muslimin hendak berhijrah, kemana? Sebab seluruh dunia adalah darul kufur. Di negeri-negeri Barat yang demokratis tempat sebagian kaum muslimin bermukim, keadaannya tidak lebih baik dari negeri-negeri mereka sendiri. Oleh karena itu, bagaimana aktualisasi hijrah?
Pertama, hijrah dari keadaan yang sangat menindas dan atau merusak aqidah mereka menuju tempat-tempat di mana keberagamaan mereka diakui dan dilindungi. Dalam kasus ini dapat dicontohkan perpindahan kaum muslimin dari Palestina, Bosnia, Chechnya dan lain-lain ke negeri-negeri Islam seperti Yordania, Saudi Arabia, dan Pakistan. Contoh lain, kaum muslimin yang hidup di Eropa atau AS dimana distrik atau kota tempat mereka tinggal sangat mengganggu aqidah dan kepribadian mereka, maka mereka wajib untuk berhijrah ke tempat-tempat lain yang lebih baik dan aman bagi aqidah dan kepribadian kaum muslimin sekalipun itu masih di negeri kafir tersebut.
Kedua, jika di suatu negeri Islam tegak pemerintahan Khi-lafah ‘ala minhajin nubuwwah –dalam waktu yang tidak lama lagi insyaallah– sehingga darul Islam dimana kaum musllimin bisa menampilkan Islam dengan sem-purna dan hukum-hukum Allah SWT bisa ditegakkan dalam kehidupan, maka hukum hijrah sebagaimana hukum perpindahan kaum muslimin dari kota Mekah ke kota Madinah sebelum ditaklukkannya kota Mekkah (Fathu Makkah) berlaku kembali. Kaum muslimin di berbagai penjuru dunia yang terancam dirinya oleh lingkungannya lantaran keislamannya sedangkan dia mampu berhijrah, maka dia wajib berhijrah ke negara Khilafah Islamiyyah tersebut. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. (QS. An Nisa 97).
Namun bagi mereka yang mampu berhijrah, tapi dalam kondisi tidak terancam, yakni masih bisa menampilkan diri sebagai muslim dan melaksanakan hukum-hukum Islam yang dituntut kepadanya, maka tidak wajib baginya berhijrah ke negara Khilafah Islamiyyah, melainkan hanya mandub (sunnah) saja hukumnya. Kesimpulan hukum mandub ini oleh Taqiyuddin An Nabhani (idem) difahami dari adanya dorongan dan mobilisasi yang dilakukan oleh Rasulullah saw. agar kaum muslimin berhijrah dari Mekkah ke kota Madinah. Dorongan itu juga tampak dalam sejumlah firman Allah SWT diantaranya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Baqarah 218).
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan” (QS. At Taubah 20).
Namun demikian Rasulullah saw. membiarkan sebagian orang mukmin tetap tinggal di kota Mekkah seperti Nu’aim an Nuhham r.a. yang ketika mau berhijrah dicegah oleh kaumnya. Mereka meminta agar Nu’aim tetap tinggal di antara mereka –lantaran beliau biasa menanggung kehidupan para janda dan anak yatim– dan menjamin keamanannya dan membiarkan dia menampilkan agamanya.
Selanjutnya, bagi kaum muslimin yang tidak terancam dan tidak diganggu keberadaannya di negeri-negeri di luar Khilafah Islamiyyah — baik negeri Islam maupun negeri kufur– dan mampu melakukan perubahan keadaan negeri tersebut dari darul kufur menjadi darul Islam, yakni menggabungkan negeri tersebut dengan negeri Khilafah Islamiyah sehingga wujud negara khilafah Islamiyyah itu secara riil merupakan negara internasional, maka hukumnya justru haram bagi dia meninggalkan negeri tersebut sekalipun untuk menuju negeri khilafah. Sebab, tempat itu merupakan medan perjuangan baginya bagaikan dia berada di perbatasan dengan negeri kufur dan siap bertemu dengan tentara kufur yang siap memerangi mereka, maka haram baginya meninggalkan medan pertempuran sekalipun dia kembali ke ibukota Khilafah Islamiyyah.
Ketiga, hijrah dalam arti berpindah dari darul kufur ke darul Islam baru akan dapat terlaksana bila ada Khilafah Islamiyyah. Oleh sebab itu, tegaknya Khilafah tersebut tidak dapat ditawar-tawar.
Khilafah, Solusi Problematika Kaum Muslimin
Segala macam krisis yang menimpa kaum muslimin di berbagai negeri Islam, krisis ekonomi, krisis politik, krisis sosial, krisis keamanan, dan lain-lain, tak akan bisa dipecahkan tanpa mengembalikan hukum-hukum Islam sebagai pengatur kehidupan dan pemecahan masalah umat manusia. Sebagai penguasa, seorang muslim dituntut terikat dengan firman Allah:
“Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu”. (QS. Al-Maaidah 48).
Sebagai rakyat, mereka dituntut bertahkim (meminta keputusan hukum) kepada hukum yang diputuskan oleh Rasulullah saw. Allah berfirman:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (QS. An-Nisaa’ 65).
Bahkan kaum muslimin dituntut untuk meninggalkan hukum-hukum selain hukum Allah SWT yang disebut oleh Al Qur’an sebagai hukum Thaghut. Allah SWT berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa 60).
Padahal, semua itu baru akan terlaksana dengan adanya Khilafah Islamiyyah ‘ala minhajin nubuwwah. Oleh karena itu, berdasarkan kaidah syara’: “Sesuatu yang suatu kewajiban tidak bisa dilaksanakan kecuali dengannya maka sesuatu itu hukumnya wajib”, menegakkan negara Khilafah Islamiyyah yang bersifat internasional merupakan kewajiban seluruh kaum muslimin di seluruh dunia, penguasa ataupun rakyat.
Khatimah
Hijrah Nabi Muhammad saw. adalah peristiwa historis sekaligus hukum yang telah mengubah keadaan kaum muslimin dari kondisi tertindas menjadi kondisi sentausa dengan tegaknya suatu masyarakat baru yang didasari hukum-hukum Islam sebagai pemecah problematikanya. Untuk itu, momentum hijrah adalah momentum kembalinya hukum Islam dalam negara Khilafah Islamiyyah yang menaungi kaum muslimin di seluruh dunia. Allah SWT berfirman:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS. An Nuur 55).
Indahnya Mekkah, Indahnya Islam
Kota Mekkah telah dikenal oleh dunia sebagai kota yang menjadi tujuan umat Islam dari seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah haji. Jutaan umat Islam dari berbagai negara mengunjungi kota ini dengan pakaian yang sama berwarna putih untuk beribadah kepada Tuhan yang satu, Allah -ta’ala-. Bangunan rumah ibadah Ka’bah dengan Masjidil-Haram yang menjadi arah tujuan / Qiblat untuk sholat / do’a umat Islam berada di kota ini. Setiap waktu umat Islam di seluruh penjuru dunia menghadapkan dirinya ke arah Ka’bah di Mekkah untuk beribadah kepada Allah -ta’ala-, minimal lima kali sehari, bergantian berputar seiring waktu-waktu siang dan malam wilayah-wilayah bumi.
Mekkah menjadi negeri Islam kembali setelah penaklukan oleh kaum muslimin yang sebagiannya adalah penduduk Mekkah sendiri yang telah hijrah ke Madinah termasuk Nabi Muhammad -sholallahu ‘alaihi wa sallam- yang juga lahir dan besar di kota Mekkah ini. Penaklukan Mekkah sendiri berlangsung indah, kaum muslimin tidak membalas dendam pada orang-orang kafir Qurays padahal sebelumnya mereka dibunuh dan dianiaya karena meninggalkan agama / adat kafir Qurays.
Saat itu diumumkan kepada penduduk Makkah,
“Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.”
Kota Mekkah terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah, kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah. Kotanya merupakan lembah sempit yang dikelilingi gunung gunung dengan bangunan Ka’bah sebagai pusatnya. Dengan demikian, pada masa dahulu kota ini rawan banjir bila di musim hujan sebelum akhirnya pemerintah Arab Saudi memperbaiki kota ini dan merenovasi kota ini. Seperti pada umumnya kota-kota di wilayah Arab Saudi, kota ini beriklim gurun.
Pada hari kedua, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berkhutbah di hadapan manusia. Setelah membaca tahmid beliau bersabda, bahwa:
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan Makkah. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon di sana. Jika ada orang yang beralasan dengan perang yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, maka jawablah: “Sesungguhnya Allah mengizinkan RasulNya shallallahu ‘alahi wa sallam dan tidak mengizinkan kalian. Allah hanya mengizinkan untukku beberapa saat di siang hari. Hari ini Keharaman Makkah telah kembali sebagaimana keharamannya sebelumnya. Maka hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.”
Abu Dzar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي اْلأَرْضِ أَوَّلَ ؟ قَالَ : اَلْمَسْجِدُ الْحَرَامُ. قَالَ: قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ: اَلْمَسْجِدُ اْلأَقْصَى. قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا ؟ قَالَ:أَرْبَعُوْنَ سَنَةً, ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلاَةُ بَعْدُ, فَصَلِّهْ, فَإِنَّ الْفَضْلَ فِيْهِ
“Aku berkata, “Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama kali dibangun di bumi?” Beliau bersabda, “Masjidil Haram”. Dia (Abu Dzar) berkata, “Aku katakan, “Lalu setelah itu?” Beliau bersabda, “Masjidil Aqsho”. Aku katakan, “Berapa jarak waktu antara (pembangunan) keduanya”. Beliau besabda, “Jarak antara kedua adalah 40 tahun. Kemudian dimanapun kau didapati waktu sholat setelah itu, maka sholatlah (disitu), karena keutamaan ada padanya (yakni, sholat di awal waktu)”. [HR. Al-Bukhoriy (3366 & 3425), Muslim (520) An-Nasa’iy (690), dan Ibnu Majah (753)]
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلىَ ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وِمَسْجِدِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ومَسْجِدِ اْلأَقْصَى
“Tidak boleh bersafar (dalam rangka ritual ibadah), kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul -Shollallahu ‘alaihi wasallam- (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsho”. [HR. Al-Bukhoriy (1189), dan Muslim (1397)]
Pada setiap lorong kota Mekkah ada Malaikat yang menjaganya.
Dalam hadits Fatimah binti Qais Radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Dajjal mengatakan, “Maka saya akan keluar dan mengembara di bumi, dan tiada satu pun tempat kecuali saya masuki selama empat puluh malam kecuali Makkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota itu diharamkan bagi saya untuk memasukinya. Apabila saya hendak memasuki salah satu dari kedua kota tersebut. saya dihadapi oleh malaikat yang menghunus pedang untuk menghardik saya, dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat yang menjaganya.” [Shahih muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrotis Sa'ah, Bab Qishshotil Jasasah 18: 83]
Shalat di masjidil Haram memiliki pahala 100.000 kali lipat.
Dari Ibnu al-Zubair Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sekali sholat di masjidku ini lebih utama daripada 1000 kali sholat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram, dan sekali sholat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 kali sholat di masjidku ini.” [Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban. lih. Bulughul Maram]
Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Ketika Allah menundukkan kota Mekkah untuk Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, beliau berdiri di tengah orang-orang, lalu memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian bersabda: “Sesungguhnya Allah telah melindungi kota Mekkah dari pasukan gajah dan menguasakannya kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan sesungguhnya kota ini tidak halal bagi seorang pun sebelumku, ia hanya dihalalkan bagiku sebentar pada waktu siang, dan tidak dihalalkan bagi seorang pun setelahku. Oleh karena itu, binatang buruan yang ada di dalamnya tidak boleh dikejar, duri pohon yang tumbuh di dalamnya tidak boleh dipatahkan, benda-benda yang jatuh tidak boleh diambil kecuali bagi orang yang mengumumkannya; dan barangsiapa terbunuh, maka keluarganya boleh memilih yang terbaik antara dua perkara (denda atau qishash).” lalu Abbas berkata: kecuali tumbuhan idkhir, wahai Rasulullah. Sebab kami menggunakannya di kuburan dan rumah kami. Beliau bersabda: “Kecuali tumbuhan idkhir.” [Muttafaq Alaihi. lih. Bulughul Maram]
Ini salah satu gambar rencana pengembangan Mekkah… Tapi saya tidak tahu benar jadi yang ini atau yang lainnya, ada yang bisa kasih tau?
Isra Mi'raj (part 2) -- Isra' edition.
Setelah ditinggal pergi selama-lamanya oleh dua orang yang paling dicintainya, pada suatu malam, tepatnya malam 27 Rajab, saat Rasul sedang tidur, datanglah Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail kehadapan Rasulullah. Malaikat Jibril pun berkata pada Rasulullah bahwa beliau mendapatkan undangan untuk bertemu Allah SWT. Rasulullah cukup tercengang mendengarnya. Rasul pun langsung mempersiapkan diri. Setelah selesai bersiap, Nabi Muhammad pun “dipersiapkan” lagi oleh Malaikat Jibril dengan cara yang berbeda, yaitu dengan “Syaqqushadr”. Apa itu syaqqushadr?
Kejadian ini pernah di alami oleh Muhammad kecil sebelumnya. Pada umur 4 tahun, waktu lagi main sama temen-temen sebayanya, Muhammad kecil dihampiri oleh dua orang lelaki dewasa berbadan tegap. Teman2-teman sebaya Muhammad kecil menyingkir karena takut, namun Muhammad kecil tetap berdiri ditempatnya. Lalu sembari mengajak bicara, dengan perlahan Muhammad kecil dibaringkan, dibelah hatinya (tentunya bukan hati yg sesungguhnya), dimasukkan kedalam air zam-zam, dibersihkan dari segala rasa dan perbuatan yang jelek serta dr berbagai macam penyakit hati, lalu dikembalikan lagi ketempat semulanya. Dalam proses “pembersihan” hati, dua orang lelaki yang ternyata malaikat ini ngobrol (istilahnya gitu)
Malaikat 1: jika di timbang hati yang satu ini (hati Rasulullah) dengan 100 hati yang lain, mana yg lebih berat?
Malaikat 2: jelas lah hati yang satu ini.
Malaikat 1: jika ditimbang hati yang satu ini dengan 1000 hati yang lain, mana yang lebih berat?
Malaikat 2: jelaslah hati yang satu ini.
Malaikat 1: jika hati yang satu ini ditimbang dengan 10.000 hati yang lain, mana yg lebih berat?
Malaikat 2: jelaslah hati yang satu ini. Walaupun kau timbang hati yang satu ini dengan seluruh hati yang ada, niscaya hati yang satu ini akan tetap lebih berat.
Berast disini bukan berarti beribu-ribu ton, namun karomah dan sifat2 mulia nya yang membuat hati itu menjadi berat.
Nah kejadian itu terulang kembali sesaat sebelum nabi ber isra’ mi’raj. Apa alasannya? Padahal kan hati Nabi udah pasti terbebas dr segala macam yang buruk2? Tp disini alasan pembersihan hati adalah mempersiapkan hati dan ruh Rasul untuk bisa kuat melihat segala kedahsyatan alam Allah. Karena as we know, alam nya Allah ni luar biasa dahsyatnya. Jd di takutkan Rasulullah nih ga kuat. Kata Syekh Syakhrawi dlm satu kitabnya, hal ini sama aja kayak orang tua yang umurnya di atas 50 tahun, kalo baca buku ato koran kan udah burem, nah biar ga burem harus pake kacamata kan? Nah, syaqqushadr disini berfungsi sebagai kacamata tadi.
Okelah, setelah Nabi siap, mereka (Nabi + malaikat Jibril) ke ka’bah. Di sana, Nabi melaksanakan solat 2 rokaat. Kelar Nabi solat, dtg lah buraq, seekor hewan mirip kuda. Ukurannya lebih besar dr keledai lebih kecil dr kuda. Warnanya kuning keemasan, dan punya sayap. Kalo gue ngebayanginnya mungkin mirip pegasus gitu kali ya, tp tanpa 1 tanduk ditengah2 kepalanya. Malaikat Jibril menyuruh buraq untuk tunduk kepada Nabi Muhammad, tp buraq itu menolak untuk menunduk. Sampai beberapa kali disuruhpun, si buraq tetep enggak mau nunduk juga. Akhirnya Jibril as berkata kepada buraq. “Hai buraq, apakah kamu tdk tahu bahwa yang berada dihadapanmu ini adalah kekasih Allah?” Buraq tadi pun seketika merasa malu dan berkeringat mendengarnya, lalu segera menunduk di hadapan Nabi Muhammad. Masya Allah ya :D
Akhirnya, isra’ pun dimulai. Dengan mengendarai buraq, nabi Muhammad pun menuju Baitul Maqdis (masjidil Aqsa, Palestina, kiblat shalat para Nabi sebelum Rasulullah). Dalam perjalanan menuju Baitul Maqdis, nabi Muhammad dan malaikat Jibril transit dibeberapa tempat. Gue bikin dalam bentuk poin2 aja yah..
Lokasi transit 1:
Sebuah tempat terlihat bercahaya dr atas. Nabi Muhammad pun turun ditempat itu, dan melaksanakan solat 2 rokaat dengan cara nabi Ibrahim. Rasul pun bertanya pada Jibril tempat apa itu. Jibril pun menjawab bahwa tempat itu adalah Thaybah, tanah Yatsrib, tenpat yang nantinya akan menjadi lokasi Nabi Muhammad hirah.
Lokasi transit 2:
Kembali Rasul menemukan tempat bercahaya dr atas. Beliau turun, kembali melaksanakan solat 2 rokaat dan kemudian menanyakan tempat apa itu kepada Jibril. Jibril pun menjawab, tempat itu adalah Madyan, disana terletak pohon tempat pertama kali Nabi Musa berbicara dengan Allah.
Lokasi transit 3:
Lagi-lagi tempat bercahaya. Sama seperti 2 lokasi sebelumnya, Nabi solat 2 rokaat kmudian tny sama Jibril tempat apa itu. Dijawab oleh Jibril bahwa tempat itu adalah Bukit Sinai, tempat Nabi Musa minta kepada Allah untuk bertemu dengannya. Tau kan kisahnya? Kalo nggak tau nanti di sesi selanjutnya akan gue ceritain :p
Lokasi transit 4:
Tempat bercahaya, Nabi turun, solat, tanya ke Jibril. Jibril menjawab bhw tmpt itu adalah Bethlehem, tempat dilahirkannya Nabi Isa. (patokan tahun masehi adalah dr tahun dilahirkannya nabi Isa, makanya dikasih nama masehi dr kata ‘almasih’. Kalo patokan tahun hijriyah adalah tahun dimana Rasul mulai hijrah ke Madinah (Yatsrib wkt itu), makanya dikasih nama hijriyah dr kata hijrah)
Setelah melewati beberapa lokasi transit, sampailah juga nabi Muhammad d masjidil Aqsha. Disana nabi Muhammad menemukan masjid tersebut penuuuuuuuuuuuuuuh dengan orang2 yang akan melaksanakan solat berjamaah. Saat nabi Muhammad dtg, semua orang nengok ke arah nabi Muhammad. Ternyata di dalam masjid itu berisi manusia-manusia dan nabi-nabi sebelum nabi Muhammad. Saat hendak melaksanakan solat, manusia-manusia di dalam menunjuk nabi-nabi terdahulu untuk menjadi imam. Tapi nabi-nabi yang ditunjuk merasa nggak dapet perintah untuk menjadi imam, dan ternyata yang ditunjuk untuk mengimami solat itu adalah nabi Muhammad SAW.
Nah.. sekian tadi kisah Isra’ nya nabi Muhammad SAW. Untuk selanjutnya gue bakal cerita tentang mi’rajnya nabi SAW. Jangan bosen2 buat nunggu yaaah :p
Cucu-Cucu Kesayangan Rasulullah SAW (III) : Sayyidina HUSSEIN r.a
Baca juga kisah sebelumnya :
Sayidina Hassan dan Sayidina Hussein
Sayyidina Hussin dilahirkan di Kota Madinah pada 5 Sya’ban, tahun 4 Hijrah. Perbezaan umur di antara Sayyidina Hussin dan abangnya Sayyidina Hassan adalah setahun sepuluh bulan. Lahirnya Sayyidina Hussin turut menambahkan kegembiraan Rasulullah SAW. Baginda yang memberi nama “Hussin” itu yang bermaksud, “Si kecil cantik”.
Sewaktu menyambut kelahiran cucu lelakinya yang kedua itu, Rasulullah SAW begitu ceria. Sewaktu memangku cucunya itu, tiba-tiba wajah baginda berubah. Orang-orang yang berada di keliling baginda merasa hairan mengapa wajah baginda tiba-tiba berubah sedih. Rupanya Rasulullah SAW sudah tahu bahwa akhir hidup Sayyidina Hussin amatlah menyedihkan di mana beliau akan dibunuh dengan kejam. Read more…
Cucu-Cucu Kesayangan Rasulullah SAW (II) : Sayyidina HASSAN r.a
Baca Juga Kisah Sebelumnya : Sayidina Hassan dan Sayidina Hussein
Sayyidina Hassan adalah cucu Rasulullah SAW dari puteri bungsu baginda yang paling disayanginya yaitu Siti Fatimah Az Zahra dan menantunya Sayyidina Ali, yang juga merupakan Sahabatnya yang sangat disayangi baginda.
Sayyidina Hassan lahir kira-kira sebulan sebelum Perang Uhud. Menurut ahli-ahli sejarah, tarikh lahirnya yang tepat ialah pada 15 Muharram. Namanya telah diberikan oleh baginda Rasulullah SAW sendiri. Nama ‘Hassan’ itu tidak pernah digunakan di Tanah Arab di zaman jahiliyah. Rasulullah SAW sangat gembira sekali dengan kelahiran Sayyidina Hassan.
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Sayyidina Hassan adalah salah seorang penghuni Syurga dan seorang yang paling mirip wajahnya dengan baginda. Pernah baginda bersabda kepada Sayyidina Hassan sendiri:
“Engkau menyerupai aku baik tentang bentuk rupamu maupun tentang akhlak.”
Bahkan Sayyidina Ali sendiri pernah berkata:
“Hassan menyerupai Rasulullah dari dada sampai ke kepala. Tetapi Hussin menyerupai Rasulullah di bahagian-bahagian lainnya, dari dada sampai ke bawah.” Read more…
HIKMAH HIJRAH: Allah Hendak Menaikkan Wibawa Kekasih-Nya
Hijrah adalah peristiwa seperti yang kita ketahui, diperingati sebagai tahun baru Islam, yaitu jatuh pada bulan Muharram. Mungkin sebagian dari kawan-kawan bertanya-tanya; mengapa tahun baru Islam dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah? bukan dari hari kelahiran Baginda, atau bukan dari hari ketika Baginda diangkat sebagai Rasul?
Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa ketika Nabi Muhammad akan menetapkan tahun baru Islam, Baginda bertanya dan meminta pendapat kepada para sahabat mengenai hal itu. Ada beberapa perbedaan pendapat saat itu namun akhirnya dapat disepakati bersama bahwa tahun baru Islam adalah ditandai dengan peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
Di dalam tulisan ini akan dibahas tentang hikmah yang Allah sampaikan kepada manusia mengenai peristiwa Hijrah yang sangat bersejarah tersebut. Rasulullah pernah bersabda tentang hijrah, yang maknanya : sesungguhnya setiap perbuatan itu dinilai karena niatnya, siapa yg berhijrah karena dunia dia akan memperolehnya, yang hijrah untuk menikah dengan wanita. dia akan menikahinya, siapa berhijrah karena Allah & Rasul maka mereka akan mendapat Allah dan Rasul
Hijrah merupakan suatu peristiwa yang mempunyai hikmah mendalam, baik yang tersurat apalagi yang tersirat. Para sahabat saat itu mungkin belum mengetahui apa hasil yang akan mereka peroleh di masa depan dengan mereka ber-Hijrah tersebut. Mereka melakukannya semata-mata karena itu adalah perintah Allah, wahyu dari Allah yang disampaikan melalui Rasulullah. Di sini sudah ada satu poin yang bisa kita jadikan teladan, yaitu ketaatan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya apapun juga resikonya. Karena di dalam ketaatan itu ada berkat dari Allah SWT.
Hal ini perlu kita pahami agar jangan sampai makna Hijrah yang sebenarnya memudar atau bahkan menjadi bumerang kepada umat Islam sendiri. Kita sering mendengar tafsiran salah mengenai Hijrah, terkadang Hijrah sengaja diartikan oleh musuh Islam sebagai pelarian. Hal ini tentu saja tafsiran yang sangat buruk, sedangkan perintah Hijrah adalah wahyu dari Allah, bukan semata-mata kehendak Nabi Muhammad atau para sahabat. Walaupun peristiwa Hijrah seolah seperti lari tetapi jangan kita artikan sebagai lari.
Waktu itu Islam yang diturunkan belum sempurna, secara logika apabila Nabi Muhammad tidak Hijrah pun Baginda tidak akan terancam. Karena sebelum Islam sempurna, sebelum tugas keRasulan Baginda selesai, Baginda tidak akan meninggal dunia dan Islam tidak akan musnah. Tetapi karena Nabi Muhammad dan para sahabat merasakan bahwa perintah Hijrah itu adalah wahyu dari Allah, maka mereka taat semata. Mereka yakin bahwa jika sesuatu yang datang adalah wahyu dari Allah, maka hikmahnya pasti sungguh besar, walaupun mungkin ketika itu mereka belum mengetahuinya.Mereka adalah orang-orang yang Hanif atau Lurus Hati dengan Allah, jika mereka diseru maka mereka menjawab ”sami’naa wa atho’naa…”
Seperti yang sudah kita ketahui, Nabi Muhammad berdakwah terdiri dari 2 Era, yaitu Era Makkah dan Era Madinah, Era Makkah selama 13 tahun, lebih lama 3 tahun dari Era Madinah yang hanya 10 tahun saja. Di Era Makkah sedikit sekali wahyu dari Allah yang berupa syariat lahiriah ( bisa dilihat pada ayat-ayat Makiyyah ), kebanyakan wahyu yang turun saat itu adalah menyeru kepada seluruh manusia ( karena di saat awal-awal Islam masih sedikit sekali orang yang beriman ), wahyu yang turun berhubungan dengan tauhid, ketuhanan dan akhirat. Bahkan ketika peristiwa Hijrah tersebut para sahabat baru 2 tahun mendapat perintah Sholat ( perintah Sholat turun pada tahun 11 kenabian ketika peristiwa Mi’raj ).
Kenapa Allah kehendaki seperti itu?Apa hikmahnya? Jawabannya kurang lebih demikian. Di dalam Islam, yang namanya Syariat Lahiriah ( secara umum kita sebut saja Syariat, yaitu : Sholat, Puasa, Zakat, Haji, menutup aurat, muamalat, dsb ) adalah berfungsi untuk melahirkan Rasa Kehambaan, Rasa Cinta dan Takut kepada Allah, untuk merasakan Kebesaran dan Keagungan Allah. Bila Syariat, misalnya Sholat, tidak melahirkan Rasa Kehambaan serta Rasa Cinta dan Takut kepada Allah, maka apalah artinya kita mengerjakan Sholat.
Maka dari itu selama 13 tahun Nabi Muhammad mendidik para sahabat untuk mengenal Allah terlebih dahulu, mengenal akhirat, cinta kepada akhirat, cinta kepada Rasulullah. Untuk mendapatkan Rasa Cinta dan Takut kepada Allah tersebut maka perlu mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, ada pepatah berbunyi: ” tidak kenal maka tidak cinta”. Apabila sudah kenal, sudah cinta, sudah takut, maka para sahabat mudah sekali untuk diperintahkan bersyariat yang jumlahnya ribuan ( Sholat, Puasa, Zakat, Haji,menutup aurat, tidak minum arak, tidak berzina, dsb ). Mereka melakukan itu semua atas dasar cinta kepada Allah dan untuk mempersembahkan rasa cinta kepada Allah, bukan karena dipaksa-paksa atau terpaksa.Bukan karena takut kepada bos, atau malu kepada orang lain tetapi semata-mata karena Allah. Sesuai dengan Firman Allah yang maknanya : ” Sesungguhnya Sholatku dan Ibadahku dan Hidupku dan Matiku hanyalah untuk Allah Tuhan seluruh alam ”
Kalau kita pahami lebih mendalam, sebenarnya peristiwa Hijrah adalah sebuah cara yang Allah berikan untuk mewibawakan kekasihNya yaitu Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Kalau memang benar Nabi Muhammad itu adalah Penyelamat tetapi orang tidak melihat wibawa yang besar pada dirinya, maka banyak orang akan menentang atau menolaknya. Tetapi dengan peristiwa Hijrah tersebut wibawa Nabi Muhammad setiap hari meningkat di Madinah, sehingga akhirnya kembali lagi ke Makkah sekaligus menawan kota itu ( Baca Kisah Futuh Makkah atau Penaklukan Kota Makkah yang terjadi tanpa pertumpahan darah ).
Letak kewibawaan Rasulullah SAW yang Allah berikan dibalik peristiwa Hijrah minimal ada 5 poin sebagai berikut :
1. Tidak mudah untuk menyuruh atau mengajak orang berpindah. Apalagi dilakukan dengan berjalan kaki selama berminggu-minggu, di tengah gurun pasir, kekurangan air serta makanan, meninggalkan keluarga, rumah, kebun, ternak, dibawah tekanan musuh, dsb. Tatapi ajaibnya saat itu dengan mudah para sahabat disuruh pindah walaupun dengan bersusah payah. Atas dasar apa seorang manusia bisa memberi perintah seperti itu dan kemudian ditaati oleh pengikutnya? Jawabannya yaitu karena kewibawaan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Rasul, wibawa yang besar ini merupakan salah satu mukjizat maknawiyah Nabi Muhammad.
Baginda telah berhasil mendidik para sahabat selama 13 tahun sampai mendapatkan rasa Cinta dan Takut kepada Allah yang begitu mendalam, rasa cinta kepada akhirat dan cinta kepada RasulNya, sehingga atas dasar itulah mereka berHijrah. Jikalau perintah Hijrah itu terjadi pada tahun ke-2 atau ke-3 kenabian mungkin saja para sahabat akan menolak dan tidak mampu, karena saat itu kecintaan mereka terhadap Allah dan Rasulullah belum cukup mendalam. Jadi dengan peristiwa Hijrah ini wibawa Rasulullah naik di mata dunia khususnya penguasa-penguasa Romawi dan Persia. Mereka terheran-heran, bangsa yang sebelumnya menyembah berhala, hanya tahu unta serta kambing dan selalu berperang, tiba-tiba oleh seorang yang bernama Muhammad, segolongan orang dari bangsa itu rela bersusah payah menempuh halangan dan rintangan yang tidak semua orang sanggup menjalaninya. Benak mereka mulai berfikir bahwa orang yang bernama Muhammad ini pasti bukan orang sembarangan. Di sinilah wibawa Rasulullah mulai naik
2. Ketika peristiwa Hijrah, Nabi Muhammad sudah 13 tahun memperjuangkan agama Allah. Sudah banyak penduduk Madinah yang ulang-alik pergi dari Madinah ke Makkah. Penduduk Madinah ketika itu sudah sering mendengar tentang lahirnya seorang yang disebut sebagai Penyelamat, seorang Rasul. Secara tidak langsung mereka sudah mengenal pribadi Nabi Muhammad, walaupun belum pernah bertemu dengan Baginda atau hanya melalui cerita warga Madinah yang pernah pergi ke Makkah. Mereka terkesan dengan ajaran Islam yang begitu indah dan sesuai dengan fitrah manusia, tentang akhlak mereka, tentang kasih sayang mereka, tentang sifat-sifat Mahmudah mereka dsb. Maka ketika Rasulullah datang ke Madinah, penduduk Madinah bersuka ria menyambut kedatangan seorang Penyelamat yang ditunggu-tunggu itu dengan melantunkan syair ”thala’al badru ’alaina…”.
Penyambutan yang ajaib ini belum pernah berlaku di tempat lain sekalipun kepada para Raja. Padahal mereka ( warga Madinah ) hanya mendengar tentang Rasulullah dan Islam dari cerita orang-orang. Tetapi mereka sanggup menyerah diri kepada Rasulullah dan masuk Islam di bawah Rasulullah.Bukankah ini hebat, bukankah ini menunjukkan wibawa Nabi kita sungguh luar biasa? Di sini sudah dua poin wibawa Rasullullah naik.
3. Tidak hanya itu bahkan yang lebih ajaib, warga Madinah ( kemudian diberi nama kaum Anshor ) sanggup dipersaudarakan dengan warga Makkah ( kaum Muhajirin ), kaum Anshor sanggup menyerahkan segala miliknya, rumah mereka, harta mereka, kebun mereka untuk saudara-saudara barunya itu, bahkan yang memiliki istri lebih dari satu bersedia menceraikan istrinya untuk saudaranya tetapi hal ini dilarang oleh Rasulullah.Bukankah hal ini ajaib?mana ada orang di dunia ini memiliki ukhuwah sedemikia rupa. Begitulah hebatnya wibawa Rasulullah sanggup mempersatukan manusia atas dasar Cinta kepada Allah dan RasulNya.
Bahkan suku Aus dan suku Kahzraj yang sudah ratusan tahun berperang di Madinah sanggup akur dan berkasih sayang di bawah Islam. Mendengar cerita ini maka seluruh dunia bertambah terkejut termasuk penguasa Romawi dan Persia saat itu. Mereka semakin bertanya-tanya, siapa Muhammad sebenarnya?
4. Allah menyuruh berhijrah ke Madinah padahal di madinah Waktu itu Yahudi sudah berkuasa selama 300 tahun. Yahudi, mereka punya ekonomi, punya perdagangan yang kuat, kapitalisme sangat kuat, orang – orangnya cerdik dan pandai. Artinya selama 300 tahun itulah bangsa Arab Madinah dijajah oleh Yahudi dalam segala hal, sementara bangsa Arab waktu itu suka berperang sendiri, sungguh secara logika bukan keadaan yang menguntungkan pihak Rasulullah. Apakah Allah salah?Tentu saja tidak Maha Suci Allah dari kesalahan. Bagi Nabi Muhammad dan para Sahabat, mereka menyikapinya bukan dengan logika semata-mata, karena memang banyak hal dalam Islam ini diluar logika manusia yang hanya Allah saja yang tahu hikmahnya, tetapi mereka merespon dengan ruh atau hati yang cinta dan takut pada Allah, hati yang Hanif.
Jadi ibaratnya Allah suruh Nabi Muhammad dan Sahabat berpindah ke sarang musuh, ajaib. Mampukah kita?atau adakah pemimpin di dunia ini yang mampu mengarahkan hal seperti ini?Saya rasa tidak ada.
Setelah Anshar dan Muhajirin dipersaudarakan maka Rasulullah meminta Sayidina Abdurrahman bin Auf ,seorang hartawan, untuk membuka sebuah kedai di tengah Pasar Ukas di tengah kota Madinah. Kedai tersebut kemudian diberi nama Suq Al Anshar atau Pasar Anshar. Pada awalnya Sayidina Abdurrahman bin Auf merasakan bahwa tugas yang diembannya merupakan tugas yang sangat berat, yang pada hakikatnya beliau diminta untuk mendirikan sistem Ekonomi bertaraf Allah dan Rasul untuk menumbangkan sistem kapitalis yang sudah bercokol 300 tahun. Yang dilakukan oleh Sayidina Abdurrahman bin Auf tentu saja bukan bikin proposal atau pinjam bank atau berpikir tentang duit atau lain-lain cara kapitalis, tapi yang dilakukan beliau adalah mengajukan ”proposal” kepada Allah dengan bertawasul dengan Rasulullah alias merintih, bertaubat, dan mohon petunjuk dari Allah agar dimudahkan dan dibantu.
Akhirnya berbekalkan beberapa orang tim beliau, dengan ukhuwah sesama muslim ( Anshar dan Muhajirin ) yang sudah sangat kuat, maka mudah saja untuk membuat Suq Al Anshar yang waktu itu menurut riwayat hanya berukuran 4m x 4m. Tetapi apa yang dilakukan Rasulullah? Rasulullah minta agar semua orang Islam berniaga, berjual beli di Suq Al Anshar tanpa terkecuali.
Sistem yang dipakai Sayidina Abdurrahman bin Auf sangat berbeda dengan kapitalis, beliau membeli bahan mentah dari produsen dengan harga sepantasnya dan menjualnya pula dengan harga yang pantas.Bukan seperti Yahudi dengan sistem Kapitalisnya yang membeli bahan dengan harga Murah dan menjualnya dengan harga sangat mahal serta memonopoli pasar. Karena pada prinsipnya, perniagaan dalam sistem Islam adalah khidmat atau servis kepada manusia, bukan untuk untung. Inilah yang dinamakan berniaga dengan Tuhan atau karena Tuhan ( bukan karena uang ) dan berkhidmat dengan manusia. Untung yang mereka cari adalah keuntungan dari Tuhan yang lebih besar yaitu keuntungan akhirat, sedangkan dengan sesama manusia mereka berkhidmat atau melayan dan memudahkan manusia.Keyakinan mereka dengan Allah sangat kental, mereka yakin apabila mereka bertaqwa, membantu sesama maka Allah akan mencukupkan rizki mereka. Allah sangat memuji, bahwa manusia yang paling baik adalah manusia yang banyak berkhidmat kepada sesama.
Salah satu strategi Sayidina Abdurrahman bin Auf adalah beliau berani menjual unta dengan harga dibawah harga pasar. Misalkan 1 ekor unta dijual 95 ribu oleh Yahudi beliau berani menjual dengan harga 90 ribu dengan kualitas yang sama. Bila Yahudi menurunkan harga maka beliau juga menurunkan harga. Sampai yang mengherankan misalnya harga modal seekor unta 70 ribu, dan saat itu Yahudi menjual 75 ribu, beliau berani menjual dengan harga modal bahkan lebih rendah dari itu. Secara logika atau lahiriah rugi, tapi keredhaan Allah lebih mahal dari itu semua, dan beliau yakin bahwa barang siapa menolong agama Allah maka Allah akan menolongnya. Buktinya perniagaan beliau sangat cepat berkembang. Ajaib, hanya dalam tempo 6 bulan saja sistem Kapitalis Yahudi di Madinah tumbang dan gulung tikar.
Dengan bermodalkan Allah ( keyakinan yang bulat pada Allah ) dalam berniaga serta ukhuwah yang kuat, kedai 4mx4m mampu menumbangkan Kapitalis Yahudi yang sudah bercokol 300 tahun hanya dalam waktu 6 bulan saja. Coba anda pikirkan. Sungguh menggetarkan dunia waktu itu, sungguh sangat ajaib. Dunia gempar, tapi kisah ini sengaja ditutupi oleh musuh Islam sehingga kita tidak dapat mengambil pelajaran darinya.
Semenjak saat itu Yahudi hengkang dari Madinah dan pergi ke Palestina sampai saat ini dalam keadaan terhina. Dan dendam mereka pada umat Islam tetap membara hingga sekarang. Dalam peristiwa itu dunia mengakui kebesaran Rasulullah, kewibawaan Baginda sungguh luar biasa saat itu.
5. Bila Madinah dapat ditawan maka Makkah kemudian dapat ditawan. ( Baca kisahnya dalam ayat Idzaa jaa Anasrullahi wal Fath…).Mulai saat itu dunia mulai melihat kepada Rasulullah, mereka ingin tahu siapa dan apa yang telah dibuat Rasulullah.Maka berbondong-bondonglah manusia memeluk Islam. Mereka rasa bahwa Rasulullah dan Islam adalah penyelamat dunia yang saat itu sedang dalam kacau balau dengan penindasan dan penzaliman pemerintahan Romawi dan Persia. Mereka ingin bernaung dan mendapat keselamatan dari Islam. Maka banyak bangsa ketika Rasulullah wafat bersedia menyerahkan diri untuk ditadbir oleh pemerintahan Islam.Mudah saja bangsa-angsa seperi Irak, Samarkhand, bahkan bangsa-bangsa di bawah kekuasaan Romawi menyerah diri dengan senang hati. Disinilah wibawa Rasulullah naik walaupun baginda telah wafat.
Semua itu adalah buah atau hasil perjuangan baginda selama 13 tahun ”memperjuangkan” Allah sehingga para Sahabat mendapat ”cinta dan takut kepada Allah”. Dengan bermodal itulah ukhuwah berbunga dan dengan semua itu serta adanya sosok pemimpin yang berTaqwa yang dilantik oleh Allah, mereka dapat menyelamatkan dunia . Sebab tanpa pemimpin yang berwibawa mustahil umat Islam akan bangkit. Inilah iktibar atau pelajaran untuk umat Islam saat ini agar mencontoh apa yang telah dicontohkan oleh Nabi kita SAW.